Sekarang Awan datang dengan permintaan khusus seperti ini, Galang berada dalam posisi sangat sulit untuk memutuskan."Bagaimana dengan permintaan saya sebelumnya?" Tanya Awan tenang dan langsung membahas topik utama tanpa perlu basa-basi yang tidak penting."Hmn.. itu.." Galang Purba terdengar gugup. Ia sangat ingin untuk mengatakan tidak, namun ia sangat takut dengan konsekuensi yang akan diterimanya jika berani menolak permintaan seorang Awan.Awan menangkap keraguan Rektor JIS tersebut dengan sangat cermat, karena itu ia buru-buru berkata sebelum keraguan lawan bicaranya berubah menjadi penolakan, "Pak Galang, saya yakinkan anda bahwa saya bertanggung sepenuhnya terhadap kantin utama. Segala kerusakan yang ditimbulkan nantinya, akan ditanggung sepenuhnya oleh RA Grup. Tidak hanya itu, saya sendiri yang akan menjamin bahwa kantin utama JIS akan sepenuhnya dirubah menjadi bangunan baru dengan fasilitas kelas atas bergaya Eropa. Anda melihat Diamond Lounge yang ada di Perancis? Saya a
Calista baru saja keluar dari salah satu kelas dan sedang berjalan menuju ruangannya, rencananya ia akan langsung pulang, karena tidak ada jadwal mengajar lainnya setelah itu. Namun, langkahnya harus terhenti begitu dari lantai dua gedung A, ia melihat seseorang yang sangat familiar baginya, sedang berjalan menuju kantin utama.Tanpa berpikir dua kali, Calista memutuskan untuk segera menyusulnya. Ia sangat penasaran dan ingin mengkonfirmasi langsung kenyataan yang sebenarnya dari mulut orang tersebut. Beberapa hari ini, pikirannya menjadi tidak tenang dan berakibat tidak fokusnya Calista dalam mengajar.Calista memiliki rasa penasaran yang sangat tinggi untuk segala sesuatu yang menarik fokus perhatiannya, ia tidak bisa berhenti sebelum mendapat jawaban yang dapat memuaskan rasa penasarannya. Calista bahkan tidak menggunakan lift karena saking terburunya, ia mempercepat langkahnya menuruni anak tangga dan langsung menuju kantin utama. Ia tidak ingin kehilangan jejak pria tersebut saa
Awan memberi isyarat agar si pelayan wanita untuk segera pergi dan kembali ke posnya. Awan merubah ekspresinya menjadi lebih tenang. Ia tersenyum lembut pada Calista, "Ada apa, bu Cal?"Perubahanh sikap Awan, menunjukkan betapa baiknya kontrol emosinya. Sekarang, gantian Calista yang gugup setelah berhadapan dengan Awan langsung. Itu karena Calista tahu latar belakang Awan yang sebenarnya.Calista tiba-tiba menjadi orang yang sedang belajar bicara, karena sekarang ia seakan kehilangan seluruh topik yang hendak ditanyakan pada Awan sebelumnya.Jika seandainya Awan masih mahasiswa yang sama, seperti yang dikenal Calista sebelum ini, mungkin ia tidak perlu menjadi salah tingkah seperti sekarang."Bu Calista?" Ulang Awan memanggil namanya."Hmn... itu."'Astaga! Kenapa aku bisa segugup ini?" Bathin Calista bertanya-tanya.Ia tidak pernah panik bertemu dengan siapapun, tidak peduli dari latar belakang manapun mereka berasal. Namun, ketika berhadapan dengan Awan, Calista seakan sulit menge
Selama ini, Calista tahu jika Awan cukup dekat dengan Hanna. Dengan kembalinya Awan saat ini, bisa jadi akan terjadi perseteruan di antara mereka. Lalu, apakah itu artinya Awan memiliki 'hubungan' dengan Hanna? Lalu, tujuan Awan disana hari ini adalah untuk membuat perhitungan dengan Eriel yang telah merebut Hanna?"Kalian... kalian akan bertemu dengan Eriel Thomas?" Tanya Calista hati-hati.Awan cukup terkejut ketika Calista dapat menebak dengan benar tujuan mereka berada disana.Awan hendak menjawab pertanyaan Calista, namun ponsel Hanna tiba-tiba berdering. Eriel menghubunginya untuk memastikan posisi Hanna. Hanna berusaha terlihat tenang ketika menjawab telpon Eriel. Setelah panggilan itu, Hanna segera berpaling pada Awan dan berkata, "Eriel dalam perjalanan kesini." Jelas Hanna tanpa bisa menyembunyikan ketegangannya.Awan tersenyum lembut dan mengusap pelan kepalanya, "Na, relaks! Bersikap seperti biasa saja, aku akan mengurusnya, oke?"Usapan lembut Awan di kepalanya, membawa
