"Awan, berhenti disini saja!" Perintah Calista tiba-tiba saat mereka akan memasuki halaman hotel mewah bintang 5 yang ditujunya.
"Loh, kenapa Bu ? Bukankah seharusnya saya mengantar Bu Calista sampai kedalam?" Tanya Awan heran.
"Sudah gak apa-apa. Terimakasih yah, sudah mengantar saya sampai kesini."
Setelah berkata begitu, Calista buru-buru melangkah pergi meninggalkan Awan yang hanya menatap terpana punggung Calista yang berjalan semakin jauh. Sepertinya Calista sengaja meminta Awan berhenti sedikit lebih jauh dari pintu masuk hotel untuk menghindari sesuatu atau seseorang? entahlah!.
"Dosen yang aneh. Semoga saja Ia tidak terlambat." Gumam Awan pelan sambil mendecak lidah, lalu memilih untuk melajukan motornya masuk ke dalam halaman hotel dan menuju parkiran.
"Oi, siapa yang membolehkan kamu parkir disana?"
Belum juga Awan menurunkan standar samping motornya, sebuah suara menghardiknya dengan nyaring.
"Gak lihat
"Wah, Dosen cantik kita sudah datang. Duduklah disini, kursi ini dikhususkan untuk menyambutmu, Cal." Ujar seorang pemuda berpenampilan perlente. Tampak sekali Ia ingin mengambil kesempatan terlebih dahulu untuk menarik perhatian Calista. Itu karena Calista memang memiliki penampilan yang lebih memukau diantara wanita lainnya dalam ruangan pertemuan VIP tersebut. Acara itu sendiri hanyagatheringbiasa diantara para CEO dan keluarga mereka, semua bernaung dalam kapal yang sama, RA Group. Namun, sepertinya setiap orang tidak ingin melewatkan kesempatan itu begitu saja. Dikarenakan CEO RA Group yang terkenal jarang memperlihatkan diri dan sulit ditemui dikabarkan akan hadir hari ini. Alasan itulah yang membuat para petinggi itu sengaja membawa anggota keluarga mereka untuk menarik simpati sang big bos. Ini adalah kesempatan yang sangat langka, mengingat CEO Group mereka itu sangat misterius, tidak suka dengan keramaian dan lebih bany
Melihat itu, Karmen langsung berbalik. Sadar jika Bosnya datang, Karmen menunduk hormat dan bersemangat melaporkan pemuda yang nekat memarkirkan motormaticnya dideretan kendaraan mewah tamu VIP hotel. Ekspresi Dian Kusuma menjadi tambah dingin, sedingin es. Betapa tidak tahu malunya anggota ini, beraninya memarahi dan membuat malu Presdirnya ditempat umum begitu. Tapi, bukannya berhenti begitu melihat perubahan ekspresi Dian, Karmen justru semakin melaporkan sikap kurang ajar Awan yang bahkan berani memukul salah seorangsecuritymereka, dan... Plak Sebuah tamparan keras mendarat tepat di pipi kiri Karmen, membuat semua orang tercengang. Karmen yang beberapa saat lalu begitu percaya dirinya dan arogan memarahi seorang pemuda karena berpakaian biasa dan membuatnya malu didepan umum. Sekarang ditampar didepan umum oleh bosnya sendiri, bukannya itu lebih memalukan? "B-bu Dian?" Ucap Karm
Ini tentu bukan hanya untuk posisi manajernya itu saja, tapi bisa saja berimbas pada dirinya karena dianggap tidak membina anggotanya dengan baik, sampai peristiwa memalukan hari ini terjadi. Secara tidak langsung menjatuhkan penilaian terhadap kredibilitasnya sendiri. "Apalagi yang kamu tunggu? Cepat berterima kasih pada Pak Saktiawan. Jika bukan karena kemurahan hati beliau, Saya pastikan kamu keluar dengan kondisi cacat hari ini." Hardik Dian Kusuma yang melihat Karmen terdiam. "Te-terimakasih atas kemurahan hati Anda, pak." Karmen mnengucapkan permohonan maaf tersebut dari hatinya. Ia benar-benar menyesal karena telah mencari lawan yang salah kali ini. Bahkan saat pemuda yang tadi dihinanya itu berjalan, CEO KR Steel dan GM RA Investment yang terkenal itu sampai menunduk ketika bersalam kepadanya, yang menandakan betapa tinggi posisi pemuda tersebut. Terbayang kelancangannya yang menghina pemuda itu beberapa puluh menit yang lalu, wajah Karm
