"Nona, apa anda yakin akan melakukan ini?" Pisces bertanya ragu ketika Elisa mengungkapkan keinginannya. Sebagai pengawal pribadi Elisa, Pisces mengingatkan resiko yang akan ditanggung Elisa jika nekat melakukan apa yang ia perintahkan padanya. Awan adalah musuh nomor satu keluarga Jati, serta enam keluarga naga lainnya. Membantunya sama saja membuat mereka berada di sisi yang sama dengan Awan dan menjadi musuh dari aliansi naga ini. Satu kalimat itu saja, sudah cukup membuat Elisa dianggap sebagai pengkhianat keluarga nantinya. Pisces mencemaskan nasib Elisa, keluarganya bahkan tidak akan ragu menghukum mati mereka jika sampai ketahuan. Elisa tidak menunjukkan keraguan sedikitpun, "Iya. Apa kamu mau membantuku?" Elisa balik bertanya. Pisces menarik napas cukup dalam, ia tidak memiliki pilihan lain. Ia memang satu dari 12 zodiak pelindung keluarga Jati, kesetiaan mereka seharusnya penuh dan tunduk pada perintah kepala keluarga. Namun, setelah sekian lama menjadi pengawal pribadinya
Mendengar itu, Leo langsung mengambil posisi tegap dan sedikit menunduk. Ia tidak meragukan sama sekali, karena yang bicara adalah putri dari tuan besarnya, "Katakan, nona. Apapun itu akan saya lakukan sebisa mungkin." Elisa tertawa dalam hati, melihat betapa mudah rencananya berjalan. "Kamu segera pergi ke gerbang timur dan bawa dua orang bersamamu. Disini, biar Pisces dan dua orang lainnya yang menjaganya." Ucap Elisa lagi dengan serius. Ia awalnya ingin menyuruh mereka semua pergi dari sana, tapi itu akan terkesan sangat mencurigakan. Sehingga, Elisa sengaja mengubah strateginya dan menyisakan dua orang untuk tinggal. Kalau hanya dua orang itu saja, Pisces pasti dapat menyelesaikan mereka dengan mudah. "Tapi... Bukankah musuh sudah masuk ke dalam manor, kenapa kami harus menjaga gerbang timur?" Tanya Leo ragu dan sedikit curiga. Adapun Elisa, ia langsung melotot pada Leo, "Apa kamu tidak tahu, ayahku sudah merencanakan hal ini dengan sangat teliti? Tentu saja musuh kita tidak
Nenek Chiyo tersenyum tenang, "Tidak usah cemas, Nak. Dia memang datang untuk menyelamatkanmu." Selanjutnya, Nenek Chiyo beralih menatap Elisa. "Nak, kamu tahu keputusanmu ini akan membuatmu susah. Kamu bisa dimusuhi oleh keluargamu sendiri, apa kamu sudah siap dengan itu?" Elisa terkesiap, "Anda... bagaimana nenek bisa tahu? Siapa anda sebenarnya?" Nenek Chiyo terkekeh, "Tidak penting siapa diriku. Yang penting, seberapa yakin kamu dengan rencanamu?" Melihat Nenek Chiyo tidak ingin menyebutkan siapa dirinya, Elisa menyerah untuk bertanya lebih lanjut. Ia segera menjawab pertanyaan nenek Chiyo, "Sangat yakin. Semua orang sedang teralihkan, jadi kita bisa kabur sekarang." "Bukankah, ada yang menjaga ruangan ini diluar?" Tanya Gina khawatir. Elisa tersenyum santai, "Jangan khawatir, mereka sudah diurus oleh orangku." Elisa memimpin Gina dan nenek Chiyo untuk keluar. Saat mereka keluar, dua orang master yang menjaga ruangan sebelumnya sudah tergeletak pingsan di luar ruangan. Tam
