Share

Gadis Lugu Penakluk Bos Galak
Gadis Lugu Penakluk Bos Galak
Author: pramudining

1. Kantor Baru

Author: pramudining
last update Last Updated: 2024-12-18 09:08:25

Happy Reading

*****

Setelan rok cokelat tua dan juga blazer dengan warna lebih muda dipadu dengan jilbab senada membuat perempuan pemilik nama Kirani Aina Apsarini mantap memasuki kantor baru. Sudah lama si gadis mengajukan perpindahan pada sang atasan agar bisa berkumpul satu kantor dengan sahabatnya yang bernama Fitriya.

Sebelum turun dari motor, Kiran melirik arloji yang terpasang pada tangan sebelah kiri. "Alhamdulillah, aku enggak telat karena musibah tadi,"  katanya sendirian.

Harusnya, gadis itu bisa datang lebih awal jika tidak ada tragedi ban bocor. Melangkah dengan mantap disertai bacaan basmalah, dia masuk ke kantor baru. Sampai di depan meja resepsionis, terdengar suara menggelegar oleh inderanya.

"Kalian niat kerja apa nggak? Gimana perusahaan mau maju jika karyawan bekerja seenak udelnya. Dengar, ya! Disiplin itu kunci sukses. Jangan sepelekan!" ucap seorang lelaki dengan kemeja warna kuning gading. Keras disertai sorot tajam dan wajah menyeramkan.

Kiran berdiri mematung mendengar semua, kakinya mulai gemetaran. Kedua tangan meremas-remas ujung jilbab yang menjuntai ke depan. Buliran air mulai turun membasahi seluruh wajah. Tubuhnya mulai menggigil.

Lelaki yang berkata keras tadi melihat kedatangan Kiran dengan tatapan tajam, penuh pertanyaan dan mengintimidasi. "He! Siapa kamu?" tanya si lelaki masih dengan nada terkesan emosi.

Tanpa peduli panggilan lelaki itu, Kiran lari sekuat tenaga seolah ada hantu yang mengejar. Napasnya tersengal-sengal. Setelah cukup jauh dengan keadaan masih gemetaran, gadis itu mengambil botol air dari tas dan meneguknya dengan cepat.

Suara keras si lelaki tadi bak petir di tengah kebahagiaan bisa bertemu dan satu kantor dengan sahabatnya. Kiran mengembuskan napas panjang berkali-kali. Mendadak banyak keraguan muncul, sanggupkah bekerja di tempat baru dengan baik jika di hari pertama masuk suasana sudah tidak kondusif, menurut pemikirannya.

Beberapa menit menunggu, Kiran mendengar suara dering ponselnya. Menyipitkan mata saat melihat layar yang menampilkan deretan angka tanpa nama. Si perempuan sengaja membiarkan panggilan tersebut, malas menanggapi orang iseng. Sering kali, telepon-telepon yang masuk tanpa nama tersimpan di kontaknya adalah penipuan dan Kiran tak akan pernah menanggapinya.

Berkali-kali ponsel itu berbunyi hingga mati sendiri. Beberapa detik kemudian, Kiran melihat notifikasi chat masuk.

"Selamat Pagi. Perkenalkan saya Syaif, kepala bagian HRD cabang Genteng. Benar dengan saudara Kirani?" tulis lelaki yang mengaku bernama Syaif.

Tangan Kiran masih gemetaran, tetapi berusaha membalas. "Benar, Pak. Saya Kirani, staf baru bagian produksi pindahan dari kantor pusat."

"Posisi Anda di mana sekarang? Ini sudah jam kantor. Kebetulan owner perusahaan sedang melakukan briefing karyawan hari ini dan kedatangan Anda sudah ditunggu-tunggu sejak tadi."

Balasan chat selanjutnya sungguh membuat jantung Kiran mau copot. Membayangkan suara keras nan menggelegar seperti yang didengar tadi. Otaknya merespon cepat, tak ingin merasakan sesak berkepanjangan. Gadis berusia 27 tahun itu segera mengirimkan balasan.

