Home / Romansa / Gadis Pemuas Tuan Mahen / Hadiah untuk Arleta.

Share

Hadiah untuk Arleta.

last update Last Updated: 2024-08-03 12:28:21
“Masuk,” sahut Mahen menoleh pada pintu.

Tidak lama pintu terbuka, Bas melangkah masuk dengan membawa beberapa berkas.

“Selamat pagi tuan, maaf saya sedikit terlambat,” ucapnya sambil menundukan sedikit badan sebagai tanda hormat.

“Tidak masalah. Duduklah,” titah Mahen.

Bas mengangguk patuh, lalu duduk di kursi yang berhadapan. Bas meletakan berkas di atas meja

“Ini ada beberapa berkas yang harus ditandatangani tuan,” ucapnya.

Mahen mengambil berkas tersebut lalu membukanya membacanya sebentar kemudian menutupnya kembali.

“Apa hari ini ada meeting?” tanya Mahen dengan nada serius.

“Tidak ada tuan,”

“Setelah makan siang, kita keluar. Aku ingin mencari rumah hadiah untuk istriku. Kau tolong carikan rekomendasi tempat yang cocok untuknya.” titah Mahen.

Bas mengangguk mengerti,”Baik tuan, aku akan mencari beberapa rekomendasi nanti.”

“Apa ada yang lain lagi tuan?”tanya Bas.

“Tidak. Cukup itu saja.”

“Kalau begitu aku kembali ke ruangan ku dulu,” pamitnya.

“Pergi
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Kejadian yang tidak terduga

    “Maaf-maaf saya tidak sengaja. Apa ada yang terluka?” tanya Bas dengan nada cemas. Bagaimana tidak!Entah dia kurang fokus atau apa sehingga menyebabkan hal ini terjadi. Bas menabrak pengendara sepeda motor yang hendak nyebrang. Alhasil pria itu seketika panik begitu juga dengan Mahendra, keduanya langsung turun dan membantu korban untuk bangun.“Tidak. Saya tidak apa-apa. Terima….”“Anda!”“Vina!”Seru mereka berdua bersamaan. Sedangkan Mahen pria itu hanya diam menyaksikan dengan bingung ‘Oh. Mereka saling kenal.’“Ya ampun. Kenapa sih! Kalau ketemu anda selalu sial!” omel Vina dengan nada kesal.“Maaf aku sungguh tidak sengaja. Apa ada yang terluka?” Bas mengulangi pertanyaannya. Kali ini pria itu sambil membolak balik badan Vina membuat si empunya berdecak sebal.“Berhenti. Apa yang anda lakukan tuan! Anda kira saya apa dibolak-balik seenaknya saja!” gerutunya. Lalu Vina menoleh pada motornya yang masih terbaring bersama box berisi berapa pesanan yang harus di antarnya.“Ya am

    Last Updated : 2024-09-04
  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Kabar duka.

    “Ada apa tuan?”Bas berjalan menghampiri gadis yang baru saja dia panggil. “Apa Vina masih ada didalam?” tanya Bas pada gadis itu.Dia menggeleng,” Tidak. Vina sudah pulang sedari tadi,” sahutnya.Shit!“Ah. Baiklah, terima kasih.” Bas melenggang keluar dengan perasaan yang kecewa. Padahal dia sudah membuang waktunya demi bisa bertemu dengan Vina tapi ternyata gadis itu telah lebih dulu pulang.Ah. Sial!Dengan lesu Bas masuk kedalam mobil lalu menyalakannya kemudian mobil Bas bergerak menjauhi parkiran cafe tersebut. Di belahan kota yang lain,Mahendra baru saja keluar kamar mandi disambut oleh senyum manis sang istri.Pria itu berjalan menghampiri Arleta,” Kau cantik sekali sayang memakai baju ini,” ucap Mahendra matanya tidak lepas dari menatap tubuh indah sang istri di tambah saat ini Arleta memakai lingerie merah dimana semua lekuk tubuhnya terlihat.“Jadi aku gak cantik ya, kalau tidak pakai ini,” sahut Arleta sambil mengerucutkan bibir.“Tidak. Kamu selalu cantik sayang.”Wa

    Last Updated : 2024-09-05
  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Misteri meninggalnya Sonya.

