Melihat cara Helena dan enam kepala keluarga naga ini menghormatinya, jelas saja pria yang disambut penuh kehormatan dengan sebutan 'Surai Hijau' tersebut bukan orang sembarangan.Dia adalah satu dari lima petinggi The Shadow. Dia bukan hanya unggul dari segi kekuasaan, tapi juga kekuatan."Hahaha, terimakasih sudah menyambutku. Kalian pasti dibuat susah dengan rencana licik bocah ingusan tersebut, benar kan?" Tanya Surai Hijau dengan sikap santai.Semua orang saling menatap satu sama lain. Helena disisi lain menjadi orang yang tidak sabar, karena ia yang menderita kerugian paling besar di antara semua orang. Helena berkata dengan nada memohon, "Tetua Surai Hijau, anak haram itu telah merampas semuanya dari keluargaku. Bagaimana aku masih bisa hidup esok hari? Dia bahkan menjadikan aku dan keluargaku sebagai penjahat dengan membuat pernyataan ambigu, seolah kami adalah pelaku dibalik kecelakaan Kelvin. Saat ini, lembaga hukum internasional pasti mencurigai dan akan segera menangkap ka
"William, segera perintahkan putrimu untuk segera ke aula. Jam pernikahannya dimajukan, saya beri waktu lima menit, tidak lebih." Ucap Helena dengan nada memerintah.William, di sisi lain tidak bisa berkomentar banyak, selain hanya bisa tunduk dan mematuhi perintah tersebut. Apa yang dilakukan Helena terkesan sudah menginjak-injak harga diri William, bagaimana pun dia tetaplah seorang CEO besar dan juga kepala keluarga Tanuwijaya. Namun, karena keberlangsungan hidupnya dan juga semua keluarganya bergantung pada Helena, membuat William tidak memiliki pilihan lain selain hanya bisa tunduk dengan sikap semena-mena Helena. Meski dengan begitu, William merasa sebagai kepala keluarga yang tidak lagi memiliki mahkota. Ia tidak dapat menentukan keputusan apapun lagi yang dapat menyelamatkan kehormatan keluarganya, utamanya semenjak kembalinya Alexander, ayahnya.Malangnya, semua anggota keluarga Tanuwijaya tidak diijinkan memegang alat komunikasi apapun saat ini. Alasannya, keluarga Sanjaya
Sementara itu, dibagian paling depan berdiri seorang wanita tua bersisian dengan Helena, dia adalah Madam Gao.Meski sekilas terlihat bukan seperti seorang yang memiliki kelebihan khusus. Namun, dia adalah orang pertama dijajaran petinggi The Shadow.Sementara itu, pasukan terkuat masing-masing keluarga naga, juga tampak membaur bersama tamu undangan. Suasana terasa begitu hening untuk sebuah acara pesta pernikahan, ditambah ekspresi calon mempelai wanita yang tampak seperti orang mati, membuat suasana terasa lebih mencekam.'Ini lebih cocok disebut acara berkabung daripada acara pernikahan.' Pikir beberapa tamu undangan yang hadir disana. Namun, itu hanya sebatas pikiran semata. Karena kenyataannya, mereka berusaha tetap menampilkan senyum palsu di wajah mereka. Apalagi, mereka juga juga tidak tahu bagaimana nasib mereka setelah keluar dari sana nantinya.Helena disisi lain, menatap takjub pada calon menantunya tersebut. Meski itu adalah pernikahan yang dipaksakan, Helena tidak bisa
Pendeta tersebut tidak lagi berani bicara dan bertanya dengan panjang lebar, karena khawatir Hadi akan menyelanya kembali. Ia sudah cukup malu dengan selaan Hadi sebelumnya, karena itu ia langsung menanyakan hal intinya.Angel hanya diam dengan tatapan menerawang kosong, para penonton sudah menantikan Angel untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan lantang. Namun, sampai satu menit lamanya menunggu, Angel masih tetap diam dengan wajah tanpa ekspresi.Tidak sabar, Hadi kembali bersuara, "Dia bersedia, dia bersedia.""Hahaha."Banyak dari penonton tertawa lucu melihat Hadi kembali mempertontonkan ketidak sabarannya.Tentu saja itu belum bisa dikatakan sah, sehingga pendeta kembali mengulangi pertanyaan yang sama dan Hadi lagi-lagi menyelanya, "Sudah, cepat resmikan saja pak pendeta. Dia tentu saja bersedia, tunggu apalagi. Aku tidak punya banyak waktu dengan segala omong kosong ini." Nada Hadi bukan saja mem"Itu sudah aturannya, tuan Hadi." Jawab pendeta sambil menahan kekesalannya.M
