Share

Bab 72

Seketika Amira terhenyak saat mendengar ancaman Fatma. Rumah peninggalan ayahnya adalah satu-satunya yang Amira punya, di sana terdapat banyak sekali kenangan masa-masa kebahagiaannya bersama ayah dan ibunya. Gadis ini anak satu-satunya, lahir dan dibesarkan di sana. Tentu saja dia tidak ingin aset terbaik keluarganya hilang. "Ma, Ami kangen rumah ... Ami mau ke rumah ...." Kalimat ini diutarakan dengan volume biasa saja, tidak ada bisikan sama sekali. Maka, Zulaiha dan Farhan juga mendengarnya.

Setelah Amira menyelesaikan kalimatnya, saat itu Fatma melepaskan pelukan palsunya sekalian melepaskan punggung anak tirinya yang diremas kasar. Wanita ini segera memberikan senyuman hangat seiring memandangi Amira. "Silakan Sayang ... pintu rumah terbuka kapanpun kamu kembali."

Melihat adegan manis ini membuat Zulaiha tenang karena Fatma menyayangi Amira selayaknya menyayangi Tasya. Jadi, Amira hanya singgah sesaat di kediaman tantenya. Dia bergegas menuju kediamannya bersama Fatma untuk me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status