    Mahen berpegangan pada meja dunianya seakan runtuh mendengar kabar duka bahwa ibunya telah berpulang. Apa yang terjadi? Kenapa semua ini bisa terjadi? Banyak pertanyaan dalam benak Mahen. Bagaimana mungkin ibunya pergi secara mendadak seperti ini. “Tuan, anda baik-baik saja?” tanya Jo. “Apa yang terjadi Jo? Kenapa bisa mama meninggal. Kemarin baru saja kami bertemu dan semua baik-baik saja,” Jo menggelengkan kepala,”Entahlah tuan, semua terjadi di luar kendali saya. Tuan bisa melihatnya sendiri nanti, lebih baik sekarang kita kesana sekarang,” ajak Jo. Mahen masih diam dalam ke terkejutan, namun beberapa detik kemudian pria itu berhambur keluar dari ruangannya. “Batalkan meeting hari ini. Kabari Bas suruh datang kerumah utama secepatnya,” suruh Mahen pada sekertarisnya. “Baik tuan.” Jo yang berlari di belakang Mahen pun berhenti sebentar di meja sekertaris memberitahu kabar duka yang telah menimpa bos mereka. Setelah itu Jo pun langsung pergi menyusul Mahen t

    Last Updated : 2024-09-05
  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Mulai Menyelidiki.

    Dengan wajah cemas penuh kekhawatiran mereka memberikan keterangan terkait kegiatan mereka pagi itu, begitu juga dengan kegiatan nyonya mereka sebelum akhirnya ditemukan telah meninggal dunia dalam keadaan yang membuat semua orang terkejut. Dari pagi menjelang siang di rumah itu tidak menerima tamu sama sekali. Bahkan tidak ada satupun dari mereka mendengar suara letusan senjata tajam sekalipun. Mereka yang bekerja di dalam tidak ada naik ke lantai dua pagi itu, karena mereka sedang sibuk berjibaku di dapur. Pelayan yang biasanya membersihkan lantai atas, hari itu izin tidak masuk karena sedang ada acara keluarga, sehingga pelayan itu tidak ada disana. “Betul tuan, pagi tadi nyonya memerintahkan saya untuk memasak makanan kesukaan tuan muda. Nyonya bilang tuan akan datang bersama nona untuk makan malam bersama. Setelah itu nyonya langsung masuk kedalam kamar,” ucapnya dengan suara bergetar sesekali di iringi isakan kecil. Terlihat jelas kesedihan di wajah tuanya. Dia adalah pe

    Last Updated : 2024-09-06
  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Mencurigakan.

    Bas menjatuhkan dirinya di kursi kebesarannya, pria itu baru saja tiba di perusahaan. Berkali-kali Bas mengusap wajahnya kasar, beberapa hari mencari petunjuk tentang pelaku pembunuh Sonya tapi tak kunjung menemukan petunjuk sedikitpun. Walau begitu, Bas dan pihak kepolisian tidak pantang menyerah untuk mengungkapkan kebenaran. Hari ini, akan ada meeting bersama kepala divisi. Mahen yang sudah beberapa hari belum masuk kantor, semua pekerjaan di alihkan pada Bas. Kebayang betapa repotnya Bas. Tapi, pria itu tidak pernah mengeluh sedikit pun. Tok … Tok … Ketukan di pintu ruangannya membuat Bas tersadar dari lamunan. “Masuk,” titahnya. Tidak lamap pintu terbuka, sekretaris Mahen berjalan memasuki ruangan asisten pribadi tuan Presdir. “Tuan, lima belas menit lagi meeting akan dimulai, ini berkas-berkasnya.” Sekretaris itu meletakan map di meja. Bas mengangguk mengerti,”Baiklah, aku akan segera kesana,” sahut Bas. Tangan pria itu meraih map yang diletakkan sekretaris

    Last Updated : 2024-09-06
  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Penangkapan.