Riana dibuat kesal sendiri karena sikap Awan yang pergi begitu saja. Membuat ia harus berpikir keras untuk mengatur ulang rencana mereka. Neo dengan sigap segera mengeluarkan pisau pendeknya dan mengarahkannya tepat di leher supir, "Maju lebih cepat atau tidak, saya penggal kepalamu." Ancamnya.Si supir merasa cemas, namun itu tidak cukup untuk membuatnya ketakutan."Silahkan bunuh saya! Saya tidak bisa melaju lebih cepat dari ini." Jawab si supir bersikukuh.Ia tahu, sepanjang jalan ada penjagaan yang sangat ketat. Kedua penumpangnya tersebut tidak bisa masuk begitu saja, tanpa dirinya yang menyupiri mereka. Paling tidak, mereka harus bersusah payah untuk melewati penjaga terlebih dahulu, jika nekat masuk tanpa dirinya. Karena itu, ia terlihat percaya diri.Neo menekan sedikit lebih dalam, sampai pisaunya sedikit terbenam dan mengiris leher si supir. Namun, si supir sama sekali tidak bergeming. Ia seperti sudah siap mati demi menjalankan instruksi tuannya.Riana disisi lain, melihat
Selain itu, terdapat empat petinggi the Shadow yang berdiri di empat penjuru mata angin. Salah satunya sudah pernah dihadapi Awan, ketika berada di Jepang. Namun tiga lainnya serasa sangat asing. Kekuatan mereka sangat menakutkan, bahkan Awan dengan kemampuannya sekarang dibuat gentar jika harus berhadapan dengan mereka secara langsung.Selain mereka, Awan tidak dapat mengabaikan keberadaan wanita tua yang berdiri di sebelah ibu tirinya. Ia tidak merasakan kekuatan apapun dari wanita tua tersebut dan wanita tua itu juga terlihat begitu tenang, tapi justru itu yang dicemaskannya.Bukankah air tenang itu paling menakutkan? Karena tidak ada yang bisa menebak seberapa dalam dan berbahayanya apa yang ada didalamnya.Tidak ingin berspekulasi terlalu jauh, Awan coba memainkan trik memancing di air keruh. Ia tersenyum mengejek hinaan ibu tirinya, "Buat apa saya kesini? Saya harap kalian tidak melewatkan berita hari ini. Bukankah sudah jelas dikatakan oleh CEO saya? Mulai saat ini, semua aset
Angel coba berontak, "Lepaskan! Kamu tidak memiliki hak untuk menahanku disini. Kalian... Kalian adalah penipu yang sebenarnya. Kalian selama ini menekan keluargaku dengan kekuasaan yang kalian miliki. Kenyataannya, sekarang kalian tidak lagi memiliki apa-apa. Jadi, lupakan jika kalian masih ingin coba mengendalikan keluargaku." Plak.Wajah Angel sampai terbanting ke sisi berlawanan ketika tamparan Hadi mendarat telak di pipi kirinya. Semua orang tersentak melihat kekejaman Hadi yang tanpa hati menampar seorang wanita, apalagi wanita itu adalah calon istrinya. Bahkan Amelia yang berdiri di sebelah Angel juga terkejut dengan sikap berani kakaknya tersebut. Ia mengira, Hadi terlalu mencintai Angel sehingga tidak akan pernah berani berbuat kasar terhadapnya.Ucapan Angel yang merendahkan keluarganya, menjadi pemicu emosi Hadi. Hadi pada dasarnya adalah seorang yang emosional, ia tidak peduli jika Angel akan membencinya setelah ini. Karena ia sadar, Angel tidak pernah memiliki perasaan
"Mulutmu ternyata lebih hebat dari kemampuanmu, bocah! Apa begitu caramu bicara dengan kakekmu?" Geram Justice kesal. "Kakekku? Jangan melebih-lebihkan dirimu dengan membuat pernyataan sampah seperti ini. Aku.. tidak memiliki kakek sampah seperti anda. Aku hanya punya seorang kakek dan dia adalah orang yang telah mengalahkanmu dan meninggalkan bekas luka itu di tubuhmu. Lalu, ayahku juga mengalahkanmu. Mungkin kita perlu mengulangi pertarungan lagi, untuk melihat siapa yang lebih baik." "Namun, aku khawatir hasil akhirnya akan mengecewakanmu. Karena roh sesat sepertimu, pada akhirnya harus kalah oleh tiga generasi berturut-turut, Alexander Sanjaya. Kamu tidak pernah menang ketika masih memiliki tubuh utuh orang tua itu, apalagi dengan tubuh fana yang kamu miliki sekarang." Awan menyedari hal ini, ketika ia pertama kali bertemu dengan leluhurnya dan mempelajari tentang kekuatan indera ketujuhnya. Disana ia menemukan dua kekuatan yang tidak asing baginya, satu adalah milik Ayahnya da