Home / Romansa / Gadis Lugu Penakluk Bos Galak / 23. Kiranku Sayang, Kiranku Pemarah 2

Share

23. Kiranku Sayang, Kiranku Pemarah 2

Author: pramudining
last update Last Updated: 2025-01-20 20:23:37

Happy Reading

*****

Kiran menatap benci pada lelaki yang kini terlihat begitu berharap bahwa dirinya akan menerima lamaran yang diucapkan Wijananto. Tanpa diduga, sang gadis melayangkan tamparan pada pipi kiri Amir. "Ternyata benar pikiran saya selama ini. Semua lelaki itu sama saja. Enggak akan pernah cukup dengan satu wanita."

Amir kembali memegang pergelangan Kiran dengan berat. "Apa maksudmu? Jangan salah paham, Ran." Walau emosinya terpancing dengan ucapan kasar si gadis yang menuduhnya sembarangan, tetapi Amir tetap mengecilkan suaranya.

Kiran melepas paksa genggaman tangan Amir. Berlari keluar ruangan dan meninggalkan kantor. Sementara Amir diam mematung.

"Trauma apa yang kamu miliki di masa lalu? Mengapa sampai terucap kalimat kebencian seperti itu?" gumam Amir lirih sepeninggal Kiran.

Masih dengan kebisuan dan kebingungan, Syaif datang menghampiri Amir. Menepuk pundak sahabatnya.

Si bos menoleh dengan raut muka kecewa, penuh penyesalan.

"Kiran kamu apain sampai marah sep
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   24. Keresahan Kiran

    Happy Reading*****Menjelang tengah hari, Nur menghentikan aktifitas menjahitnya. Menengok ke kamar Kiran, ternyata gadis itu tengah meringkuk dengan memeluk boneka panda kesayangannya. Si Ibu mendekat, duduk di samping putrinya dan mengusap lembut kepala Kiran yang masih tertutup jilbab. "Ibu nggak tahu apa yang terjadi, Nak. Maafkan Ibu jika sudah membuatmu mengalami kesakitan dan trauma yang mendalam. Andai dulu Ibu bisa lebih memendam sakit itu, mungkin kamu nggak perlu ngalamin semua ini." Air mata Nur terjatuh. Hari-hari kelam di masa lalu kembali hadir. Merasakan elusan di kepala, Kiran menggerakkan bola mata walau masih belum membukanya. Rasanya sangat berat untuk membuka. Hampir seharian menangis, membuat indera penglihatannya perih ketika dibuka.Air mata Nur kembali terjatuh, beban penderitaan kedua buah hatinya adalah akibat kesalahan masa lalu. Sudah bertahun-tahun terlewat, tetapi sakit itu masih membekas pada anak-anaknya. Kiran tak tahan lagi, apalagi ketika isakan

    Last Updated : 2025-01-21
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   25. Perdebatan Kecil

    Happy Reading*****"Katakan pada Ibu, apa yang menjadi masalahnya?"Kiran terdiam, kali ini pikirannya tertuju pada Naumira. Senyum ceria bocah kecil itu telah mampu meningkatkan suasana kebahagian pada hatinya yang selama ini sering dirundung duka."Jangan terlalu banyak berpikir, Ran. Bisa jadi, apa yang kamu anggap baik ternyata malah nggak baik. Bisa jadi juga, apa yang menurutmu bermasalah seperti sekarang, ternyata malah banyak membawa kebaikan dalam hidupmu. Ucapkan Alhamdulillah atas lamarannya." Nur berdiri, mulai membereskan sisa makanan mereka tadi, sedangkan putrinya menumpuk piring kotor untuk dicuci."Jadi, Ibu setuju gitu sama lamaran orang tuanya Pak Amir?" tanya Kiran tak percaya dengan kalimat terakhir yang diucapkan Nur."Ibu nggak mengatakan setuju, ya. Cuma ngomong Alhamdulillah. Kmu sudah ada yang melamar. Kan, kamu belum ngomong apa jawabanmu." Nur berjalan ke arah tempat cucian piring.Kiran pun mengikuti langkah kaki ibunya. Berniat membantu mencuci piring d

