"Tolong maafkan aku, Sayang. Aku tidak bermaksud menyakitimu. Aku hanya tidak ingin kau terluka. Itulah sebabnya aku menyembunyikan masalah ini darimu. Anggap saja aku pengecut, tapi semua ini aku lakukan demi kebaikan kita berdua. Banyak media yang ingin mengambil keuntungan dari masalah ini. Kau pasti sangat terkejut pada pemberitaan itu. Sekali lagi tolong maafkan aku. Aku tidak ingin kehilangan dirimu."Panjang lebar Mark memohon maaf Maria. Sebab, ia tidak ingin masalah itu berujung pada perpisahan. Mark tidak akan sanggup menghadapinya kelak.Maria adalah hidupnya, belahan jiwanya. Maka bila sampai wanita itu memutuskan untuk pergi. Maka apalah artinya dia tanpa Maria."Lalu mengapa kau menunggu sampai orang lain yang memberitahuku? Tidakkah kau memikirkan bagaimana sakitnya perasaanku saat ini? Aku benar-benar kecewa padamu, Mark." Lagi-lagi Maria mengungkap kekecewaannya terhadap Sang suami.Tidak peduli seberapa panjang lebar Mark menjelaskan padanya. Saat ini Maria masih ing
Konferensi pers berlangsung selama dua jam lebih. Dan berakhir dengan kedamaian. Dimana rasa penasaran semua orang terutama para wartawan telah terjawab.Mark tampak tenang saat melakukan klarifikasi tersebut. Sedangkan Maria akhirnya bernapas lega setelah beberapa waktu merasakan ketegangan.Pun Mely yang menyaksikan wawancara eksklusif itu dari rumah. Meski demikian, wanita paruh baya tersebut tetap tidak merestui pernikahan putranya bersama Maria. Casandra merupakan harga mati yang ingin dijadikan menantu asli.Begitu juga dengan para pelayan Mark. Mereka bersorak gembira ketika proses wawancara itu usai. Sebab, masalah yang membelenggu majikan mereka telah cleare."Terimakasih, Tuhan. Engkau telah membuka mata orang-orang itu." Terutama Rebeca. Gadis itu nyaris menitikan air mata begitu melihat Maria yang tersorot kamera tengah mengembus napas lega."Maria brengsek! Pelacur! Pencuri! Aku tidak akan membiarkan hidupmu tenang kali ini. Tertawalah sepuasmu, karena setelah ini kau ak
Casandra menyeringai sembari meminum air putih pemberian Maria. Ia merasa, bahwa wanita itu telah termakan umpannya."Maria, kita lihat saja. Sampai dimana keyakinanmu terhadap Mark setelah ini. Aku jamin, kau pasti akan keluar dari rumah ini begitu kau kena jebakanku," bisik Casandra di dalam hati."Siapa yang membuat berita itu? Apa nama perusahaannya? Biar aku tuntut mereka!" Mark tidak suka basa-basi. Ia pun langsung meminta keterangan Casandra terkait perusahaan media cetak yang menulis berita tentang mereka."Sial! Apakah Mark benar-benar akan menuntut mereka? Mengapa aku tidak memikirkan ini sebelumnya?" Namun, Casandra enggan untuk membeberkan nama perusahaan tersebut. Sebab, ia tidak memikirkan hal ini sebelumnya.Tentu saja wanita itu tidak ingin masalah ini melebar hingga kemana-mana. Sebab, akan berujung kerugian pada perusahaan tempat wartawan sewaannya bekerja."Apa kau ingin menghancurkan pekerjaan orang? Bagaimana dengan keluarga mereka? Apa kau ingin periuk mereka tak
Hari itu merupakan hari yang membahagiakan bagi Casandra. Sebab, berhasil mengakrabkan diri kepada Mark. Sehingga kepercayaan pria tersebut pelan-pelan mulai kembali padanya.Memang tidak sepenuhnya percaya, tetapi setidaknya ada peluang untuk memenangkan hati lelaki itu.Mereka pun menemui wartawan sewaan Casandra. Dan membereskan segala kericuhan sekaligus menghapus cuitan tangan orang itu di media cetak.Mereka membuat kesepakatan dan mengakhirinya dengan tebusan tak sedikit.Sejujurnya Mark merupakan pihak yang dirugikan dalam hal ini, karena harus menggelontorkan uang untuk membayar wartawan tersebut.Sedangkan nama baiknya tercemar. Rumah tangga menjadi taruhannya. Padahal seharusnya dia lah yang menuntut wartawan gadungan tersebut.Dalam kesepakatan itu pula, wartawan berjenis kelamin laki-laki itu berjanji tak akan memuat berita palsu lagi terkait Mark dan Casandra, pun Maria.Bila ia melanggar, maka nasib pria tersebut akan berakhir tragis."Syukurlah masalah ini terselesaika
