/ Romansa / Gadis Pemuas Tuan Mahen / Mendapatkan pekerjaan baru.

공유

Mendapatkan pekerjaan baru.

last update 최신 업데이트: 2024-04-05 23:31:44

“Ja-jaminan.” ucap Arleta tergagap.

Bagaimana bisa, ayahnya  menjadikan Arleta jaminan? 

Arleta bukan barang! Yang bisa seenaknya diberikan pada orang, sebagai jaminan hutang.

Lalu Arleta  menggeleng,” Tidak! Pasti ini bohong!” Arleta  masih menyangkal kenyataan yang baru saja dia ketahui.

“Ini asli Arleta. Disana terdapat tanda tangan ayahmu.” tunjuk pria tua itu.

Mata Arleta  mengikuti arah tangan bos rentenir ini. Memang benar disana ada tanda tangan ayahnya.

Bahkan dalam surat itu tertulis jika ayah Arleta mendatangi ini surat ini dengan sadar dan tanpa paksaan dari siapapun.

“Begini saja, tuan. Saya janji akan melunasi hutang ayah, tapi..”

“Tapi apa!” potong Pria tua itu.

“Tapi saya minta waktu, setelah saya mendapatkan pekerjaan, saya akan mencicilnya.” jawab Arleta. Dia terus menundukan kepala.

“Tidak bisa! Kau akan menjadi istri ke 5 ku! Dan kau tidak bisa menolak, ayahmu sendiri yang sudah memberikanmu padaku!” bentaknya, dengan suara tinggi. 

Arleta semakin menundukan wajah, takut dengan orang di hadapannya ini.

Bagaimana mungkin Arleta menikah dengannya? Bahkan umur Arleta sama dengan anak bungsu pria tua itu!

Arleta menggeleng kuat.”Tidak! Aku tidak mau!” tolak nya  dengan tegas.

Tiba-tiba Arleta berlutut di kaki pria tua.” Tuan. Saya mohon. Berikan saya waktu. Saya janji! Akan membayar, semua hutang ayah! Saya janji!” Arleta terus memohon.

Berharap pria itu, mau menerima permohonannya.

“Satu bulan! Saya beri waktu satu bulan! Untuk kamu membayarnya. Jika tidak? Kamu harus menikah dengan saya!” ucapnya..

Arleta  mengangguk mengerti.” Baik tuan. Saya janji akan melunasinya segera.” jawab Arletadengan penuh keyakinan.

Arleta  sampai tertidur dengan ingat masa lalu yang terus terngiang dan menjadi beban pikirannya saat ini.

________

Hari ini.

Arleta  kembali akan mencari pekerjaan. Pagi-pagi Alana sudah rapi. Tidak lupa Arleta menyiapkan berkas untuknya melamar pekerjaan.

“Arleta! Kamu mau kemana?” tanya seorang wanita muda, yang ternyata adalah teman Arleta.

Arleta menoleh.” Eh. Riri. Aku mau cari kerja.” jawab Arleta.

Wanita bernama Riri itu, mengangguk.” Leta, kebetulan di tempatku, sedang membuka lowongan pekerjaan. Kalau kamu mau, kamu bisa mencoba melamar kesana, tapi..”

Mendengar ucapan Riri wajah Arleta langsung berubah, penuh semangat.

“Tapi, kenapa Ri?” tanya Arleta menatap Riri dalam.

“Tapi, cuma jadi OG. Apa kamu mau?” tanya Riri memastikan. Sebenarnya tidak enak Riri mengatakan itu. Takut membuat Arleta  tersinggung.

Arleta bernafas lega.” Ya ampun Ri, aku kira apa. Tidak apa, yang penting aku bisa bekerja.” jawab Arleta.

Riri tersenyum, kemudian mengangguk.” Kalau memang kamu mau. Bisa mencoba melamarnya kesana Leta. Semoga berhasil!” ucap Riri, menepuk pundak sahabatnya.

Arleta mengangguk.” Terimakasih, Ri. Sudah mau membantuku.” 