"Sayangnya om gue cuma ketemu sama pimpro nya aja. Tapi menurut keterangan om gue, yang punya tenpat ini masih sangat muda. Dia juga CEOnya RA Corporation yang terkenal itu." Berbagai macam hayalan mulai membayang disetiap kepala gadis-gadis cantik tersebut. "Kabarnya doi sangat misterius ya?" Tanya Viona penasaran dan itu mewakili semua pikiran teman-temannya. Wajar saja jika memiliki pertanyaan tersebut dalam pikiran mereka, karena selama beberapa tahun terakhir RA Corporation telah menorehkan namanya dengan tinta emas. Entah darimana datangnya pemuda yang begitu berbakat dan tiba-tiba saja membentuk grup RA Corporation. Masyarakat umum tahunya, CEO Ra Corporation itu adalah anak dari Kelvin Sanjaya, 1 dari 9 Naga penguasa Asia. Namun berbeda dengan sang Ayah, putranya ini terlihat lebih misterius karena tidak pernah muncul langsung didepan publik. Sebut saja media sosial yang lagi tren saat ini, tidak satupun ada profil tentang dirinya. Membu
"Waktu pertama kali kita bertemu, Aku kira kamu itu orangnya pendiam banget." "Memang! kan kamu dah tau sendiri, dikasur Aku pendiam, cuma kamu aja yang sering bersuara, aahh ahh.." "Ih, Awaan mesum, bukan itu maksudnya.." Ucap Mikha malu. Awan jadi tersenyum geli melihat Ia berhasil mencandai Mikha dan membuat gadis cantik itu jadi tersipu sampai kedua pipinya merona merah dan menggemaskannya. "Memangnya dulu, kamu menilaiku seperti apa?" "Hmn, kamu itu terlihat lugu dan pendiam... eh, awas loh kalau kamu nyinggung pendiam kayak tadi lagi." Ancam Mikha cepat sebelum Awan bercanda mesum seperti sebelumnya. "Hehehe, gak k
"Yah, kalau begitu jangan sampai mereka tahu." Kata Awan membalas candaan Mikha. "Baiklah, tapi ada syaratnya." Mikha memikirkan sebuah ide yang mungkin akan membuatnya bisa melewati waktu lebih berkesan dengan Awan. Bukankah hari ini adalah ulang tahunnya? Walau semalam, Ia ingin menjalaninya dengan penuh arti bersama Awan walau tidak bisa memilikinya. "Baiklah, beritahu aku apa syaratnya?" "Hmn.. Kamu harus mengajakku berdansa kalau begitu." "Hei, itu tugasku. Kenapa malah kamu mendahuluiku." Kata Awan pura-pura kesal, tapi tidak dengan tindakannya. Awan berdiri lebih dulu dan berjalan kesamping Mikha sambil mengulurkan tangannya. "Let's dance!"
"A.Awan?" Sapa seorang wanita cantik berpakaian cukup formal. Ia dan teman-temannya baru saja selesai makan malam dalam salah satu ruangan di Resto yang sama untuk merayakan pekerjaan barunya. Hari ini adalah hari gajian pertamanya, sehingga Ia mentraktir teman-temannya untuk makan di salah satu reso yang ada di komersialstreettersebut. Tentunya bukan pekerjaan biasa, mengingat Ia mampu mentraktir beberapa temannya di resto tersebut. Sapaan wanita tersebut membuat Awan secara reflek berhenti dan melihat sowok yang yang memanggil namanya. Alis Awan sedikit bertaut, begitu pun dengan Mikha, karena keduanya sama-sama mengenal wanita cantik yang sekarang tampak begitu dewasa dengan setelan kerja formilnya. "Rachel?" Panggil Awan dan Mikha bersamaan.