Pertempuran berlangsung begitu sengit di dalam aula, mereka yang tidak sempat menghindar mati sia-sia. Tidak terhitung jumlah korban yang tewas, baik yang mayatnya bergelimpangan di dalam aula atau hancur menjadi abu terhapus ke udara terkena serangan api neraka milik Awan.Sedangkan mereka yang hanya memiliki kemampuan rata-rata harus berjuang keras untuk menghindar dan sebagian lainnya melarikan diri untuk menyelamatkan seutas nyawa mereka.Pertempuran itu bukan lagi pertempuran yang biasa mereka lihat, tapi sudah meningkat layaknya pertempuran antar dewa. Bagaimana mungkin mereka masih berani untuk berdiam diri disana? Walau hanya sekedar berdiam diri untuk menyaksikannya.Justice bersama Surai Hijau memimpin ratusan orang dari aliansi naga dan juga anggota the Shadow untuk menaklukan Awan.Angel ditarik oleh Hadi dan yang lainnya untuk menjauh, tentu saja ia tidak lagi memiliki keberanian untuk berbuat nekat memprovokasi Awan seperti sebelumnya. Melihat betapa mengerikannya kekuat
Melihat keraguan dimata Hadi, Vino segera berkata, "Abang jangan khawatir. Karena kita berada di pihak yangh sama. Abang bisa mempercayakan dia padaku, aku akan menjaganya dengan nyawaku sendiri. Jadi, abang dapat memobilisasi kekuatan kita untuk membantu mereka yang saat ini sedang bertarung melawan Awan. Aku yakin, bajingan Awan itu akan lebih cepat ditundukkan."Mendengar itu, ekspresi Hadi berubah lebih cerah. Keinginan terbesarnya saat ini, tentu saja melenyapkan Awan dan mengklaim kembali hak warisnya dan juga memiliki Angel tanpa ada yang menghalangi.Hadi tidak meragukan sedikitpun ucapan Vino, karena keluarga Jati adalah pendukung keluarganya. Jadi, tidak mungkin Vino akan berani mengkhianatinya."Kamu benar. Baiklah, kalau begitu aku titipkan wanitaku padamu."Vino tersenyum tenang, "Tentu saja! Percayakan padaku, bro. Aku jamin ia tidak akan kemana-mana."Hadi tertawa puas, dia menyempatkan untuk menatap Angel sebentar. Matanya penuh dengan rencana licik, "Lihat saja! Aku a
Angel bukan wanita bodoh yang akan percaya begitu saja, hanya karena Vino mengatakan jika itu adalah perintah Awan. Ia sangat waspada, jika Vino memiliki rencana licik dibenaknya. Apalagi, Vino secara terangan-terangan pernah mengejarnya di masa lalu."Tidak mungkin kamu akan melakukannya begitu saja. Siapa Awan bagimu? Kalian bahkan tidak saling kenal sebelumnya." Tanya Angel sinis.Vino menarik nafas kesal, "Awan adalah tuanku." Ucap Vino tegas.Angel menyipitkan matanya, "Buktikan! Potong satu jarimu jika benar Awan adalah tuanmu."Vino segera mengeluarkan sebuah pisau kecil yang selama ini selalu dibawanya, tanpa ragu ia memotong satu jarinya. Ia kesakitan dan seluruh wajahnya sampai memerah karena menahan rasa sakit, tapi ia berusaha keras agar suaranya tidak keluar. Satu kelingkingnya putus dan Vino bahkan sudah bersiap untuk memotong satu jarinya yang lain jika saja Angel tidak segera menghentikannya, "Cukup, hentikan!"Angel sudah bisa yakin sekarang. Ia sudah mengenal Vino cu
Meski begitu, Awan tidak ingin mengekspos sedikitpun kelemahannya pada musuh. Dengan cuek ia berkata, "Kenapa? Apa kamu sudah kelelahan, pak tua?""Hahaha, kamu masih bisa bersikap sombong disaat seperti ini? Baiklah, mari kita bermain sedikit lagi.""Semuanya pasang formasi! Segera taklukan bocah ini!"Segera, semua orang membuat fomasi melingkar dengan beberapa titik dengan susunan aneh dibagian tengah formasi. Surai Hijau dan Justice menjadi pusat dari formasi lingkaran ini.Awan merasakan sedikit kecemasan dalam hatinya, ia tidak memiliki pengalaman bertarung menghadapi sebuah kelompok yang mahir dengan formasi sebelumnya."Sial, ini sangat bahaya brother. Segera keluar! jangan sampai kita terjebak dalam formasi mereka." Suara Huo terdengar mengingatkan.Awan sepemikiran dengan Huo, karena itu ia coba melompat keluar untuk menghindari perangkap dalam formasi."Mau keluar? Jangan mimpi, bocah!"Formasi ternyata sudah aktif dan Awan sedikit terlambat bereaksi. Ia terkunci dan terlem