    Beberapa hari setelah hampir ketahuan pelayan itu tidak lagi menunjukan gerak-gerik yang mencurigakan, begitu juga dengan pergerakan Jo biasa saja, terkesan seperti tidak ada pergerakan apapun dari pria itu. Hal itu, membuat seseorang yang jauh di sana merasa menang karena rencana mereka tidak terendus sekalipun itu oleh pihak kepolisian. Apalagi kemarin pihak kepolisian sudah mengumumkan jika pencarian tersangka telah diberhentikan karena mereka sama sekali tidak menemukan titik terang.Tentu saja berita itu kembali viral sejagat raya apalagi media sosial.‘ Sekelas presdir Mahendra saja, tidak sanggup mengungkap siapa pelaku yang membunuh ibunya!’‘Viral! Pelaku tidak kunjung ditemukan. Kasus ditutup!’‘Siapakan dalang di balik kasus yang menghebohkan sejagat raya?!”Masih banyak berita atau artikel yang menuliskan dengan berbagai judul yang mengundang banyak netizen berasumsi berbagai hal. Hal itu sebenarnya cukup membuat Mahendra gerah, namun demi kelancaran rencananya. Malam

    Last Updated : 2024-09-08
  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Menggali informasi

    Beberapa minggu yang lalu,Saat Mila ditugaskan oleh kepala pelayan untuk berbelanja ke pasar. Dimana hari itu menjadi hari sialnya.Brak!Motor yang dikendarai Mila menabrak mobil mewah, terlihat mobil itu berhenti. Tidak lama seorang wanita muda berpenampilan wow turun dengan raut wajah yang memerah marah.“Dasar bodoh Apa kau tidak punya mata!” serunya menatap Mila nyalang.“Ma…maaf nona, saya tidak sengaja,” ucapnya dengan memohon.“Maaf katamu! Lihat!” wanita itu menunjuk bagian mobilnya yang lecet akibat insiden tadi.Mila menelan lidahnya kasar, wanita itu hanya menundukan wajahnya takut.“Cepat ganti rugi!” serunya lagi. Membuat Mila mendongak.“Ga..ganti rugi?” “Ya iyalah. Ganti rugi, apa kau tidak punya mata! Mobilku rusak gara-gara kau!” hardiknya.Uang darimana? Sedangkan gajinya tiap bulan sudah dikirimkan ke kampung untuk biaya sekolah adik-adiknya dan untuk berobat ibunya. Bisa saja dia pinjam pada majikannya. Tapi…Hutangnya sudah banyak!“Tapi, saya tidak punya ua

    Last Updated : 2024-09-09
  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Mendapat informasi penting.

    Matahari pagi mulai menampakkan dirinya menyinari dunia yang penuh sandiwara.Dua pria berjalan keluar dari ruang bawah tanah dengan senyum kemenangan. Tidak sia-sia mereka begadang semalaman demi mendapatkan sebuah informasi, dan terbayar sudah semua lelah mereka.“Aku harap, tuan tidak akan syok jika mengetahui ini nanti,” ucap Bas pada Jo ketika mereka sudah berada di mobil dalam perjalanan pulang ke rumah utama.Jo menganggukkan kepala tanda setuju dengan ucapan Bas.“Ya, kau benar. Dan, kita harus bergerak cepat untuk menangkapnya. Sebelum musuh mengendus rencana kita,” sahut Jo, yang mendapat anggukan pula oleh Bas.Setelah itu keduanya diam selama perjalanan, hanyut dalam pemikiran mereka masing-masing. Mereka masih syok dengan apa yang mereka ketahui fakta beberapa jam lalu.“Tuan, ampun!” teriak Mila. Kala tubuh wanita itu di bentang di sebuah tiang dengan kaki dan tangan yang direntangkan. Yang lebih mengerikannya lagi, wanita itu di telanjangi, sebuah dildo dengan ukuran

