"Lagi-lagi kau membuat kerusakan di muka bumi ini, ini sudah tidak bisa diampuni. Kau harus menerima hukuman mu, Lucifer."
Lucifer Demonico menatap barisan malaikat yang berada di depannya, mereka selalu begitu hanya bisa melakukannya bersama-sama. "Kerusakan? Aku hanya bersenang-senang." Lucifer menyeringai, gigi taringnya tampak ketika ia melakukan itu, ia tidak merasa bersalah sama sekali atas hal yang ia lakukan. Ia memang iblis dan ia tidak punya rasa bersalah.
Mikael, si malaikat yang ditugaskan untuk memberi hukuman kepada Lucifer. "Membunuh manusia kau bilang untuk bersenang-senang? Itu belum waktunya mereka untuk mati dan kau telah melampaui takdir mereka."
Mereka berdiri berhadap-hadapan, di belakang Mikael ada 70 malaikat dengan sayap putih yang siap membantunya memberi penghukuman kepada Lucifer, dan Lucifer yang berdiri menatap bisa mereka. Dua sisi yang berlawanan sedang bersama, Mikael dengan aura putih bersihnya dan Lucifer dengan aura hitam kelam yang mengelilinginya.
"Aku tidak ada waktu untuk kalian." Lucifer merentangkan sayap hitamnya dan bersiap untuk terbang, tapi sebelum itu terjadi para malaikat lain sudah menghadangnya. Mereka sudah berada di langit-langit dan mengelilingi Lucifer.
Lucifer mendesah bosan. "Ah, ini membosankan. Aku malas melawan kalian." Lucifer malas sekali jika berurusan dengan malaikat, itu membosankan tidak seseru membunuh manusia.
"Kau akan dihukum karena perbuatanmu yang tidak termaafkan." Tiba-tiba saja semua malaikat di sana sudah memiliki senjata, sebuah rantai berwarna putih. Lucifer terkejut, mata merahnya menatap mereka semua bergantian.
"Kalian tidak bercanda bukan? Bagaimana mungkin kalian mendapatkan itu?" Lucifer terkejut, itu adalah rantai yang dapat mengikatnya dan satu-satunya yang memiliki itu adalah Sang Bapa.
"Kami mendapatkannya dari Sang Bapa, ia meminjamkan ke kami ini untuk menangkap mu. Setelah itu kau akan dihukum di neraka, kau akan dikurung di sana." Mikael sudah terbang, malaikat lain juga terbang mengelilingi Lucifer. Hal itu membuat Lucifer geram, sial mereka menggunakan Rantai Suci milik Sang Bapa.
"Hei, bukankah itu tidak adil?" Lucifer mengepakkan sayapnya, ia harus melawan dan melarikan diri. Jika tidak, ia akan tertangkap. "Dan apa itu, mengurungku di kerajaan ku sendiri? Kalian bercanda?"
"Sejak kapan kau tertarik dengan Keadilan? Dan soal kerajaan milikmu, itu akan diambil alih oleh malaikat penjaga." Setelah mengatakan hal itu Mikael langsung terbang cepat ke arah Lucifer, Lucifer juga begitu ia dengan cepat menghindar membuat rambut yang memiliki warna senada dengan matanya itu bergerak karena lesatan yang cepat.
Lucifer kewalahan dengan mereka, mereka sangat banyak dan menyerangnya sekaligus apalagi mereka membawa Rantai Suci. Lucifer sudah yakin jika dirinya melesat dengan cepat, tapi ia merasakan sesuatu yang menahan pergelangan kakinya dan ketika ia menoleh ia menemukan Mikael yang sudah menjerat kakinya dengan rantai.
"Sialan."
Para malaikat lain berdatangan dan Lucifer tahu kalau untuk kali ini dia akan kalah.
~~~
Kaki dan tangan Lucifer diikat dengan Rantai Suci, dirinya di kelilingi oleh makhluk putih yang membuatnya muak berada di tengah-tengah mereka. Tidak hanya itu, bahkan sayapnya juga turut diikat dan sekarang ia sudah sampai di depan penjara yang Lucifer tidak tahu kapan ada.
"Serius kalian akan mengurungku di sini?" Lucifer tidak habis pikir dengan para malaikat yang memilih neraka untuk mengurungnya. Apakah tidak ada tempat lain?
"Ya, kau akan di kurung di sini. Tidak hanya dikurung, kekuatanmu akan di ambil dan kau akan tertidur selama seribu tahun ke depan." Mikael mendorong Lucifer ke dalam dan menutup sekaligus mengunci penjara itu agar Lucifer tidak bisa keluar dari sana.
Lucifer terkejut. "Apa? Sialan, atas hak apa kau bisa melakukan itu kepada ku?" Lucifer marah sekali ketika tahu dirinya akan dibuat tertidur selama ribuan tahu, ia tidak bisa menerima hal itu. Apalagi ketika kekuatannya akan diambil.
"Aku telah menyarankan hal ini kepada Bapa dan ia bilang keputusan berada di tanganku. Aku yang memutuskannya di sini, jadi aku memberikan itu sebagai hukuman mu." Mikael pergi dari sana setelah ia berhasil membuat Lucifer meradang karena perkataannya.
Lucifer menatap kepergian Mikael. "Sial, aku tidak bisa membiarkan mereka melakukan itu. Aku harus melakukan sesuatu." Lucifer berpikir apa yang harus ia lakukan agar ia terbebas dari hukuman ini.
Tiba-tiba saja terdengar suara ular mendesis, Lucifer menolehkan kepalanya dan menemukan seekor ular hitam yang berada di depan penjara. "Kau?!" Tiba-tiba saja ular itu berubah menjadi seorang wanita, dengan pakaian hitamnya ia menatap Lucifer menggoda.
