Share

17. Perkataan Asal

Penulis: pramudining
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-18 15:35:36

Happy Reading

*****

Pulang dari kafe tepi sawah, Kiran minta kembali ke kantor, sedangkan Amir memilih mengantarkan putrinya ke rumah. Sebenarnya, lelaki itu ingin sekali mengantar pulang Kiran karena jam kantor hampir selesai. Namun, si gadis menolak keras. Alasannya karena motor Kiran masih berada di kantor.

"Terima kasih, Pak," ucap Kiran sebelum keluar mobil untuk kembali ke kantor.

"Aku yang seharusnya berterima kasih. Kamu sudah banyak membantu hari ini."

"Sudah kewajiban saya sebagai seorang karyawan. Membantu atasan sebisa mungkin. Saya, permisi." Kiran memutar handle pintu. Bersiap turun, tetapi Naumira memanggilnya.

"Ada apa, Sayang?"

Cup ...

Gadis kecil itu mencium pipi Kiran.

"Terima kasih, Tante Kiran. Rara bahagia banget ini. Walau nggak jadi pergi ke tempat yang sudah dijanjikan Papi, tapi Rara tetap bisa piknik apalagi ada Tante yang nemenin," ucap Naumira penuh semangat.

"Sama-sama, Sayang." Kiran membalas ciuman si kecil pada puncak kepala. Dia begitu gemas deng
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   18. Pengakuan Sepihak

    Happy Reading*****"Bener, Ma," ucap papinya Naumira.Laila terdiam, sejak kapan Amir memiliki seorang calon pendamping, sedangkan dekat dengan cewek saja tidak pernah kecuali Rosa. Laila menyenggol lengan putranya. "Jangan main-main dengan perkataan itu. Pernikahan bukanlah sebuah lelucon. Kamu nggak boleh sembarangan ngomong seperti itu lagi. Kalau nggak mau sama Rosa, tinggal bilang. Nggak perlu ngaku-ngaku sudah ada calon pendamping," bisik Laila meyakinkan diri sendiri bahwa yang dikatakan Amir tadi benar. Sang putra, hanya mengangguk dan tersenyum. Laila tak meneruskan pertanyaannya, biarlah nanti sampai di rumah saja. Berunding dengan sang suami terlebih dulu. Jika memang benar pengakuan putranya, maka dia akan segera melamar gadis tersebut. Masih penuh dengan ketegangan antara Rosa dan Ernanda, Laila pamit pulang terlebih dahulu. "Papanya Amir pasti udah nunggu di rumah. Aku pulang dulu, ya, Er. Maaf, bukan aku nggak mau jadiin Rosa menantu. Cuma anakku udah ada calon send

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   19. Mengorek Informasi

    Happy Reading*****Laila menatap suaminya dengan aneh. "Pa, kenapa sama cewek yang disebutkan Amir tadi?" tanya untuk kedua kali."Nggak ada apa-apa sama dia, Ma. Iya, kan, Pa? tanya Amir. Wijananto mengangguk, tetapi pikirannya masih berputar-putar. Antara percaya dan tidak jika Amir menjalin hubungan dengan Kiran. "Syukur, deh. Kalau memang nggak ada apa-apa. Mama sampai berpikir negatif, melihat reaksi Papa tadi.""Iya, nih. Biasa aja kali, Pa," kata Amir menambahkan perkataan sang mama. "Masalahnya Papa tahu betul Kiran itu nggak mau deket-deket cowok. Terus kenapa kamu bilang dia calonmu? 'Kan aneh. Ya, Papa kaget. Kamu nggak sedang mengarang bebas, kan?" Wijananto duduk di sofa kamar Amir bersama sang istri, sedangkan Amir duduk di kursi kerjanya menghadap kedua orang tuanya. "Ngarang gimana, sih, Pa?" tanya Amir santai, "Kiran memang nggak mau dekat-dekat sama cowok, tapi bukan berarti dia nggak mau Deket sama aku, kan? Nyatanya, aku bisa ngomong seperti itu. Memangnya, s