"Maaf, Pak. Hari ini saya enggak bisa masuk kerja karena kurang enak badan."

"Jangan bohong. Saya lihat kamu lari ketika Pak Amir ngasih brifieng karyawan tadi," balas sang manajer HRD dengan cepat.

Tangan kanan Kiran ditempelkan pada kening. Kebohongannya diketahui oleh bagian HRD. Bagaimana bisa mengelak dan beralasan jika sudah begini.

Satu chat masuk kembali. "Dari CCTV juga terlihat, saat ini Anda sedang berada di parkiran. Cepat masuk sebelum Pak Amir bertanya macam-macam," tulis Syaif.

Perempuan itu menghentakkan kaki, berjalan ke arah lobi. Suara sepatu berhak tinggi yang dikenakan Kiran memenuhi ruangan tersebut. Seorang lelaki yang sedang berdiri di depan meja resepsionis menoleh. Lirikan tajam diberikan pada si perempuan yang tengah berjalan.

"Siapa kamu?" tanya lelaki itu yang tak lain Lintang Amir Wijananto.

Kiran mengangkat wajahnya yang semula menunduk saat berjalan. Ketika mendapati wajah lelaki yang sama dengan suara keras tadi, dia berbalik arah hendak menjauh. Namun, langkahnya terhenti ketika Amir menggeluarkan suaranya.

"Apa kamu salah satu karyawan di sini?" tanya Amir dengan nada keras.

Si perempuan masih berdiri dengan kaki gemetaran. Ingin menjawab pertanyaan, tetapi mulutnya seperti tertempel lem, susah untuk bersuara. Kiran, hanya mampu mengembuskan napas dan berdoa semoga lelaki itu tak lagi mengeluarkan suara kerasnya. Jika tidak, mungkin dia akan pingsan.

Derap kaki Amir mendekat, terdengar keras oleh indera Kiran. Semakin cepat jantung si perempuan berdetak. Ketika tangan Amir hendak menyentuh pundak gadis itu. Suara panggilan namanya terdengar.

"Mir, dia karyawan pusat yang dipindahkan ke sini oleh papamu," seru seseorang yang belum dikenali oleh Kiran.

Pikiran gadis dengan tinggi 157 cm itu mulai berputar, hanya bagian HRD saja yang tahu keberadaannya. Artinya, lelaki yang memanggil tadi adalah Syaif. Apes, memang apes hari ini bagi Kiran.

"Oh, bagus kalau gitu. Kamu keluar dari pintu itu dan mulailah berjalan. Masuk tanpa terdengar suara sepatumu. Sangat mengganggu sekali!" tatap Amir tajam pada Kiran.

Berat langkah Kiran menuruti perintah si bos. Gadis itu keluar dan berjalan dengan hati-hati, tetapi bunyi sepatunya tetap saja terdengar nyaring. Tangan kanan Amir terlihat mengusir saat bunyi itu masih didengarnya.

Sekitar empat kali, si gadis melakukan pengulangan hingga langkah kakinya benar-benar nyaris tak terdengar. Amir menatap tajam, lalu menyuruh Kiran mengikutinya. Malas menimbulkan masalah kembali, si karyawan baru mencopot sepatu, menenteng hingga masuk ruangan si bos.

Memasuki ruangan Amir, tubuh Kiran makin gemetaran. Aura menakutkan mulai terasa olehnya.

"Apa nggak salah Pak Wijananto kasih predikat karyawan teladan sepertimu? Datang terlambat dengan penampilan awut-awutan, apalagi sepatu yang letaknya di kaki malah kamu tenteng. Memangnya ada banjir di kantor ini?" kata Amir keras.

Kiran memundurkan langkah, menurunkan sepatu dari tangan. Jemarinya meremas-remas paha, menyalurkan ketakutan. Butiran keringat mulai mengaliri wajah padahal ruangan itu dilengkapi pendingin.

"Katakan! Apa alasan datang terlambat di hari pertamamu kerja di sini?"

