Beranda / Romansa / Gadis Pemuas Tuan Mahen / Kesucian yang di renggut..

Share

Kesucian yang di renggut..

last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-09 23:43:30

Mehen mendorong tubuh Arleta hingga gadis itu jatuh terlentang diatas sofa empuk yang ada di ruangan presdir. Mehen langsung menindih Arleta dan melanjutkan mencumbu gadis itu dengan brutal.

“Tuan! Berhenti! Tolong jangan lakukan ini!” Arleta memohon dengan mengiba. Tapi pria di atasnya ini seakan tuli tidak mendengar jerit tangisnya.

Tangis dan rengekan Arleta seperti musik yang membuat Mahenra semakin bernafsu. Puas bermain di area leher kini Mahendra mencium bibir Arleta kembali dengan brutal menyusuri setiap rongga mulut gadis di bawahnya.

Tangan Mahen bergerak meremas payudara Arleta yang berukuran sedang namun sangat pas ditangan Mehendra, tangan satunya pria itu digunakan untuk memegang tangan Arleta agar tidak bisa berontak.

“Empt..”

“Empt..” Arleta berteriak tertahan, nafasnya hampir habis akibat ulah Mahen.

Pria itu melepaskan ciumannya, membiarkan Arleta mengambil oksigen. Matanya menatap dua buah gunung yang sangat indah di balik kaos yang Arleta kenakan.

Dan…

Srek!

“Tid
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Tidak akan kembali seperti semula.

    Arleta langsung menyambar jubah mandi dari tangan Mahen, lalu dengan cepat memakainya. Dari pada dia harus telanjang di hadapan laki-kali brengsek yang telah merenggut masa depannya.“Aw!” Arleta terpekik, saat akan berdiri, area di bawah sana terasa sangat sakit dan ngilu ketika dibawa untuk bergerak.“Biar saya bantu!” Mahen hendak memegang tangan Arleta. Tapi cepat ditepis oleh gadis itu.“Tidak perlu!” tolak Arleta dengan kasar.Mahen menghela nafas kasar.Sedangkan Arleta, dia berjalan dengan tertatih menahan rasa sakit. Dengan pelan Arleta masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Mahen segera menghubungi Bas, ketika Arleta sudah benar-benar masuk kedalam kamar mandi.“Bas. Carikan aku pakaian wanita. Cepat! Bawa keruanganku sekarang!” titah Mahen, begitu panggilan bari terhubung.“Pakaian wanita?” tanya Bas dengan nada heran.“Iya! Cepat!”“Tapi tuan…”“Kalau kau terus bertanya! Kapan kau akan berangkat mencarinya. Nanti aku akan jelaskan setelah kau bawa pakaian itu kemar

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Cepat dobrak!

    “Arleta kamu sakit?” tanya Ami ketika melihat Alana yang pucat.“Sepertinya begitu. Apa boleh hari ini aku izin?” Arleta terpaksa berbohong, demi kebaikannya sendiri. “Pulanglah! Dan segera pergi ke dokter.” Arleta mengangguk.” Terimakasih.”Ami mengangguk.” Sama-sama. Semoga lekas sembuh.” ucap Ami.Setelah mendapatkan izin Arleta langsung mengambil tasnya yang ada di ruang ganti. Setelah itu langsung melangkah keluar dari perusahaan ini. Di ruang presdir.“Bagaimana kalau gadis itu. Membocorkan masalah ini di luaran? Bisa hancur nama baik yang selama ini aku jaga.” ucap Mahen. Terlihat sangat khawatir. Dari tadi pria itu terus mondar mandir tidak jelas di ruangannya. Bas yang melihatnya pun menjadi pusing.“Tenanglah tuan! Duduklah! Jika anda terus mondar mandir seperti ini, saya malah ikutan pusing.” tegur Bas.Mahen menurut, langsung duduk kembali di kursinya.“Begini saja tuan. Bukankah, tuan tadi mengatakan punya penawaran untuk Arleta? Bagaimana sore nanti kita datengin

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-11
  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Ikut atau tidak.

