Wajah Amanda menjadi pucat begitu menyadari serangannya berakhir sia-sia dan sekarang justru kekuatannya seperti tersedot keluar."Gawat, ini adalah jurus penghisap otot dan tulang." Teriak Agnis panik."Oh, tidak. Bukankah itu jurus kuno yang sudah lama menghilang?" Sahut Marin tidak kalah panik."Aku akan menahannya, biar kekuatan nona Amanda tidak tersedot oleh orang ini. Kalian temukan cara untuk melepaskan diri dari jurus ini." Metis, sang peri penyembuh tiba-tiba bersuara melihat situasi tersebut dapat membahayakan jiwa Amanda. Dalam pertempuran, biasanya yang bekerja hanya Agnis dan Merin, karena kekuatan keduanya sangat dibutuhkan saat pertempuran. Sementara Pixie dan Metis biasanya hanya pasif, karena kekuatan mereka sejatinya bukan untuk bertarung.Metis berhasil menghentikan energi murni Amanda untuk terus keluar. Namun, masalah belum selesai. Selanjutnya, berkat kerja sama antara Agnis dan Marin, mereka berhasil membalikkan efek serangan sebelumnya untuk melepaskan Amanda
Abimana tidak berharap cucunya akan bertarung dengan madam Gao, sebelum kedatangannya. Meski Amanda sudah lebih kuat setelah latihan intensifnya, Abimana menyadari jika cucunya itu masih belum layak untuk berhadapan dengan madam Gao. Terdapat perbedaan yang masih jauh di antara mereka.Abimana murka ketika melihat cucu kesayangannya itu terluka akibat serangannya madam Gao. Apalagi itu tepat terjadi tepat di depan matanya. Kobaran api tampak membumbung tinggi ke angkasa, ketika Abimana bersiap menyerang madam Gao.Itu bukan sembarangan serangan, bahkan hanya dengan menatapnya dari jarak cukup jauh, cukup untuk membuat seseorang merasakan kengeriannya."Inikah kekuatan seseorang yang hampir mencapai level immortal?" Pikir orang-orang yang menyaksikan langsung pertunjukkan kekuatan Abimana dengan perasaan ngeri. Perasaan seperti itu pula yang dirasakan oleh madam Gao, dengan separoh energinya yang tersisa, mustahil baginya dapat menahan serangan sekuat itu.Meski gugup, madam Gao tetap
Jangankan aula, bangunan utama Sanjaya yang berada dibelakangnya juga turut hancur dan rata dengan tanah. Selain dua tokoh kuat yang sedang bertarung, yang lainnya saling menarik diri dan berlindung di tempat sedikit lebih jauh.Lukman dan Amelia disisi lain, tidak diketahui bagaimana nasibnya. Mereka tersapu oleh serangan Abimana sebelumnya. Sehingga yang tampak di tempat Lukman dan Amelia bertarung sebelumnya, hanya tumpukan sisa bangunan dan tanah yang sudah menghitam akibat terbakar. Begitupun dengan Hadi, jasadnya juga sudah tertimbun oleh tanah dan juga bahan bangunan, sulit untuk dicari keberadaannya saat ini.Setelah saling bertukar belasan hingga puluhan jurus, wajah madam Gao berubah lebih pucat. Semua serangannya berhasil dihancurkan oleh kekuatan peri apinya Abimana, belum lagi serangan yang mengkombinasikan kekuatan peri api dan anginnya, membuat madam Gao semakin berada di bawah tekanan.Pada satu kesempatan, Abimana berhasil menghempaskan madam Gao ke atas tanah dan se
Madam Gao melihat itu, tidak terlihat gentar atau panik. Ia sudah menyiapkan sebuah tombak raksasa dengan daya hancur tinggi untuk menghadapinya. Ketika Abimana turun dengan sangat cepat, menyerang dengan serangan terkuatnya itu, madam Gao melemparkan tombak raksasa tersebut untuk menyongsong serangan Abimana. Abimana terlihat begitu percaya diri dan yakin akan mampu menghancurkan madam Gao dalam satu serangan tersebut. Namun, satu hal yang tidak sempat diperkirakannya, saat serangannya sudah hampir bertabrakan dengan serangan milik madam Gao. Madam Gao tiba-tiba menghilang dari tempatnya semula berdiri.Abimana terkesiap, begitu menyadari ternyata madam Gao tidak berniat menghadapinya secara langsung. Madam Gao justru melesat dengan kecepatan tinggi menuju arah lain, tentu saja yang di incar bukanlah Abimana, melainkan Amanda yang sedang menjaga Awan."Tidak! Gao, kau pengecut." Teriak Abimana cemas. Ia tidak dapat menarik serangannya ataupun mengejar madam Gao. Kalau pun bisa, sem
