Sebuah postingan di forum kampus. Foto Ardella ketika Bimo dan Riko membawa Ardella ke motel.Anasya dan Nina terkejut melihat postingan, mereka berdua juga tidak tahu siapa yang memposting foto Ardella. Ardella belum tahu tentang postingan dirinya di forum kampus mengajak Nina dan Anasya berangkat ke kampus."Ayo kita berangkat." Ucap Ardella penuh semangat pagi.Anasya dan Nina hanya melihat Ardella tanpa mengucapkan apapun.Tringgg,,,bunyi ponsel Ardella.Pesan yang masuk berasal dari komite kedisiplinan kampus, dipesan tertera menyuruh Ardella segera datang ke kampus."Dari siapa?" Tanya Anasya pada Ardella.Ardella mengatakan bahwa komite kedisiplinan kampus menyuruhnya segera ke kampus."Kita berangkat sekarang, takutnya telat." Ucap Ardella santai."Kalian duluan, nanti aku nyusul." Ucap Anasya pada Ardella dan Nina.Anasya yang melihat Ardella melangkah keluar kamar. "Nin, jaga Ardella." Bisik Anasya pada Nina."Kamu mau kemana." Tanya Nina pelan."Ada yang harus kurus sebenta
Robin merasa gelisah dan resah ditempat kerja karena memikirkan Ardella tidak pulang semalam dan berada ditempat Anasya membuat Robin tak bisa tidur, karena itu Robin berencana membawakan makan siang untuk Ardella dan ikut makan siang di kampus.Robin dengan semangat bekerja. "Kak, hari ini aku ingin makan siang lebih dulu." Ucap Robin pada Raka.Raka melihat wajah Robin serius. "Tumben, emangnya kamu mau kemana?" Tanya Raka."Ke kampus kak, ketemu Ardella sekalian mengantar makan siang." Ucap Robin senyum.Atas izin Raka Robin pulang terlebih dahulu, sebelum ke kampus Robin menyiapkan bekal makan siang untuk dibawanya ke kampus.Di tempat lain, Ardella dan kedua temannya itu sedang berbincang-bincang.Tringgg,,,. ponsel Anasya berbunyi, sebuah panggilan masuk dari Aoran.Kebetulan sekali Aoran belum pulang dan menunggu Anasya di gerbang kampus.Anasya yang mengangkat ponselnya. "Hallo kak." Ucap Anasya sambil berjalan bersama Ardella dan Nina."Dimana?" Tanya Aoran lewat seberang
"Ayo, kita bicara diluar." Ucap Robin mengajak Aoran keluar.Aoran mengikuti Robin beranjak keluar. Sesampainya diluar Robin langsung melayangkan tinjunya.Brukk,,, Aoran terjatuh ke lantai."Jangan dekati Ardella!" Ucap Robin meraih kembali tubuh Aoran.Mendengar ucapan Robin, Aoran merasa tidak senang dan menepis tangan Robin darinnya.Raut wajah Aoran berubah menjadi kesal. "Apa hakmu menyuruhku untuk menjauh darinya. Bukankah dia Dyra, kenapa kamu terus memanggilnya sebutan Ardella." Ucap Aoran dengan nada dingin.Robin dengan spontan. "Aku pacarnya, aku berhak melindungi Ardella dari laki-laki sepertimu." Ucap Robin memperingatkan Aoran."Pacar. Ckk jadi benar kalian saling menyukai,” decak Aoran kesal. "Aku dan Ardella sepasang kekasih, bahkan kami telah berjanji untuk bersama." Ucap Robin menjelaskan lebih dalam hubungannya dengan Ardella.Seketika itu ingatan Aoran kembali pada Ayu yang mengatakan bahwa Dyra mencintai Robin tapi karena ingin ke kota, Dyra sengaja mendekatinya
Keesokan harinya.Ayu kembali dari desa, dengan wajah berseri-seri Ayu ingin menyampaikan pada calon suaminya bahwa persiapan pernikahan di desa hampir selesai. Ayu masuk ke dalam rumah lalu menaiki anak tangga, dia membuka kamar Aoran, anehnya kamar masih gelap.Melihat ruangan kamar yang tampak suram, Ayu beranjak mendekat ke jendela, membukakan tirai kamar, cahaya masuk kedalam kamar Aoran menerangi seisi kamar membuat suasana kamar terlihat hidup. Ayu melihat Aoran masih tertidur lelap tidak tega membangunkannya, di ruangan itu banyak botol minum berserakan, Ayu membersihkan kamar lalu mengecup pipi Aoran.“Sebentar lagi kamu akan menjadi milikku,” ucap Ayu Mengelus pipi Aoran. Kemudian Ayu beranjak keluar menuju dapur, Ayu menyiapkan sarapan pagi.Aoran terbangun dari tidurnya, kepalanya terasa sakit, ingatan Aoran kembali mengingat kejadian kemarin, saat menyentuh kepalanya yang terasa sakit. Aoran beranjak dari tempat tidurnya, membersihkan diri dan berpakaian rapi. Langkah