Pisces berhasil membawa Elisa dan yang lainnya sampai di gerbang sebelah timur manor Sanjaya. Itu adalah gerbang yang seharusnya lebih sepi dibanding yang lainnya, karena letaknya berlawanan dengan dua jalan utama.Gerbang timur sendiri merupakan area belakang kediaman Sanjaya, yang letaknya bersebelahan dengan area hutan. Sehingga sangat jarang yang melewati area sini, bahkan musuh sekalipun tidak akan berpikir untuk masuk lewat area ini, karena harus menempuh jalan memutar yang sangat jauh. Bahkan di penghujung hutan adalah jurang cukup dalam yang mengarah ke laut. Gerbang ini lebih sepi penjangaannya dibanding dua gerbang masuk lainnya. Satu-satunya penghalang untuk mereka bisa keluar dari sana adalah Leo, Zodiak penjaga keluarga Jati serta belasan pengawal keluarga Sanjaya.Ini murni karena ketidak sengajaan Elisa untuk menghindarkan mereka dari kecurigaan Leo sebelumnya. Elisa secara spontan mengarahkan mereka untuk berjaga disini, hal itu yang menjadi bumerang bagi mereka jika
"Guysss, kangeenn." "Iya, gue juga kangen ma kalian semua." "Hmn, tidak terasa waktu lima tahun begitu cepat berlalu." "Iya, gue sudah gak sabar menunggu seminggu lagi. Rasanya, kalendernya pengen gue sobek biar bisa segera bertemu kalian semua." Dalam video call tampak 7 orang, yang terdiri dari lima wanita dan dua pria saling melepas rindu satu sama lain. Suasana tampak begitu ceria dan penuh kehangatan. "Novi, dari tadi diam aja. Mentang-mentang sebentar lagi mau jadi jaksa." "Iya, kah? Pantesan Shiren dari tadi juga ikutan kalem banget, gak kayak biasanya." "Loh, Siska, lu gak tahu kalau Shiren sebentar lagi bakal jadi 'ibu' jaksa?" "Vebyyy, ember deh." "Hahaha, orangnya ngamuk. Biar yang lain pada tahu, Ren." "Tapi, gak gitu juga kali! Ah, lu juga sih. Jadi, gak surprise kan." "Hem-hem, jadi cinta lama bersemi kembali nih ceritanya." "Hahaha, lagian siapa yang bisa menolak pesona seorang jaksa sih?" "Ih, jadi karena itu Novi bawaannya kalem sekarang." "Hahaha, tidak
Keesokan harinya.Itu adalah hari yang dipenuhi kesedihan dalam klan Sanjaya. Madam Chiyo memimpin acara pemakaman hari itu. Ribuan orang dari klan Sanjaya dan klan Atmaja memadati hampir seluruh area pemakaman. Pemakaman seluas dua puluh hektar tersebut, tampak menjadi lebih kecil karena saking banyaknya orang yang hadir untuk menghadiri acara pemakaman masal hari itu.Mereka yang hadir disana hanya dari klan Sanjaya dan Klan Atmaja saja, dan beberapa lainnya dari kenalan terdekat mereka. Sesuai ramalan nenek Chiyo sebelumnya, pertempuran sehari sebelumnya telah menelan banyak korban nyawa. Jadi sangat wajar, semua orang tampak begitu sedih dan merasa kehilangan dengan banyaknya korban yang berjatuhan. Tidak termasuk orang-orang Sanjaya yang berkhianat, karena mereka semua di urus oleh pihak divis zero dan militer.Saat semua orang sedang berduka, sekelompok orang baru datang meminta ijin pada penjaga yang berjaga di luar gerbang pemakaman. Sekelompk orang ini dipimpin oleh pange