    Last Updated : 2025-01-21
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   26. Sok Jadi Detektif

    Happy Reading*****Nur cuma bisa menggelengkan kepala ketika Kiran mengatakan keputusan finalnya. "Mau sampai kapan kamu terus menghindari setiap lelaki yang akan mendekatimu, Ran? Ibu benar-benar nggak tega lihat kamu begini," keluhnya lirih. Di tempat lain, ketika Syif sudah sampai di rumah dan telah menyelesaikan semua ritual harian setelah pulang kerja. Manajer HRD itu mulai membuka layar ponsel. Apa yang dikatakan Amir harus segera dilaksanakan. Jika tidak, lelaki bersuara keras itu pasti akan marah.Syaif mulai mencari kontak seseorang yang bisa membantunya saat ini. Setelah menemukan kontak si cewek, lelaki itu segera mengetikkan pesan."Assalamualaikum. Saya bisa nggangu waktumu sebentar nggak?" tulis seseorang yang diberi nama 'cowok menyebalkan' oleh Fitri. Gadis itu saat ini tengah berbaring santai sambil memainkan ponselnya. Semula, Fitri berniat menghubungi Kiran dan menanyakan kenapa tadi tidak masuk kerja. Namun, ketika ponselnya berbunyi dan merasa aneh dengan chat

    Last Updated : 2025-01-21
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   27. Informan Gadungan

    Happy Reading*****"Huh, dasar bos nggak tahu diri. Nggak rela banget ada anak buahnya istirahat," gerutu Syaif. Walau demikian, dia tetap mengganti pakaiannya hendak pergi menemui sahabat karibnya. Jarang-jarang seorang Amir mengajak nongkrong.Sepeluh menit kemudian, sang manajer HRD keluar dari kamar. Di ruang keluarga, Syaif bertemu dengan orang tuanya yang sedang bersantai sambil menonton tayangan favorit keduanya."Mau ke mana, Sya?" tanya perempuan yang telah melahirkan Syaif."Keluar bentar, Bun. Ada urusan penting yang nggak boleh ditunda."Kedua orang tua Syaif saling menatap. Lalu, mereka tertawa lirih. "Apa anak Bunda sedang mengejar cinta?" Perempuan paruh baya dengan daster batik itu tersenyum manis."Sepertinya, cita-cita kita menggendong cucu akan segera terwujud, Bun," tambah sang kepala keluarga."Doain saja, Yah, Bun. Tahun ini, aku pasti akan memberikan menantu sesuai harapan kalian yang dapat memproduksi cucu sebanyak-banyaknya.""Kamu kira istrimu peternakan, S

    Last Updated : 2025-01-22
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   28. Kunjungan Pertama

    Happy Reading*****Bukannya marah, tetapi Amir malah tersenyum dengan sangat manis. Benar-benar kekuatan cinta itu dahsyat, merubah segala sesuatu diluar kebiasaan insan yang terpapar.Teriakan dari Nur terdengar. "Siapa yang datang?" Kiran menoleh. Berusaha menutupi sosok Amir yang menjulang di depannya. Gadis itu benar-benar tak mengharapkan Nur mengetahui kehadiran si bos di rumah mereka."Bukan siapa-siapa, Bu," jawab Kiran, "pulang sana, ngapain juga ke sini?" usirnya, sepelan mungkin supaya Nur tidak mendengar apa yang di ucapkan. "Tapi, Ran. Aku belum masuk dan menyapa ibumu," sahut Amir. Langkah kaki Nur semakin dekat, terdengar. Kiran membuka pintu setengah, supaya perempuan paruh baya itu tidak melihat sosok si bos. "Pergilah, Pak. Saya mohon," ucap si gadis, memelas. "Ada tamu itu suruh masuk, Ran. Jangan dibiarkan di depan pintu gitu, ra ilok, Nduk (tidak pantas)." Nur mencoba tersenyum, meskipun tidak tahu siapa tamunya. Dia sudah berada tepat di belakang sang putr

