Orang cenderung menjugde para pelaku ONS, menyamakan mereka sama rendahnya dengan pelaku Sex commercial.
Tanpa menyadari..., jika, mereka memiliki alasan menjadi pelaku ONS.Economic adalah yang paling utama.Adapun yang di paksa karena di perjual belikan. Bahkan, oleh orang yang menjadi bagian dalam keluarganya sendiri.Entah itu bibi, paman, orang tua, bahkan pasangan mereka sendiri.Namun, kisah ini berbeda. Seorang wanita yang menjadi pelaku ONS karena ingin memulai petualangan liarnya dan juga karena ingin mencari pria yang bisa membuatnya menemukan kenikmatan cinta.Tak heran!Memiliki seorang kekasih yang berbeda usia yang cukup jauh, membuat ia tidak bisa mencapai kepuasan karena sang kekasih yang memiliki stamina yang terbatas.Atau mungkin... , ia saja yang memiliki keinginan dan gairah yang tinggi, maybe?Entahlah!Dari sekian banyak pria yang pernah bermain dengannya. Tak ada satupun pria yang dapat membuat nya menemukan titik puncak kenikmatan dalam bercinta.Hingga, ia bertemu dengan seorang dokter yang mengaku seorang G. Miliknya yang tidak pernah bangun adalah alasan ia mengira ia seorang G. Karena bahkan, ketika ia di hadapkan pada tubuh wanita yang tercantik bahkan termulus sekalipun, miliknya tak juga terbangun.Namun, ditengah kisah mereka...., sang wanita mulai ragu. Ia merasa tidak pantas.Seorang Bitch dengan seorang dokter?Siapa yang menyangka jika sang wanita adalah alasan mengapa sang dokter mengira jika dirinya adalah seorang G.Dan lebih tidak menyangka lagi jika.., orang tua dari sang dokter malah menerima sang wanita. Tak peduli asal usulnya.Lalu, jika sang dokter bukan seorang G..., bagaimana dengan pria yang pernah menjadi kekasih sang dokter?Akankah sang kekasih pria akan semakin menyimpang? Atau malah ikut sembuh bersamaan dengan sang dokter dan sang pemain ONS yang bersatu?Abaikan!Lalu?Siapa wanita yang menjadi pelaku One night stand itu?Namanya adalah Alana Kendrick, wanita dewasa berusia 30 tahun yang mencari kepuasan cinta?Kepuasan cinta?Karena itulah yang sedang ia lakukan sekarang.Setelah sebelumnya, seluruh ruangan seolah penuh dengan suara- suara menjijikkan dengan suara kasur yang menderik, kini seolah sepi dengan Alana yang terduduk di pinggir kasur sambil menatap ke arah kamar mandi. Dimana pasangan bermainnya sedang membersihkan badannya.Pasangan bermain?Karena Alana bahkan tidak ingat namanya.Ia hanyalah pria random yang ia ajak bermain.Namun, bahkan meski tanpa pelindung sekalipun.., wanita itu tidak dapat menemukan kepuasaan sendiri.Dulu, saat Alana remaja..., ia selalu diam- diam menonton film- film dewasa dan merasa, jika yang apa yang akan mereka lakukan itu nikmat.Namun sepertinya, ia bahkan harus mengatakan jika mungkin, itu hanya film komersial belaka.Tak heran...,Hal yang pertama kali wanita itu rasakan adalah...,Sakit!Sakit? Ya, sakit!Selebihnya, tidak ada rasa enak. Bahkan, pria pertama yang menjadi kekasih pertamanya juga tidak dapat mengajari wanita itu. Membuat Alana merasakan nikmat.Atau mungkin, karena ia yang lebih tua dari Alana? Sehingga, pria itu tidak pandai dalam memberi kepuasaan?Alana sering kali merayunya. Namun, pria itu tidak pernah kuat memberi wanita itu kepuasaan.Tak jarang, Alana lah yang harus mengajarinya terlebih dahulu.Lama- lama wanita itu jadi jengah.Alana masih suka menonton Film dewasa. Namun, ia tidak pernah mendapatkan kepuasaan. Yang bahkan, lebih nikmat dari pada usaha tangan wanita itu sendiri.Alana memang wanita yang tidak bisa bersikap layaknya wanita pada umumnya.Ia bahkan sering kali tidak memakai apapun ketika hanya di rumah sendiri.Alana memang lebih banyak di tinggal sendiri dari pada tinggal bersama keluarganya.Ibunya sendiri telah tiada.Alana memiliki kakak.., namun, ia sudah memiliki keluarga kecilnya sendiri. Dan ayahnya lebih memilih menemani adik bungsu wanita itu yang bekerja di luar kota.Mungkin, itulah alasannya mengapa Alana seolah mencari jati dirinya dengan kekasihnya.Pernah sekali Alana merasa nikmat saat bermain dengan kekasihnya. Namun mungkin, karena tenaga tuanya, ia tetap tidak sampai membuat wanita itu merasa mendapatkan pelepasannya.Mungkin, karena itulah Alana selalu mencari kepuasaan sendiri di luar.Dan sayangnya, dari sekian banyaknya orang- tidak ada yang dapat memberi Alana arti kepuasaan itu.