"Sebentar, aku kenal seorang penyanyi yang sedang naik daun baru-baru ini.." Ucap Mikha sambil membukaplaylistlagu dismartphonenya. Ia telah menyimpan cukup banyak lagu yang lagitrenddikalangan milenial belakangan ini. Begitu mendengar nama Hanna, rasanya Ia tidak asing dengan nama itu. "Nah ini.. Hanna Marchel, apakah itu adiknya Rachel?" Tanya Mikha memastikan begitu menemukan daftar lagunya Hanna di playlistnya. "Iya, betul. Kamu juga tahu?" Tanya Awan penasaran dengan begitu cepatnya Mikha menemukan lagu Hanna. "Astaga, Awan bagaimana kamu tidak tahu! Dia adalah penyanyi yang sangat populer akhir-akhir ini. Setiap lagunya bahkan selalu menempati peringkat teratas lagu terpopuler dalam sebulan terakhir."
"Guysss, kangeenn." "Iya, gue juga kangen ma kalian semua." "Hmn, tidak terasa waktu lima tahun begitu cepat berlalu." "Iya, gue sudah gak sabar menunggu seminggu lagi. Rasanya, kalendernya pengen gue sobek biar bisa segera bertemu kalian semua." Dalam video call tampak 7 orang, yang terdiri dari lima wanita dan dua pria saling melepas rindu satu sama lain. Suasana tampak begitu ceria dan penuh kehangatan. "Novi, dari tadi diam aja. Mentang-mentang sebentar lagi mau jadi jaksa." "Iya, kah? Pantesan Shiren dari tadi juga ikutan kalem banget, gak kayak biasanya." "Loh, Siska, lu gak tahu kalau Shiren sebentar lagi bakal jadi 'ibu' jaksa?" "Vebyyy, ember deh." "Hahaha, orangnya ngamuk. Biar yang lain pada tahu, Ren." "Tapi, gak gitu juga kali! Ah, lu juga sih. Jadi, gak surprise kan." "Hem-hem, jadi cinta lama bersemi kembali nih ceritanya." "Hahaha, lagian siapa yang bisa menolak pesona seorang jaksa sih?" "Ih, jadi karena itu Novi bawaannya kalem sekarang." "Hahaha, tidak
Keesokan harinya.Itu adalah hari yang dipenuhi kesedihan dalam klan Sanjaya. Madam Chiyo memimpin acara pemakaman hari itu. Ribuan orang dari klan Sanjaya dan klan Atmaja memadati hampir seluruh area pemakaman. Pemakaman seluas dua puluh hektar tersebut, tampak menjadi lebih kecil karena saking banyaknya orang yang hadir untuk menghadiri acara pemakaman masal hari itu.Mereka yang hadir disana hanya dari klan Sanjaya dan Klan Atmaja saja, dan beberapa lainnya dari kenalan terdekat mereka. Sesuai ramalan nenek Chiyo sebelumnya, pertempuran sehari sebelumnya telah menelan banyak korban nyawa. Jadi sangat wajar, semua orang tampak begitu sedih dan merasa kehilangan dengan banyaknya korban yang berjatuhan. Tidak termasuk orang-orang Sanjaya yang berkhianat, karena mereka semua di urus oleh pihak divis zero dan militer.Saat semua orang sedang berduka, sekelompok orang baru datang meminta ijin pada penjaga yang berjaga di luar gerbang pemakaman. Sekelompk orang ini dipimpin oleh pange
Saat ia melangkah semakin jauh ke dalam alam jiwa Awan, ia menemukan sebuah tempat yang sangat gelap. Itu adalah satu-satunya tempat yang belum dilewatinya, Renata merasakan perasaan yang sangat kuat, jika Awan berada didalam sana. Renata coba mendekati tempat itu. Benar saja, ia mendapati Awan berada di dalam sana dalam keadaan terbelenggu. Lebih tepatnya, ia telah membelenggu kesadarannya sendiri. Kehilangan Angel dan juga bayi mereka, membuat pukulan yag sangat besar bagi mentalnya. Awan merasa semua itu adalah kesalahannya, karena itu ia menghukum dirinya sendri dan telah siap mati demi menebus kesalahannya tersebut. Renata ingin masuk ke dalam sana. Hanya saja, tempat itu seperti menolak kehadirannya. Renata coba berteriak sekeras yang ia mampu, namun suaranya tidak bisa tembus ke tempat Awan berada. Tidak peduli, sekeras apapun Renata berusaha. Renata menangis disana, sambil terus memanggil nama Awan. Ia tidak tahan melihat Awan menyiksa dirinya sendiri dengan menanggung s