    Cepat angkat bodoh! kenapa malah diam di situ.” bentakan Mahen cukup menyadarkan Bas.“Eh. Iya tuan.” Dengan cepat Bas, mengangkat tubuh Alana yang terkulai lemas. Setelah itu Bas berjalan dengan sedikit berlari menuju mobil sambil membopong tubuh Arleta.Sedangkan Mahen, berjalan di belakang Bas. Tidak lupa Mahen juga menutup pintu rumah Arleta. Pria itu berlari menyusul Bas, lalu membukakan pintu mobil.Bas segera menidurkan Arleta di kursi belakang, setelah itu baru Bas ikut masuk kedalam mobil, sebelumnya tadi Mahen sudah masuk, dan duduk di kursi depan.“Cepat Bas! Kau lambat sekali.” protes Mahen.Mahen menoleh ke belakang, untuk melihat kondisi Arleta. Dengan perasaan khawatir.“Ini sudah ngebut tuan!” jawab Bas. Lalu menambah kecepatan laju mobilnya.Baru kali ini, Bas melihat Mahen begitu peduli dengan wanita, apalagi hanya seorang Office Girl. Atau mungkin karena kejadian siang tadi? ‘Ah! Tapi, ya sudahlah!’Setelah empat puluh menit perjalanan, akhirnya mereka tiba di rum

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Tidak ada pilihan lain.

    Mahendra menyodorkan amplop coklat dengan isi yang cukup tebal. Berharap kali ini Arleta mau menerimanya dan tidak jadi melaporkannya pada polisi. Arleta menoleh, menatap Mahen dengan tatapan penuh amarah! “Aku bukan pelacur! Silahkan ambil saja uangmu!” seru Arleta marah. “Aku tidak bermaksud begitu. Aku tahu kau sedang butuh uang bukan? Untuk membayar hutang ayahmu? Uang ini aku rasa cukup untuk melunasinya.” ucap Mahen mencoba bernegosiasi. “Aku memang butuh uang! Tapi tidak dengan menjual harga diriku! Dan kau! Kau telah mencurinya!” Arleta menunjuk wajah Mahen dengan penuh emosi. “Terserah, kau saja! Jika kau butuh kau bisa hubungi aku! Atau jika kau mau? Aku bisa memberimu banyak uang asal! Asal kau mau menjadi budak nafsuku. Aku rasa aku sudah kecanduan dengan tubuhmu.” ucap Mahen dengan prontal. Brak! Arleta memukul pintu mobil. “Berhenti!” teriak Arleta. Arleta sungguh tidak mengerti dengan pria ini! Tadi dia meminta maaf, namun sekarang? Dia menawarkan hal

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Menerima tawaran Mahen.

    Itulah yang Arleta rasakan saat ini, tidak ada pilihan lain yang lebih baik.“Terimakasih. Sudah menolong saya, jika anda tidak datang tepat waktu. Saya tidak tahu bagaimana nasib saya sekarang.” ucap Arleta terbata.“Tidak masalah! Siapa mereka? Apakah mereka orang suruhan rentenir itu?” tanya Mahen dengan serius.Arleta mendongak, lalu menoleh pada Mahen.“Darimana anda tau?” tanya Arleta dengan menatap wajah Mahen.Arleta penasaran sudah dua kali Mahen menyebut-nyebut hutang! Rentenir! Darimana dia tahu? Sedangkan Alana tidak pernah bercerita sedikit pun tidak pernah bercerita pada pria itu.Mahen tersenyum samar. “Aku tahu semuanya! Ayah mu banyak hutang pada rentenir bukan? Dan kau lah jaminannya! Aku tahu itu.” “Siapa yang memberitahumu?!” sela Arleta.“Arleta. Arleta itu sangat mudah bagiku, kalau cuma mendapatkan informasi data konkrit tentangmu.” ucap Mahen sombong.“Bahkan aku tahu, waktumu tinggal beberapa hari bukan? Untuk melunasinya. Bukankah aku pernah menawarkan sebu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Siapa dia? apa dia istrinya?

