Share

Bab 2

Author: AiniRhee
last update Last Updated: 2021-05-16 17:59:20

Malam begitu muram, petir menyambar-nyambar dan badai begitu kuat. Menerbangkan anak rambut seorang gadis yang tengah berjalan di bawah guyuran hujan dengan payung yang melindunginya. Jalan ini sangat sepi, toko-toko telah ditutup oleh pemiliknya dan mungkin ia satu-satunya yang mau berjalan di bawah guyuran hujan ini.

"Dingin sekali." Ambera Cressida, gadis itu berjalan dengan mata yang bergerak liar menatap sekitarnya. Gadis 18 tahun itu di perintahkan untuk membeli rokok oleh sepupunya, Ambera tidak punya pilihan lain selain menaatinya mengingat ia menumpang tinggal di rumah pamannya.

Ya, selama ini ia hanya hidup menumpang di rumah pamannya yang merupakan kakak dari ibunya karena kedua orang tuanya sudah meninggal ketika ia berusia 10 tahun karena kecelakaan. Mobil yang mereka tumpangi tiba-tiba saja meledak dan terbakar. Di saat itulah Ambera di adopsi oleh keluarga pamannya.

Dari pada mengadopsinya mungkin lebih tepatnya menjadikan Ambera sebagai pembantu, Ambera mengerjakannya semua pekerjaan rumah. Ia juga yang membantu menyiapkan semua kebutuhan Paman, bibinya, dan juga sepupu laki-lakinya. Yah, meski mereka membantu membayar uang sekolah Ambera, tapi ini sudah berlebihan.

Ambera sudah berjalan sejak tadi, tapi ia tidak menemukan toko yang masih buka. Rambut hitamnya bahkan telah basah karena rembesan air hujan. Matanya yang sekelam malam itu masih berusaha mencari toko yang masih buka hingga ia menemukan sebuah toko yang lampunya masih menyala.

Bergegas, Ambera menghampiri toko itu dan membeli rokok yang dimaksud. Ugh, sepupunya itu memang suka sekali membuatnya kesulitan. Padahal ia punya motor dan bisa membelinya sendiri, tapi ia masih saja menyuruh Ambera untuk keluar pada malam hari untuk membelinya.

"Terima kasih." Ambera menerima rokok yang diberikan oleh penjaga toko itu, setelah itu Ambera berbalik dan kembali ke rumah.

Sama seperti tadi, hujan asih deras. Ambera merapatkan cardigan yang ia pakai agar lebih menghangatkan tubuhnya. Rambut hitamnya juga telah terkena beberapa tetes air hujan meski ia masih memakai payung, kakinya juga basah karena air hujan. Entah kenapa perjalanan pulang ke rumahnya terasa jauh sekali.

"Sepi sekali." Ambera menatap langit yang gelap, sesekali petir menyambar dan membuat langit itu terang meski hanya beberapa detik. Suasana ini membuat bulu kuduk Ambera merinding.

Petir menggelegar.

"Apa itu?" Ambera menatap ke langit, ketika petir berkilat tadi ia melihat sesuatu yang terbang. Namun yang Ambera lihat saat ini hanyalah langit gelap. Ambera menggelengkan kepalanya. "Mungkin aku salah lihat." Ambera kembali melangkah.

Bum!!

Namun baru saja Ambera melangkah tiba-tiba sesuatu jatuh di hadapannya, Ambera sangat terkejut hingga ia jatuh. Payungnya pun terlepas dan terbang karena angin. Ambera menatap sesuatu yang ada di depannya itu. Semula Ambera tidak melihat apa-apa karena asap hitam di sana tapi Ambera membelalakkan matanya ketika melihat sosok yang keluar dari kumpulan asap hitam itu.

"S-siapa kau?" Ambera beringsut ke belakang ketika sosok itu mendekat ke arahnya, Ambera takut. Sangat takut. Sosok didepannya ini tidak seperti manusia, ia memiliki dua mata merah yang menyala, dua tanduk, sepasang sayap hitam dan rambut yang senanda dengan warna matanya.

