Kini, dengan kaki yang cedera, Vellza memakai crutch untuk membantunya berjalan. Meskipun Alfa menyarankan agar menggunakan kursi roda untuk menghindari kelelahan, Vellza tetap memilih crutch agar kakinya tetap lemas. Ada ketakutan yang menghantuinya, yaitu rasa khawatir bahwa jika terlalu lama menggunakan kursi roda, ia akan kehilangan kemampuan untuk berjalan.
"Bukankah di setiap kesulitan pasti ada jalan?" ucap Alfa dengan bijak."Ada, tapi kalau kamu nggak berusaha, hasilnya sama aja," balas Vellza, merenungkan kata-kata Alfa.Perkataan Alfa membuat Vellza sadar akan dirinya sendiri. Sejak kehilangan sosok ibu, Vellza telah berubah menjadi lebih introvert dan tampak acuh pada dirinya sendiri. Dulu, dia adalah seorang gadis yang tangguh dan riang gembira, namun kini dia merasa kehilangan jati dirinya.Sikap Vellza yang tertutup dan introvert membuatnya sulit menerima kehadiran ibu tirinya setelah ayahnya menikah lagi. Apalagi dia datang danOrang menangis bukan berarti mereka lemah, tetapi telah kuat dalam waktu yang terlalu lama._____Melihat mobilnya hampir celaka membuat Vellza sedikit syok. Apalagi kalau Alfa sampai panik, sudah pasti mereka akan celaka. Beruntung Alfa cukup lihai dalam berkendara sehingga saat ini mereka masih selamat.“Kamu nggak apa-apa ‘kan, Sayang?” tanya Alfa memastikan kondisi Vellza yang masih terlihat syok.Nafasnya masih memburu dan kembang kempis. Terlihat sorot matanya terlihat kosong dan panik, sehingga Alfa benar-benar cemas akan keadaan istrinya.“Sayang, kamu nggak apa-apa, kan?”“Eh, enggak, kok. Syukurlah kalau kita masih selamat,” ucap Vellza lega.“Iya, tapi beneran kamu nggak apa-apa?”Vellza mengangguk sambil tersenyum. Bahkan ia memegang tangan Alfa dan mengusapnya perlahan.Setelah kejadian kecelakaan mobil yang mengejutkan itu, Alfa dan Vellza merasa perlu mengambil langkah-langkah untuk menjaga ke
Semakin hari, kondisi Vellza semakin membaik. Usahanya sebanding dengan hasil dan tingkat rajinnya dalam mengikuti semua terapi yang dijadwalkan oleh dokter.“Yeay, akhirnya aku bisa berjalan lagi. Sayang, lihatlah kesini!” Teriak Vellza dengan riang gembira.Alfa yang semula sedang memainkan ponsel sejenak menghentikan panggilan telepon dan membalas lambaian tangan istrinya seraya tersenyum. Alfa merasa beruntung bisa berada di sisi Vellza. Setiap harinya, dia menyaksikan Vellza berjuang untuk sembuh dan dia selalu ada di sana untuk mendukungnya. Alfa merasa bangga melihat semangat dan kegigihan Vellza. Dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan membiarkan Vellza mengalami kesakitan lagi.Entah mengapa sejak kedatangan Vellza. Ia merasa memiliki dunia baru. Dunia yang telah lama ia tinggalkan lebih tepatnya sejak kakeknya berpisah dengan sang nenek. Keceriaan itu menghilang bersama dengan semua kenangan yang telah hancur, hingga Vell
Setiap manusia berhak bahagia, begitu pula dengan Devon. Kini Devon siap menata masa depannya. Di sisi lain, Alfa dan Vellza sedang menikmati makan malam romantis.Alfa benar-benar membuat Vellza menjadi seorang wanita paling bahagia. Bagaimana tidak jika saat ini semua perhatian Alfa tertuju padanya.Cinta mereka terjadi tanpa kesengajaan, tapi saling terhubung satu sama lain. “Alfa, terima kasih untuk jamuan malam malam romantis ini.”“Sama-sama, Sayang. Apapun yang terjadi hari ini semuanya tidak gratis. Aku menunggumu di kamar,” ucap Alfa sambil mengerling nakal.Vellza berharap jika Alfa tidak akan pernah meninggalkannya lagi. Saat ini keluarga Vellza hanya tertinggal satu orang yaitu suaminya sendiri, Alfa Mahendra.Meski bunga-bunga cintanya baru bermekaran, Vellza tetap bersyukur. Apalagi Alfa menerima semua kelebihan maupun kekurangan Vellza.Malam itu, Alfa dan Vellza berjalan kembali ke kamar mereka dengan tangan yang
Jika Vellza dan Alfa masih berbahagia atas kenaikan tingkat hubungan kisah cinta mereka, lain lagi dengan Devon yang semakin disibukkan dengan rutinitas pekerjaan.Dia harus buru-buru menyelesaikan semua pekerjaan yang telah diberikan Alfa padanya. Hari itu dia pun telah mengajukan cuti satu hari pada atasannya.“Siapa?” Tanya Vellza sambil menuangkan minuman untuk Alfa.“Devon minta cuti satu hari untuk memperingati seratus hari kematian Anna.”“Ya Tuhan, tidak terasa sudah seratus hari rupanya.”Vellza kembali duduk dan merebahkan punggungnya dengan nyaman. Dia terlihat menghela nafas panjangnya. Meski tidak terlalu dekat, tapi ia bisa merasakan kesedihan Devon saat ini. Masih tergambar jelas ketika Vellza kecil harus kehilangan ibunya.Alfa yang mengerti kesedihan Vellza langsung mendekatinya. “Kamu kenapa, kangen ibu?”Vellza mengangguk.Vellza menatap Alfa dengan mata yang penuh air mata. "Ya, Alfa. Aku merindukan ib
