Jika ada orang yang paling dibenci oleh seorang Ardi saat ini, maka Ia adalah Awan. Mahasiswa baru yang telah membuatnya sampai kehilangan muka didepan penggemarnya langsung.
Bermaksud untuk menjadikan Awan sebagai objek tertawaan di chanel youtubenya, justru malah berbalik jadi tamparan memalukan baginya.
Bagaimana tidak ?
Kaum Aiden tersebut seharusnya jadi bahan tertawaan bagi Ardi dan para penggemarnya, urung jadi tertawaan justru Ia sendiri yang jadi bahan cemoohan penonton.
Aiden yang identik dengan mahasiswa miskin tersebut beneran mampu membayar makanan mereka yang harganya tidak sedikit. Bahkan seorang pegawai negeripun akan menguras gaji 1 bulan mereka untuk membayar tagihan makan sebanyak itu. Tapi, mahasiswa baru tersebut terlihat sangat santai mengeluarkan gaji bulanannya tersebut hanya untuk sekali makan.
Tidak peduli, apa Ia hanya bersikap sok kaya. Yang jelas, itu berhasil menampar keras wajah Ardi dan membuatnya sangat membenci Awan dan menjadikannya musuh nomor 1 nya saat ini.
Satu mata kuliah terakhir hari ini, sebelum masuk Ardi menemui Seila.
Ardi mendengar percakapan Seila dengan Viona pagi tadi dan Ia seperti menemukan cara untuk membalas penghinaannya pada mahasiswa baru yang dibencinya itu.
"Untuk apa, Di ?" Tanya Seila.
"Aiden baru itu, berlagak sok. Ini penghinaan bagi gue dan kita semua. Dia perlu diberitahu siapa tuannya agar sampah itu tahu posisinya." Ardi bicara dengan nada sarat kebencian.
Seila tersenyum melihat Ardi begitu membenci Awan, karena Ia merasakan perasaan yang sama dengan Ardi. Ia tersinggung karena tidak dianggap oleh Awan saat mereka masuk ke dalam kantin kampus siang tadi. Sial bagi mereka, karena telah lancang menyinggung seorang Seila.
Seila pun memberitahu kendaraan yang digunakan Awan, berikut ciri-cirinya. Ia masih ingat dengan jelas seperti apa kendaraan yang dipakai Awan saat menghalangi laju mobilnya pagi tadi, walau Ia tidak hafal nomor polisinya.
"Tapi gue yakin, cuma dia yang makai ronsokan itu buat ke kampus kita."
"Hehehe, tunggu kabar dari gue. Kita lihat, apa aiden bangsat itu masih bisa berlagak sok lagi setelah ini." Ucap Ardi menyeringai jahat.
Saat Ardi pergi Viona yang sedari tadi diam, berkata, "Apa kita gak terlalu kejam ya ?" Ada sedikit rasa bersalah menyusup dalam hatinya.
"Udah, gak usah dipikirin. Benar kata Ardi! Aiden baru itu perlu diajarin siapa tuannya disini."
Viona hanya bisa diam, melihat kilatan kebencian dimata Seila. Ia hanya sedikit kasihan pada mahasiswa baru yang malang tersebut. Lagian salahnya juga sih, apa salahnya Ia mengalah sedikit saja dan menunjukan rasa hormat pada Ia dan teman-temannya. Disisi lainnya, hatinya sedikit gamang 'Apa cara yang mereka lakukan ini tidak kelewatan?'
Ardi mengajak 4 orang teman klub motornya yang masih berasal dari kampus yang sama menuju gedung b3 tempat parkiran motor.
Seperti kata Seila, sangat mudah menemukan kendaraan mahasiswa baru yang telah lancang menyinggungnya tersebut. Begitu masuk ke dalam gedung b3, Ardi langsung menemukan motor Awan dibagian paling ujung karena hanya itu motor paling sederhana diantara jejeran motor-motor lainnya.
"Tahan dulu bro!" Ujar temannya sebelum Ardi berniat melangkah ke dalam tempat parkir.