“Tidak masalah Leta. Lagipula hanya kebetulan di tempat aku bekerja sedang ada lowongan. Oh. Iya. Aku pergi ya, takut kesiangan nanti.” ucap Riri, sambil melihat jam yang melingkar di tangan.

“Iya, silahkan.” jawab Arleta singkat.

“Atau mau bareng sekalian?” tawar Riri.

Arleta  menggeleng cepat. “Tidak usah. Aku harus pergi ke suatu tempat dulu.” tolak Arleta.

“Baiklah, kalau begitu. Aku jalan sekarang.” 

Arleta  hanya menjawab dengan anggukan kepala.

Setelah kepergian Riri, Arleta  kembali melanjutkan langkahnya menyusuri jalanan ibu kota. Arleta melangkah dengan penuh semangat, semoga saja di perusahaan tempat Riri bekerja, menerimanya nanti.

Saat pagi seperti ini, jalanan ramai dengan kendaraan orang-orang yang hendak pergi bekerja. Namun tidak jarang banyak juga pejalan kaki sama dengan Arleta.

Kenapa Arleta  jalan kaki?

Padahalkan, biasa saja Arleta  ikut dengan Riri, karena tujuan mereka sama!

Tidak! 

Arleta  tidak ingin, menyusahkan orang lain. Gadis  memilih berjalan kaki, kan bisa sekalian olahraga.

Jam  baru saja menunjukan pukul delapan pagi, tapi matahari sudah sangat terik. Arleta  terlihat mengusap keringat yang merembes di dahinya  beberapa kali. 

Namun semangat Arleta tidak pudar, setelah beristirahat sebentar Arleta kembali melanjutkan  perjalanan.

Pukul Sembilan barulah Arleta sampai di perusahaan ECO COMPANY. Tempat dimana Riri bekerja.

Arleta berjalan ke  meja resepsionis.

‘’Selamat pagi, maaf saya dengar disini sedang membuka lowongan pekerjaan, saya ingin melamar.’’ ucap Arleta.

Wanita itu sempat memperhatikan penampilan Arleta, lalu mengangguk.

‘’Benar. Tapi sebagai OG, apa nona yakin?’’tanyanya.

Arleta mengangguk yakin.’’ Iya, saya yakin.’’ 

‘’Baik, jika begitu. Nona bisa langsung pergi ke ruangan HRD sebelah sana ruangannya.’’ ucap  wanita yang menjaga resepsionis itu menunjuk lorong sebelah kiri.

Arleta mengangguk mengerti.’’ Terimakasih.’’  Sahutnya.

Setelah itu Arleta langsung pergi melangkahkan kaki, menuju lorong  yang di sudah di beritahu. Arleta melangkahkan kaki pelan, matanya memperhatikan setiap ruangan yang dilewatinya.

Arleta  baru berhenti di ruangan paling ujung dimana ruang HDR berada.

Tok!

Tok!

 

Tok!

“Permisi.’’Panggil Arleta.

‘’Masuk!’’  

Arleta   menekan handle pintu setelah terdengar sahutan dari dalam.

Ceklek.

Pintu terbuka, Arleta   melangkahkan kaki masuk kedalam ruangan, terlihat di sana ada pria muda yang tengah duduk di kursi kebesarannya.

“Permisi tuan, saya ingin melamar pekerjaan sebagai OG di kantor ini.’’ ucap  Arleta,dengan menundukan kepala tidak berani menatap pria di hadapannya ini.

Pria itu  tampak  menganggukan kepala.’’ Silahkan duduk.’’ Titahnya.

Arleta  hanya menjawab dengan anggukan kemudian duduk di kursi yang berhadapan dengan pria itu. 

Arleta mengeluarkan berkas yang dibawa, lalu menyerahkannya pada pria bernama Danu itu.

Arleta  tahu karena lihat dari name teks yang di pakai pria itu.

‘’Ini berkas-berkas saya tuan.’’   ucap Arleta, sambil mendorong map kehadapan Danu.