Lagi-lagi suara Amir menggelegar semakin menyiutkan Kiran untuk menjawab semua pertanyaan. Beberapa saat menunggu, si bos tak juga mendapat jawaban bahkan terlihat jelas gadis di depannya kini mengeluarkan banyak keringat dengan wajah memucat. Menurut lelaki itu tidak ada yang salah dengan pertanyaannya tadi, tetapi mengapa reaksi Kiran sangat berlebihan.

"Tolong ke ruanganku sebentar!" kata Amir meminta seseorang dari interkom.

Beberapa saat kemudian ada yang mengetuk pintu ruangan. Setelah dipersilakan masuk oleh si empunya, tampak wajah Syaif yang kebingungan.

"Tangani dia! Aku nggak ada waktu menginterogasi karyawan sepertinya. Jika nggak niat kerja suruh pulang saja," perintah si bos tegas dan menakutkan. Lelaki itu berdiri dan meninggalkan ruangannya sendiri.

Syaif yang tidak mengerti ada apa sebelumnya, hanya melongo. Namun, dia segera menguasai keadaan dan bertanya pada pada Kiran. "Saya belum tahu apa yang ditanyakan Pak Amir. Sebagai kepala HRD di sini, saya wajib tahu alasan kamu datang dan langsung pergi lagi saat ada briefing tadi?" tanya Syaif lembut. Lelaki itu kini sudah duduk di kursi Amir.

Kiran masih terdiam, bingung harus mengungkapkan kejadian sebenarnya atau menyimpan ketakutannya. "Maaf, Pak. Saya memang salah. Lain kali, enggak akan saya ulangi kejadian hari ini. Bapak boleh ngasih saya SP karena memang melanggar peraturan perusahaan."

Syaif, hanya tersenyum dengan jawaban Kiran. Ada sesuatu yang coba disembunyikan gadis itu tentang Amir. Selama pengamatan tadi, tiap kali si bos mengatakan sesuatu, maka ada reaksi berlebih darinya.

Ada hubungan apa sebenarnya di antara kalian. Pikir Syaif dalam hati.

****

Related chapters

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   2. Menghindar

    Happy Reading*****Keluar dari ruangan si Bos, sekujur tubuh Kiran dibanjiri keringat. Jilbab yang dikenakannya saja terlihat basah di bagian kepala padahal dia menggunakan dalaman jilbab. Si gadis berjalan gontai menuju ruang produksi yang disiapkan untuknya, diantar Syaif. Satu senyuman diberikan oleh sang manajer HRD pada seorang perempuan yang mejanya bersebelahan dengan meja Kiran. Gadis itu melirik dan saat itulah wajahnya berubah. Dua perempuan itu saling melempar senyum."Apa kalian saling mengenal?" tanya Syaif."Dia sahabat saya, Pak," jawab gadis di hadapan si manajer yang bernama Fitriya."Oo, begitu. Tolong bantu dia, Fit. Jelaskan apa-apa yang harus dikerjakan di sini. Walau di pusat dia sudah ahlinya, tapi keadaan di cabang berbeda.""Siap, Pak." Fitri antusias menyambut sahabatnya. "Saya tinggal dulu. Selamat bekerja, semoga kamu betah berada di cabang ini," kata Syaif sambil mengulurkan tangan pada Kiran. Namun, ditolak secara halus oleh gadis dengan menangkupkan

    Last Updated : 2024-12-19
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   3. Benci (1)