Temannya tersebut, berjalan ke bagian dinding lalu mengarah ke satu titik.
Barulah Ardi paham apa tujuan temannya. Ia menggunakan kain putih dan menghalangi moncong CCTV, "Cerdas." Puji Ardi.
Beruntung dia membawa temannya, kalau tidak aksinya kali ini akan bisa menjatuhkannya jika ada yang membeberkan bukti rekaman CCTV nantinya.
Setelah menutupi 3 titik CCTV yang ada di tempat parkir, Ardi dan tiga temannya akan bertindak sebagai eksekutor dan 1 lainnya berjaga untuk memantau situasi.
Sebuah seringai jahat tersungging di wajah Ardi. Dia sudah membayangkan wajah putus asa Awan saat melihat sisa-sisa motornya itu nanti.
Mereka memastikan kembali keadaan disana benar-benar sepi, tidak ada satupun orang yang terlihat. Ardi dan ketiga temannya mendekati motor matic 110cc itu dengan eskpresi jahat.
Saat mereka baru mulai menyentuh motor, sebuah suara merdu mangagetkan mereka semua.
"Kalau saya jadi kalian, saya tidak akan berani menyentuh motor itu sedikitpun."
Ardi dan teman-temannya menoleh ke asal suara. Mereka cukup tercengang, entah darimana datangnya tapi diatas salah satu motor sudah duduk seorang gadis.
Astaga! gadis ini sangat imut sekali dengan tubuh yang sangat proporsional.
"Hehehe kenapa cantik ? Tapi, kami bisa bermain denganmu dulu kok." Kata Ardi yang disambut tawa mesum ketiga temannya.
Wajar saja mereka akan berpikiran mesum saat ini, bersama dengan wanita cantik dan imut begitu, belum lagi pakaiannya yang cukup ketat dan terbuka tidak cukup untuk menutupi tubuh putih mulusnya. Ardi dan teman-temannya menatap ke arah gadis tersebut dengan tatapan penuh nafsu.
Mereka semua teralihkan dengan keberadaan gadis cantik terebut. 'Motor bisa menunggu.' Pikir mereka.
"Kenapa ? Hmn, saya rasa kalian tidak cukup layak untuk menanyakan alasannya."
"Tidak cukup layak? Kalau begitu, berarti kita layaknya menanyakan nama kamu dong, hehehe."
Ketiga teman Ardi ikut tertawa. Mengingat mereka akan mendapat mangsa empuk sebentar lagi, bukan sembarang mangsa. Ini adalah seorang gadis cantik berwajah imut, mereka emua bisa bersenang-senang seharian penuh.
Belum-belum mereka sudah membayangkan bersenang-senang dengan gadis cantik ini.
Lagian mangsa empuk ini seperti datang dengan sukarela menyerahkan dirinya, daging segar yang teronggok ditengah-tengah serigala lapar, siapa yang bisa menahan diri untuk itu ?
"Oke, kalian bisa mencobanya. Satu-satu atau mau maju semuanya sekaligus, juga boleh." Kata gadis imut tersebut acuh tak acuh.
"Wow, gue suka sikapnya. Tidak sabar untuk membuatmu mendesah keenakan nanti, nona manis." Salah seorang teman Ardi yang berbadan paling besar terlihat tidak bisa menahan nafsunya lagi dan berjalan duluan mengambil jatahnya.
Tubuh gadis tersebut benar-benar sangat menggoda dan harum, Ia mengulurkan tangan hendak menyentuh bagian dada si wanita yang tampak bulat membusung. Saat Ia berpikir akan mendapatkan apa yang diinginkannya.
Krak
"Aaaarrgghh." Pekik kesakitan si pria membuat semua orang tercengang.
Tangan kekarnya sudah melipat kebelakang, tanpa satupun yang bisa melihat bagaimana itu bisa terjadi karena saking cepatnya.
Tiga orang tersisa termasuk Ardi saling melihat satu sama lain. Seolah saling mengerti mereka sepertinya tidak bisa memandang remeh wanita imut di depan mereka tersebut, sehingga merekapun maju bersama-sama.