    Last Updated : 2025-01-22
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   29. Memulai Pencarian

    Happy Reading*****"Kiran! Sopanlah sama tamu," bentak Nur. "Bu, aku nggak suka dia datang ke sini," teriak Kiran. "Tenang, Ran. Maaf, kalau aku nggak ngasih kabar terlebih dulu pas mau ke sini," ucap Amir, tulus."Kenapa Bapak terus menyakiti saya?" Kiran berlari sambil menahan tangis, meninggalkan Amir dan Nur di ruang tamu. Sesak di hati kian menumpuk ketika perempuan yang melahirkannya itu malah membela si bos."Maaf atas sikap Kiran, Nak. Dia anak yang baik sebenarnya, saya nggak ngerti kenapa berubah seperti itu," ucap Nur. Perempuan paruh baya itu sangat menyayangkan sikap putrinya. Walau sangat kecewa dengan Amir, Kiran tak seharusnya berbuat seperti tadi. Amir mengurungkan niat meminum teh. Dia menatap Nur dengan perasaan bersalah, hanya karena keegoisannya ingin dekat dengan Kiran. Dia membuat sang gadis bersedih dan berselisih paham dengan orang tuanya. "Semua karena kesalahan saya juga, Bu. Tolong maafkan dan maklumi sikap Kiran tadi. Saya tahu, Kiran gadis baik dan l

    Last Updated : 2025-01-22
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   30. Kegalauan Amir

    Happy Reading*****Menimbang beberapa hal dan kemungkinan yang akan terjadi jika orang itu ternyata bukanlah ayah kandung Kiran, Amir menghela napas panjang. "Mendekatimu, sama seperti ketika aku mengajukan kontrak kerja sama yang bernilai miliaran rupiah. Sudah sekali," gumam Amir. Pikirannya benar-benar dipaksa untuk mencari cara menemukan ayah kandung sang pujaan. Memejamkan mata sebentar untuk mendapat ide, beberapa menit kemudian, sebuah rencana yang terbilang nekad melintas. "Bismillah. Jika aku terlalu banyak pertimbangan, maka akan semakin sulit menemukan orang tersebut. Aku akan mengambil resiko ini. Jika memang bukan dia, maka aku akan mencoba akun lainnya," gumam si bos sendirian. Jemari Amir mulai sibuk mengetikkan pesan pribadi pada akun yang dicurigai milik ayahnya Kiran. Walau tidak tahu pasti, tetapi hati lelaki itu sangat condong pada sang pemilik akun."Assalamualaikum, apakah benar dengan Bapak Agus Sudrajat?" tulis Amir. Setelah mengirimkan pesan tersebut, lel

    Last Updated : 2025-01-25
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   31. Harapan yang Ditunggu-tunggu

    Happy Reading*****"Mama doanya jelek banget," gerutu Amir mendengar perkataan Laila tadi."Lho, bukannya Mama berdoa yang jelek-jelek, Mir. Tapi, wajah kusut dan galaumu yang membuat Mama mengambil kesimpulan itu," sahut Laila."Papa setuju sama pendapat Mama. Kalau Kiran menerima lamaran itu, nggak mungkin mukamu lecek kayak baju yang belum disetrika," tambah Wijananto. "Ish, Papa." Amir kembali menyuapkan makanan ke mulut si kecil. Akan tetapi, Naumira menggelengkan kepala."Pi, lamaran itu apa?" tanya si kecil lugu. Santai Amir melirik Wijananto dan Laila bergantian. "Coba tanya Kakek sama Nenek. Papi mau nyelesaikan satpam dulu, ya. Soalnya udah siang, keburu telat ke kantor." Lalu, lelaki itu tertawa lirih ketika wajah panik orang tuanya terlihat."Dasar anak pinter. Ngeles aja kerjaannya," gumam Laila gemas.*****Selama berada di kantor, pikiran Amir benar-benar tak tenang. Berkas pengajuan anggaran untuk produksi barang yang diserahkan Fitri saja tak tersentuh sama sekali.