Hari-hari berlalu, dan cinta Alfa untuk Vellza semakin besar. Mereka berdua rutin melakukan olahraga setiap malam, sehingga Vellza merasakan perubahan yang signifikan dalam hidupnya. Namun, pada suatu pagi, Vellza merasakan rasa mual yang luar biasa hebat. Setiap kali Vellza hendak pergi ke kamar mandi, aroma sabun yang biasanya menyegarkan malah membuat perutnya terasa kacau. Rasanya seolah-olah ada sesuatu yang mengaduk-aduk perutnya, dan Vellza merasa ingin muntah.“Kenapa aroma sabunnya beda? Emangnya kamu ganti ya, Sayang?”Alfa yang masih berbaring segera menyandarkan punggungnya ke dashboard ranjang. “Enggak, tuh. Itu aroma sabun yang biasanya, kok. Emangnya kenapa?”“Baunya menyengat banget, aku pengen muntah terus, nih,” protes Vellza sambil memegang perutnya.Rasa tidak nyaman itu pun benar-benar membuat Vellza lemas. Sudah lebih dari tiga kali dia muntah. Alfa pun semakin cemas dengan keadaan istrinya.“Sebentar, Saya
Akhirnya Vellza berhasil selamat sampai rumah sakit. Setelah memastikan Vellza masuk, Alfa masih melihat Devon tertawa.Alfa hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepala saat mendengar tawa renyah Devon. Bagaimana tidak, seorang lelaki tampan dan dingin seperti Alfa, bisa ditundukkan oleh wanita biasa, yaitu Vellza. Meski situasinya cukup serius, Alfa paham bahwa kejadian tersebut memang terdengar lucu dan tidak biasa. "Ya, tertawalah sepuasnya, Devon," kata Alfa dengan nada setengah kesal dan setengah terhibur. "Tapi ingat, sekarang tugasmu untuk membantu Vellza sampai di rumah sakit sudah selesai. Sekali lagi aku mengucapkan terima kasih." Devon masih tertawa, namun dia menyetujui permintaan Alfa. "Tentu saja, Alfa. Bukankah kita sahabat. Jangan khawatir." Alfa merasa lega mendengar jawaban Devon. Meski dia sedikit kesal karena diperlakukan sebagai bahan tertawaan, Alfa tahu bahwa Devon adalah teman yang bisa diandalkan dan akan membantu mer
Kisah cinta antara Vellza dan Alfa memang tidak biasa. Awalnya, mereka hanya terikat dalam sebuah kontrak yang melibatkan hutang ibu tirinya, Anne. Vellza setuju untuk menjadi istri Alfa sebagai penebus hutang tersebut. Namun, tak disangka, hubungan mereka berkembang menjadi sesuatu yang jauh lebih dalam. Vellza yang memiliki sikap periang dan penuh semangat berhasil mencairkan dinding es yang selama ini Alfa ciptakan untuk melindungi hatinya. Keberadaannya mampu mengubah kehidupan dingin Alfa menjadi lebih hangat dan penuh cinta. Suatu hari, ketika mereka duduk bersama di sofa, Alfa menatap Vellza dengan penuh rasa syukur. "Vellza, aku tak pernah menyangka bahwa kehadiranmu dalam hidupku akan membawa perubahan begitu besar. Aku bersyukur karena kamu tetap bertahan di sampingku, meski awalnya hubungan kita hanya berdasarkan kontrak." Vellza tersenyum lembut dan membalas, "Alfa, aku juga tak pernah menyangka bahwa aku akan jatuh cinta padamu. Meski awaln
Alfa tentu masih mencoba mencari pemahaman tentang perubahan yang dialami oleh Vellza. Istri tercintanya yang sedang hamil muda. Bagaimanapun ini sebuah pengalaman yang sangat unik dan jarang terjadi. Bahkan merupakan pengalaman pertama untuk Alfa Mahendra. Seketika ia pun ingin berdiskusi dengan Devon. Langkah kakinya mengantar Alfa sampai di ruangan Devon. Tanpa mengetuk pintu, Devon menyelonong masuk.“Apakah semua ibu hamil akan bersikap seperti Vellza?” Tanya Alfa pada Devon yang masih berkutat dengan pekerjaannya.Devon, yang sedang asyik berkutat dengan pekerjaannya, dan menjawab asal tanpa benar-benar memahami pertanyaan tersebut jelas saja membuat Alfa kesal. "Ya mana saya tahu, Pak?" jawabnya, membuat Alfa seketika merasa kesal.Ruangan itu seketika menjadi hening, hanya terdengar suara Alfa yang menggebrak meja. "Kamu mau jawab atau aku pecat saat ini juga!" bentaknya, membuat Devon terkejut dan hampir terjengkang.Alfa yang sangat ingin teman berdiskusi seketika kesal dan