"Nah, begitu baru bagus. Biar tidak membuang waktuku."
Bukannya takut, justru si gadis imut malah terlihat sangat bersemangat ketika para pria yang sudah diliputi amarah ini maju bersamaan.
"Kayaknya lu gak bisa kita baikin lagi. Kami akan mengoyak seluruh tubuh loe dan setelah kami puas, tubuh loe akan kami kasih ke anjing jalanan."
Gadis imut tersebut hanya menatap mereka dengan senyuman mengejek yang membuat ketiga pria tersebut semakin emosi dan merasa terhina. Lalu meringsek bersama-sama.
Mereka yang begitu yakin karena melihat seorang gadis cantik dan sekilas tidak punya kemampuan apa-apa selain kecantikan yang bak bidadari justru akan telat menyadari jika mereka telah menggali lubang kematian mereka masing-masing.
Bum bum bumm
Ardi dan dua temannya jatuh tersungkur ke tanah dengan kondisi mulut menyemburkan darah, bergabung dengan teman mereka yang pertama.
"Pft, hanya 15 detik." Si gadis terlihat kesal. Sekarang Ardi yang terlihat pucat ketakutan. Bagaimana mereka begitu sial bisa bertemu dengan gadis ini ? Kecantikannya benar-benar menipu. "Loh, katanya mau mengoyak tubuhku ? Mau ngasih sama anjing jalanan kalau kalian sudah puas ? Bahkan untuk pemanasanku aja kalian berempat gak punya kemampuan. Dasar lelaki loyo!" Wajah Ardi dan ketiga temannya terlihat pias, mereka bahkan tidak mampu untuk mengangkat wajahnya apalagi untuk menjawab hinaan gadis tersebut. "Woi kalian kenapa kok lama banget sih? Cuma ngancurin motor aja..." Dari belakang terdengar suara teman Ardi yang tadi bertugas berjaga dari luar. Tapi ucapannya langsung ter
Walau sedikit terpaksa dan tidak suka, mereka tetap melakukannya. Itu karena Rachel adalah kakak tingkat mereka dan juga statusnya sebagai anak Menteri. Siapa yang berani menentang perintahnya ? "Tidak aktif, Kak." "Nomor teman-teman Ardi biasa nongkrong juga gak ada yang bisa dihubungi satupun, Kak." Kenapa nomor mereka bisa tidak aktif disaat bersamaan ? Semula tidak ada yang memikirkannya, tapi ketika nomor Ardi dan semua temannya tidak bisa dihubungi. Apa yang sedang mereka lakukan ? Disaat bersamaan Seila malah memikirkan hal lain, apa Ardi sengaja menon-aktifkan nomornya karena Ia sedang melakukan rencana mereka ? Jika benar begitu, makai Seila tidak akan bicara sedi
"Awan, berhenti disini saja!" Perintah Calista tiba-tiba saat mereka akan memasuki halaman hotel mewah bintang 5 yang ditujunya. "Loh, kenapa Bu ? Bukankah seharusnya saya mengantar Bu Calista sampai kedalam?" Tanya Awan heran. "Sudah gak apa-apa. Terimakasih yah, sudah mengantar saya sampai kesini." Setelah berkata begitu, Calista buru-buru melangkah pergi meninggalkan Awan yang hanya menatap terpana punggung Calista yang berjalan semakin jauh. Sepertinya Calista sengaja meminta Awan berhenti sedikit lebih jauh dari pintu masuk hotel untuk menghindari sesuatu atau seseorang? entahlah!. "Dosen yang aneh. Semoga saja Ia tidak terlambat." Gumam Awan pelan sambil mendecak lidah, lalu memilih untuk melajukan motornya masuk ke dalam halaman hotel dan menuju parkiran. "Oi, siapa yang membolehkan kamu parkir disana?" Belum juga Awan menurunkan standar samping motornya, sebuah suara menghardiknya dengan nyaring. "Gak lihat