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   20. Modus Baru

    Happy Reading*****"Nggak usah melibatkan Rara, deh, Pa," sara Laila, "gimana kalau Papa menggunakan alasan pekerjaan saja untuk memintanya datang.""Ya, nggak bisa, Ma. Kiran, kan, susah nggak kerja sama Papa lagi. Apa nggak aneh kalau Papa memintanya dengan alasan pekerjaan." "Iya, juga, ya," timpal Laila, "dipikir nanti saja, Pa. Mama mau nyiapin makan malam dulu." Perempuan paruh baya itu meninggalkan sang suami sendirian di kamarnya.*****Kiran bekerja seperti biasanya, tidak begitu menghiraukan apa yang dilakukan Amir, meskipun sedikit aneh baginya. Namun, gadis itu mencoba bersikap biasa saja. "Ran, ayo siap-siap. Udah mau JM pulang," ucap Fitri menghentikan semua aktifitas yang dilakukan sahabatnya. "Kamu, Fit. Masih kurang lima belas menit lagi.""Halah, kamu ini. Nggak perlu terlalu rajin, kita nggak kerja di kantor pusat.""Hmm." Baru akan melanjutkan perkataannya, menjawab sang sahabat, ponsel Kiran berdering. "Siapa?" tanya Fitri, kepo."Big Father," bisik Kiran seo

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   21. Makan Malam Mendebarkan

    Happy Reading*****Wijananto menangkupkan tangan kanannya di atas telapak tangan sang istri. Menggelengkan kepala agar Laila tidak menuntut jawaban Kiran. Jelas saat ini, si gadis terlihat begitu ketakutan."Kalau memang ada yang nggak kamu sukai dari cara Amir memimpin di kantor cabang. Nggak masalah kamu ungkapkan semua sama Bapak," ucap Wijananto lembut disertai senyuman.Kiran masih menunduk, menimbang-nimbang apakah harus menceritakan semua keresahan hatinya tentang Amir. Namun, ketika mengingat hal yang membuatnya ketakutan bersumber pada dari dirinya sendiri. Kiran, mengurungkan niatnya. Beberapa detik kemudian, gadis itu memberanikan diri, mengangkat kepala melihat kedua orang tua Amir. "Sampai saat ini, saya belum punya keluhan dengan Pak Amir, Pak."Wijanto dan Laila tersenyum ketika si gadis mengatakan hal seperti itu."Alhamdulillah kalau Kiran nggak punya keluhan apa pun sama Amir. Ibu senang mendengarnya," sahut Laila. Begitu lega ketika gadis incaran putranya mengatak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   22. Kiranku Sayang, Kiranku Pemarah 1

    Happy Reading*****Pulang dari rumah atasannya, pikiran Kiran dipenuhi kemarahan pada sang atasan. Sama sekali tak habis pikir bagaimana Amir menceritakan tentangnya pada Wijananto dan Laila. "Kamu kenapa, Ran?" tanya Nur ketika meIihat wajah putrinya yang suram."Nggak ada apa-apa, Bu. Aku cuma capek saja," jawab Kiran tak ingin perempuan yang teIah meIahirkannya itu mengetahui segaIa permasaIahannya."KaIau gitu, istirahat sana," suruh perempuan paruh baya dengan daster batik. "SebeIum itu, kamu makan duIu, Ibu sudah siapkan makanan di meja. Masmu puIang agak maIam katanya, jadi nggak usah menunggunya.""Aku sudah makan maIam, Bu. Mau Iangsung istirahat saja." Kiran berjaIan meninggaIkan ibunya dan perempuan paruh baya itu cuma bisa menggeIengkan kepaIanya."Ibu nggak tahu apa yang terjadi padamu, Nduk. Tapi, semoga kamu bisa meIewati semua masaIah yang terjadi dengan baik," Iirih Nur mendoakan putrinya.*****Kiran berangkat ke kantor dengan tergesa-gesa bahkan sarapan pun tak se