    Last Updated : 2025-01-25

Latest chapter

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   130. Penjelasan Ribet

    Happy Reading*****Semua orang menepuk kening masing-masing mendengar permintaan Naumira. "Sekarang, bagaimana caramu menjelaskan padanya?" tanya Wijananto. Segera menggandeng tangan sang istri untuk meninggalkan Amir dan Kiran."Pa, kok, malah ditinggal gitu aja, sih," kata Amir yang mulai kebingungan untuk mencari alasan supaya putrinya mengurungkan niatnya semula. Laila dan Wijananto berbalik, keduanya menjulurkan lidah, mengejek sng putra mahkota. Akibat ulahnya sendiri, kini dia harus menjelaskan pada Naumira. "Suruh siapa pake alasan itu. Anakmu itu sudah mulai kritis, jadi pake alasan yang logis," kata Laila. "Yah, Mama," keluh Amir mulai frustasi karena belum menemukan cara ampuh untuk menjelaskan semuanya. "Jadi, gimana, Pi?" tanya bocah kecil dalam gendongan Amir. "Sayang," panggil Kiran membuat Amir dan Naumira menoleh padanya secara bersamaan. "Aku manggil Rara, Mas.""Kirain, Mas, Sayang." Amir menggaruk kepala, nyengir kuda karena sudah salah paham akibat panggila

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   129. Proses Pembuatan Adik

    Happy Reading*****"Cup ... cup," ucap Kiran sambil mengusap air mata yang membasahi si kecil. "Jangan nangis, dong, Sayang. Coba ceritakan dengan jelas. Kenapa Mami disebut jahat sama Rara?"Gadis kecil itu mencoba menghentikan tangisannya, tetapi tetap tidak bisa. Isakannya sesekali masih terdengar."Sini, sama Nenek," pinta Laila. Merentangkan kedua tangan agar si kecil mau pindah ke gendongannya. "Rara bisikin aja sama Nenek. Apa yang sudah Papi sama Mami lakukan hingga menyebut mereka jahat?"Naumira menatap Laila penuh kesedihan. Walau air matanya sudah berhenti mengalir, tetapi isakan itu masih ada. Jelas sekali jika si kecil sangat sedih. "Ran," panggil Laila. Tatapannya penuh selidik pada sang menantu. "Coba kamu ingat, apa yang sudah kalian lakukan sampai Rara seperti ini."Kiran cuma bisa menggelengkan kepala. Semalam setelah dari rumah Dokter Rini, jelas-jelas dia dan Amir langsung ke kamar dan tidak pernah keluar lagi sampai subuh. "Coba ngomong pelan-pelan, Sayang," p

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   128. Malam Panjang

    Happy Reading*****Kiran mundur, tubuhnya bergetar hebat ketika mendengar suara keras suaminya. Tersadar, Amir merengkuh tubuh istrinya dalam pelukan."Maafkan, Mas, Sayang," ucap si bos ketika menyadari kesalahannya yang sudah berkata keras tadi.Mengalungkan tangannya pada leher sang suami, Kiran menyembunyikan wajahnya. "Mas, aku cuma mau ngomong. Biar aku aja yang mimpin, tapi sepertinya njenengan enggak suka. Malah bentak tadi."Amir kembali membulatkan mata, tetapi bibirnya malah tersenyum, tak menyangka jika sang istri akan berkata demikian. Dia benar-benar salah sangka akan sikap Kiran. "Terus, sayannya Mas ini takut, ya, mendengar suara keras tadi?"Kiran menggeleng. "Takut, sih, enggak. Cuma agak syok aja. Kok, suamiku ini ternyata enggak bisa nahan keinginannya. Kalau enggak dituruti marah. Jadinya, persis kayak Rara." Perempuan mencubit pelan hidung Amir.Manja, Amir mulai menciumi bagian leher sang istri. Tangannya mulai bergerilya secara aktif memberikan rangsangan di t