Selain itu, ia juga telah berikrar untuk menanti Awan saat terakhir pertemuan mereka. Tapi hanya sebatas itu, tidak ada pernyataan yang menunjukkan bahwa hubungan mereka lebih dari sekedar teman.Annisa dengan malu-malu menjawab, "Kami... hanya sekedar teman dan kebetulan berasal dari kampung yang sama.""Oh." Gumam Amanda singkat. Meski tampak ragu dengan jawaban itu, karena Annisa tampak berpikir lama sebelum menjawabnya. Namun, Amanda tidak menampik kalau ia merasa lega setelah mendengar hal itu langsung dari mulut Annisa."Kalau kamu... Kamu ada hubungan apa dengan Awan? Bagaimana bisa kamu membawanya dan datang dengan cara yang 'mengejutkan' seperti tadi?"Giliran Amanda yang jadi salah tingkah dengan pertanyaan balik Annisa. Ia bingung bagaimana harus menjelaskan hubungan mereka. Keluarganya dan Ayah Awan jelas sudah membuat kesepakatan atas pertunangan mereka dan sampai detik ini ketika melihat seluruh perkembangan Awan dan juga menyaksikan kekuatannya, Amanda tidak memungkiri
30 menit sebelumnya.Amanda tidak mengerti alasan kenapa dokter wanita berkerudung di depannya itu, sampai bisa memegang segel terakhir dalam tubuh awan.'Apa hubungan Awan dengannya?'Ketika melihat betapa khawatirnya wanita yang di name tagnya itu tertulis nama 'Annisa Azzahra' tersebut pada Awan, membuat Amanda bertanya-tanya, jika hubungan keduanya pasti bukan sekedar hubungan biasa.Butuh waktu yang sangat lama bagi mereka, sampai akhirnya segel dalam tubuh terlepas. Proses tersebut pasti tidak mudah, karena begitu segel tersebut terlepas sepenuhnya dari dalam tubuh Awan, dua energi yang sebelumnya masih berada di dalam tubuh Awan, jadi menghilang sepenuhnya.Pastinya itu sangat melelahkan, terutama bagi Annisa. Tubuhnya tampak berkeringat dan pijakannya beberapa kali tampak goyah. Meski begitu, ia terlihat tidak ingin menyerah sedikitpun dan tetap berjuang untuk menyelesaikannya. Amanda juga tidak mengerti bagaimana cara Annisa melakukannya. Karena yang tampak di matanya, Annis
Mendengar pertanyaan itu, Kelvin hanya bisa tertawa pahit, "Sayangnya tidak bisa.""Kakak, apa itu artinya kami tidak akan pernah bertemu denganmu lagi?" Tanya Charlote syok.Ternyata itu adalah hari terakhir mereka bisa bertemu dengan Kelvin Sanjaya.Kelvin kembali hanya sebentar, untuk membantu Awan terakhir kalinya. Setelah itu, ia mempercayakan masa depan klan Sanjaya ditangan anaknya. Meski begitu, tidak nampak sedikitpun keraguan atau kekhawatiran di wajah Kelvin. ...Berkat campur tangan divisi zero dan juga militer, semua kekacauan tersebut berhasil di sembunyikan. Selanjutnya, peta penguasa di negeri ini pun mengalami perubahan yang sangat besar, setelah tujuh keluarga naga dikeluarkan setelah bukti keterlibatan mereka dengan organisasi ilegal the shadow begitu jelas, selanjutnya tujuh keluarga naga ini dimasukkan ke dalam daftar hitam dan tentu saja harus menerima hukuman sesuai hukum yang berlaku. Aset mereka disita sepenuhnya oleh negara, meski itu hanya berlaku untuk di