Danu menerimanya tanpa bicara apapun. Lalu membuka berkas milik Arleta, membacanya sebentar setelah itu melihat wajah Arleta  lalu berpindah kembali melihat berkas yang ada di tangannya.

Arleta hanya mampu diam sambil menundukan kepala, jantungnya saat ini sedang tidak baik, berdetak lebih dari biasanya.

Arleta  cemas, takut dirinya tidak di terima di perusahaan ini. 

‘’Kau yakin.akan melamar sebagai OG?’’ tanyanya menatap wajah Arleta dengan serius.

Arleta  mengangkat  wajah memberanikan menatap pria bernama Danu itu.

‘’Benar tuan. Saya mau asal saya bisa bekerja dan mendapatkan uang akan saya lakukan.’’ Jawab Arleta dengan sangat yakin.  

Danu mengangguk paham.’’ Baiklah. Kamu saya terima, dan bisa langsung bekerja mulai hari ini.’’ ucap Danu.

Wajah Arleta  langsung berbinar.’’ Benarkah tuan. Saya tidak sedang memimpikan!’’celoteh Arleta.

Danu mengangguk pasti.’’ Iya. Kamu bisa pergi ke ruang ganti nanti disana kamu akan mendapatkan pakaian seragam.’’

Saking senangnya Arleta  reflek memegang tangan danu, sambil terus mengucapkan terima kasih berkali-kali.‘’terimakasih tuan. Terimakasih!’’

‘’ya tuhan. Akhirnya. Akhirnya aku mendapatkan pekerjaan.’’ teriak Arleta  girang.

Danu hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Arleta  yang menurutnya cukup absurd, baru kali ini Danu melihat orang yang sebagai itu mendapatkan pekerjaan. Padahal hanya menjadi OG tapi Arleta terlihat sangat bahagia.

Padahal wajah Arleta cukup cantik, jika hanya untuk jadi OG.

‘’Sudah sana, mau sampai kamu memegangi tangan saya seperti ini.’’ tanya Danu sambil terkekeh kecil.

‘’Eh.’’ Arleta  tersadar lalu melepaskan tangannya.

‘’Em. Maaf tuan. Maaf! tadi saya reflek saking bahagianya.’’ jawab Arleta  dengan   tersipu.

관련 챕터

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Anda!

    Sesuai arahan Arleta langsung pergi ke ruang ganti bersama seorang kepala OB di sini.“Ini seragammu. Semoga betah.” ucapnya. Sambil menyodorkan baju pada Arleta.Arleta menerima baju itu.” Terimakasih, nama ku Arleta.” Kini giliran Arleta yang mengulurkan tangan.“Ami.” sahutnya, sambil menerima uluran tangan Arleta.“Cepatlah ganti. Nanti langsung saja pergi ke dapur. Disana kamu akan tahu pekerjaanmu nanti.” titahnya, setelah itu Ami langsung pergi meninggalkan Arleta.Setelah Ami keluar, Arleta langsung mengganti pakaiannya dengan seragam baru. Arleta tersenyum menatap dirinya di cermin.“Semoga kali ini, tidak ada halangan dalam pekerjaanku. Dengan begitu aku akan segera mendapatkan uang untuk membayar hutang.” “Semangat Arleta! Ingat! Jangan buat kesalahan lagi!” ucap Arleta menyemangati dirinya sendiri. Setelah itu Arleta langsung keluar dari ruang ganti dan berjalan menuju dapur dengan semangat empat lima.Tiba di pintu dapur Arleta menghentikan langkahnya sebentar. Dia mena

    최신 업데이트 : 2024-04-06
  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Pria aneh.