    ” Mengerti tuan.” sahutnya dengan cepat.“Bagus! Saya harus segera turun. Jadilah gadis baik nona, jangan buat kekacauan.” ucap Bas, memberi ultimatum.Arleta mencebikan bibir, tanpa ingin menjawab ucapan Bas.‘ Ck! Memangnya aku anak kecil, yang suka bikin kekacauan gitu.’ Setelah dirasa cukup aman untuk meninggalkan Arleta. Barulah Bas pergi. Segera menyusul Mahen yang menunggu nya di parkiran. Setelah Bas menghilang di balik pintu. Arleta berjalan menuju kamar.“Aaaaa….!” wanita berteriak kegirangan.Arleta melompat ke atas kasur spring bed berukuran king size, merebahkan tubuhnya di sana.“Astaga! Ini empuk sekali, seumur-umur baru kali ini merasakan tidur di kasur orang kaya.” ucap Arleta. Dengan tubuh yang terus berguling kesana kemari.Haha….sangat katrok bukan.“Pasti sangat nyaman tidur disini. Gak kaya kasur ku yang keras, kalau bangun tidur badan pegal semua.” keluh Arleta.“Aku mau lihat isi kulkas ah!” celotehnya kemudian.Arleta kemudian bangun, lalu melangkah menuj

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Bas merusak segalanya.

    Mahendra melangkah mendekati Arleta, kemudian membantu gadis itu untuk bangun.“Masuklah!” titah Mahen. Arleta mengangguk kecil lalu melangkah masuk meninggalkan Mahendra dengan Serly.“Mahendra!” Serly berdecak kesal, lalu bangun.Alih-alih ingin mendapatkan perhatian dari Mahen, namun tidak sedikitpun oleh Mahendra melirik keberadaan Serly.“Apa yang kau lakukan disini!” seru Mahen dengan suara dinginnya.Serly memasang wajah memelas.” Tadi aku mencarimu kemari. Tapi wanita itu! Dia! Dia malah marah-marah lalu mendorongku.” jelas Serly, mencoba mempengaruhi Mahendra.Mahendra menatap Serly dengan tatapan kemarahan.” Pergi!” bentaknya.Serly terlonjak kaget, mendengar bentakan Mahen. Serly pikir Mahendra akan percaya padanya namun, dia salah!Serly menatap Mahendra dengan air mata yang sudah menetes.” Kamu mengusirku? Demi wanita itu! Ck! Aku tidak menyangka, pantasan saja kau selalu menolakku. Ternyata seleramu sudah berubah, lebih suka cewek rendahan, dari pada wanita berkelas!”

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Bolehkan aku mendapatkannya?

    Arleta mulai membuka lembaran demi lembaran lalu membacanya. Beberapa kali gadis itu menggeleng setelah membaca beberapa poin yang menurutnya hanya menguntungkan pihak A saja. Namun Arleta cukup tercengang, saat melihat nominal uang yang akan diterimanya sebagai kompensasi. Lebih tepatnya bayaran untuk setiap kali Arleta melayani Mahen.lIma puluh juta bukanlah uang yang sedikit! Baginya itu sangatlah besar. Arleta sampai membayangkan jika uang itu dikumpulkan, maka dengan uang itu dia bisa hidup makmur tanpa takut tidak bisa makan.‘’ Ini tidak adil! Kenapa poin di bagian c,e, dan beberapa poin lainya hanya menguntungkan pihak A saja!’’ protes Arleta. Menoleh pada Mahen yang sedari tadi sedang menatap dirinyaMahendra tersenyum, membalas tatapan Arleta.’’ tentu saja, aku mengeluarkan banyak uang untuk mu, tentu saja aku harus mendapat keuntungan bukan?’’ jawab Mahen dengan menaikan turunkan sebelah alisnya.Arleta berdecak. ‘’ Aku tahu! Tapi kenapa harus seperti itu? Bagaiman