    Last Updated : 2024-09-10

Latest chapter

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Cahaya dan bayangan

    Mahesa berdiri di pinggir jurang, memandang ke kejauhan, ke arah dunia yang terbentang luas. Dunia yang telah dia selamatkan, namun kini terasa jauh berbeda, seolah-olah seberkas cahaya dan bayangan bercampur dalam dirinya. Kekuatan Pohon Kehidupan yang telah mengalir di tubuhnya selama ini berpadu dengan kekuatan Bayangan Abadi, warisan dari leluhur yang terpendam jauh di dalam dirinya. Dia merasakan dua sisi yang bertarung dalam dirinya, cahaya yang membawa kehidupan dan bayangan yang membawa kegelapan. Seiring dengan berjalannya waktu, Mahesa menyadari bahwa dirinya kini bukan hanya seorang manusia biasa, tetapi juga penjaga antara dua dunia: dunia yang terang dan dunia yang gelap. Pohon Kehidupan, yang telah lama menjadi pusat keseimbangan di dunia ini, kini memiliki tugas baru, menjaga keseimbangan antara keduanya. Namun, tidak ada yang pernah mempersiapkan Mahesa untuk peran yang lebih besar daripada yang dia bayangkan. Kekuatan yang ada padanya bukan hanya milik dirinya, tet

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Pilihan yang tidak terelakan

    Langit di atas Pohon Kehidupan mulai berubah, berlapis warna keemasan yang memancar seperti aurora. Namun, ada ketegangan yang merayap di udara, menciptakan rasa genting yang tidak bisa dijelaskan. Arleta dan Mahen berdiri di depan pohon itu, memandangi sesuatu yang baru saja mereka temukan—sebuah artefak kuno berbentuk orb kristal yang bersinar lembut.Nyai Sekar, yang berdiri di belakang mereka, tampak gelisah. “Ini adalah Artefak Kebangkitan,” katanya dengan nada berat. “Ia memiliki kekuatan untuk membawa kembali roh yang terikat dengan Pohon Kehidupan ke dunia nyata. Tetapi ada harga yang harus dibayar.”Arleta menatap artefak itu dengan campuran harapan dan ketakutan. “Apa harganya, Nyai?”Nyai Sekar menggeleng perlahan. “Membawa kembali satu jiwa akan mengganggu keseimbangan dunia. Kegelapan akan mendapat jalan untuk merasuki dunia ini, lebih kuat dari sebelumnya.”Mahen mengepalkan tangan, menatap artefak itu dengan mata penuh tekad. “Dia adalah anak kami. Jika ada kesempatan u

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Jejak yang tersisa

    Pohon Kehidupan berdiri megah di tengah hutan lebat, cabang-cabangnya menjulang tinggi ke langit, dan daunnya bersinar lembut, memancarkan kehangatan yang menenangkan. Namun, sejak pengorbanan Mahesa untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran Bayangan Abadi, ada perubahan yang sulit diabaikan. Pohon itu tampak lebih hidup dari sebelumnya, dan bunga-bunga liar bermekaran di sekitar akarnya dengan warna-warna cerah yang tidak biasa.Arleta duduk di akar pohon, tangannya memegang kelopak bunga biru yang baru saja ia petik. “Mahen,” panggilnya, suaranya lembut tapi penuh kerinduan. “Aku merasa seperti dia masih di sini.”Mahen, yang berdiri tidak jauh darinya, memandang istrinya dengan mata yang penuh kesedihan dan cinta. “Aku juga merasakannya,” jawabnya. “Semua ini... keanehan yang terjadi sejak Mahesa pergi, seolah-olah dia masih berusaha berbicara kepada kita.”Malam itu, saat mereka tidur di rumah sederhana yang mereka bangun tak jauh dari Pohon Kehidupan, Arleta bermimpi. Dalam mimpi

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Cahaya di tengah kegelapan.