    Laki-laki yang Arleta ketahui bernama tuan Mahendra itu melotot menatap Alana, yang juga sedang menatapnya. Namun dengan tatapan penuh kekhawatiran.‘Astaga! Kenapa bisa ada orang ini disini? Kalau sampai dia bilang sama yang punya perusahaan aku bisa kehilangan pekerjaan lagi.’ batin Arleta.“Hey! Kenapa kau ada disini!” bentak Mahen.Arleta terlonjak, kemudian menundukan pandangan.“Ma_maaf tuan. Sa_saya sedang beekerja disini.” jawab Arleta dengan tergagap. Lalu Arleta memberanikan diri mengangkat wajah, menatap laki-laki yang sedang memelototinya dari tadi.Arleta menjatuhkan alat kebersihannya begitu saja, lalu berlutut di hadapan Mehendra.“Tuan saya mohon maaf, atas kejadian tempo lalu. Saya mohon tuan, jangan bilang sama orang yang punya perusahaan ini, saya tidak ingin di pecat lagi tuan. Saya benar-benar sangat membutuhkan pekerjaan ini.” Arleta memohon dengan kedua tangan di tanggupka di depan dada.Pria itu tetap diam.‘Oh. Rupanya dia belum tahu kalau aku pemilik

    최신 업데이트 : 2024-05-07
  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Gadis bar bar.

    Sangat mudah untuk Bas mencari tahu tentang Arleta, pagi ini Bas sudah mengantongi semua dan siap diberikan pada MahenKetika hari masih sangat pagi, Bas sudah keluar dari apartemennya, menuju rumah utama tempat dimana Mahen tinggal.Bas sengaja berangkat sepagi ini, karena akan membicarakan tentang informasi yang di dapatnya..Tidak butuh waktu lama untuk Bas sampai di rumah utama. Setelah mobilnya terparkir dengan baik, Bas segera turun dan melangkah masuk.Di rumah besar ini hanya ada Gio tinggal seorang diri, hanya ada beberapa pelayan dan juga penjaga rumah saja. Sesekali Bas juga menginap disana.“Tuan!” panggil Bas. Ketika susah tiba di depan pintu kamar Mahen.Bas mencoba membuka pintu namun tidak bisa.’’ Sepertinya tuan Mahen masih tidur.’’ Bas mengambil ponsel dalam saku celana, lalu menghubungi nomor Mahen. ‘’Astaga. Mengganggu saja!’’ keluh Mahen. Perlahan pria itu membuka mata, tangannya meraih ponsel yang ada di atas nakas.‘’Bas. Ini masih sangat pagi, kenapa dia su

    최신 업데이트 : 2024-05-08
  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Obat perangsang.

    “Tuan, saya turun disini saja.’’ ucap Arleta saat mobil Bas tiba di pintu gerbang kantor.Tanpa menunggu jawaban dari Mahen, Bas menghentikan mobilnya tepat di samping pintu masuk. Setelah mobil berhenti Arleta segara membuka pintu.‘’Tuan terima kasih atas tumpangannya.’’ ucap Arleta, sebelum dia benar-benar turun.‘’Hem.’’ sahut Ma singkat. Setelah Arleta benar-benar turun Bas langsung melajukan mobilnya kembali masuk kedalam pekarangan gedung. Sedangkan Arleta berjalan di belakang.Arleta bersyukur, tadi dia mendapatkan tumpangan kalau tidak, Dia pasti akan kesiangan . Arleta buru-buru masuk ke dalam ruang ganti, setelah berganti pakaian Arleta langsung menuju dapur. Bersiap untuk menjalankan tugas. Seperti biasa di dapur sudah ada pembagian tugas masing-masing, hari ini Arleta kebagian tugas membersihkan ruangan di lantai tiga.Di lantai lain, tepatnya di ruangan presdir Mahendra sedang sibuk dengan berkas-berkas yang menumpuk di atas meja. Pria itu terlalu fokus sehingga

    최신 업데이트 : 2024-05-09
  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Kesucian yang di renggut..