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16

Bab terbaru

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Jejak Masa Depan

    Hari-hari berlalu setelah peristiwa di bawah pohon besar terasa lebih tenang. Meski rasa penasaran tetap ada, Mahen dan Arleta memutuskan untuk fokus pada keluarga mereka, terutama Mahesa. Namun, ada sesuatu yang berubah dalam kehidupan mereka, seolah-olah kehadiran Reza membawa pesan terselubung yang belum sepenuhnya mereka pahami.Mahesa kini tumbuh semakin besar. Semakin hari, kecerdasan dan rasa ingin tahunya semakin terlihat. Dia sering bertanya hal-hal yang sulit dijawab, seperti tentang bintang di langit atau kenapa hujan turun. Namun, pertanyaan yang paling sering Mahesa ajukan belakangan ini membuat Mahen dan Arleta terdiam.“Ayah, Bunda, nanti kalau aku besar, aku akan seperti apa?”Mahen tertawa kecil, mencoba menyembunyikan kebingungannya. “Kamu akan jadi anak yang hebat, Sayang, seperti sekarang.”“Tapi aku mau tahu,” desak Mahesa. “Reza bilang setiap anak punya jalannya sendiri.”Mahen dan Arleta terkejut. Sudah berbulan-bulan sejak mereka terakhir mendengar Mahesa

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Pesan dari langit

    Hari-hari berlalu dengan tenang setelah Reza "mengucapkan selamat tinggal." Mahesa tampak kembali seperti anak kecil pada umumnya, yang ceria, penuh rasa ingin tahu, dan sibuk dengan aktivitasnya. Namun, Mahen dan Arleta belum bisa sepenuhnya melupakan apa yang terjadi. Gambar terakhir yang ditinggalkan Mahesa, dengan tulisan "Sampai jumpa lagi, Mahesa," tetap tersimpan rapi di ruang kerja mereka, seolah menjadi pengingat bahwa kisah ini belum benar-benar selesai.Entah, seperti masih ada yang mengganjal di hati Mahen maupun Arleta. Suatu malam, Mahen terbangun dengan nafas tersengal. Mimpi aneh menghantuinya. Mahen melihat dirinya berjalan di tengah sawah yang luas, dikelilingi oleh layangan-layangan yang berterbangan di langit jingga. Di kejauhan, Mahen melihat seorang anak laki-laki berdiri membelakanginya.“Reza?” panggil Mahen dalam mimpi.Anak itu menoleh, tersenyum, lalu berlari menjauh sambil membawa layangan. Mahen mencoba mengejarnya, tetapi langkahnya terasa berat,

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   JejakReza di langit jingga

    Setelah peristiwa di taman belakang, Mahen dan Arleta merasa ada sesuatu yang belum selesai.Perasaan aneh terus menghinggapi mereka setiap kali mengingat cerita Mahesa tentang Reza, terutama ketika mereka melihat gambar-gambar yang dibuat Mahesa. Gambar itu bukan sekadar ilustrasi seorang anak bermain, melainkan potongan cerita yang terasa hidup.Namun, mereka memutuskan untuk tidak membahasnya terlalu jauh di depan Mahesa. Anak itu tampak bahagia, dan bagi mereka, itu yang paling penting.Suatu pagi, saat membersihkan gudang, Arleta menemukan sebuah kotak kayu tua yang tertutup debu tebal.Arleta tidak ingat pernah menyimpan kotak itu sebelumnya. Dengan rasa penasaran, wanita itu membuka kotak tersebut dan menemukan beberapa barang usang di dalamnya. Sebuah foto hitam putih seorang anak laki-laki memegang layangan, sebuah catatan kecil, dan mainan kayu yang sudah lapuk.Di belakang foto itu, tertulis dengan tinta yang mulai memudar. "Reza, di hari pertama layangan barunya terbang

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Kejutan di balik tawa Mahesa.