*“ Terima kasih sayang, aku puas sekali.” ucap pria yang bahkan Alana tidak tahu namanya itu. Sambil memberi wanita itu beberapa lembar uang.Jangan salah. Alana bukan menjual tubuhnya. Pria itu memang menawari uang karena Alana selalu menolak permintaannya.Alana memang cantik. Dengan dada yang besar, dan pantat yang sekal. Tak ketinggalan bahu dan tubuh yang tegap menambah nilai plus wanita itu. Hanya dengan memposting wajah saja, sudah banyak orang mengirimi Alana pesan.Namun, tidak ada yang wanita itu tanggapi. Karena, Alana tahu jika tidak ada satupun orang yang akan memberinya kepuasaan. Hanya beberapa orang saja yang sangat penasaran akan tubuh Alana saja yang benar- benar berusaha mendekati wanita itu.“ Ya .” jawab Alana sambil menerima uang yang ia beri. Sebagai ganti kekesalan karena Alana yang harus mencari kepuasaan sendiri nanti.Mungkin, jika ia bisa memberi Alana kepuasaan. Alana dengan senang hati akan memberi tanpa meminta uang jasa.Mungkin, setelah ini Alana akan memblokir nomornya agar tidak menganggu wanita itu lagi.*setelahnya*Setelah memakai pakaian secara lengkap..., Alana memilih meminta pria itu untuk mengantar pulang, karena tidak ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengannya.Pria itu berusaha memeluk Alana. Namun, Alana seolah mati rasa dan pelukan yang ia berikan tidak berarti apapun, kecuali..., kehampaan.Setelah pria itu mengantarnya pulang, Alana memilih masuk kerumahnya yang sepi. Yang bahkan, hanya ada angin yang menyapa wanita itu.Setelah membersihkan tubuh untuk yang kedua kalinya, Alana memilih menuntaskan apa yang belum tertuntaskan.Beruntung karena pria tadi tidak terlalu pintar memberi tanda. Sehingga, ketika besok kekasih tua Alana ingin bertemu, wanita itu tidak perlu memberi alasan tentang tanda-tanda di tubuhnya.Kekasih Alana memang lebih tua darinya 10 tahun. Sehingga, ia bukanlah pria yang pandai melihat keanehan yang terjadi.Jika kalian bertanya;'Mengapa Alana bisa memiliki kekasih berbeda usia 10 tahun.'Karena awalnya, Alana tidak tahu jika pria itu lebih tua darinya. Alana hanya berpikir;' Jika ia lebih tua darinya 3 tahun, maybe.'Mungkin karena, meski ia tidak terlalu pandai dalam melihat keadaan- ia sangat paham akan fashion.Ya, semua orang bisa mengerti fashion. Bahkan, ayah Alana yang sudah memasuki kepala 6 saja- mengerti akan Fashion.Tentu saja kejengahan ini membuatnya ingin berpisah dari kekasih tuanya. Sayangnya, kekasih tua Alana ini tidak mau putus dengan wanita itu.Dan ia ini type orang bersumbu pendek yang gampang marah.Pernah sekali Alana ketahuan jalan dengan pria lain.Dan semua barang wanita itu..., pria itu lempar.Alana juga pernah mengatakannya kepada ayah kandungnya. Namun, ia lebih memilih acuh tak acuh. Sehingga, Alana memilih tetap bersama dengan kekasih tuanya sambil mencoba mencari pria yang membuat wanita itu berani melepas kekasih tuanya- sekaligus memberi wanita itu rasa nikmat.