Hujan mengguyur tubuh mereka berdua, sosok itu -Lucifer- menatap balik gadis manusia yang memandangnya penuh rasa takut itu. Ia melangkahkan kakinya mendekat ke arah gadis manusia itu bersamaan dengan beringsutnya si manusia. Berusaha menjauh darinya.

Lucifer mendecih, ia dengan sekejap mata ia sudah berada di hadapan Ambera seraya memegangi kepala gadis itu dan di saat itu juga Ambera tidak sadarkan diri. Lucifer membuatnya pingsan.

"Kita harus pergi dari sini." Lucifer membawa Ambera ke dalam gendongannya, ia berdiri dan mengepakkan sayapnya lalu terbang. Waktunya hanya sedikit, ia harus segera melakukannya dan membuat gadis ini hamil anaknya.

~~~

Ambera membuka matanya perlahan karena suara ayam yang berkokok yang masuki indera pendengarannya, suara ayam itu memang rutin membangunkannya karena ayam itu adalah milik tetangganya yang rumahnya persis di samping rumah pamannya ini. "Ugh!" Ambera mencoba duduk, tubuhnya terasa sangat lelah dan tulangnya seperti mau remuk.

"Ya Tuhan, sakit sekali." Ambera tidak tahu kenapa ia merasakan pegal yang teramat sangat pada tubuhnya, belum lagi ia yang merasakan sakit di bagian perutnya. Ambera melirik jam dan ternyata baru pukul 6 pagi.

Ambera berdiri, tapi ia kembali terjatuh karena kakinya yang terasa lemas. "Aduh." Ambera akhirnya hanya bisa kebingungan dengan semua yang terjadi. Ambera mencoba mengingat apa yang ia lewatkan, rasanya ia seperti melupakan sesuatu. Hal yang terakhir Ambera ingat adalah ia yang dalam perjalanan pulang dari membeli rokok.

Ambera memukul-mukul kepala. "Ah, aku tidak ingat apapun. Apa karena aku mengantuk? Jadi aku langsung pulang dan tidur?" Gadis itu mencoba untuk berdiri lagi, ia harus segera memasak sarapan untuk Paman, Bibi, dan Sepupunya. Jika tidak ada sarapan sebelum jam tujuh, mereka akan ribut dan menyalahkan dirinya.

Butuh perjuangan bagi Ambera untuk bisa keluar dari kamarnya, kakinya terasa lemas. "Lemas sekali, apa karena kedinginan semalam?" gumam Ambera ketika ia sudah sampai di dapur, ia ingat semalam ia menggunakan celana pendek ke luar dan memakai cardigan. Sekarang pakaian itu telah berganti dengan baju tidur yang panjang.

Ambera kaget sendiri. "Oh? Apakah aku yang menggantinya?" Lupa dengan hal-hal yang terjadi memang menyebalkan. Tapi, Ambera bukannya lupa hanya saja ingatannya dihapus oleh Lucifer.

Selesai membuat dan menyiapkan sarapan, Ambera kembali ke kamarnya. Ia perlu mandi dan segera bergegas ke sekolah, ia tidak boleh ketinggalan bis jika tidak ia akan berjalan kaki ke sekolah dan berakhir dihukum karena terlambat. Paman dan bibinya memang tidak pernah mengantarnya ke sekolah, padahal pamannya bisa saja memberikannya tumpangan karena ia ke kantor. Begitu juga dengan Jonatan yang memiliki motor.

Namun, Ambera tidak masalah dengan hal itu. Ia juga tidak mau merepotkan mereka lebih banyak. Ambera masuk ke dalam kamar mandi, pakaian ganti ia gantungkan lada gantungan Nyang tersedia. Kemudian Ambera melepaskan pakaiannya.

"Astaga, ini kenapa?" Ambera terkejut melihat bayangannya yang ada di cermin, dari pundaknya hingga punggung dan leher atasnya penuh dengan bercak merah. Seperti digigit serangga. Ambera mendekat pada cermin itu agar bisa melihat dengan lebih jelas. "Apa aku terkena alergi?" Ambera menggosok-gosok bercak itu dengan tangannya.