    Mahesa yang baru berumur enam tahun mulai menunjukkan kemampuan yang luar biasa. Dia sering kali berbicara dengan kalimat yang tampak terlalu dewasa untuk anak seusianya.“Ayah, kenapa langit bisa biru?” tanyanya suatu sore saat mereka duduk di halaman belakang.Mahen terkekeh, merasa bingung harus menjelaskan dengan bahasa sederhana. “Karena cahaya dari matahari itu terpecah oleh atmosfer bumi, Sayang.”“Oh, jadi itu seperti warna pelangi, ya? Tapi cuma yang biru yang terlihat?” tanyanya lagi.Mahen tertegun. Anak seusia Mahesa sudah bisa memahami konsep seperti itu? Mahen menatap Arleta, yang hanya mengangkat bahu sambil tersenyum bangga.Tidak hanya itu, Mahesa juga sering menghabiskan waktu dengan membaca buku cerita yang lebih sulit daripada teman-teman sebayanya. Saat Mahesa berhasil menyelesaikan salah satu buku yang diberikan Arleta, Mahesa berkata, “Bunda, aku suka buku ini. Tapi aku mau tahu, kenapa tokohnya harus meninggalkan keluarganya di akhir cerita?”Pertanyaan itu

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Mahesa mulai menunjukan bakatnya.

    Hari-hari di rumah Mahen dan Arleta selalu hidup dengan tawa Mahesa. Kini, di usia lima tahun, Mahesa telah menunjukkan banyak hal yang membuat kedua orang tuanya bangga. Di setiap langkah pertumbuhannya, Mahen dan Arleta berusaha memberikan pengalaman-pengalaman yang mendidik, namun tetap menyenangkan, demi membentuk pribadi Mahesa yang ceria dan penuh kasih. Pada ulang tahunnya yang kelima, Mahesa menerima hadiah istimewa dari Mahen dan Arleta, sebuah sepeda kecil berwarna biru, lengkap dengan roda tambahan di sampingnya. “Ini sepeda untuk anak yang sudah besar seperti kamu,” kata Mahen sambil tersenyum, menyerahkan sepeda tersebut. Mata Mahesa berbinar. “Aku bisa naik sepeda, Ayah?” tanyanya dengan polos serta antusias. “Tentu bisa, tapi Ayah akan ajari dulu,” jawab Mahen, penuh semangat. Keesokan harinya, Mahen membawa Mahesa ke halaman depan rumah. Dengan sabar, Mahen mengajarkan cara mengayuh dan keseimbangan. Awalnya, Mahesa terlihat ragu-ragu, tapi dengan du

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Masa kecil Mahesa.

    Masa kanak-kanak Mahesa adalah babak penuh warna dalam kehidupan Mahen dan Arleta. Dalam setiap senyum, tawa, dan tangis Mahesa, mereka menemukan arti baru dari cinta dan kebahagiaan, setiap momen yang mereka lewati, menjadikan kisah yang tidak dapat diulang dua kali.Ketika Mahesa baru belajar berjalan, hari itu menjadi momen yang tidak terlupakan bagi Arleta dan Mahen. Waktu itu, Mahen sedang menyusun laporan di ruang kerja, sementara Arleta sibuk menyiapkan makan malam di dapur. Tiba-tiba, terdengar suara tawa kecil Mahesa dari ruang tamu.Mahen yang penasaran melongok dan melihat Mahesa berdiri dengan susah payah di dekat meja kopi. “Arleta! Cepat kesini!” panggil Mahen penuh antusias.Arleta segera berlari ke ruang tamu, mendengar panggilan dari suaminya, tidak lupa wanita itu menyeka tangannya yang basah. Saat itu, Mahesa mulai melangkahkan kaki kecilnya, perlahan namun pasti, menuju Mahen.“Lihat dia, Arleta!” Mahen berseru, matanya berbinar.Arleta menahan napas, melihat Ma

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Akhir ancaman, awal kebahagian.