"Wah, Dosen cantik kita sudah datang. Duduklah disini, kursi ini dikhususkan untuk menyambutmu, Cal." Ujar seorang pemuda berpenampilan perlente. Tampak sekali Ia ingin mengambil kesempatan terlebih dahulu untuk menarik perhatian Calista. Itu karena Calista memang memiliki penampilan yang lebih memukau diantara wanita lainnya dalam ruangan pertemuan VIP tersebut. Acara itu sendiri hanyagatheringbiasa diantara para CEO dan keluarga mereka, semua bernaung dalam kapal yang sama, RA Group. Namun, sepertinya setiap orang tidak ingin melewatkan kesempatan itu begitu saja. Dikarenakan CEO RA Group yang terkenal jarang memperlihatkan diri dan sulit ditemui dikabarkan akan hadir hari ini. Alasan itulah yang membuat para petinggi itu sengaja membawa anggota keluarga mereka untuk menarik simpati sang big bos. Ini adalah kesempatan yang sangat langka, mengingat CEO Group mereka itu sangat misterius, tidak suka dengan keramaian dan lebih bany
Melihat itu, Karmen langsung berbalik. Sadar jika Bosnya datang, Karmen menunduk hormat dan bersemangat melaporkan pemuda yang nekat memarkirkan motormaticnya dideretan kendaraan mewah tamu VIP hotel. Ekspresi Dian Kusuma menjadi tambah dingin, sedingin es. Betapa tidak tahu malunya anggota ini, beraninya memarahi dan membuat malu Presdirnya ditempat umum begitu. Tapi, bukannya berhenti begitu melihat perubahan ekspresi Dian, Karmen justru semakin melaporkan sikap kurang ajar Awan yang bahkan berani memukul salah seorangsecuritymereka, dan... Plak Sebuah tamparan keras mendarat tepat di pipi kiri Karmen, membuat semua orang tercengang. Karmen yang beberapa saat lalu begitu percaya dirinya dan arogan memarahi seorang pemuda karena berpakaian biasa dan membuatnya malu didepan umum. Sekarang ditampar didepan umum oleh bosnya sendiri, bukannya itu lebih memalukan? "B-bu Dian?" Ucap Karm
Ini tentu bukan hanya untuk posisi manajernya itu saja, tapi bisa saja berimbas pada dirinya karena dianggap tidak membina anggotanya dengan baik, sampai peristiwa memalukan hari ini terjadi. Secara tidak langsung menjatuhkan penilaian terhadap kredibilitasnya sendiri. "Apalagi yang kamu tunggu? Cepat berterima kasih pada Pak Saktiawan. Jika bukan karena kemurahan hati beliau, Saya pastikan kamu keluar dengan kondisi cacat hari ini." Hardik Dian Kusuma yang melihat Karmen terdiam. "Te-terimakasih atas kemurahan hati Anda, pak." Karmen mnengucapkan permohonan maaf tersebut dari hatinya. Ia benar-benar menyesal karena telah mencari lawan yang salah kali ini. Bahkan saat pemuda yang tadi dihinanya itu berjalan, CEO KR Steel dan GM RA Investment yang terkenal itu sampai menunduk ketika bersalam kepadanya, yang menandakan betapa tinggi posisi pemuda tersebut. Terbayang kelancangannya yang menghina pemuda itu beberapa puluh menit yang lalu, wajah Karm
"Sayangnya om gue cuma ketemu sama pimpro nya aja. Tapi menurut keterangan om gue, yang punya tenpat ini masih sangat muda. Dia juga CEOnya RA Corporation yang terkenal itu." Berbagai macam hayalan mulai membayang disetiap kepala gadis-gadis cantik tersebut. "Kabarnya doi sangat misterius ya?" Tanya Viona penasaran dan itu mewakili semua pikiran teman-temannya. Wajar saja jika memiliki pertanyaan tersebut dalam pikiran mereka, karena selama beberapa tahun terakhir RA Corporation telah menorehkan namanya dengan tinta emas. Entah darimana datangnya pemuda yang begitu berbakat dan tiba-tiba saja membentuk grup RA Corporation. Masyarakat umum tahunya, CEO Ra Corporation itu adalah anak dari Kelvin Sanjaya, 1 dari 9 Naga penguasa Asia. Namun berbeda dengan sang Ayah, putranya ini terlihat lebih misterius karena tidak pernah muncul langsung didepan publik. Sebut saja media sosial yang lagi tren saat ini, tidak satupun ada profil tentang dirinya. Membu