    Happy Reading*****"Saya, Pak," ucap Kiran gemetaran disertai jari telunjuk yang mengarah ke wajah. Amir menutup teleponnya dan menatap gadis itu lekat. "Iya kamu. Siapa lagi yang ada di sini selain dirimu, dasar cewek aneh.""Ada apa, Pak?" Kiran masih gemetaran, tangannya meremas ujung blazer. "Taruh kunci ini di meja ruanganku," kata Amir yang langsung berbalik arah menuju parkiran. Namun, beberapa langkah kemudian, dia berbalik menoleh pada Kiran. "Terima kasih." Setelahnya dia pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dari si gadis."Untung dia enggak marah karena kejadian tadi," kata Kiran. Gadis itu bernapas lega karena si bos tidak mengungkit kejadian di kafe tadi.Sepeningal si bos, Kiran tak langsung memenuhi permintaan tersebut. Gadis itu memilih berdiam di pos satpam beberapa menit, berusaha menetralkan ketakutannya. Beberapa saat setelahnya, barulah masuk dan menuju ruangan si bos. Takut-takut perempuan berjilbab itu membuka pintu berwarna biru wardah yang bertuliskan

    Last Updated : 2024-12-21
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   4. Benci (2)

    Happy Reading*****Kiran memukul lengan sahabatnya pelan. Gemas sekali karena Fitri terus mengolok-oloknya memiliki hubungan spesial dengan si bos. Mereka berdua terus bersenda gurau hingga Kiran mendapat chat dari Wijananto."Kerja, yuk. Big Father udah ngasih warning," ucap Kiran."Sayang banget kayaknya beliau sama kamu. Jangan-jangan, kamu benar-benar punya hubungan spesial sama sang putra mahkota." Fitri mencolek dagu sahabatnya, menggoda Kiran."Berhenti, enggak!" Tangan Kiran siap memukul Fitri, sengaja menakuti gadis itu. Fitri menjulurkan lidah ketika pukulan sahabatnya bisa ditangkis. Dia lebih cepat menggerakkan kursi, pindah posisi."Kerja ... kerja biar nggak ditelpon si bos lagi. Ntar dikata kita bercanda terus," ucap Fitri setelah puas menggoda sahabatnya."Hmm, padahal dia sendiri yang ngajak guyon dari tadi," sahut Kiran. Walau mulutnya berkata demikian, tetapi tangannya sudah mulai menari dia tas keyboard komputer, menyelesaikan tugas dari sang atasan di pusat.Ke

    Last Updated : 2024-12-21
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   5. Benci (3)

    Happy Reading*****Pulang dengan rasa jengkel, Kiran melajukan motornya dengan cepat. "Kok, ada lelaki menyebalkan seperti itu?" gerutunya sepanjang perjalanan. Mungkin, jika bukan karena ingin dekat dengan Fitri, Kiran akan minta mutasi lagi ke pusat. Dia tidak mau bekerja dalam tekanan dan bertemu dengan Amir setiap hari.Mengucap salam ketika memasuki rumah, Kiran melihat wajah teduh perempuan yang telah melahirkannya. Segera memeluk perempuan paruh baya itu dengan segenap jiwa. "Eh, ini kenapa?""Bentar saja, Bu." Kiran mengeratkan pelukannya."Tumben, sih." Perempuan paruh baya dengan daster rumahan itu mengajak putrinya duduk di sofa ruang tengah sambil memeluk. "Lagi ada masalah di kantor, ya? Nggak biasanya kamu pulang kerja manja gini."Bukannya malu dikatakan manja, Kiran malah meletakkan kepalanya di pangkuan sang ibu. "Enggak ada masalah, Bu. Cuma agak capek saja. Maklum, pertama kerja di kantor baru, butuh banyak penyesuaian."Selalu, Kiran berusaha menutupi semua yan

    Last Updated : 2024-12-22
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   6. Benci (4)

    Happy Reading*****Semua mata kini tertuju pada si gadis berjilbab. Wajah Kiran memucat seperti kekurangan darah. Dia tidak bisa lagi mengelak. Melihat sang sahabat dengan keadaan menyedihkan seperti itu, Fitriya bangkit dari tempat duduk, mendekati sahabatnya. "Ran, kenapa kamu melakukan kesalahan ini?" bisik Fitriya ketika berhasil memeluk sang sahabat.Kiran berusaha menahan air matanya agar tidak terjatuh. Tatapannya kini mengarah pada si bos. Sekuat tenaga, Kiran bersikap kuat dan tidak takut."Saya cuma mau ke toilet. Apa pantas Bapak bertanya sekeras tadi?" Kiran langsung membuka pintu ruang meeting tanpa mendengar jawaban dari Amir. Amir menatap kepergian Kiran dengan pertanyaan yang memenuhi kepala. Mencoba menetralkan suasana dengan melanjutkan pembahasan sebelumnya. Suasana ruangan tersebut kembali tegang. Si bos bersikukuh untuk melanjutkan peraturan baru yang sudah dia utarakan sebelumnya. Walau banyak yang keberatan, nyatanya hal tersebut tidak membuat Amir menguba