    Mahen menghubungi tim hukumnya keesokan paginya, membicarakan soal rencana untuk menghadapi Reza.Pria itu tahu bahwa menghadapi Reza tidak bisa dilakukan dengan emosi semata. Semua harus dilakukan secara cerdas dan penuh perhitungan.Sementara itu, Arleta berusaha menjaga rutinitas di rumah agar Mahesa tidak terpengaruh oleh situasi yang sedang mereka hadapi. Wanita itu, selalu bersikap normal seperti biasa, melakukan aktifitas ibu rumah tangga dan bermain dengan Mahesa.Disisi lain, Arleta menyaksikan bagaimana Mahen kembali menunjukkan sisi tegasnya sebagai seorang pemimpin, dalam menyikapi setiap masalah yang mereka hadapi.Malam itu, setelah Mahesa tertidur, Mahen duduk di ruang kerjanya dengan segelas kopi. Arleta mendekat dan meletakkan tangannya di bahu suaminya.“Bagaimana rencanamu?” tanyanya lembut.Mahen menatapnya sejenak sebelum menjawab. “Aku sudah berbicara dengan tim keamanan dan legal. Kami akan mengumpulkan bukti atas tindakan Reza, dan jika dia melanggar hukum, k

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Janji hati mahen

    Setelah pertemuan dengan Ana, suasana rumah kembali tenang. Namun, di balik ketenangan itu, baik Mahen maupun Arleta tahu bahwa hubungan mereka masih membutuhkan waktu untuk benar-benar pulih. Mahesa, dengan tingkah lucu dan polosnya, menjadi pengikat hati mereka berdua.Malam itu, ketika Mahesa sudah tertidur pulas di kamarnya, Arleta duduk di balkon rumah mereka. Angin malam berhembus lembut, mengiringi pikirannya yang melayang-layang. Arleta teringat tatapan Ana saat pertemuan itu. Ada rasa sakit di mata wanita itu, tetapi juga ada tekad untuk melepaskan.Mahen keluar dari kamar, membawa dua cangkir teh hangat. Pria itu tahu istrinya sedang berpikir keras.“Tehnya untuk kamu,” kata Mahen, menyerahkan secangkir teh kepada Arleta.“Terima kasih,” jawab Arleta pelan, menerima cangkir itu dengan senyuman kecil.Mereka duduk berdampingan di bawah langit malam yang bertabur bintang. Untuk sesaat, tidak ada kata-kata yang terucap. Hanya suara angin yang menemani mereka.“Aku tahu sem

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Jejak masa lalu yang terungkap.

    Hari-hari berlalu setelah pertemuan Arleta dan Ana di kafe. Meski percakapan itu memberikan kejelasan, Arleta tetap tidak bisa sepenuhnya melupakan sosok Ana. Wanita itu bertanya-tanya apakah ada sesuatu yang belum terungkap, sesuatu yang mungkin Mahen sembunyikan darinya.Sementara itu, Mahen tampak berusaha lebih keras untuk membangun kembali kepercayaan istrinya.Dia semakin sering membantu mengurus Mahesa, meluangkan waktu lebih banyak bersama keluarga, dan selalu memastikan bahwa Arleta merasa diperhatikan. Namun, di tengah upayanya itu, ada rasa khawatir yang diam-diam mengusiknya.Suatu sore, ketika Mahen sedang di kantor, Arleta menerima sebuah amplop tanpa nama yang diselipkan di bawah pintu rumah mereka. Dengan rasa penasaran bercampur was-was, Arleta membukanya. Di dalamnya terdapat foto-foto lama Mahen dan Ana, tampak mesra di sebuah acara yang jelas bukan sekadar pertemuan teman biasa.Hati Arleta mencelos. Dia merasa dikhianati lagi, meski Mahen tidak pernah mengaku

DMCA.com Protection Status