    Langit masih dihiasi semburat jingga saat Mahesa membuka matanya perlahan. Tubuhnya terasa ringan, namun hati dan pikirannya penuh dengan beban keputusan yang harus diambil. Pohon Kehidupan berdiri di depannya, memancarkan cahaya lembut, seperti sebuah lentera yang tetap menyala di tengah malam tergelap.Suara lembut Nyai Sekar memecah keheningan. "Mahesa, kau telah menunjukkan keberanian yang luar biasa. Namun, perjalanan ini belum selesai."Mahesa menatap Nyai Sekar dengan mata penuh tekad. "Aku akan melakukan apa saja untuk melindungi dunia ini, meskipun itu berarti aku harus kehilangan segalanya."Nyai Sekar tersenyum tipis, tetapi kesedihan tampak di matanya. "Terkadang, melindungi berarti memilih untuk hidup dan bertahan, bukan mengorbankan segalanya. Kau harus belajar bahwa harapan tidak hanya berasal dari pengorbanan, tapi juga dari keberlanjutan perjuangan."Mahesa terdiam, hatinya bimbang. Ia tahu betul bahwa Bayangan Abadi masih menunggu untuk dihancurkan, namun pertanyaan

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Pilihan yang sulit

    Arleta dan Mahen berdiri di tengah reruntuhan jembatan yang baru saja mereka lewati. Suasana sunyi, hanya suara napas mereka yang terdengar di antara kepulan debu dan kilauan cahaya samar dari Pohon Kehidupan yang kini mulai meredup. “Aku tidak bisa kehilangan dia lagi, Mahen,” kata Arleta, suaranya pecah di tengah isak tertahan. “Mahesa adalah alasan kita ada di sini.” Mahen menggenggam tangan Arleta erat, matanya menatap jauh ke arah tempat Mahesa dan Lirya menghilang. “Kita akan menemukannya. Aku janji. Tapi kita harus tetap fokus. Lirya semakin kuat, dan waktu kita tidak banyak.” Di depan mereka, sebuah jalan setapak yang penuh dengan akar bercahaya mulai terbuka, seolah Pohon Kehidupan memberi mereka petunjuk. Tanpa ragu, mereka melangkah maju, meski tubuh mereka masih terasa lemah akibat serangan terakhir Lirya. Semakin jauh mereka berjalan, suasana berubah semakin mencekam. Cahaya yang sebelumnya lembut kini berubah menjadi redup, hampir seperti nyala lilin yang hampir p

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Memasuki dunia yanh hilang

    Mahen dan Arleta berdiri di depan gerbang besar yang bercahaya redup. Angin dingin menerpa wajah mereka, membawa bisikan halus seperti suara ribuan jiwa yang terperangkap di dalam. Di balik pintu itu adalah dunia yang tidak mereka kenal, namun takdir telah membawa mereka ke sini.Arleta menggenggam tangan Mahen erat, tatapannya penuh dengan keteguhan meskipun hatinya berdebar hebat. “Kita harus lakukan ini bersama. Aku tidak akan membiarkanmu melakukannya sendirian.”Mahen menatap istrinya, mencium keningnya lembut. “Apa pun yang terjadi, kita akan melawan bersama.”Panji berdiri di belakang mereka, wajahnya serius. “Gerbang ini akan membawa kalian ke inti Pohon Kehidupan. Tapi ingat, ujian yang menanti di dalamnya akan menguji cinta, kepercayaan, dan keberanian kalian. Jangan pernah terpisah, karena itulah kelemahan terbesar kalian.”Keduanya mengangguk, lalu melangkah masuk ke gerbang.Begitu mereka melewati gerbang, dunia di sekitar mereka berubah drastis. Cahaya lembut berwarna em