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   23. Kiranku Sayang, Kiranku Pemarah 2

    Happy Reading*****Kiran menatap benci pada lelaki yang kini terlihat begitu berharap bahwa dirinya akan menerima lamaran yang diucapkan Wijananto. Tanpa diduga, sang gadis melayangkan tamparan pada pipi kiri Amir. "Ternyata benar pikiran saya selama ini. Semua lelaki itu sama saja. Enggak akan pernah cukup dengan satu wanita."Amir kembali memegang pergelangan Kiran dengan berat. "Apa maksudmu? Jangan salah paham, Ran." Walau emosinya terpancing dengan ucapan kasar si gadis yang menuduhnya sembarangan, tetapi Amir tetap mengecilkan suaranya. Kiran melepas paksa genggaman tangan Amir. Berlari keluar ruangan dan meninggalkan kantor. Sementara Amir diam mematung. "Trauma apa yang kamu miliki di masa lalu? Mengapa sampai terucap kalimat kebencian seperti itu?" gumam Amir lirih sepeninggal Kiran. Masih dengan kebisuan dan kebingungan, Syaif datang menghampiri Amir. Menepuk pundak sahabatnya. Si bos menoleh dengan raut muka kecewa, penuh penyesalan. "Kiran kamu apain sampai marah sep

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   24. Keresahan Kiran

    Happy Reading*****Menjelang tengah hari, Nur menghentikan aktifitas menjahitnya. Menengok ke kamar Kiran, ternyata gadis itu tengah meringkuk dengan memeluk boneka panda kesayangannya. Si Ibu mendekat, duduk di samping putrinya dan mengusap lembut kepala Kiran yang masih tertutup jilbab. "Ibu nggak tahu apa yang terjadi, Nak. Maafkan Ibu jika sudah membuatmu mengalami kesakitan dan trauma yang mendalam. Andai dulu Ibu bisa lebih memendam sakit itu, mungkin kamu nggak perlu ngalamin semua ini." Air mata Nur terjatuh. Hari-hari kelam di masa lalu kembali hadir. Merasakan elusan di kepala, Kiran menggerakkan bola mata walau masih belum membukanya. Rasanya sangat berat untuk membuka. Hampir seharian menangis, membuat indera penglihatannya perih ketika dibuka.Air mata Nur kembali terjatuh, beban penderitaan kedua buah hatinya adalah akibat kesalahan masa lalu. Sudah bertahun-tahun terlewat, tetapi sakit itu masih membekas pada anak-anaknya. Kiran tak tahan lagi, apalagi ketika isakan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   25. Perdebatan Kecil

    Happy Reading*****"Katakan pada Ibu, apa yang menjadi masalahnya?"Kiran terdiam, kali ini pikirannya tertuju pada Naumira. Senyum ceria bocah kecil itu telah mampu meningkatkan suasana kebahagian pada hatinya yang selama ini sering dirundung duka."Jangan terlalu banyak berpikir, Ran. Bisa jadi, apa yang kamu anggap baik ternyata malah nggak baik. Bisa jadi juga, apa yang menurutmu bermasalah seperti sekarang, ternyata malah banyak membawa kebaikan dalam hidupmu. Ucapkan Alhamdulillah atas lamarannya." Nur berdiri, mulai membereskan sisa makanan mereka tadi, sedangkan putrinya menumpuk piring kotor untuk dicuci."Jadi, Ibu setuju gitu sama lamaran orang tuanya Pak Amir?" tanya Kiran tak percaya dengan kalimat terakhir yang diucapkan Nur."Ibu nggak mengatakan setuju, ya. Cuma ngomong Alhamdulillah. Kmu sudah ada yang melamar. Kan, kamu belum ngomong apa jawabanmu." Nur berjalan ke arah tempat cucian piring.Kiran pun mengikuti langkah kaki ibunya. Berniat membantu mencuci piring d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21