    Mehen mendorong tubuh Arleta hingga gadis itu jatuh terlentang diatas sofa empuk yang ada di ruangan presdir. Mehen langsung menindih Arleta dan melanjutkan mencumbu gadis itu dengan brutal.“Tuan! Berhenti! Tolong jangan lakukan ini!” Arleta memohon dengan mengiba. Tapi pria di atasnya ini seakan tuli tidak mendengar jerit tangisnya.Tangis dan rengekan Arleta seperti musik yang membuat Mahenra semakin bernafsu. Puas bermain di area leher kini Mahendra mencium bibir Arleta kembali dengan brutal menyusuri setiap rongga mulut gadis di bawahnya. Tangan Mahen bergerak meremas payudara Arleta yang berukuran sedang namun sangat pas ditangan Mehendra, tangan satunya pria itu digunakan untuk memegang tangan Arleta agar tidak bisa berontak.“Empt..”“Empt..” Arleta berteriak tertahan, nafasnya hampir habis akibat ulah Mahen.Pria itu melepaskan ciumannya, membiarkan Arleta mengambil oksigen. Matanya menatap dua buah gunung yang sangat indah di balik kaos yang Arleta kenakan.Dan…Srek!“Tid

    최신 업데이트 : 2024-05-09
  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Tidak akan kembali seperti semula.

    Arleta langsung menyambar jubah mandi dari tangan Mahen, lalu dengan cepat memakainya. Dari pada dia harus telanjang di hadapan laki-kali brengsek yang telah merenggut masa depannya.“Aw!” Arleta terpekik, saat akan berdiri, area di bawah sana terasa sangat sakit dan ngilu ketika dibawa untuk bergerak.“Biar saya bantu!” Mahen hendak memegang tangan Arleta. Tapi cepat ditepis oleh gadis itu.“Tidak perlu!” tolak Arleta dengan kasar.Mahen menghela nafas kasar.Sedangkan Arleta, dia berjalan dengan tertatih menahan rasa sakit. Dengan pelan Arleta masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Mahen segera menghubungi Bas, ketika Arleta sudah benar-benar masuk kedalam kamar mandi.“Bas. Carikan aku pakaian wanita. Cepat! Bawa keruanganku sekarang!” titah Mahen, begitu panggilan bari terhubung.“Pakaian wanita?” tanya Bas dengan nada heran.“Iya! Cepat!”“Tapi tuan…”“Kalau kau terus bertanya! Kapan kau akan berangkat mencarinya. Nanti aku akan jelaskan setelah kau bawa pakaian itu kemar

    최신 업데이트 : 2024-05-10
  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Cepat dobrak!

    “Arleta kamu sakit?” tanya Ami ketika melihat Alana yang pucat.“Sepertinya begitu. Apa boleh hari ini aku izin?” Arleta terpaksa berbohong, demi kebaikannya sendiri. “Pulanglah! Dan segera pergi ke dokter.” Arleta mengangguk.” Terimakasih.”Ami mengangguk.” Sama-sama. Semoga lekas sembuh.” ucap Ami.Setelah mendapatkan izin Arleta langsung mengambil tasnya yang ada di ruang ganti. Setelah itu langsung melangkah keluar dari perusahaan ini. Di ruang presdir.“Bagaimana kalau gadis itu. Membocorkan masalah ini di luaran? Bisa hancur nama baik yang selama ini aku jaga.” ucap Mahen. Terlihat sangat khawatir. Dari tadi pria itu terus mondar mandir tidak jelas di ruangannya. Bas yang melihatnya pun menjadi pusing.“Tenanglah tuan! Duduklah! Jika anda terus mondar mandir seperti ini, saya malah ikutan pusing.” tegur Bas.Mahen menurut, langsung duduk kembali di kursinya.“Begini saja tuan. Bukankah, tuan tadi mengatakan punya penawaran untuk Arleta? Bagaimana sore nanti kita datengin

    최신 업데이트 : 2024-05-11
  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Ikut atau tidak.