    Last Updated : 2024-12-22
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   7. Benci (5)

    Happy Reading*****"Auw," ucap Kiran. Memegang lututnya yang terasa begitu nyeri. "Hati-hati, Mbak," ucap salah satu karyawan bagian pengemasan yang berada tak jauh dari Kiran."Iya, Bu. Terima kasih sudah membantu." Kiran langsung berjalan cepat menjauh Amir padahal jelas-jelas kakinya terseok-seok saat berjalan."Sepertinya, dia ketakutan ketika bertemu Pak Amir. Siapa dia?" tanya tamu yang dibawa Amir tadi."Dia salah satu karyawan saya yang mengepalai bagian produksi," terang si bos. Berusaha menjawab pertanyaan tamunya senormal munkin karena dia sendiri tidak tahu sebab pastinya mengapa Kiran selalu bertinkah aneh saat bertemu."Oh. Harusnya, dia nggak perlu lari seperti tadi. Jika dia menyapa Anda dan berkolaborasi untuk menjelaskan semua detail produksi yang dilakukan di perusahaan ini, tentunya akan semakin bagus. Saya pasti lebih puas mendengar penjelasan dari kalian berdua." Lelaki berkemeja navy itu tersenyum."Dia masih baru di sini, Pak. Walau sudah lama bekerja di kant

    Last Updated : 2024-12-24
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   8. Butuh Bantuan

    Happy Reading*****Amir memencet hidung si kecil, gemas. "Seneng banget godain Papi, ya," ucapnya.Si kecil menutup muka dengan kedua tangannya supaya sang papi tidak bertindak berlebihan. Sudah menjadi kebiasaan si bos pada putrinya jika gemas akan melakukan hal-hal berlebihan, misalnya saja menciumi seluruh wajah si kecil. "Pi, Tante tadi cantik juga, kok," cicit si kecil di balik kedua tangannya yang menutupi wajah."Kok, gitu?" tanya Amir merasa aneh dengan perkataan putrinya."Kalian ngapain sih di sini?" kata seseorang perempuan paruh baya yang sudah berdiri di belakang mereka."Eh, mama sudah selesai belanjanya?" tanya Amir setelah melihat kehadiran perempuan yang telah melahirkannya itu."Sudah. Dari tadi, Mama nyariin kalian berdua. Ngapain coba sembunyi di sini?" Perempuan paruh baya itu menatap curia pada putranya. Tidak biasanya, Amir meninggalkannya untuk berbelanja sendirian. Biasanya si bos akan menjadi bodyguard pribadi perempuan paruh baya tersebut."Papi lagi ngint

    Last Updated : 2024-12-24
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   9. Permintaan

    Happy Reading*****"Sorry, Mir. Aku nggak tahu kalau kalian lagi bahas masalah serius," ucap Syaif, "aku kembali lagi nanti." Si manajer HRD segera keluar dari ruangan sahabatnya walau banyak sekali pertanyaan yang muncul di kepala."Aneh, sejak kapan Amir begitu marah saat aku nggak mengetuk pintu pas masuk ruangannya," gerutu Syaif. Tatapan Amir kini kembali fokus pada gadis di hadapannya. "Duduk! Saya belum selesai denganmu."Kiran terpaksa kembali ke tempatnya semula. Meremas jemarinya di bawah meja sambil merutuki sikap kasar sang atasan. "Saya nggak tahu mesti mulai dari mana. Sebenarnya, banyak sekali pertanyaan yang ingin saya ajukan tentang sikapmu pada saya, tapi karena ada hal yang jauh lebih penting, saya akan mengabaikan hal tersebut." Amir menghela napas. Lalu, beberapa detik kemudian setelah menatap lawan bicaranya yangg tidak bereaksi apa pun, dia melanjutkan kalimantnya. "Saya butuh bantuanmu saat ini."Tanpa Amir duga, Kiran mendongakkan kepala. Netra mereka semp