Saat ia melangkah semakin jauh ke dalam alam jiwa Awan, ia menemukan sebuah tempat yang sangat gelap. Itu adalah satu-satunya tempat yang belum dilewatinya, Renata merasakan perasaan yang sangat kuat, jika Awan berada didalam sana. Renata coba mendekati tempat itu. Benar saja, ia mendapati Awan berada di dalam sana dalam keadaan terbelenggu. Lebih tepatnya, ia telah membelenggu kesadarannya sendiri. Kehilangan Angel dan juga bayi mereka, membuat pukulan yag sangat besar bagi mentalnya. Awan merasa semua itu adalah kesalahannya, karena itu ia menghukum dirinya sendri dan telah siap mati demi menebus kesalahannya tersebut. Renata ingin masuk ke dalam sana. Hanya saja, tempat itu seperti menolak kehadirannya. Renata coba berteriak sekeras yang ia mampu, namun suaranya tidak bisa tembus ke tempat Awan berada. Tidak peduli, sekeras apapun Renata berusaha. Renata menangis disana, sambil terus memanggil nama Awan. Ia tidak tahan melihat Awan menyiksa dirinya sendiri dengan menanggung s
Selain itu, ia juga telah berikrar untuk menanti Awan saat terakhir pertemuan mereka. Tapi hanya sebatas itu, tidak ada pernyataan yang menunjukkan bahwa hubungan mereka lebih dari sekedar teman.Annisa dengan malu-malu menjawab, "Kami... hanya sekedar teman dan kebetulan berasal dari kampung yang sama.""Oh." Gumam Amanda singkat. Meski tampak ragu dengan jawaban itu, karena Annisa tampak berpikir lama sebelum menjawabnya. Namun, Amanda tidak menampik kalau ia merasa lega setelah mendengar hal itu langsung dari mulut Annisa."Kalau kamu... Kamu ada hubungan apa dengan Awan? Bagaimana bisa kamu membawanya dan datang dengan cara yang 'mengejutkan' seperti tadi?"Giliran Amanda yang jadi salah tingkah dengan pertanyaan balik Annisa. Ia bingung bagaimana harus menjelaskan hubungan mereka. Keluarganya dan Ayah Awan jelas sudah membuat kesepakatan atas pertunangan mereka dan sampai detik ini ketika melihat seluruh perkembangan Awan dan juga menyaksikan kekuatannya, Amanda tidak memungkiri
30 menit sebelumnya.Amanda tidak mengerti alasan kenapa dokter wanita berkerudung di depannya itu, sampai bisa memegang segel terakhir dalam tubuh awan.'Apa hubungan Awan dengannya?'Ketika melihat betapa khawatirnya wanita yang di name tagnya itu tertulis nama 'Annisa Azzahra' tersebut pada Awan, membuat Amanda bertanya-tanya, jika hubungan keduanya pasti bukan sekedar hubungan biasa.Butuh waktu yang sangat lama bagi mereka, sampai akhirnya segel dalam tubuh terlepas. Proses tersebut pasti tidak mudah, karena begitu segel tersebut terlepas sepenuhnya dari dalam tubuh Awan, dua energi yang sebelumnya masih berada di dalam tubuh Awan, jadi menghilang sepenuhnya.Pastinya itu sangat melelahkan, terutama bagi Annisa. Tubuhnya tampak berkeringat dan pijakannya beberapa kali tampak goyah. Meski begitu, ia terlihat tidak ingin menyerah sedikitpun dan tetap berjuang untuk menyelesaikannya. Amanda juga tidak mengerti bagaimana cara Annisa melakukannya. Karena yang tampak di matanya, Annis
Mendengar pertanyaan itu, Kelvin hanya bisa tertawa pahit, "Sayangnya tidak bisa.""Kakak, apa itu artinya kami tidak akan pernah bertemu denganmu lagi?" Tanya Charlote syok.Ternyata itu adalah hari terakhir mereka bisa bertemu dengan Kelvin Sanjaya.Kelvin kembali hanya sebentar, untuk membantu Awan terakhir kalinya. Setelah itu, ia mempercayakan masa depan klan Sanjaya ditangan anaknya. Meski begitu, tidak nampak sedikitpun keraguan atau kekhawatiran di wajah Kelvin. ...Berkat campur tangan divisi zero dan juga militer, semua kekacauan tersebut berhasil di sembunyikan. Selanjutnya, peta penguasa di negeri ini pun mengalami perubahan yang sangat besar, setelah tujuh keluarga naga dikeluarkan setelah bukti keterlibatan mereka dengan organisasi ilegal the shadow begitu jelas, selanjutnya tujuh keluarga naga ini dimasukkan ke dalam daftar hitam dan tentu saja harus menerima hukuman sesuai hukum yang berlaku. Aset mereka disita sepenuhnya oleh negara, meski itu hanya berlaku untuk di