Bab terbaru

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   141. Coba-Coba Adegan Mesra

    Happy Reading*****Seseorang itu makin mengeratkan kedua tangannya di pinggang Fitri. "Siapa kamu?" tanya sang calon pengantin. Fitri begitu takut untuk menoleh ke arah belakang karena jarak wajahnya dan si pelaku cuma sekitar satu senti saja. Jika Fitri tetap memaksa menoleh, bisa jadi akan mencium seseorang yang melingkarkan tangannya begitu erat di pinggang. Tak tahan dengan tekanan yang ada, perempuan itu menginjak kaki orang yang di belakangnya."Aduh, Sayang. Sakit," rintih seseorang di belakang tubuh Fitri. Perempuan itu segera membalikkan badan saat pinggang terbebas. "Sayang. Kenapa bisa kamu?" Fitri mengerutkan kening dengan mata menyipit. Syaif menarik garis bibirnya ke atas. Menatap sang kekasih dari ujung kaki hingga rambut nyaris tanpa kedip. Fitri mulai risih dengan tatap kekasihnya yang seperti itu. Tangan kanannya pun menetup mata si lelaki. "Nggak boleh ngeliat aku kayak gitu. Natukin, ih," kata Fitri."Apa, sih, Yang." Syaif menepis tangan kekasihnya yang mene

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   140. Persiapan Pernikahan Fitri

    Happy Reading*****Amir tertawa keras ketika mendengar perkataan sang istri. "Jahil banget kamu, Mir," kata Laila. "Dia itu nelpon pasti karena ada pentingnya. Kasihan Fitri.""Biarin, Ma. Dulu, pas kita mau nikah, kami nggak pernah merepotkan Syaif sama Fitri." Ternyata si bos sengaja melakukannya semata-mata karena iseng."Enggak boleh gitu, Mas. Kalau njenengan dibalas seperti tadi dengan Pak Syaif, pastinya marah. Teman akrab Fitri itu, ya, cuma aku. Karena dia juga, aku mengajukan diri rolling ke kantor cabang saat itu," terang Kiran seolah menegaskan jika bukan karena sahabat karibnya, mungkin dia tidak akan berada di kantor cabang dan bertemu dengannya."Dengarkan istrimu itu, Mir. Kalau bukan karena Fitri, maka kamu nggak akan pernah ketemu dengan Kiran dan kalian nggak akan bahagia seperti sekarang. Harusnya, kamu nggak jahil begitu sama orang yang sudah membuatmu menemukan cinta sejati," tambah Wijananto mempertegas apa yang diuucapkan sang menantu bahwa memang Fitri memil

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   139. Riweh

    Happy Reading*****Pada akhirnya Kiran tidak bisa menolak keinginan sang suami. Andai Wijananto tidak menelepon lelaki tersebut. Mungkin, saat ini Kiran masih berada di bawah kungkungan Amir. Beruntung sang papa mertua meminta mereka segera pulang karena Naumira tidak ada yang menemani."Ish, Papa ganggu anaknya aja. Katanya mau minta cucu, tapi setiap kali Mas berduaan sama kamu, pasti Papa ngerecoki," gerutu Amir sepanjang perjalanan mereka menuju rumah. "Enggak boleh gitu, Mas? Kita kan enggak pernah tahu kepentingan Papa apalagi beliau seorang pemimpin yang menghidupi puluhan orang. Jadi, kepentingan perusahaan jauh lebih penting daripada kepentingan pribadi. Mungkin, jika Papa punya pilihan, beliau enggak mungkin mau menyusahkan kita seperti ini. Tapi, mau gimana lagi. Pertemuan dengan klien dari Australia itu jauh lebih penting untuk kemajuan dan pendapatan perusahaan," terang Kiran. Sangat bijak perempuan itu menjelaskan semuanya pada sang suami. Amir sangat kagum dengan pem