    Last Updated : 2024-12-24

Latest chapter

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   104. Dasar Matre

    Happy Reading*****Orion menghentikan langkah karena perempuan yang menggandengnya juga berhenti. Wajah pucat perempuan itu mulai terlihat dengan jelas di mata lelaki pemilik usaha garment itu. "Kamu kenapa, Baby?" tanya Orion yang sama sekali tidak mengetahui penyebab perempuan itu berlaku aneh seperti sekarang. Biasanya, perempuan yang sudah menjalin hubungan dekat dengannya selama setahun ini akan sangat antusias ketika diajak bertemu dengan para rekan kerjanya. Hal itu sangat membantu Orion dalam hal memuluskan rencana-rencana bisnisnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa dunia bisnis dan perempuan tidak bisa dipisahkan. Walau banyak rekan kerja lelaki tersebut yang sudah berkeluarga, tetapi tak jarang mereka juga membutuhkan perempuan lain untuk selingan di uar sana. Oleh karena itulah Orion memanfaatkan keberadaan sang perempuan untuk kasus-kasus tertentu seperti tadi.Si perempuan menggelengkan kepalanya. "Om, bisa nggak kalau aku nggak ikut menemui mereka?""Kenapa?" tanya Orion

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   103. Pertemuan Mengejutkan

    Happy Reading*****"Mami kenapa? Apa Mami nggk suka sama makanan yang Rara pesen?" tanya si kecil karena sejak tadi, Kiran cuma mengaduk-aduk hidangan yang ada di piringnya. "Eh, enggak, kok, Sayang. Mami suka sama makanannya." Kiran langsung memasukkan satu suapan nasi beserta lauk ke mulutnya. Namun, tatapan mata perempuan itu masih mengarah pada sang suami. Wijananto melirik putranya. "Mir, untuk meeting dengan Pak Rion pagi ini, kamu bisa bantu nemenin Papa, kan? Biar Mama sama Kiran shopping dan jalan-jalan sama Rara."Mendengar perkataan mertuanya, wajah Kiran yang tadi tampak mendung berubah cerah. Pasalnya, sang suami akan sibuk dengan pekerjaan dan dia bisa menikmati liburan bersama Naumira dan Laila."Kamu nggak keberatan, kan, Sayang?" tanya Amir memastikan sang istri baik-baik saja saat ditinggal bekerja. "Halah, paling yang keberatan itu kamu, Mir. Kalau Kiran kayaknya fine-fine aja ditinggal kerja. Bener nggak, Ran?" tanya Laila."Enggeh, Ma." Kiran menundukkan kepal

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   102. Menikmati Mainan Baru

    Happy Reading*****Suara bel yang begitu nyaring membuat bola mata Kiran bergerak. Sinar mentari masuk melalui celah gorden. Kiran melirik lelaki di sampingnya. Amir masih terlelap dalam tidur. Selesai melaksanakan salat subuh tadi, mereka melakukan aktivitas intim sekali lagi. Seolah mendapat mainan baru, Amir tak bosan-bosan bermain-main dengan istrinya. Kiran merapikan pakaiannya sebelum membuka pintu. Meminta sang suami untuk bangun, tetapi Amir cuma menjawab dengan dehaman saja tanpa berniat membuka mata sama sekali."Mami, ih. Kenapa lama sekali bukain pintu?" Naumira sudah mengerucutkan bibirnya, lucu. Di belakang si kecil tampak Wijananto dan Laila. Kiran tersenyum malu pada kedua mertuanya. Selama menikah dengan Amir, dia belum pernah bangun kesiangan. Namun, karena ulah sang suami yang terus mengerjainya, tubuh Kiran kelelahan hingga tertidur dan bangun kesiangan."Mami ketiduran, Sayang," jawab Kiran setelah beberapa waktu bingung harus menjawab apa.Laila mengedarkan pan