"Atau aku terkena gigitan serangga?" Ketika Ambera menggosoknya ia tidak merasakan gatal di sana, tidak ada rasa apapun dan terasa baik-baik saja. "Sudahlah, nanti saja aku obati." Dan Ambera melanjutkan mandinya, mengabaikan ada banyak bercak-bercak merah yang ada pada tubuhnya.

Lagi-lagi Ambera tidak tahu jika Lucifer lah penyebabnya, Lucifer yang saat ini tengah tertidur sampai pada akhirnya anak yang berada dalam rahim Ambera lahir ke dunia dan membuatnya terbangun.

Related chapters

  • From The Darkest Side   Bab 3

    "Apa yang telah kau lakukan dengan kabur dengan penjara seperti itu?" Mikael menarik rantai yang melilit leher Lucifer kuat hingga Lucifer terjatuh di atas tanah neraka tempat mereka berpijak saat ini.Lucifer tertawa meski ia jatuh. "Apa lagi? Menatap dunia yang akan aku lihat lagi, mungkin?" Lucifer mendongak lalu menyeringai, ia menatap Mikael yang menatap geram kepadanya."Siapa yang membebaskan mu?" tanya Mikael lagi dengan geram, ia tidak tahu siapa yang membebaskannya dan Mikael yakin Iblis yang satu ini pasti berbuat ulah.Seringaian tidak hilang dari wajah Lucifer, ia tidak peduli dengan leher dan sayapnya yang terikat. Yang penting ia sudah berhasil membuahi seorang gadis manusia. "Kenapa kau ingin tahu, bukankah saat ini kau harus menghukum ku?""Kau benar-benar iblis yang terkutuk, tidurlah kau dalam waktu yang panjang." Beberapa malaikat lain menarik tubuh Lucifer dan mengikatnya dalam posisi

    Last Updated : 2021-05-18
  • From The Darkest Side   Bab 4

    Ambera bekerja sebagai kasir di sebuah toko roti milik Nyonya Catelyn. Nyonya Catelyn memiliki tubuh yang gemuk tapi itu tidak menghalanginya dalam membuat roti, bahkan ia sangat lincah dan Ambera kagum akan hal itu. Seperti saat ini ketika pembeli sedang kosong, Ambera membantu Nyonya Catelyn untuk membuat roti. Itung-itung untuk belajar juga karena Ambera suka memasak."Ambera, setelah ini kita akan menambahkan ragi. Ragi akan membuat roti menjadi mengembang dan elastis." Nyonya Catelyn menerangkan fungsi dari ragi seraya memasukannya ke dalam adonan, Ambera yang mendengarnya mengangguk mengerti. "Oh, ya. Tolong kau keluar roti yang sudah matang dari oven, ya?""Baik, Nyonya." Ambera bergegas untuk mengeluarkan roti dari oven itu, ketika Ambera berhasil mengeluarkannya bau harus khas roti langsung masuk ke dalam penciuman Ambera. "Wangi sekali."Nyonya Catelyn tersenyum. "Tentu saja, bagian terbaik dari roti adalah ketik

    Last Updated : 2021-05-27
  • From The Darkest Side   Bab 5

    Jam 2 malam, Ambera kembali merasakan ngilu di perutnya, angat sakit, bahkan Ambera meringis di dalam kamarnya ini. Ambera memegangi perutnya, ia bisa merasakan pergerakan samar di sana. "Sa-sakit." Ambera mencoba berdiri, rasa sakit ini benar-benar tidak tertahankan. Ia harus ke rumah sakit.Dengan susah payah Ambera keluar dari kamarnya, mungkin ia akan meminta pamannya untuk mengantarkan dirinya ke rumah sakit. Ambera tiba di depan kamar Paman dan bibinya, gadis itu mengetuk pintu itu.TokTok"Pa-paman. Tolong buka pintunya." Ambera bahkan harus bersandar di dinding dengan tangan yang tidak terlepas dari perutnya, keringat dingin telah mengalir di keningnya jatuh hingga dagu.Tidak ada jawaban. Ambera kembali mengetuk pintu itu.TokTok"Paman, bibi. Tolong buka pintunya." Ambera mengetuk lebih keras, matanya berkaca-kaca dan Ambera merosot ke lantai. "Buka, tolong ...." Ambera mengetuk lebih keras hingga akhirnya pintu itu ter