Begitu pun dengan pengawalnya.Jasril Jack memandang Awan dengan tatapan tajam dan penuh kewaspadaan, ia terkejut begitu menyadari identitas Awan setelah melihat wajahnya dari dekat.Sebagai seorang grandmaster, tentunya ia dapat merasakan pacaran intent lawan dari tempat cukup jauh. Bahkan sebelum ia bertatapan muka dengan sang lawan. Namun karena kemampuan Awan dalam menyembunyikan kekuatannya, membuat Jasril Jack tidak menyadari keberadaannya, sampai mereka bertatap muka dalam jarak cukup dekat.Begitu Jasril Jack menyadari siapa Awan, ia dengan cepat membisikkan sesuatu ke telinga Eriel untuk memperingatkannya.Eriel yang mendengar peringatan dari pengawalnya, bukannya takut. Ia malah mendengus dingin dan bersikap meremehkan Awan. Eriel sebagai salah satu penerus keluarga kaya, tentu saja memiliki cukup kemampuan yang dapat menopang sikap arogansinya selama ini. Ia tidak takut dengan siapapun. Apalagi ketika melihat sosok Awan, ia justru mencibir Awan dan menganggapnya sebagai
Eriel menatap Awan dengan tatapan dingin, ia tidak menyangka jika pemuda yang disangkanya biasa itu akan berani bicara lancang pada dirinya."Melawak? hehehe.""Tidak kukira, anak anjing yang sudah kehilangan induknya masih berani bicara sombong seperti ini. Apa kamu pikir masih ada yang akan mau menolongmu, jika aku membunuhmu disini saat ini?" Tatapan Eriel penuh dengan penghinaan. Di lain sisi, Awan hanya bersikap acuh tak acuh ketika membalas ucapan Eriel, "Oh, jadi kamu mau bilang, kalau kamu anak anjing yang masih ada induk? Karena itu kamu berani menggongong pada kami yang sedang menikmati waktu santai disini?"Jleb.Wajah Eriel langsung merah padam mendengar kalimat serangan balik Awan yang sangat tajam, "Bajingan, siapa yang kamu bilang anak anjing?" Tanya Eriel geram.Awan mengorek kupingnya karena merasa geli mendengar makian Eriel, ia tersenyum dan tampak main-main menatap ke arah Eriel, "Maaf, saya tidak mengerti bahasa anjing. Mengonggong lah yang lebih jelas, mungkin p
Sikapnya membuat semua orang bertanya-tanya, apa yang hendak dikatakannya?"Satu, kamu telah melakukan kesalahan fatal karena telah berani mendekati Hanna dan memaksanya menuruti kemauanmu."Awan lalu membuka jari keduanya dan berkata, "Kedua, kesalahan fatalmu yang lain adalah kamu berani mengancam keluarga Hanna dan bahkan berani menyerang teman-temanku."Sampai disini, senyum Awan berubah dingin. Tidak ada lagi kesan main-main di wajah Awan seperti sebelumnya, "Katakan, ini rencanamu sendiri atau keluargamu sengaja mengaturnya untukmu?"Apapun jawaban yang akan diberikan Eriel, akan menentukan sejauh mana sikap yang akan diambil Awan.Eriel saat itu masih belum menyadari betapa seriusnya sikap Awan saat itu. Ia masih sempat tertawa dan meremehkan Awan dengan berkata, "Oh, jadi sekarang kamu bekerja sebagai wartawan atau apa, Hah? Hahaha.""Seharusnya, kalau kamu ingin bertanya padaku. Kamu harus melakukannya dengan cara lebih baik. Berlututlah! Kalau kamu melakukannya dengan benar,
Namun, Eriel yang sudah kudung menganggap Awan remeh, sama sekali tidak menangkap maksud kewaspadaan Jack. Ia justru menahan pundak Jack dan mendorongnya ke samping, ia bersikap angkuh dan tidak memerlukan perlindungan dari Jack. Baginya Awan berani bersikap sombong sebelumnya, hanya karena Awan belum mengenal siapa dirinya yang sebenarnya.Eriel bermaksud menunjukkan siapa bosnya disana."Sekarang berlututlah! Kalau tidak, aku mematahkan seluruh tubuhmu. Kemudian memaksamu melihat aku bersenang-senang dengan kedua 'wanita'mu itu."Jack dibuat ketar-ketir melihat tuannya masih berani memprovokasi Awan saat ini. Ia tidak menyadari bahaya yang sedang coba di sentuhnya."Hahaha."Bukannya berlutut seperti perintah Eriel, Awan justru tertawa cukung lantang."Huhh... Hanna, Cal, mundurlah sebentar!" Setelah puas tertawa karena menganggap lucu ucapan Eriel, Awan memberi isyarat pada orang-orang di sekelilingnya dan seketika beberapa orang sudah menarik Hanna dan Calista untuk mundur. Sement