    Cepat angkat bodoh! kenapa malah diam di situ.” bentakan Mahen cukup menyadarkan Bas.“Eh. Iya tuan.” Dengan cepat Bas, mengangkat tubuh Alana yang terkulai lemas. Setelah itu Bas berjalan dengan sedikit berlari menuju mobil sambil membopong tubuh Arleta.Sedangkan Mahen, berjalan di belakang Bas. Tidak lupa Mahen juga menutup pintu rumah Arleta. Pria itu berlari menyusul Bas, lalu membukakan pintu mobil.Bas segera menidurkan Arleta di kursi belakang, setelah itu baru Bas ikut masuk kedalam mobil, sebelumnya tadi Mahen sudah masuk, dan duduk di kursi depan.“Cepat Bas! Kau lambat sekali.” protes Mahen.Mahen menoleh ke belakang, untuk melihat kondisi Arleta. Dengan perasaan khawatir.“Ini sudah ngebut tuan!” jawab Bas. Lalu menambah kecepatan laju mobilnya.Baru kali ini, Bas melihat Mahen begitu peduli dengan wanita, apalagi hanya seorang Office Girl. Atau mungkin karena kejadian siang tadi? ‘Ah! Tapi, ya sudahlah!’Setelah empat puluh menit perjalanan, akhirnya mereka tiba di rum

    최신 업데이트 : 2024-05-12

최신 챕터

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Cahaya dan bayangan

    Mahesa berdiri di pinggir jurang, memandang ke kejauhan, ke arah dunia yang terbentang luas. Dunia yang telah dia selamatkan, namun kini terasa jauh berbeda, seolah-olah seberkas cahaya dan bayangan bercampur dalam dirinya. Kekuatan Pohon Kehidupan yang telah mengalir di tubuhnya selama ini berpadu dengan kekuatan Bayangan Abadi, warisan dari leluhur yang terpendam jauh di dalam dirinya. Dia merasakan dua sisi yang bertarung dalam dirinya, cahaya yang membawa kehidupan dan bayangan yang membawa kegelapan. Seiring dengan berjalannya waktu, Mahesa menyadari bahwa dirinya kini bukan hanya seorang manusia biasa, tetapi juga penjaga antara dua dunia: dunia yang terang dan dunia yang gelap. Pohon Kehidupan, yang telah lama menjadi pusat keseimbangan di dunia ini, kini memiliki tugas baru, menjaga keseimbangan antara keduanya. Namun, tidak ada yang pernah mempersiapkan Mahesa untuk peran yang lebih besar daripada yang dia bayangkan. Kekuatan yang ada padanya bukan hanya milik dirinya, tet

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Pilihan yang tidak terelakan

    Langit di atas Pohon Kehidupan mulai berubah, berlapis warna keemasan yang memancar seperti aurora. Namun, ada ketegangan yang merayap di udara, menciptakan rasa genting yang tidak bisa dijelaskan. Arleta dan Mahen berdiri di depan pohon itu, memandangi sesuatu yang baru saja mereka temukan—sebuah artefak kuno berbentuk orb kristal yang bersinar lembut.Nyai Sekar, yang berdiri di belakang mereka, tampak gelisah. “Ini adalah Artefak Kebangkitan,” katanya dengan nada berat. “Ia memiliki kekuatan untuk membawa kembali roh yang terikat dengan Pohon Kehidupan ke dunia nyata. Tetapi ada harga yang harus dibayar.”Arleta menatap artefak itu dengan campuran harapan dan ketakutan. “Apa harganya, Nyai?”Nyai Sekar menggeleng perlahan. “Membawa kembali satu jiwa akan mengganggu keseimbangan dunia. Kegelapan akan mendapat jalan untuk merasuki dunia ini, lebih kuat dari sebelumnya.”Mahen mengepalkan tangan, menatap artefak itu dengan mata penuh tekad. “Dia adalah anak kami. Jika ada kesempatan u

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Jejak yang tersisa

    Pohon Kehidupan berdiri megah di tengah hutan lebat, cabang-cabangnya menjulang tinggi ke langit, dan daunnya bersinar lembut, memancarkan kehangatan yang menenangkan. Namun, sejak pengorbanan Mahesa untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran Bayangan Abadi, ada perubahan yang sulit diabaikan. Pohon itu tampak lebih hidup dari sebelumnya, dan bunga-bunga liar bermekaran di sekitar akarnya dengan warna-warna cerah yang tidak biasa.Arleta duduk di akar pohon, tangannya memegang kelopak bunga biru yang baru saja ia petik. “Mahen,” panggilnya, suaranya lembut tapi penuh kerinduan. “Aku merasa seperti dia masih di sini.”Mahen, yang berdiri tidak jauh darinya, memandang istrinya dengan mata yang penuh kesedihan dan cinta. “Aku juga merasakannya,” jawabnya. “Semua ini... keanehan yang terjadi sejak Mahesa pergi, seolah-olah dia masih berusaha berbicara kepada kita.”Malam itu, saat mereka tidur di rumah sederhana yang mereka bangun tak jauh dari Pohon Kehidupan, Arleta bermimpi. Dalam mimpi

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Cahaya di tengah kegelapan.