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   138. Lanjut Proses Membuat Bayi

    Happy Reading*****Kali ini, tawa Fitri makin menggema melihat tingkah aneh sang kekasih. "Masak kamu cemburu sama Pak Amir, sih, Yang. Dia itu mana mau melirikku. Cintanya sudah habis di Kiran. Nggak akan bisa pindah ke lain hati," terangnya.Tangan perempuan yang bekerja sebagai staf produksi tersebut menyentuh pipi kekasihnya. "Kamu nggak perlu khawatir, aku nggak akan pernah jatuh cinta pada lelaki selain dirimu. Jadi, nggak usah cemburu gitu.""Sayang, benarkah yang kamu katakan tadi?" tanya Syaif dengan muka dibuat seimut mungkin. Tangannya bergerak menangkup di atas tangan sang kekasih yang berada di pipinya. Fitri mengangguk mantap. "Seratus persen bener.""Terima kasih sudah mau menerima dan memberikan semua cinta itu untukku," kata Syaif.Laki-laki jika sudah terjerat cinta, maka lupa segalanya bahkan dia bisa bersikap manja sekali, melebihi anak kecil. Sama seperti keadaan sang manajer HRD saat. Manja sangat manja, Fitri saja sampai heran dengan sikap sang kekasih. ****

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   137. Terdesak

    Happy Reading*****Syaif dan Fitri saling pandang, sementara Amir dan lelaki paruh baya itu tertawa bahagia cukup keras."Om, bisa aja," kata Amir."Eh, jangan salah apa yang Om katakan tadi benar adanya, sesuai dengan isi hati dan pikirannya, Om. Papamu sebentar lagi akan nambah cucu. Lha, Om? Satu aja belum dapat," kata papanya Syaif membuat putra dan calon menantunya mengerucutkan bibir."Memangnya punya cucu itu ajang perlombaan. Papa ngawur aja kalau ngomong. Dulu, nikahnya aja udah kalah sama Om Wijananto. Jadi, wajar kalau punya cucu juga terlambat," protes Syaif tak mau dijadikan kambing hitam oleh orang tuanya."Ngeles aja kamu.""Om, saya nggak bisa kalau dua hari lagi," protes Fitri."Kalau nggak mau nikah dua hari lagi, ya, nikah nanti sore aja. Gimana?""Om, saya," kata Fitri kembali ingin memprotes sang calon mertua. Namun, kalimat itu tidak diteruskan karena ponsel sahabatnya Kiran tersebut berbunyi nyaring. Ada notifikasi pemberitahuan masuk. Seketika, kelopak mata Fi

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   136. Paksaan Menikah

    Happy Reading*****Fitri dan Syaif menoleh ke arah sumber suara secara bersamaan. Si lelaki menepuk kening sambil mengembuskan napas panjang. Jika sudah begini, dia pasti akan terkena nasihat sahabatnya. Fitri sendiri lebih memilih menundukkan kepala dengan tangan yang menarik-narik ujung kemeja Syaif."Ngapain, sih, balik lagi?" kata Syaif dengan wajah kesal."Kalau aku nggak balik. Kamu pasti makin menjadi-jadi sama Fitri. Awas aja aku laporkan pada Om dan Tante." Amir mengeluarkan ponsel, jemarinya mulai bergerak bermain di atas layar. "Dih, main lapor-lapor saja. Lagian, aku nggak ngapa-ngapain, kok, sama Fitri," sanggah Syaif masih dengan raut wajah kesal pada sahabatnya."Nggak ngapa-ngapain karena keburu kepergok. Coba kalau aku nggak datang. Kamu pasti udah nyosor ke Fitri. Pokoknya, aku mau lapor sama Om supaya kalian cepet dinikahkan. Aku nggak mau, ya, kantorku kalian pake untuk tempat mesum." Suara Amir mulai meninggi. Sebenarnya, dia sudah berniat untuk segera menyusul