*Pov Alana" Al, kapan kamu akan menikah dengan Jun?" tanya ayah kandungku. Ya, itulah yang selalu di katakan ayah kandungku ketika ia sedang berada di rumah.Padahal, aku sendiri selalu mengatakan;' Jika aku ingin putus dari kekasih tuaku.' Entah ayahku ini yang sudah mulai pikun karena umur atau sengaja, maybe. Yang membuat ia selalu bertanya padaku." Jangan tanya padaku, tanya saja pada Jun." jawabku Asal.Meski kenyataannya, Ini memang benar. Dulu, saat aku masih menghormatinya- aku pernah bertanya tentang perihal masa depan dan pernikahan. Namun, ia terlihat sibuk pada hal gilanya, yaitu..., Bermain menebak angka. Yang benar maka ia akan mendapat untung 10 kali lipat dari harga yang ia keluarkan. Semacam judi. Meski kerap kali beruntung..., aku tidak pernah setuju yang namanya Judi." Kata bibi pemilik toko mebel, kau ingin putus dari Jun, Al? Apakah itu benar?" tanya ayah kandung Alana.' Bukankah aku juga pernah mengatakan padanya?' batinku.Ternyata, ayahku ini memang su
Namaku adalah Alana Kendrick.Aku seorang Novelis atau bisa di bilang penulis. Dulu, aku memang pernah bersekolah di study seni untuk gelar Sarjana. Namun, semua itu terhenti ketika ibuku tiada dan ayahku beralasan.., ' Jika ia tidak lagi memiliki uang untuk menyekolahkanku.' ' Cih, tidak punya uang untuk menyekolahkan anaknya- tapi memiliki uang untuk bersenang- senang.' batin ku.Karena, memang itulah yang terjadi. Ayahku, hanya memikirkan dirinya sendiri. Melarangku menjual barang warisan mendiang ibuku. Namun, tak jarang.., ia juga juga menjual barang warisan ibuku yang berharga lebih mahal dari yang aku jual. Untuk apa uang yang di jual ayahku? Jawabannya..., Tentu saja untuk senang-Senang.Bukan untukku tentu saja. Mungkin, untuknya sendiri? atau mungkin, membaginya untuk putra bungsu kesayangannya itu, maybe? Tak heran..., Karena pada akhirnya, aku masih harus menghidupi diriku sendiri tanpa bantuan ayahku. Belanja sendiri, membayar tagihan air dan listrik pun sendi
* POV Mark Dawson *Namaku Mark Dawson dan aku adalah dokter di rumah sakit milik keluargaku sendiri.Setelah sekian banyak patient yang menatapku wajah tampanku. Yang bahkan membuatku risih karenanya..., aku akhirnya bertemu dengan wanita yang kukenal.Ralat! Maksudnya, wanita yang pernah menjadi patientku.Sebelumnya, aku memang bekerja di puskesmas kecil saat aku sudah menjadi dokter pertama kali semenjak aku berusia 17 tahun. Aku memang pandai. Sehingga, bisa menyelesaikan study dokterku di usiaku yang masih sangat muda.Dan wanita yang menjadi patient ku hari ini adalah Alana Kendrick ini. Ia dulunya selalu menjadi langgananku. Alana selalu mimisan di saat ia masih kecil. Aku pikir.., itu hanya alasan orang tuanya. Hanya agar bisa bertemu denganku. Karena, tidak sedikit orang yang sengaja pura-pura sakit.., hanya untuk di periksa olehku.Namun, melihat jika di hidung gadis itu masih menyisakan darah yang mengering.., aku tahu jika gadis kecil itu benar-benar mimisan.Dan herann
Dia.Alana Kendrick.Satu- satunya wanita yang menarik perhatianku.Dia terlihat seolah wanita yang susah di dekati. Namun, aku tahu.., wanita itu melakukan hal itu karena takut. Ia melakukkan segala penolakan itu sebagai perlindungan diri karena tidak mau di kecewakan.Ibarat anak kucing yang memperlihatkan cakarnya kepada orang yang di lihatnya.Sejujurnya, ia hanyalah pribadi yang lemah. Namun, ia tidak mau memperlihatkan kelemahannya itu.- Mark Dawson-Setelah beberapa hari dari; wanita itu- maksudku..., Alana Kendrick itu memeriksakan tubuhnya- tidak ada kabar lagi tentangnya.Aku sedikit memikirkannya- karena teringat, ia yang memeriksakan dirinya sendiri kerumah sakit. Aku takut jika ia pingsan- di saat tidak ada orang di sekitarnya.Sejujurnya, di data patient ada alamat rumah dan nomor telephone nya. Namun, tidak mungkin, aku harus memperhatikan satu persatu patient ku.' sudahlah!'Dari pada memikirkan patient yang baru aku temui pertama kali- setelah sekian lama selalu