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   127. Gelora Membara

    Happy Reading*****Semua orang tertawa mendengar balasan Farel pada saudara perempuannya. Namun, hal berbeda terjadi pada Agung. Lelaki itu mu lai merasa canggung ketika semua orang meninggalkannya cuma berdua dengan Rini. Seluruh keberanian bahkan semangatnya yang ingin terus berdekatan dengan dokter cantik itu mendadak lenyap karena menatap kecantikan sang istri. "Mas," panggil Rini. Dia sudah duduk, kembali ke tempatnya semula."Ya." Agung menatap perempuan yang baru dinikahinya itu dengan kagum. Seperti di film-film kartun jika sedang jatuh cinta yang akan terdapat gambar hati di kelopak mata ketika melihat orang yang dicintai. Maka, hal sama pun terjadi pada saudara sulung Kiran. Cinta itu begitu jelas terlihat di matanya ketika menatap sang istri."Njenengan nggak capek berdiri terus. Sini, duduk." Rini menepuk sisi kosong pada sofa yang didudukinya. Seperti sapi yang dicocok hidungnya, Agung menuruti semua perkataan sang istri. Tatapannya masih sama seperti, tadi bahkan mung

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   126. Pernikahan Kilat (2)

    Happy Reading*****Sebelum prosesi akad dilanjutkan, beberapa orang masuk dengan didampingi karyawan yang dipekerjakan oleh keluarga Rini. Ternyata sang pemilik rumah sengaja mengundang beberapa tetangga untuk menyaksikan prosesi pernikahan putri semata wayang mereka yang terbilang sederhana.Rini duduk di sofa terpisah dari Agung. Para wanita juga melakukan hal sama,mereka berkumpul di ruang tengah sambil menunggu Agung mengucapkan akad. "Baiklah karena semua ornag sudah hadir, kita bisa lanjut lagi prosesinya," kata sang penghulu yang mendapat angukan serta ucapan setuju dari semua orang.Agung benar-benar tidak menyangka jika pernikahannya akan berlangsung mendadak seperti pernikahan Kiran dan Amir. Dia sedih sekaligus bahagia. Sedih karena tidak bisa memberikan pernikahan yang berkesan dan bahagia karena statusnya sebentar lagi akan berubah menjadi suami.Setelah mengucap basmalah, papanya Rini mulai mengucap akad dipandu oleh sang penghulu yang duduk tepat di sampingnya. Tak bu

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   125. Pernikahan Kilat

    Happy Reading*****Agung mulai resah, pasalnya tidak pernah menyangka kalau akan ditodong dengan pertanyaan seperti tadi. Selain itu, dirinya juga tidak memiliki persiapan apa pun juga untuk menikah. Melihat ke arah ibunya, Nur cuma menjawab dengan senyuman. Mungkin sama seperti dirinya, perempuan paruh baya itu juga syok mendengar permintaan papanya Rini. Agung pun beralih menatap Kiran dan Amir, mereka berdua langsung menganggukkan kepala tanda setuju. Demikian juga dengan Farel, si bungsu juga mengangguk sebagai tanda persetujuan dengan rencana papanya Rini."Jadi, gimana Mas Agung?" tanya sang kepala keluarga, memastikan bahwa putri dimiliki oleh orang yang tepat ketika dia meninggalkan negaranya."Ehmm," gumam Agung sambil menggaruk kepala yang tak gatal."Gini aja, Gung. Kalau kamu ragu dengan mahar yang diberikan pada dokter Rini, kamu bisa memberikan cincin berlian yang tadi dibawa sebagai maharnya," saran Wijananto seolah mengerti keresahan hati sulung keluarga Kiran.Senyu