"Kakak, apa yang terjadi padamu sebenarnya" Tanya Charlote heran."Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang apa yang terjadi padaku, dik. Sekarang, keluarga ini butuh kamu. Aku sudah mewariskan posisiku pada Awan, dialah yang bertanggung jawab terhadap keluarga kita di masa depan. Karena itu, aku butuh kamu untuk membimbingnya."Begitu mendengar Kelvin menyinggung tentang Awan, Charlote baru sadar jika sedari tadi ia tidak melihat ada Awan di sana."Sekarang Awan dimana? Kenapa Aku tidak merasakan keberadaannya?"Kelvin tersenyum tipis dan berkata, "Ia berada di tempat yang aman. Nanti, kamu dapat bertanya pada paman Abimana dimana Awan. Sekali lagi, aku butuh kamu dan yang lainnya untuk membimbing Awan dalam memimpin keluarga kita."Charlote melihat Kelvin lebih dalam, ia merasa perasan tidak nyaman. Terutama karena ucapan Kelvin yang seolah menyiratkan sedang memberikan wasiat terakhir untuknya."Kakak, apa maksudmu? Bukankah kamu bisa melakukannya? Kenapa aku merasa kamu akan per
Saat madam Gao melarikan diri setelah dibiarkan pergi oleh Kelvin sebelumnya. Ternyata para pengikutnya juga ikut melarikan diri ke arah lain, karena merasa pemimpin mereka sudah kalah. Sehingga, mereka juga berusaha untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.Kelvin melirik Abimana sejenak, lalu menjawab pertanyaan Lin, "Tidak udah! Divisi Zero akan mengurus sisanya. Dengan apa yang terjadi hari ini, mereka tidak mungkin lagi berani menginjakkan kakinya di Negeri ini. Bukankah begitu, paman Abimana?"Abimana sambil mengusap jenggotnya, mengangguk setuju dan membenarkan pernyataan Kelvin. "Benar, bukti persekongkolan tujuh keluarga naga dengan the shadow sangat jelas. Segera, negara akan memasukkan nama mereka ke dalam daftar hitam."Tidak berhenti sampai disitu, Abimana segera menambahkan, "Serta.. semua aset mereka akan disita oleh negara."Kening Kelvin dibuat berkerut, ia sama sekali tidak menyangka jika Abimana telah merencanakan ini semua. Semula, ia sudah berencana untuk men
Kelvin melakukan persis seperti janjinya pada Huo, mengirim Awan langsung pada Annisa. Hanya saja, Kelvin sengaja tidak pergi bersama mereka karena berbagai pertimbangan. Untuk menjaga kondisi Awan tetap stabil saat pembukaan penuh segel yang terdapat dalam dirinya, butuh seseorang yang cukup kuat, Amanda adalah orang yang cocok untuk tugas seperti itu."Kemana mereka perginya?" Tanya Abimana penasaran begitu melihat cucunya dan juga Awan tiba-tiba menghilang, setelah sebelumnya Kelvin sempat menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh Amanda ketika bertemu wanita yang dapat membuka segel Awan. Hanya sebatas itu, Kelvin tidak menjelaskan lebih banyak.Apalagi ketika mereka menghilang, Kelvin ternyata tidak ikut pergi bersama mereka.Kelvin batuk-batuk sejenak dan bersikap seolah semuanya berjalan normal, "Hmn, tidak apa-apa, paman. Mereka masih di kota ini, tenang saja! hahaha!""Benarkah?" Tanya Abimana ragu, "Lalu, kenapa kamu tidak ikut bersama mereka?""Yah... tentu saja karena masi