"Waktu pertama kali kita bertemu, Aku kira kamu itu orangnya pendiam banget." "Memang! kan kamu dah tau sendiri, dikasur Aku pendiam, cuma kamu aja yang sering bersuara, aahh ahh.." "Ih, Awaan mesum, bukan itu maksudnya.." Ucap Mikha malu. Awan jadi tersenyum geli melihat Ia berhasil mencandai Mikha dan membuat gadis cantik itu jadi tersipu sampai kedua pipinya merona merah dan menggemaskannya. "Memangnya dulu, kamu menilaiku seperti apa?" "Hmn, kamu itu terlihat lugu dan pendiam... eh, awas loh kalau kamu nyinggung pendiam kayak tadi lagi." Ancam Mikha cepat sebelum Awan bercanda mesum seperti sebelumnya. "Hehehe, gak k
"Guysss, kangeenn." "Iya, gue juga kangen ma kalian semua." "Hmn, tidak terasa waktu lima tahun begitu cepat berlalu." "Iya, gue sudah gak sabar menunggu seminggu lagi. Rasanya, kalendernya pengen gue sobek biar bisa segera bertemu kalian semua." Dalam video call tampak 7 orang, yang terdiri dari lima wanita dan dua pria saling melepas rindu satu sama lain. Suasana tampak begitu ceria dan penuh kehangatan. "Novi, dari tadi diam aja. Mentang-mentang sebentar lagi mau jadi jaksa." "Iya, kah? Pantesan Shiren dari tadi juga ikutan kalem banget, gak kayak biasanya." "Loh, Siska, lu gak tahu kalau Shiren sebentar lagi bakal jadi 'ibu' jaksa?" "Vebyyy, ember deh." "Hahaha, orangnya ngamuk. Biar yang lain pada tahu, Ren." "Tapi, gak gitu juga kali! Ah, lu juga sih. Jadi, gak surprise kan." "Hem-hem, jadi cinta lama bersemi kembali nih ceritanya." "Hahaha, lagian siapa yang bisa menolak pesona seorang jaksa sih?" "Ih, jadi karena itu Novi bawaannya kalem sekarang." "Hahaha, tidak
Keesokan harinya.Itu adalah hari yang dipenuhi kesedihan dalam klan Sanjaya. Madam Chiyo memimpin acara pemakaman hari itu. Ribuan orang dari klan Sanjaya dan klan Atmaja memadati hampir seluruh area pemakaman. Pemakaman seluas dua puluh hektar tersebut, tampak menjadi lebih kecil karena saking banyaknya orang yang hadir untuk menghadiri acara pemakaman masal hari itu.Mereka yang hadir disana hanya dari klan Sanjaya dan Klan Atmaja saja, dan beberapa lainnya dari kenalan terdekat mereka. Sesuai ramalan nenek Chiyo sebelumnya, pertempuran sehari sebelumnya telah menelan banyak korban nyawa. Jadi sangat wajar, semua orang tampak begitu sedih dan merasa kehilangan dengan banyaknya korban yang berjatuhan. Tidak termasuk orang-orang Sanjaya yang berkhianat, karena mereka semua di urus oleh pihak divis zero dan militer.Saat semua orang sedang berduka, sekelompok orang baru datang meminta ijin pada penjaga yang berjaga di luar gerbang pemakaman. Sekelompk orang ini dipimpin oleh pange