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   101. Gol Sesungguhnya

    Happy Reading*****Amir membuka mata ketika aktifitasnya tadi mulai mengusik pikiran. Penasaran mengapa lelaki itu belum bisa maksimal memberi kepuasan pada Kiran, sedangkan dirinya sudah mencapai puncak terlebih dahulu. "Apa senikmat itu hingga aku klimaks duluan sebelum memasukinya?" ucap Amir sendirian sambil membayangkan dan mengoreksi apa saja yang telah dia lakukan pada istrinya tadi.Hasrat itu kembali muncul apalagi ketika melihat belahan bukit kembar Kiran yang tidak tertutup sempurna. Amir pun mulai menciumi seluruh wajah sang istri. Kemudian turun ke leher, lebih turun lagi hingga menemukan puncak bukit kembar tersebut. Amir mulai menikmati puncak tersebut dengan segala kenikmatannya. Kiran melenguh kala sesuatu mengusik tidurnya. Rasa geli serta berbagai rasa lainnya seperti yang dialami sebelum tidur kembali. Mulai menggerakkan bola mata. Kiran mencium aroma sampo Amir. Dia yakin suaminya masih sangat penasaran dengan kegagalannya tadi. "Mass," panggil Kiran disertai

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   100. Berusaha Menjebol Gawang

    Happy Reading*****Kiran menatap wajah si kecil, inginnya dia marah. Namun, apalah daya, perempuan itu berpikir tentang psikis Naumira. Jika dia marah dan membentak, maka si kecil akan memiliki trauma. Kiran tidak akan membiarkan semua itu terjadi. Seperti yang dialaminya waktu masih kecil."Mami nggak akan marah kok, Sayang," jawab Amir, "ya, kan, Mi?" Menoleh pada istrinya yang terlihat melamun."Eh, iya. Mami enggak marah, kok, Sayang," jawab Kiran.Amir mengambil tangan Naumira dan menggendong, membawa si kecil ke ranjang. Menggelitik pinggang di kasur besar sampai bocah itu tertawa keras. Kiran juga mengikuti aksi suaminya menggoda Naumira. Keluarga kecil itu tertawa lepas, melupakan segenap permasalahan yang beberapa waktu lalu menghampiri. Suara bel menghentikan tawa mereka. "Bentar, biar Papi yang bukain." Amir turun dari ranjang dan membukakan pintu. Ketika itulah ucapan syukur terlontar keras dari bibirnya. Melihat kedatangan orang tuanya sudah seperti mendapat harta mel

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   99. Ketahuan

    Happy Reading*****Ketukan pintu terdengar, Kiran dan Naumira saling pandang. Keduanya tampak berpikir, mungkin menduga-duga suara lelaki yang berkata tadi. Antara Wijananto dan Amir, memang suaranya mirip. "Mi," panggil Naumira. "Bukain, ya. Mungkin itu Nenek sama Kakek," pinta si bocah. "Yakin itu suara Kakek?" "Kayaknya iya."Tanpa rasa curiga sedikitpun, Kiran turun dari ranjang, berjalan untuk membukakan pintu. Perempuan itu membulatkan mata begitu melihat wajah lelaki di depannya."Lha, kok?" tanya Kiran kaget. Amir segera memeluk sang istri, langsung menciumi seluruh wajahnya penuh kebahagiaan. Tak peduli masih ada Naumira di dekatnya."Terima kasih, Sayang. Mas juga cinta banget sama kamu." Lagi-lagi Amir mencium seluruh wajah Kiran. Kiran kesal dan mendorong tubuh suaminya. "Mas, ini kenapa, sih?"Bukannya menjawab, Amir malah mengerlingkan mata pada Naumira."Papi," sapa si kecil. Langsung turun dan memeluk Amir. "Terima kasih, Sayang," ucap Amir. Mengangkat putrinya