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   124. Rencana Tak Terduga

    Happy Reading*****Ketika sampai di rumahnya, Nur tidak diperkenankan sama sekali ikut berbelanja oleh-oleh yang akan dibawa ke rumah Rini. Sebagai gantinya, pihak keluarganya meminta bantuan Laila. "Kenapa, sih, Ibu nggak boleh ikut? Ibu, kan juga pengen memilih barang-barang yang akan diberikan pada calon istrimu, Mas," protes Nur pada putra sulungnya."Ibu di rumah saja, kan, belum benar-benar sehat. Nanti, kalau Ibu ikut nyari oleh-oleh terus kecapean dan sakit lagi. Mas, juga akan kena marah sama calon menantu Ibu. Kiran sama Farel pasti ikut memarahi, Mas," jelas Agung."Hmm, padahal calon menantu Ibu sendiri yang ngomong kalau kondisi Ibu sudah sangat sehat," protes Nur, masih kekeh supaya diperkenankan ikut berbelanja. "Kalau Ibu ikut kami berbelanja sekarang, nanti malam nggak bisa ikut ke rumahnya Dokter Rini, ya," sahut Kiran yang sudah berdiri di belakang saudara sulungnya. "Ibu sama Farel aja. Adik, nggak ikut, kok. Mbak Kiran juga nggak ikut," tambah si bungsu. "Kam

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   123. Rencana Lamaran

    Happy Reading*****Semua orang menjadi tegang setelah mendengar suara lelaki paruh baya yang diketahui adalah papanya Rini. Kiran bahkan sampai memeluk suaminya erat saking takutnya mendengar perkataan tadi. Trauma yang dimilikinya belum sepenuhnya sembuh, Kiran terkadang masih sedikit bergetar ketika mendengar suara keras yang dikeluarkan seseorang. "Mas, kenapa papanya dokter Rini, kok, marah," kata Kiran di pelukan sang suami. "Mas, juga nggak tahu kenapa, Sayang. Sstt. Jangan takut, ya.Pasti ada kesalahpahaman, kita lihat saja," bisik Amir sambil mengelus puncak kepala sang istri penuh kasih sayang.Sementara itu, Agung menatap Satya penuh permohonan supaya ponsel yang dipegang beralih ke tangannya. Rini sendiri juga kaget melihat dan mendengar reaksi sang papa yang terkesan marah padahal semalam lelaki berkumis itu begitu bahagia mendengar semua ceritanya tentang Agung.Satya menjulurkan ponselnya pada saudara tertua Kiran. Ketika Agung bisa bertatap muka secara langsung denga

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   122. Calon Menantu

    Happy Reading*****Satya melepaskan tangannya dari leher si dokter tampan. Senyumnya makin lebar ketika mendengar penuturan Agung. Dia semakin yakin jika lelaki di sebelahnya itu adalah orang yang tepat untuk mendampingi adiknya. Memberikan isyarat mata untuk segera pergi, Agung mengikuti langkah calon kakak iparnya. Di persimpangan lorong rumah sakit, mereka berpisah setelah Satya memberikan kontaknya."Aku tunggu kedatanganmu di rumah Papa," ucap si dokter sebelum benar-benar meninggalkan Agung."Insya Allah, besok sore aku akan berkunjung. Sampaikan salamku pada kedua orang tua dokter Rini," sahut Agung.Kembali ke ruang UGD untuk mengecek keadaan ibunya, Agung tak menemukan satu pun anggota keluarganya. "Eh, ke mana mereka semua?" gumam Agung. Mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi salah satu anggota keluarganya, Agung memutuskan menelepon Farel."Ya, Mas," kata Farel di seberang sana."Dik, kalian ada di mana? Kenapa Mas nggak melihat Ibu dan lainnya.""Ibu sudah dipindahkan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status