Saat ia melangkah semakin jauh ke dalam alam jiwa Awan, ia menemukan sebuah tempat yang sangat gelap. Itu adalah satu-satunya tempat yang belum dilewatinya, Renata merasakan perasaan yang sangat kuat, jika Awan berada didalam sana. Renata coba mendekati tempat itu. Benar saja, ia mendapati Awan berada di dalam sana dalam keadaan terbelenggu. Lebih tepatnya, ia telah membelenggu kesadarannya sendiri. Kehilangan Angel dan juga bayi mereka, membuat pukulan yag sangat besar bagi mentalnya. Awan merasa semua itu adalah kesalahannya, karena itu ia menghukum dirinya sendri dan telah siap mati demi menebus kesalahannya tersebut. Renata ingin masuk ke dalam sana. Hanya saja, tempat itu seperti menolak kehadirannya. Renata coba berteriak sekeras yang ia mampu, namun suaranya tidak bisa tembus ke tempat Awan berada. Tidak peduli, sekeras apapun Renata berusaha. Renata menangis disana, sambil terus memanggil nama Awan. Ia tidak tahan melihat Awan menyiksa dirinya sendiri dengan menanggung s
Selain itu, ia juga telah berikrar untuk menanti Awan saat terakhir pertemuan mereka. Tapi hanya sebatas itu, tidak ada pernyataan yang menunjukkan bahwa hubungan mereka lebih dari sekedar teman.Annisa dengan malu-malu menjawab, "Kami... hanya sekedar teman dan kebetulan berasal dari kampung yang sama.""Oh." Gumam Amanda singkat. Meski tampak ragu dengan jawaban itu, karena Annisa tampak berpikir lama sebelum menjawabnya. Namun, Amanda tidak menampik kalau ia merasa lega setelah mendengar hal itu langsung dari mulut Annisa."Kalau kamu... Kamu ada hubungan apa dengan Awan? Bagaimana bisa kamu membawanya dan datang dengan cara yang 'mengejutkan' seperti tadi?"Giliran Amanda yang jadi salah tingkah dengan pertanyaan balik Annisa. Ia bingung bagaimana harus menjelaskan hubungan mereka. Keluarganya dan Ayah Awan jelas sudah membuat kesepakatan atas pertunangan mereka dan sampai detik ini ketika melihat seluruh perkembangan Awan dan juga menyaksikan kekuatannya, Amanda tidak memungkiri
30 menit sebelumnya.Amanda tidak mengerti alasan kenapa dokter wanita berkerudung di depannya itu, sampai bisa memegang segel terakhir dalam tubuh awan.'Apa hubungan Awan dengannya?'Ketika melihat betapa khawatirnya wanita yang di name tagnya itu tertulis nama 'Annisa Azzahra' tersebut pada Awan, membuat Amanda bertanya-tanya, jika hubungan keduanya pasti bukan sekedar hubungan biasa.Butuh waktu yang sangat lama bagi mereka, sampai akhirnya segel dalam tubuh terlepas. Proses tersebut pasti tidak mudah, karena begitu segel tersebut terlepas sepenuhnya dari dalam tubuh Awan, dua energi yang sebelumnya masih berada di dalam tubuh Awan, jadi menghilang sepenuhnya.Pastinya itu sangat melelahkan, terutama bagi Annisa. Tubuhnya tampak berkeringat dan pijakannya beberapa kali tampak goyah. Meski begitu, ia terlihat tidak ingin menyerah sedikitpun dan tetap berjuang untuk menyelesaikannya. Amanda juga tidak mengerti bagaimana cara Annisa melakukannya. Karena yang tampak di matanya, Annis
Mendengar pertanyaan itu, Kelvin hanya bisa tertawa pahit, "Sayangnya tidak bisa.""Kakak, apa itu artinya kami tidak akan pernah bertemu denganmu lagi?" Tanya Charlote syok.Ternyata itu adalah hari terakhir mereka bisa bertemu dengan Kelvin Sanjaya.Kelvin kembali hanya sebentar, untuk membantu Awan terakhir kalinya. Setelah itu, ia mempercayakan masa depan klan Sanjaya ditangan anaknya. Meski begitu, tidak nampak sedikitpun keraguan atau kekhawatiran di wajah Kelvin. ...Berkat campur tangan divisi zero dan juga militer, semua kekacauan tersebut berhasil di sembunyikan. Selanjutnya, peta penguasa di negeri ini pun mengalami perubahan yang sangat besar, setelah tujuh keluarga naga dikeluarkan setelah bukti keterlibatan mereka dengan organisasi ilegal the shadow begitu jelas, selanjutnya tujuh keluarga naga ini dimasukkan ke dalam daftar hitam dan tentu saja harus menerima hukuman sesuai hukum yang berlaku. Aset mereka disita sepenuhnya oleh negara, meski itu hanya berlaku untuk di