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Kabut yang membelenggu

    “Mahesa...” bisik Arleta, langkahnya terhenti saat menatap putranya. Air mata mengalir deras di wajahnya. Wajah Mahesa, yang dulu ceria dan penuh cinta, kini tampak dingin dan tak berjiwa.Namun, apa yang lebih menusuk hatinya adalah tatapan kosong itu, tatapan yang tak lagi mengenalinya.“Pergi,” suara Mahesa dingin dan berat, seperti bukan berasal dari dirinya. “Kalian tidak diinginkan di sini.”Mahen mencoba melangkah maju meski tubuhnya lunglai. “Mahesa, ini ayahmu. Ini ibumu yang selalu mencintaimu. Kami melakukan segalanya untuk membawamu kembali.”Mahesa tidak bergeming. Tangannya terangkat, dan seketika gelombang energi menghantam Mahen hingga terhempas ke tanah.“Mahen!” jerit Arleta, berlari ke arah suaminya. Ia berlutut, memeluk tubuh Mahen yang terguncang akibat serangan itu.Mahen menatap Arleta, mencoba berbicara meski suaranya serak. “Dia... dia bukan lagi anak kita. Ada sesuatu yang menguasainya.”Tawa sinis menggema di ruangan itu. Lirya muncul dari balik bayangan, me

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Kabut diujung harapan

    Hari-hari setelah serangan Lirya berlalu dengan perlahan. Pohon Kehidupan masih berdiri tegak, meskipun aura yang dipancarkannya mulai melemah. Mahen dan Arleta semakin waspada, menyadari bahwa kekuatan gelap bisa menyerang kapan saja.Namun, sesuatu yang aneh mulai terjadi. Mahesa tidak lagi memberikan tanda. Cahaya pohon itu semakin redup, seolah-olah terhubung dengan sesuatu yang semakin jauh.“Sekar, apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Mahen suatu malam, ketika mereka duduk di ruang kerja.Sekar menghela napas panjang. “Aku takut... Mahesa mungkin tidak lagi berada di dunia antara. Jika itu benar, maka dia mungkin sudah ditarik ke inti Pohon Kehidupan. Itu adalah tempat di mana roh-roh dipersiapkan untuk dilahirkan kembali.”“Lahir kembali?” bisik Arleta, hatinya mencelos.Sekar mengangguk. “Ya, itu berarti dia akan dilahirkan di dunia yang berbeda, tanpa ingatan tentang kalian. Kalian hanya memiliki sedikit waktu untuk menyelamatkannya sebelum itu terjadi.”Di tengah kebingungan

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Jejak Mahesa

    Keluarga Mahen kembali ke rumah mereka dengan hati yang berat. Kehilangan Mahesa seperti luka yang terus menganga, meskipun harapan dari Pohon Kehidupan mereka genggam erat.Arleta duduk di ruang tamu, memandangi foto Mahesa yang tergantung di dinding. Wajah kecil itu, dengan senyum polosnya, kini menjadi kenangan yang menghantui. Air mata jatuh perlahan di pipinya, namun ia tetap diam.Mahen berdiri di dekat jendela, menatap gelapnya malam. Angin dingin menyapu wajahnya, seolah dunia luar tak peduli pada rasa sakit yang kini melanda keluarganya.“Mahen,” suara Arleta bergetar, memecah keheningan. “Kau yakin... dia akan kembali?”Mahen menoleh, matanya merah oleh kelelahan dan emosi yang tertahan. Pria itu berjalan mendekati istrinya, duduk di sampingnya, dan menggenggam tangan Arleta.“Kita harus percaya, Arleta. Mahesa berkata dia akan kembali, dan aku yakin dia akan menepati janjinya,” katanya dengan suara tegas, meski di baliknya ada ketakutan yang tak terucap.Namun, kepercayaa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status