    Last Updated : 2021-05-27
  • From The Darkest Side   Bab 1

    "Lagi-lagi kau membuat kerusakan di muka bumi ini, ini sudah tidak bisa diampuni. Kau harus menerima hukuman mu, Lucifer."Lucifer Demonico menatap barisan malaikat yang berada di depannya, mereka selalu begitu hanya bisa melakukannya bersama-sama. "Kerusakan? Aku hanya bersenang-senang." Lucifer menyeringai, gigi taringnya tampak ketika ia melakukan itu, ia tidak merasa bersalah sama sekali atas hal yang ia lakukan. Ia memang iblis dan ia tidak punya rasa bersalah.Mikael, si malaikat yang ditugaskan untuk memberi hukuman kepada Lucifer. "Membunuh manusia kau bilang untuk bersenang-senang? Itu belum waktunya mereka untuk mati dan kau telah melampaui takdir mereka."Mereka berdiri berhadap-hadapan, di belakang Mikael ada 70 malaikat dengan sayap putih yang siap membantunya memberi penghukuman kepada Lucifer, dan Lucifer yang berdiri menatap bisa mereka. Dua sisi yang berlawanan sedang bersama, Mikael dengan aura putih bersihnya dan Lucifer dengan aura hitam kela

    Last Updated : 2021-05-16

Latest chapter

  • From The Darkest Side   Bab 5

    Jam 2 malam, Ambera kembali merasakan ngilu di perutnya, angat sakit, bahkan Ambera meringis di dalam kamarnya ini. Ambera memegangi perutnya, ia bisa merasakan pergerakan samar di sana. "Sa-sakit." Ambera mencoba berdiri, rasa sakit ini benar-benar tidak tertahankan. Ia harus ke rumah sakit.Dengan susah payah Ambera keluar dari kamarnya, mungkin ia akan meminta pamannya untuk mengantarkan dirinya ke rumah sakit. Ambera tiba di depan kamar Paman dan bibinya, gadis itu mengetuk pintu itu.TokTok"Pa-paman. Tolong buka pintunya." Ambera bahkan harus bersandar di dinding dengan tangan yang tidak terlepas dari perutnya, keringat dingin telah mengalir di keningnya jatuh hingga dagu.Tidak ada jawaban. Ambera kembali mengetuk pintu itu.TokTok"Paman, bibi. Tolong buka pintunya." Ambera mengetuk lebih keras, matanya berkaca-kaca dan Ambera merosot ke lantai. "Buka, tolong ...." Ambera mengetuk lebih keras hingga akhirnya pintu itu ter

  • From The Darkest Side   Bab 4

    Ambera bekerja sebagai kasir di sebuah toko roti milik Nyonya Catelyn. Nyonya Catelyn memiliki tubuh yang gemuk tapi itu tidak menghalanginya dalam membuat roti, bahkan ia sangat lincah dan Ambera kagum akan hal itu. Seperti saat ini ketika pembeli sedang kosong, Ambera membantu Nyonya Catelyn untuk membuat roti. Itung-itung untuk belajar juga karena Ambera suka memasak."Ambera, setelah ini kita akan menambahkan ragi. Ragi akan membuat roti menjadi mengembang dan elastis." Nyonya Catelyn menerangkan fungsi dari ragi seraya memasukannya ke dalam adonan, Ambera yang mendengarnya mengangguk mengerti. "Oh, ya. Tolong kau keluar roti yang sudah matang dari oven, ya?""Baik, Nyonya." Ambera bergegas untuk mengeluarkan roti dari oven itu, ketika Ambera berhasil mengeluarkannya bau harus khas roti langsung masuk ke dalam penciuman Ambera. "Wangi sekali."Nyonya Catelyn tersenyum. "Tentu saja, bagian terbaik dari roti adalah ketik