    Langit masih dihiasi semburat jingga saat Mahesa membuka matanya perlahan. Tubuhnya terasa ringan, namun hati dan pikirannya penuh dengan beban keputusan yang harus diambil. Pohon Kehidupan berdiri di depannya, memancarkan cahaya lembut, seperti sebuah lentera yang tetap menyala di tengah malam tergelap.Suara lembut Nyai Sekar memecah keheningan. "Mahesa, kau telah menunjukkan keberanian yang luar biasa. Namun, perjalanan ini belum selesai."Mahesa menatap Nyai Sekar dengan mata penuh tekad. "Aku akan melakukan apa saja untuk melindungi dunia ini, meskipun itu berarti aku harus kehilangan segalanya."Nyai Sekar tersenyum tipis, tetapi kesedihan tampak di matanya. "Terkadang, melindungi berarti memilih untuk hidup dan bertahan, bukan mengorbankan segalanya. Kau harus belajar bahwa harapan tidak hanya berasal dari pengorbanan, tapi juga dari keberlanjutan perjuangan."Mahesa terdiam, hatinya bimbang. Ia tahu betul bahwa Bayangan Abadi masih menunggu untuk dihancurkan, namun pertanyaan

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Pilihan yang sulit

    Arleta dan Mahen berdiri di tengah reruntuhan jembatan yang baru saja mereka lewati. Suasana sunyi, hanya suara napas mereka yang terdengar di antara kepulan debu dan kilauan cahaya samar dari Pohon Kehidupan yang kini mulai meredup. “Aku tidak bisa kehilangan dia lagi, Mahen,” kata Arleta, suaranya pecah di tengah isak tertahan. “Mahesa adalah alasan kita ada di sini.” Mahen menggenggam tangan Arleta erat, matanya menatap jauh ke arah tempat Mahesa dan Lirya menghilang. “Kita akan menemukannya. Aku janji. Tapi kita harus tetap fokus. Lirya semakin kuat, dan waktu kita tidak banyak.” Di depan mereka, sebuah jalan setapak yang penuh dengan akar bercahaya mulai terbuka, seolah Pohon Kehidupan memberi mereka petunjuk. Tanpa ragu, mereka melangkah maju, meski tubuh mereka masih terasa lemah akibat serangan terakhir Lirya. Semakin jauh mereka berjalan, suasana berubah semakin mencekam. Cahaya yang sebelumnya lembut kini berubah menjadi redup, hampir seperti nyala lilin yang hampir p

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Memasuki dunia yanh hilang

    Mahen dan Arleta berdiri di depan gerbang besar yang bercahaya redup. Angin dingin menerpa wajah mereka, membawa bisikan halus seperti suara ribuan jiwa yang terperangkap di dalam. Di balik pintu itu adalah dunia yang tidak mereka kenal, namun takdir telah membawa mereka ke sini.Arleta menggenggam tangan Mahen erat, tatapannya penuh dengan keteguhan meskipun hatinya berdebar hebat. “Kita harus lakukan ini bersama. Aku tidak akan membiarkanmu melakukannya sendirian.”Mahen menatap istrinya, mencium keningnya lembut. “Apa pun yang terjadi, kita akan melawan bersama.”Panji berdiri di belakang mereka, wajahnya serius. “Gerbang ini akan membawa kalian ke inti Pohon Kehidupan. Tapi ingat, ujian yang menanti di dalamnya akan menguji cinta, kepercayaan, dan keberanian kalian. Jangan pernah terpisah, karena itulah kelemahan terbesar kalian.”Keduanya mengangguk, lalu melangkah masuk ke gerbang.Begitu mereka melewati gerbang, dunia di sekitar mereka berubah drastis. Cahaya lembut berwarna em