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   98. Pernyataan Cinta

    Happy Reading*****Kiran menyipitkan mata sambil berpikir, kenapa bocah berumur 5 tahun sudah tahu kata cinta-cintaan. Terus dia harus jawab apa pada Naumira. Ternyata Kiran terperangkap oleh kata-katanya sendiri sekarang. Bingung, Kiran pun cuma bisa diam dan termenung."Mi, kok diem aja?" Naumira mengguncang pelan tubuh maminya. "Hmm. Gimana, ya, jawabnya. Rara pengen tahu atau pengen tahu banget?" Kiran merotasi bola matanya. Naumira berpura-pura pingsan sambil menepuk kening. Perempuan yang baru saja menikah dengan Amir itu terkikik. Menggelitik pinggang putrinya, gemas. Tawa mereka pecah dan membuat lelaki yang masih setia menunggu jawaban istrinya dari telepon meringis."Ayolah, jawab. Aku juga pengen tahu isi hatimu yang sebenarnya, Ran," gumam sang suami di seberang sana. Amir mulai gelisah. Akankah istrinya itu mempunyai jawaban lain. Selama ini, Kiran memang tidak pernah menyatakan perasaannya. Amirlah yang selalu mengungkapkan isi hatinya. Sangat mencintai wanita yang

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   97. Curhat pada si kecil

    Happy Reading****"Mami kok diem aja, sih. Kalau gitu kita mainan boneka, yuk!" ajak Naumira. Kiran cuma bisa menganggukkan kepala, terlalu jengkel dengan sikap suaminya yang malah membiarkan Dahlia bergabung bersamanya. Sekarang, lelaki itu malah tidak berniat menemukannya sama sekali. Mengirim pesan atau telepon saja tidak. "Sayang, Mami ada di kamarmu, ya.""Ya, Pi. Mami lagi main sama Rara sekarang." Chat balasan sudah dikirimkan Naumira pada papinya. "Ya, sudah kalau Mami lagi di kamar Rara. Sebentar lagi, Papi nyusul ke sana," balas Amir. Saat ini, dia masih memberikan ceramah singkat pada Dahlia supaya tidak mengganggu hubungannya dengan Kiran lagi. Amir sengaja tidak melakukannya di depan Kiran demi menjaga trauma yang mungkin belum sepenuhnya hilang. "Kalau aku membolehkanmu bergabung tadi, bukan berarti aku masih mencintaimu. Ingat, Lia. Hubungan kita sudah lama berakhir. Sekali lagi, aku peringatkan. Jika kamu terus saja membahas masa lalu. Bukan nggak mungkin, aku ak

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   96. Mempertahankan Hak Milik

    Happy Reading*****Dari kejauhan, Kiran menatap dua orang yang tengah berbincang itu. Mengepalkan tangan saat senyum si perempuan terbit. "Di mana urat malunya? Sudah tahu Mas Amir punya istri masih aja deketin.""Mas, kenapa lama sekali?" Kiran berkata dengan sangat manja. Tangannya langsung bergelayut ketika sang suami menghampirinya. "Bentar, Sayang. Si Mbaknya masih layani tamu yang lain." Amir menatap penuh cinta, sedangkan pada perempuan yang menyapanya tadi, dia bersikap cuek.Makin mengeratkan tubuhnya pada Kiran, Amir seolah menunjukkan sesuatu pada si perempuan yang tidak pernah diharapkan bertemu lagi. Tak peduli perempuan di sampingnya tengah mengajak berbincang dan berusaha keras mendekatinya. Amir menutup semua celah yang bisa menganggu rumah tangganya.Beberapa menit kemudian lelaki itu sudah mendapatkan apa yang diinginkan. "Ayo, Mas sudah mendapatkannya," ajak Amir pada Kiran. "Njenengan duluan, Mas," kata Kiran. Setelah beberapa langkah suaminya pergi, dia mendeka

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status