Waktu terus berlalu. Hingga tak terasa usia pernikahan Mark dan Maria telah memasuki enam bulan.Hubungan bersama Casandra pun kian membaik. Maria dan wanita itu semakin akrab.Pun Mark yang telah berbesar hati memaafkan segala kesalahan Casandra di masa lalu.Kini mereka membuka lembaran baru dengan kehidupan masing-masing.Namun, obsesi Casandra akan mantan kekasihnya itu masih terpatri di dalam hati. Tak ada yang berubah dari keinginannya.Casandra tetap memimpikan sosok Mark untuk dijadikan pendamping hidup.Itulah sebabnya ia rela menjadi wanita bermuka dua di depan Maria dan Mark. Sembari menunggu waktu yang tepat untuk membidik sasaran."Besok produk baru kita akan segera diluncurkan. Semua persiapan telah matang. Investor, jumlah produksi, dana, serta sarana dan prasarana sudah teratasi dengan baik. Namun, ada satu kendala yang bisa berefek besar pada peluncuran produk kita," papar Leo kepada Mark saat mempresentasekan hasil kerjanya."Apa itu? Bukankah baru saja kau katakan,
Leo tidak menemukan solusi ketika menyambangi perusahaan tempat Monica meniti karir. Wanita itu seolah hilang ditelan bumi.Anehnya, para agensi tidak ada yang tahu persis dimana keberadaan Monica. Dua hari lalu wanita itu hanya menitip pesan, bahwa sebulan kedepan ia akan menemui kerabatnya di Jerman.Kini Leo hanya bisa pasrah menerima keputusan Mark serta para Investor lain yang menghendaki Casandra sebagai brand ambassador mereka."Casandra, lihatlah. Kita berhasil mendapat kontrak kerja dari perusahaan Mark selama dua tahun kedepan. Artinya kau berpeluang besar untuk merebutnya kembali." Richard menghampri Casandra yang baru saja melakukan fotoshot di studio miliknya."Aku tahu," jawab wanita itu datar sembari tersenyum penuh maksud."Kau sudah tahu? Tunggu dulu, jangan-jangan kau..." Richard menatap penuh selidik wanita siluman rubah itu."Aku jauh lebih cerdas dari orang-orang itu. Aku sudah tahu, bahwa hal ini pasti akan terjadi." Casandra menggampangkan situasi Mark. Dengan m
Matahari siang menjadi saksi bisu panasnya percintaan antara Maria dan Mark. Keduanya bermandikan peluh di badan.Selimut putih menutupi tubuh insan tersebut. Berhadapan saling pandang-pandangan sembari melempar senyuman penuh cinta.Tatapan kasih sayang memenuhi hati keduanya. Seakan dunia hanya milik mereka. Ah... betapa syahdunya bercinta hingga petang.Tangan kecil nan mungil Maria menyeka dahi Mark. Lalu turun kebagian pipi berbulu lebat."Apa kau begitu menyukai cambang panjang?" tanya Maria seraya menarik pelan bulu rambut di wajah Mark."Mengapa? Apa kau merasa risi ketika bercumbu denganku?" balas Mark, sengaja menggoda istrinya."Aku hanya merasa ada sesuatu yang tajam menusuk kulit," sahut Maria masih mengusap cambang tersebut."Bukankah kau menikmatinya? Yang di bawah justru lebih leb..."Sontak Maria menutup mulut Mark ketika pria itu hendak berkata sensual padanya. Wajah wanita itu pun memerah karena merasa malu.Mark melepas tangan Maria. Lantas mendekatkan diri memeluk
Seminggu belakangan, Mark dan Casandra terus terlibat interaksi aktif. Dimana mereka sedang melaksanakan pemotretan bersama setiap hari untuk keperluan produk dan promosi.Karena penjualan serta permintaan pasar yang kian meningkat, maka Mark memperluas jaringan serta menambah jumlah produk. Dari yang hanya tujuh puluh persen pemasaran, menjadi seratus persen. Jumlah yang fantastis bukan? Sempurnah.Tak tanggung-tanggung, hasil dari penjualan produk tersebut mencapai ribuan dolar perminggunya.Belum lagi kemunculan Investor baru yang tiba-tiba menanam saham ke produk tersebut karena melihat sistem pemasaran yang produktif hingga meraup keuntungan tak sedikit.Semua modal yang digelontorkan Mark telah kembali hanya dalam hitungan menit. Sungguh luar biasa pencapaian Mark kali ini."Semua tak lari dari peran dan kerja keras serta dukungan Nona Casandra. Karena dialah produk kita laku terjual di pasaran. Belum lagi setiap hari kita mengalami peningkatan permintaan. Aku nyaris kewalahan m