Begitu pun dengan pengawalnya.Jasril Jack memandang Awan dengan tatapan tajam dan penuh kewaspadaan, ia terkejut begitu menyadari identitas Awan setelah melihat wajahnya dari dekat.Sebagai seorang grandmaster, tentunya ia dapat merasakan pacaran intent lawan dari tempat cukup jauh. Bahkan sebelum ia bertatapan muka dengan sang lawan. Namun karena kemampuan Awan dalam menyembunyikan kekuatannya, membuat Jasril Jack tidak menyadari keberadaannya, sampai mereka bertatap muka dalam jarak cukup dekat.Begitu Jasril Jack menyadari siapa Awan, ia dengan cepat membisikkan sesuatu ke telinga Eriel untuk memperingatkannya.Eriel yang mendengar peringatan dari pengawalnya, bukannya takut. Ia malah mendengus dingin dan bersikap meremehkan Awan. Eriel sebagai salah satu penerus keluarga kaya, tentu saja memiliki cukup kemampuan yang dapat menopang sikap arogansinya selama ini. Ia tidak takut dengan siapapun. Apalagi ketika melihat sosok Awan, ia justru mencibir Awan dan menganggapnya sebagai
Eriel menatap Awan dengan tatapan dingin, ia tidak menyangka jika pemuda yang disangkanya biasa itu akan berani bicara lancang pada dirinya."Melawak? hehehe.""Tidak kukira, anak anjing yang sudah kehilangan induknya masih berani bicara sombong seperti ini. Apa kamu pikir masih ada yang akan mau menolongmu, jika aku membunuhmu disini saat ini?" Tatapan Eriel penuh dengan penghinaan. Di lain sisi, Awan hanya bersikap acuh tak acuh ketika membalas ucapan Eriel, "Oh, jadi kamu mau bilang, kalau kamu anak anjing yang masih ada induk? Karena itu kamu berani menggongong pada kami yang sedang menikmati waktu santai disini?"Jleb.Wajah Eriel langsung merah padam mendengar kalimat serangan balik Awan yang sangat tajam, "Bajingan, siapa yang kamu bilang anak anjing?" Tanya Eriel geram.Awan mengorek kupingnya karena merasa geli mendengar makian Eriel, ia tersenyum dan tampak main-main menatap ke arah Eriel, "Maaf, saya tidak mengerti bahasa anjing. Mengonggong lah yang lebih jelas, mungkin p
Sikapnya membuat semua orang bertanya-tanya, apa yang hendak dikatakannya?"Satu, kamu telah melakukan kesalahan fatal karena telah berani mendekati Hanna dan memaksanya menuruti kemauanmu."Awan lalu membuka jari keduanya dan berkata, "Kedua, kesalahan fatalmu yang lain adalah kamu berani mengancam keluarga Hanna dan bahkan berani menyerang teman-temanku."Sampai disini, senyum Awan berubah dingin. Tidak ada lagi kesan main-main di wajah Awan seperti sebelumnya, "Katakan, ini rencanamu sendiri atau keluargamu sengaja mengaturnya untukmu?"Apapun jawaban yang akan diberikan Eriel, akan menentukan sejauh mana sikap yang akan diambil Awan.Eriel saat itu masih belum menyadari betapa seriusnya sikap Awan saat itu. Ia masih sempat tertawa dan meremehkan Awan dengan berkata, "Oh, jadi sekarang kamu bekerja sebagai wartawan atau apa, Hah? Hahaha.""Seharusnya, kalau kamu ingin bertanya padaku. Kamu harus melakukannya dengan cara lebih baik. Berlututlah! Kalau kamu melakukannya dengan benar,
Namun, Eriel yang sudah kudung menganggap Awan remeh, sama sekali tidak menangkap maksud kewaspadaan Jack. Ia justru menahan pundak Jack dan mendorongnya ke samping, ia bersikap angkuh dan tidak memerlukan perlindungan dari Jack. Baginya Awan berani bersikap sombong sebelumnya, hanya karena Awan belum mengenal siapa dirinya yang sebenarnya.Eriel bermaksud menunjukkan siapa bosnya disana."Sekarang berlututlah! Kalau tidak, aku mematahkan seluruh tubuhmu. Kemudian memaksamu melihat aku bersenang-senang dengan kedua 'wanita'mu itu."Jack dibuat ketar-ketir melihat tuannya masih berani memprovokasi Awan saat ini. Ia tidak menyadari bahaya yang sedang coba di sentuhnya."Hahaha."Bukannya berlutut seperti perintah Eriel, Awan justru tertawa cukung lantang."Huhh... Hanna, Cal, mundurlah sebentar!" Setelah puas tertawa karena menganggap lucu ucapan Eriel, Awan memberi isyarat pada orang-orang di sekelilingnya dan seketika beberapa orang sudah menarik Hanna dan Calista untuk mundur. Sement