"Kakak, apa yang terjadi padamu sebenarnya" Tanya Charlote heran."Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang apa yang terjadi padaku, dik. Sekarang, keluarga ini butuh kamu. Aku sudah mewariskan posisiku pada Awan, dialah yang bertanggung jawab terhadap keluarga kita di masa depan. Karena itu, aku butuh kamu untuk membimbingnya."Begitu mendengar Kelvin menyinggung tentang Awan, Charlote baru sadar jika sedari tadi ia tidak melihat ada Awan di sana."Sekarang Awan dimana? Kenapa Aku tidak merasakan keberadaannya?"Kelvin tersenyum tipis dan berkata, "Ia berada di tempat yang aman. Nanti, kamu dapat bertanya pada paman Abimana dimana Awan. Sekali lagi, aku butuh kamu dan yang lainnya untuk membimbing Awan dalam memimpin keluarga kita."Charlote melihat Kelvin lebih dalam, ia merasa perasan tidak nyaman. Terutama karena ucapan Kelvin yang seolah menyiratkan sedang memberikan wasiat terakhir untuknya."Kakak, apa maksudmu? Bukankah kamu bisa melakukannya? Kenapa aku merasa kamu akan per
Saat madam Gao melarikan diri setelah dibiarkan pergi oleh Kelvin sebelumnya. Ternyata para pengikutnya juga ikut melarikan diri ke arah lain, karena merasa pemimpin mereka sudah kalah. Sehingga, mereka juga berusaha untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.Kelvin melirik Abimana sejenak, lalu menjawab pertanyaan Lin, "Tidak udah! Divisi Zero akan mengurus sisanya. Dengan apa yang terjadi hari ini, mereka tidak mungkin lagi berani menginjakkan kakinya di Negeri ini. Bukankah begitu, paman Abimana?"Abimana sambil mengusap jenggotnya, mengangguk setuju dan membenarkan pernyataan Kelvin. "Benar, bukti persekongkolan tujuh keluarga naga dengan the shadow sangat jelas. Segera, negara akan memasukkan nama mereka ke dalam daftar hitam."Tidak berhenti sampai disitu, Abimana segera menambahkan, "Serta.. semua aset mereka akan disita oleh negara."Kening Kelvin dibuat berkerut, ia sama sekali tidak menyangka jika Abimana telah merencanakan ini semua. Semula, ia sudah berencana untuk men
Kelvin melakukan persis seperti janjinya pada Huo, mengirim Awan langsung pada Annisa. Hanya saja, Kelvin sengaja tidak pergi bersama mereka karena berbagai pertimbangan. Untuk menjaga kondisi Awan tetap stabil saat pembukaan penuh segel yang terdapat dalam dirinya, butuh seseorang yang cukup kuat, Amanda adalah orang yang cocok untuk tugas seperti itu."Kemana mereka perginya?" Tanya Abimana penasaran begitu melihat cucunya dan juga Awan tiba-tiba menghilang, setelah sebelumnya Kelvin sempat menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh Amanda ketika bertemu wanita yang dapat membuka segel Awan. Hanya sebatas itu, Kelvin tidak menjelaskan lebih banyak.Apalagi ketika mereka menghilang, Kelvin ternyata tidak ikut pergi bersama mereka.Kelvin batuk-batuk sejenak dan bersikap seolah semuanya berjalan normal, "Hmn, tidak apa-apa, paman. Mereka masih di kota ini, tenang saja! hahaha!""Benarkah?" Tanya Abimana ragu, "Lalu, kenapa kamu tidak ikut bersama mereka?""Yah... tentu saja karena masi