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   135. Nyosor

    Happy Reading*****Amir menaikkan garis bibirnya, lalu menggaruk kepala yang tak gatal. "Mas, ih. Ditanya, bukannya jawab malah nyengir," gerutu Kiran yang tidak pernah tahu jika layanan spa yang dipesan adalah untuknya. "Nanti, kamu bakalan tahu. Kenapa suamimu ini memesan layanan spa. Sekarang, habiskan makanannya. Mas, mau bukain pintu dulu." Amir berdiri. Berjalan ke arah pintu untuk menyambut tamunya."Selamat siang, Pak. Saya dari layanan spa di hotel ini yang sudah Bapak pesan. Bisa kita mulai spa terapinya?" tanya perempuan dengan perkiraan usia sama dengan Kiran. "Sebentar," sahut Amir. Menoleh ke arah sang istri yang sudah menyelesaikan makan siangnya. "Sayang, kamu sudah siap untuk spa?""Lho. kok, aku? Bukannya yang mau spa njenengan?" Kiran menatap suaminya dengan bingung."Memang Mas yang pesan, tapi yang ngeluh capek kan kamu, Sayang. Jadi, Mas panggil layanan spa di hotel ini. Kalau nunggu kesempatan, kamu pasti nggak bakalan mau diajak ke salon apalagi kalau ada

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   134. Suami Idaman (1)

    Happy Reading*****Sedikit mendorong tubuh sang suami agar tidak mengubah keputusannya tadi, Kiran mengatupkan kedua tangannya."Mas, aku mohon beri sedikit waktu supaya tenagaku pulih. Nanti, kita bisa melakukannya lagi. Ya?" kata Kiran dengan wajah memelas agar suaminya tidak meminta haknya. Dia benar-benar capek dan butuh pemulihan."Makanya, jangan suka godain. Sudah tahu suamimu ini gampang banget terpancing kalau masalah begituan. Jadi, kenapa sayangnya Mas ini masih menggoda?" Amir mencolek dagu sang istri, lalu mengecup keningnya lembut. "Tapi, Mas janji. Hari ini, demi kesayangan. Mas, rela menahannya sampai kamu benar-benar siap."Kiran tersenyum dengan perkataan sang suami yang begitu pengertian, rasanya ingin mengecup bibir lelakinya sekali lagi, tetapi takut jika akan membangkitkan hasratnya lagi. Jadi, Kiran cuma bisa melemparkan senyumnya saja. "Aku mau mandi saja, gerah," kata Kiran untuk mengalihkan pembahasan mereka."Boleh ikut nggak sih, Sayang?" goda Amir disert

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   133. Jangan Egois

    Happy Reading*****Amir tersenyum lebar dan langsung memeluk sng istri, seolah-olah mereka sudah berpisah cukup lama. "Mas, lepas. Malu sama Mama," pinta Kiran sambil sedikit mendorong tubuh lelakinya. Amir terpaksa mengurai pelukan sang istri. Menatapnya penuh kekecewaan. "Malu kenapa, sih? Mas, nggak salah apa-apa. Lagian kita cuma pelukan nggak ngapa-ngapain juga."Laila cuma bisa tersenyum dengan tingkah manja Amir. Jika sudah seperti itu, maka si bos tidak akan memiliki rasa malu lagi. "Sudahlah, kalian pulang berdua saja. Mama sama sopir dan langsung menjemput Rara," putus perempuan paruh baya tersebut, memberi kesempatan pada keduanya untuk melepas rindu. Laila bukanlah mertua yang tidak bertoleransi, dia juga pernah muda dan pernah merasakan gairah sang suami yang begitu menggebu-gebu. Jadi jika Amir sekarang bersikap seperti itu, sudah tidak kaget lagi."Tapi, Ma. Aku tadi sudah janji sama Rara bakalan nganter jemput," kata Kiran antara keberatan dan tidak enak hati suda

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status