Awan hanya bergeser sedikit dari posisinya, lalu dengan kecepatan dua kalinya pukulan Eriel, Awan mengibaskan tangannya ke depan.Plak.Ternyata pukulan Awan memiliki kecepatan yang tidak bisa diikuti oleh Eriel. Ia tidak hanya tidak bisa melihat serangan Awan, tapi juga dikirim terbang belasan meter ke belakang. Baaamm BaammmmTubuh Eriel meluncur deras dan menghantam semua meja dan kursi yang ada di belakangnya. Jika saja, Jack tidak bergerak cepat untuk menahan lajunya, Eriel bisa saja akan menghantam keras dinding dapur.Eriel sempat oleng sesaat dengan tatapan nanar."Tuan muda, anda tidak apa-apa?"Jack yang menyaksikan langsung bagaimana tuan mudanya dikirim terbang oleh Awan, terlihat cemas. Ia tidak menyangka, jika tuan mudanya akan kalah hanya dalam satu kali serangan.Eriel mengguncang kepalanya beberapa saat. Saat ini, sebelah wajahnya sudah bengkak dan memerah. Beberapa giginya bahkan sampai terlepas dan jatuh ke lantai ketika Eriel terbatuk. Tentu saja, cukup banyak dar
Jack teralihkan begitu mendengar suara benturan keras barusan dan tercengang begitu mendapati tuan mudanya terkena serangan telak oleh seorang wanita."Kamu teralihkan." Jack terkesiap mendengar peringatan Awan, namun reaksinya sudah terlambat begitu pukulan Awan menghantam dadanya. Lalu serangan berikutnya mengirim Jack terbang menyusul tuannya.Baaaammm.Keduanya terpuruk di sudut ruangan seperti pesakitan."Uhuk uhukk.." Jack terbatuk dan memuntahkan beberapa teguk darah.Ia telah melakukan sebuah kesalahan sangat fatal, dimana pertarungan dalam level tinggi seperti itu, sangat diharamkan untuk kehilangan fokus, meskipun hanya sepersekian detik. Pertarungan dalam level grandmaster adalah pertarungan dengan level sangat tinggi yang menuntut fokus penuh. Jangankan kehilangan fokus, menurunkan fokus sedikit saja, bisa berakibat sangat fatal.Jack teralihkan karena tuan mudanya yang sedang berada dalam bahaya dan ia harus membayarnya dengan harga sangat mahal.Jack menderita luka sang
Saat itu, seorang kepala pelayan keluarga Thomas bergegas menghampiri kepala keluarga Thomas di dalam ruangannya.Langkahnya terburu dan wajahnya tampak tegang, ia segera mencari tuan besarnya untuk menyampaikan sebuah laporan yang sangat penting yang diterimanya dari orang-orang mereka di lapangan.Eden Thomas sendiri saat itu tampak sedang berbicara dengan beberapa orang di dalam ruang kerjanya. Saat itulah, pak tua Kari masuk ke dalam ruangan. Eden Thomas jelas saja melayangkan tatapan tidak senang kepada pak tua Kari, namun melihat ekspresinya. Eden mengurungkan niatnya untuk memarahi pak tua Kari, ia menyadari ada hal yang sangat mendesak yang menyebabkan pak tua Kari sampai berani bersikap lancang dengan masuk tanpa permisi ke dalam ruangannya."Maaf, jika saya lancang tuan besar." Ucap pak tua Kari dengan nafas ter engah-engah. Ia sedang berada di paviliun pelayan saat anak buahnya memberi laporan padanya, karena itu ia langsung berlari ke paviliun utama untuk menyampaikan inf
Secara garis besar, ia dapat menyimpulkan jika Awan bukan orang yang mudah diajak berkompromi. Utamanya jika itu menyangkut orang-orang terdekatnya.Apalagi mereka sedang menargetkan salah satu orang terdekat dengan Awan. Membayangkannya saja, Eden sudah bergidik ngeri."Apa Saktiawan Sanjaya pergi ke kampusnya hari ini?"Meski sudah memiliki dugaan dalam benaknya saat ini, Eden perlu memastikannya terlebih dahulu.Pak tua Kari merasakan tubuhnya sedikit gemetar, ketika mendapat pertanyaan tegas dari tuan besarnya. Ia berkata dengan sedikit gugup, "I-iya, tuan. Menurut informasi, Saktiawan Sanjaya terlihat pergi ke kampus bersama dengan nona Hanna. Ada kemungkinan kalau mereka bertemu saat ini, karena informasi terakhir, tuan muda rencananya akan bertemu dengan nona Hanna di kampus."Eden terperangah, ia terkejut dan marah disaat bersamaan.Praaanng.Sebuah gelas yang terbuat dari giok, diatas meja menjadi korban kemarahannya. Gelas antik tersebut langsung pecah dan hancur berkeping-k