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Kabut yang membelenggu

    “Mahesa...” bisik Arleta, langkahnya terhenti saat menatap putranya. Air mata mengalir deras di wajahnya. Wajah Mahesa, yang dulu ceria dan penuh cinta, kini tampak dingin dan tak berjiwa.Namun, apa yang lebih menusuk hatinya adalah tatapan kosong itu, tatapan yang tak lagi mengenalinya.“Pergi,” suara Mahesa dingin dan berat, seperti bukan berasal dari dirinya. “Kalian tidak diinginkan di sini.”Mahen mencoba melangkah maju meski tubuhnya lunglai. “Mahesa, ini ayahmu. Ini ibumu yang selalu mencintaimu. Kami melakukan segalanya untuk membawamu kembali.”Mahesa tidak bergeming. Tangannya terangkat, dan seketika gelombang energi menghantam Mahen hingga terhempas ke tanah.“Mahen!” jerit Arleta, berlari ke arah suaminya. Ia berlutut, memeluk tubuh Mahen yang terguncang akibat serangan itu.Mahen menatap Arleta, mencoba berbicara meski suaranya serak. “Dia... dia bukan lagi anak kita. Ada sesuatu yang menguasainya.”Tawa sinis menggema di ruangan itu. Lirya muncul dari balik bayangan, me

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Kabut diujung harapan

    Hari-hari setelah serangan Lirya berlalu dengan perlahan. Pohon Kehidupan masih berdiri tegak, meskipun aura yang dipancarkannya mulai melemah. Mahen dan Arleta semakin waspada, menyadari bahwa kekuatan gelap bisa menyerang kapan saja.Namun, sesuatu yang aneh mulai terjadi. Mahesa tidak lagi memberikan tanda. Cahaya pohon itu semakin redup, seolah-olah terhubung dengan sesuatu yang semakin jauh.“Sekar, apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Mahen suatu malam, ketika mereka duduk di ruang kerja.Sekar menghela napas panjang. “Aku takut... Mahesa mungkin tidak lagi berada di dunia antara. Jika itu benar, maka dia mungkin sudah ditarik ke inti Pohon Kehidupan. Itu adalah tempat di mana roh-roh dipersiapkan untuk dilahirkan kembali.”“Lahir kembali?” bisik Arleta, hatinya mencelos.Sekar mengangguk. “Ya, itu berarti dia akan dilahirkan di dunia yang berbeda, tanpa ingatan tentang kalian. Kalian hanya memiliki sedikit waktu untuk menyelamatkannya sebelum itu terjadi.”Di tengah kebingungan

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Jejak Mahesa

    Keluarga Mahen kembali ke rumah mereka dengan hati yang berat. Kehilangan Mahesa seperti luka yang terus menganga, meskipun harapan dari Pohon Kehidupan mereka genggam erat.Arleta duduk di ruang tamu, memandangi foto Mahesa yang tergantung di dinding. Wajah kecil itu, dengan senyum polosnya, kini menjadi kenangan yang menghantui. Air mata jatuh perlahan di pipinya, namun ia tetap diam.Mahen berdiri di dekat jendela, menatap gelapnya malam. Angin dingin menyapu wajahnya, seolah dunia luar tak peduli pada rasa sakit yang kini melanda keluarganya.“Mahen,” suara Arleta bergetar, memecah keheningan. “Kau yakin... dia akan kembali?”Mahen menoleh, matanya merah oleh kelelahan dan emosi yang tertahan. Pria itu berjalan mendekati istrinya, duduk di sampingnya, dan menggenggam tangan Arleta.“Kita harus percaya, Arleta. Mahesa berkata dia akan kembali, dan aku yakin dia akan menepati janjinya,” katanya dengan suara tegas, meski di baliknya ada ketakutan yang tak terucap.Namun, kepercayaa

앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status