Dua minggu kemudian.Ardella yang tengah disibukkan dengan tugas kuliah hampir lupa dengan kejadian pertemuannya dengan Aoran.Jadwal Nina dan Anasya yang tak sama dengan jadwalnya membuat Ardella harus sendirian tanpa kedua temannya itu. Kelas pagi telah selesai, Ardella yang tidak masuk kelas sore rencana mau langsung balik ke rumah. Berjalan menyusuri lorong-lorong ruangan dengan membawa buku di tangannya.Perut Ardella yang mulai keroncongan. "Mending makan siang dirumah aja." Ucap Ardella saat ingin makan di kantin kampus.Saat menginjakkan kakinya di taman kampus, Ardella melihat sosok yang seperti dikenalnya sedang berdiri.Bukannya itu kakaknya Anasya, ngapain dia disini, jangan-jangan mau bertingkah aneh lagi. Ah aku jalan terus atau belok nih. Ardella membatin.Masih melihat Aoran yang tampak sibuk dengan ponsel genggamnya, Ardella berbalik arah.Aoran yang melihat tingkah Ardella. "Heii." Hentak Aoran keras.Deg,,, Ardella yang terkejut berhenti mematung.Aduh bagaimana nih
Hari demi hari telah berlalu. Hari kemarin bukanlah hari kita lagi melainkan hari ini, setiap hari yang kita jalani selalu berbeda. Berjalannya waktu tidak terasa Ardella harus menjalani magang.Di perpustakaan.Ardella yang letih lesu menuju mendekat pada Anasya dan Nina yang sedang membaca jurnal."Aku ditolak lagi." Ucap Ardella lesu bertelengkup diatas meja."Serius. Ditolak lagi." Ucap Anasya."Ardella yang sabar ya." Ucap Nina. "Coba deh cari perusahaan yang lain." Menyemangati Ardella."Tapi kok bisa ya, lamaran kamu ditolak terus." Ucap Anasaya. "Aku dan Nina langsung diterima saat pertama kali mengajukan surat lamaran magang, kenapa kamu sampai sekarang masih ditolak, kalau dipikirkan kualifikasi kamu cukup mantap. Salahnya dimana." Ucap Anasya sambil berpikir."Gk tahu ne, kepalaku mumet, waktunya tinggal seminggu lagi." Ucap Ardella kembali.Ardella yang harus menjalani magang melamar ke setiap perusahaan, tapi dari semua lamarannya Ardella ditolak, bahkan tidak sampai se
Keesokan harinya.Robin yang telah menunggu Ardella diluar rumah. Ardella dengan pakaian rapi gaya ala kantoran datang menemui Robin."Rob, gimana penampilanku." Tanya Ardella.Bagaimanapun penampilan Ardella jelas saja Robin akan merasa Ardella cantik. "Cantik." Senyum Robin memuji."Sungguh." Ardella merasa percaya diri."Iya, apa gunanya berbohong." Ucap Robin kembali.Ardella tersenyum melihat Robin menatapnya. "Aku sayang Robin." Ucap Ardella.Robin terkejut dengan pujian yang dilemparkan oleh Ardella. "Aku lebih sayang kamu." Ucap Robin menyentuh pipi Ardella.Ardella dan Robin menjalani hubungan yang sederhana, menjadi sepasang kekasih bukan harus berarti kencan, membelikan hadiah mahal dan selalu mengucapkan kata-kata cinta. Bagi Robin menunjukkan cintanya untuk Ardella cukup dengan perhatian, menjaga dan menjadi teman baik yang selalu ada untuk Ardella.Chiuuuu,,,.Ardella telah sampai ditempat tujuan. Ardella mulai sedikit gugup dengan hari pertamanya kerja."Aku gugup bange
Selesai makan Ardella mencuci tangannya. Masih mengeringkan tangannya, Ardella Kembali memikirkan perkataan Rama. Setelah dipikirkan sifatnya memang sedikit aneh, tatapannya juga sering berubah, kadang hangat, kadang dingin dan kadang terlihat mesum. Ardella membatin. "Huh, sudahlah, kenapa harus aku pikirin, tugasku disini hanya bekerja." Gumam Ardella kembali. Aoran yang telah kembali dari makan siang tidak mendapati Ardella di dalam ruang kerjanya. "Kemana dia?" Aoran melihat ke sekeliling. "Mana saya tahu Bos, kita kan makan bareng. " Saut Parto. Aoran menatap Parto dengan kesal dan mengerutkan dahinya. "Akan saya cari Bos." Parto bergegas keluar saat melihat ekspresi Aoran. Aoran merasa tidak sabar hanya dengan menunggu, dia keluar berjalan mencari keberadaan Ardella. Dilihatnya Ardella yang sedang berjalan dengan santai. "Huh, sekarang seperti dia terlihat seperti bosnya, dan aku sekretarisnya." Ucap Aoran berbicara sendiri. Ardella yang juga melihat Aoran ber