  • From The Darkest Side   Bab 3

    "Apa yang telah kau lakukan dengan kabur dengan penjara seperti itu?" Mikael menarik rantai yang melilit leher Lucifer kuat hingga Lucifer terjatuh di atas tanah neraka tempat mereka berpijak saat ini.Lucifer tertawa meski ia jatuh. "Apa lagi? Menatap dunia yang akan aku lihat lagi, mungkin?" Lucifer mendongak lalu menyeringai, ia menatap Mikael yang menatap geram kepadanya."Siapa yang membebaskan mu?" tanya Mikael lagi dengan geram, ia tidak tahu siapa yang membebaskannya dan Mikael yakin Iblis yang satu ini pasti berbuat ulah.Seringaian tidak hilang dari wajah Lucifer, ia tidak peduli dengan leher dan sayapnya yang terikat. Yang penting ia sudah berhasil membuahi seorang gadis manusia. "Kenapa kau ingin tahu, bukankah saat ini kau harus menghukum ku?""Kau benar-benar iblis yang terkutuk, tidurlah kau dalam waktu yang panjang." Beberapa malaikat lain menarik tubuh Lucifer dan mengikatnya dalam posisi

  • From The Darkest Side   Bab 2

    Malam begitu muram, petir menyambar-nyambar dan badai begitu kuat. Menerbangkan anak rambut seorang gadis yang tengah berjalan di bawah guyuran hujan dengan payung yang melindunginya. Jalan ini sangat sepi, toko-toko telah ditutup oleh pemiliknya dan mungkin ia satu-satunya yang mau berjalan di bawah guyuran hujan ini."Dingin sekali." Ambera Cressida, gadis itu berjalan dengan mata yang bergerak liar menatap sekitarnya. Gadis 18 tahun itu di perintahkan untuk membeli rokok oleh sepupunya, Ambera tidak punya pilihan lain selain menaatinya mengingat ia menumpang tinggal di rumah pamannya.Ya, selama ini ia hanya hidup menumpang di rumah pamannya yang merupakan kakak dari ibunya karena kedua orang tuanya sudah meninggal ketika ia berusia 10 tahun karena kecelakaan. Mobil yang mereka tumpangi tiba-tiba saja meledak dan terbakar. Di saat itulah Ambera di adopsi oleh keluarga pamannya.Dari pada mengadopsinya mungkin lebih tepatnya menjadikan Ambera sebagai pembantu,

  • From The Darkest Side   Bab 1

    "Lagi-lagi kau membuat kerusakan di muka bumi ini, ini sudah tidak bisa diampuni. Kau harus menerima hukuman mu, Lucifer."Lucifer Demonico menatap barisan malaikat yang berada di depannya, mereka selalu begitu hanya bisa melakukannya bersama-sama. "Kerusakan? Aku hanya bersenang-senang." Lucifer menyeringai, gigi taringnya tampak ketika ia melakukan itu, ia tidak merasa bersalah sama sekali atas hal yang ia lakukan. Ia memang iblis dan ia tidak punya rasa bersalah.Mikael, si malaikat yang ditugaskan untuk memberi hukuman kepada Lucifer. "Membunuh manusia kau bilang untuk bersenang-senang? Itu belum waktunya mereka untuk mati dan kau telah melampaui takdir mereka."Mereka berdiri berhadap-hadapan, di belakang Mikael ada 70 malaikat dengan sayap putih yang siap membantunya memberi penghukuman kepada Lucifer, dan Lucifer yang berdiri menatap bisa mereka. Dua sisi yang berlawanan sedang bersama, Mikael dengan aura putih bersihnya dan Lucifer dengan aura hitam kela

DMCA.com Protection Status