* POV Author*“ Apa yang kau lakukan padanya?” ucap sebuah suara yang sangat Alana kenal.Dan benar saja, saat Alana membuka matanya- ada dokter Rese yang menghalau tangan kekasih tua wanita itu.“ Siapa Kau!” kesal kekasih tua Alana.“ Aku yang seharusnya bertanya padamu; Kau ini siapa?” tanya Mark.“ Aku ini kekasihnya.” jelas kekasih tua Alana. Mark langsung melihat ke arah Alana. Sedikitnya, Mark menjadi lega. Karena, wanita itu sudah sedikit lebih baik dari pada tempo hari yang terlihat begitu buruk.Abaikan!Mark masih harus menghadapi masalah wanita itu- yang saat ini tepat ada di hadapan Mark.“ Aku bukan siapa-siapa wanita ini.” jelas Mark. Tampak, pria itu langsung menggenggam tangan Alana dan berkata;“ Namun, wanita itu berada di bawah perlindunganku.” jelas Mark lagi- sambil menyembunyikan Alana di balik tubuh pria itu.“ Kau mengatakan; tidak selingkuh. Namun, yang aku lihat ini; APA?” pekik kekasih tua itu kepada Alana.“ Aku memang bukan selingkuhan wanita yang akan m
Mark hanya tersenyum melihat Alana yang mulai makan dengan lahap begitu menu makanan non manis yang di pesan Mark di hidangkan di hadapan Alana.“ Apakah; enak?” tanya Mark.“ Maaf. Aku lapar. Karena, belum makan.” jelas Alana dengan malu.“ Belum makan?” tanya Mark.“ Ya. Karena sakit, aku tidak bisa masak dan hanya membeli di luar. Karena tidak nafsu makan, aku hanya memakan yang bisa masuk ke mulutku.” jelas Alana.“ Apa tadi, kau juga tidak sarapan?” tanya Mark.“ Aku baru mulai berangsur membaik dan mulai nafsu makan setelah meminum obat yang anda anjurkan dan kebetulan, aku baru saja bangun, saat pria tua tadi mengajakku kemari untuk mengantar barang.” jelas Alana.“ Pria tua?” tanya Mark menunjukkan smirk smile nya.“ Ya, kekasihku tadi.” jelas Alana.“ Maksudmu; mantan kekasihmu?” kekeh Mark.“ Ya...” ucap Alana ragu. Lantas, Mark mendapati jika; terdapat bekas luka di lengan wanita itu. Bukan bekas luka yang tidak di sengaja. Seperti bekas luka lama- yang sengaja dibuat- di l
*** POV Alana ***Sama.Hal yang sama ketika aku pulang kerumah adalah.., tidak ada satupun orang yang menyapaku ketika aku kembali kerumah.Tidak ada yang menjawab sapaanku ketika aku memasuki rumahku sendiri.Hanya ada angin yang berhembus-yang seolah tahu kedatanganku kembali ke rumahku sendiri.Aku menatap pada langit-langit rumahku.Pada lampu yang tidak pernah mati- hanya agar, ketika aku kembali di saat malam hari..., tidak ada kegelapan yang menyapaku-ketika aku masuk kembali ke dalam rumahku.Aku bukanlah type orang yang takut pada kegelapan-bahkan, aku selalu tidur dalam keadaan gelap. Aku hanya menjaga pandangan orang lain. Agar, orang-orang tidak perlu lagi bersimpati tanpa empati kepadaku.Aku memilih menghela nafasku-seolah membalas sapaan angin kepadaku. Meletakkan tas ku di Sofa kamar Tamu dan melepas sepatuku. Baru masuk kedalam kamarku. Aku tidak perlu menjaga rumahku dalam keadaan rapi, karena, jarang ada tamu yang berkunjung.Dan tepat pada saat aku masuk ke dalam
POV Alana.Bisa di bilang. Ini kali pertama kali aku keluar kota menggunakan motor.Aku tidak bisa mengendarai motor sebelumnya. Karena, sebelum aku benar-benar bisa mengendarai sepeda, sepedaku harus di rusakkan oleh kakakku dan sekali lagi aku yang harus mengalah karenanya.Jadilah, aku yang tidak bisa naik sepeda. Hingga aku dewasa. Dan ketika, aku di tanya;‘ Mengapa aku tidak bisa naik sepeda?’Orang tuaku hanya beralasan jika aku malas belajar naik sepeda.Sekali lagi aku memilih diam.Menyuarakan pendapatku pun...,aku hanya akan di salahkan.Namun, aku hanya akan semakin diremehkan ketika aku memilih mengalah dan tidak menyuarakan keinginanku.Aku lelah.Lelah karena selalu mengalah. Lelah karena hanya ada aku yang mengerti diriku. Mungkin, karena itulah aku memilih keluar kota. Sekalian, untuk mencari inspirasi untuk ide novel yang akan kutulis.Aku mengemas barangku. Terutama laptopku. Agar, aku bisa tetap mengerjakan karyaku. Dimana saja dan kapan saja.Ternyata, aku menda