Abimana ketika melihat sosok pria tersebut yang semakin mendekat, tersenyum kagum. "Dia menghilang cukup lama dan ternyata kembali dengan kekuatan yang bahkan jauh melampauiku." Ucap Abimana kagum.Lain halnya dengan reaksi madam Gao, melihat pria tersebut seakan ia sedang melihat malaikat kematiannya."Ternyata dia masih hidup? Bagaimana ia bisa menjadi sekuat ini?" Pikir madam Gao antara takut dan dipenuhi kecemburuan.Pria yang menjadi pusat perhatian semua orang, terbang dengan ekspresi begitu tenang di wajahnya dan tanpa mempedulikan tatapan semua orang, ia berjalan ke arah Alexander alias An huo wang.Ya, pria tersebut adalah Kelvin Sanjaya yang sudah kembali dari segitiga bermuda. Ia berhasil melewati ujian terakhirnya di sana dan kembali dengan sosoknya yang sekarang. Seluruh tubuhnya dipenuhi oleh energi kegelapan, bahkan jubahnya terbuat dari bayangan kegelapan.Saat Kelvin sampai di dekat Alexander, ia tersenyum tenang dan berkata, "Lama tidak bertemu, saudara Ayahku."Ale
Saat hari berubah gelap, semua orang yang berada dalam kegelapan ikut terpengaruh oleh perubahan itu. Tidak terkecuali mereka yang sedang berperang di luar aula, terutama pasukan the shadow yang menggunakan pil blue saphire.Saat hari berubah gelap, efek dari dari pil iblis tersebut ikut menghilang sepenuhnya. Hal itu langsung disadari oleh pasukan merah klan Sanjaya. Jumlah pasukan pendukung Awan berkurang cukup drastis akibat pertarungan yang tidak seimbang.Meski mereka memiliki semangat yang luar biasa dan tidak kenal yang namanya kata menyerah. Tetap saja, perbedaan besar dalam segi jumlah membuat mereka keteteran ketika menghadapi serangan musuh. Ditambah, pihak musuh memiliki pasukan kematian yang sudah terupgrade dengan adanya pil blue saphire. Begitu kedatangan Kelvin ke tengah pertempuran, mampu mengakibatkan hari berubah gelap seperti sedang terjadi gerhana matahari, salah seorang pemimpin pasukan merah berteriak, "Lihat! Mereka kehilangan kekuatannya.""Apa itu karena keg
Beralih ke tempat yang semula adalah aula, karena kini bentuknya tidak ubahnya seperti puing bangunan sisa-sisa perang.Saat melihat Kelvin berjalan ke arahnya, madam Gao diliputi ketakutan yang luar biasa. Ia menduga, jika Kelvin akan membuat perhitungan dengannya. Madam Gao sempat berpikir untuk melarikan diri dari sana, namun begitu menyadari betapa mengerikannya kekuatan Kelvin saat ini, sedetik kemudian ia merasa putus asa total. Tidak ada lagi yang dapat dilakukannya.Lihat saja kondisi alam saat ini, semuanya terlihat gelap seperti sedang terjadi gerhana. Hanya dewa yang memiliki kekuatan seperti itu. Tidak peduli secepat apapun madam Gao coba melarikan diri, ia tidak akan bisa selamat dari kegelapan total yang dibuat oleh Kelvin.Pada akhirnya, madam Gao hanya bisa terpaku diam di tempat, menanti keputusan apapun yang hendak dilakukan oleh Kelvin. Sebuah keajaiban jika Kelvin membiarkannya lolos, tapi peluang itu jelas tidak mungkin.Madam Gao hanya berdiam putus asa."Madam
Pernyataan Kelvin mengejutkan semua orang, madam Gao bahkan sempat merasa kalau ia sedang bermimpi saat itu. Bukankah persyaratan Kelvin sama saja dengan pengampunan darinya? Menghilangkan the shadow merupakan syarat yang jauh lebih ringan, padahal Kelvin seharusnya bisa saja melenyapkan madam saat itu juga.Abimana tampak keberatan dan langsung menginterupsi Kelvin saat itu juga, "Nak Kelvin, tidak bijak melepaskan wanita ini begitu saja. Dia adalah wanita yang sangat berbahaya dan jika kita melepaskannya hari ini, ia dapat menimbulkan kerusakkan yang sangat besar di masa depan. Seharusnya...""Lalu, apa paman berniat melawan wanita yang sedang terluka?" Sela Kelvin mencengangkan Abimana.Kalimat Kelvin terucap dengan nada datar, namun sudah cukup membuat Abimana gugup."Tentu saja, aku tidak bermaksud seperti itu. Hanya saja... wanita ini sudah melakukan kejahatan sangat besar dan melawan hukum."Kelvin dengan cuek melambaikan tangannya, dan berkata, "Aku tidak terikat dengan hukum