"Kakak, apa yang terjadi padamu sebenarnya" Tanya Charlote heran."Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang apa yang terjadi padaku, dik. Sekarang, keluarga ini butuh kamu. Aku sudah mewariskan posisiku pada Awan, dialah yang bertanggung jawab terhadap keluarga kita di masa depan. Karena itu, aku butuh kamu untuk membimbingnya."Begitu mendengar Kelvin menyinggung tentang Awan, Charlote baru sadar jika sedari tadi ia tidak melihat ada Awan di sana."Sekarang Awan dimana? Kenapa Aku tidak merasakan keberadaannya?"Kelvin tersenyum tipis dan berkata, "Ia berada di tempat yang aman. Nanti, kamu dapat bertanya pada paman Abimana dimana Awan. Sekali lagi, aku butuh kamu dan yang lainnya untuk membimbing Awan dalam memimpin keluarga kita."Charlote melihat Kelvin lebih dalam, ia merasa perasan tidak nyaman. Terutama karena ucapan Kelvin yang seolah menyiratkan sedang memberikan wasiat terakhir untuknya."Kakak, apa maksudmu? Bukankah kamu bisa melakukannya? Kenapa aku merasa kamu akan per
Saat madam Gao melarikan diri setelah dibiarkan pergi oleh Kelvin sebelumnya. Ternyata para pengikutnya juga ikut melarikan diri ke arah lain, karena merasa pemimpin mereka sudah kalah. Sehingga, mereka juga berusaha untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.Kelvin melirik Abimana sejenak, lalu menjawab pertanyaan Lin, "Tidak udah! Divisi Zero akan mengurus sisanya. Dengan apa yang terjadi hari ini, mereka tidak mungkin lagi berani menginjakkan kakinya di Negeri ini. Bukankah begitu, paman Abimana?"Abimana sambil mengusap jenggotnya, mengangguk setuju dan membenarkan pernyataan Kelvin. "Benar, bukti persekongkolan tujuh keluarga naga dengan the shadow sangat jelas. Segera, negara akan memasukkan nama mereka ke dalam daftar hitam."Tidak berhenti sampai disitu, Abimana segera menambahkan, "Serta.. semua aset mereka akan disita oleh negara."Kening Kelvin dibuat berkerut, ia sama sekali tidak menyangka jika Abimana telah merencanakan ini semua. Semula, ia sudah berencana untuk men
Kelvin melakukan persis seperti janjinya pada Huo, mengirim Awan langsung pada Annisa. Hanya saja, Kelvin sengaja tidak pergi bersama mereka karena berbagai pertimbangan. Untuk menjaga kondisi Awan tetap stabil saat pembukaan penuh segel yang terdapat dalam dirinya, butuh seseorang yang cukup kuat, Amanda adalah orang yang cocok untuk tugas seperti itu."Kemana mereka perginya?" Tanya Abimana penasaran begitu melihat cucunya dan juga Awan tiba-tiba menghilang, setelah sebelumnya Kelvin sempat menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh Amanda ketika bertemu wanita yang dapat membuka segel Awan. Hanya sebatas itu, Kelvin tidak menjelaskan lebih banyak.Apalagi ketika mereka menghilang, Kelvin ternyata tidak ikut pergi bersama mereka.Kelvin batuk-batuk sejenak dan bersikap seolah semuanya berjalan normal, "Hmn, tidak apa-apa, paman. Mereka masih di kota ini, tenang saja! hahaha!""Benarkah?" Tanya Abimana ragu, "Lalu, kenapa kamu tidak ikut bersama mereka?""Yah... tentu saja karena masi