"Hai, Rajaku. Aku tidak percaya mereka melakukan ini kepadamu." Wanita itu berjongkok ia menatap Lucifer yang saat ini duduk bersandar di dinding neraka.
Lucifer menatapnya dengan datar, di depannya ini adalah Medusa yang merupakan iblis yang bisa berubah wujud menjadi ular. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Lucifer. Seharusnya Medusa ini berada di atas sana, ia bertugas mengutuk menjadi batu.
Medusa tertawa, suara tawanya yang lengking membuat Lucifer muak mendengarnya. "Apalagi? Tentu saja membantumu." Merida mencoba lebih dekat kepada Lucifer, ia mengulurkan tangannya dan mencoba menyentuh Lucifer.
Lucifer menghindar. "Jangan menyentuhku," desis Lucifer. Ia tidak suka wanita menyentuhnya. "Lalu apa maksud perkataan mu barusan?"
Medusa menarik tangannya lagi. "Aku sudah tahu kalau mereka akan membuatmu tertidur dan mengambil kekuatanmu, tapi mereka butuh waktu untuk itu." Merida menatap Lucifer dengan tatapan andalannya. "Aku ada cara agar kau bisa menghindari hukuman tertidur seribu tahunmu."
"Bagaimana?" Tentu saja Lucifer tertarik, ia tidak ingin dihukum selama itu. Ia ingin bebas.
"Kau harus menghamili seorang manusia dan menyimpan kekuatan mu pada bayi itu, ketika bayi itu lahir kau akan otomatis terhubung dan kau akan bangun."
Lucifer menatap Medusa dengan alis yang terangkat. Serius jika iblis ular ini menyuruhnya untuk menghamili seorang manusia? Makhluk lemah yang merubah sumber kesenangannya? "Kenapa harus manusia?" tanya Lucifer lagi.
"Karena jika manusia yang mengandung, maka malaikat tidak akan mengetahuinya. Well, pikirkan lah. Kau hanya butuh waktu beberapa bulan untuk tertidur. Bukankah itu lebih baik dari pada tidur selama ribuan tahun?"
Lucifer bungkam, itu benar. Jika ia ingin bebas ia harus melakukannya sesuatu. "Sekarang, bagaimana mungkin aku bisa keluar dari sini. Kau tidak lihat rantai ini?" tanya Lucifer seraya memperlihatkan rantai yang mengikat tubuhnya.
"Itu mudah."
Lucifer menatap Medusa dengan tatapan curiga. "Tapi kenapa kau mau melakukan ini, apa kau menginginkan sesuatu?" tanya Lucifer.
Medusa memutar bola matanya. "Cih, aku juga akan kerepotan jika tidak ada kau di sini. Lagi pula aku tidak menyukai malaikat yang menggantikanmu. Ia terlalu disiplin."
Lucifer bungkam. "Tapi, jika ini tidak berhasil, aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri." Yah, begitulah Lucifer, ia tidak jauh-jauh dari yang namanya dosa. Lucifer adalah iblis.
Malam begitu muram, petir menyambar-nyambar dan badai begitu kuat. Menerbangkan anak rambut seorang gadis yang tengah berjalan di bawah guyuran hujan dengan payung yang melindunginya. Jalan ini sangat sepi, toko-toko telah ditutup oleh pemiliknya dan mungkin ia satu-satunya yang mau berjalan di bawah guyuran hujan ini."Dingin sekali." Ambera Cressida, gadis itu berjalan dengan mata yang bergerak liar menatap sekitarnya. Gadis 18 tahun itu di perintahkan untuk membeli rokok oleh sepupunya, Ambera tidak punya pilihan lain selain menaatinya mengingat ia menumpang tinggal di rumah pamannya.Ya, selama ini ia hanya hidup menumpang di rumah pamannya yang merupakan kakak dari ibunya karena kedua orang tuanya sudah meninggal ketika ia berusia 10 tahun karena kecelakaan. Mobil yang mereka tumpangi tiba-tiba saja meledak dan terbakar. Di saat itulah Ambera di adopsi oleh keluarga pamannya.Dari pada mengadopsinya mungkin lebih tepatnya menjadikan Ambera sebagai pembantu,
"Apa yang telah kau lakukan dengan kabur dengan penjara seperti itu?" Mikael menarik rantai yang melilit leher Lucifer kuat hingga Lucifer terjatuh di atas tanah neraka tempat mereka berpijak saat ini.Lucifer tertawa meski ia jatuh. "Apa lagi? Menatap dunia yang akan aku lihat lagi, mungkin?" Lucifer mendongak lalu menyeringai, ia menatap Mikael yang menatap geram kepadanya."Siapa yang membebaskan mu?" tanya Mikael lagi dengan geram, ia tidak tahu siapa yang membebaskannya dan Mikael yakin Iblis yang satu ini pasti berbuat ulah.Seringaian tidak hilang dari wajah Lucifer, ia tidak peduli dengan leher dan sayapnya yang terikat. Yang penting ia sudah berhasil membuahi seorang gadis manusia. "Kenapa kau ingin tahu, bukankah saat ini kau harus menghukum ku?""Kau benar-benar iblis yang terkutuk, tidurlah kau dalam waktu yang panjang." Beberapa malaikat lain menarik tubuh Lucifer dan mengikatnya dalam posisi
Ambera bekerja sebagai kasir di sebuah toko roti milik Nyonya Catelyn. Nyonya Catelyn memiliki tubuh yang gemuk tapi itu tidak menghalanginya dalam membuat roti, bahkan ia sangat lincah dan Ambera kagum akan hal itu. Seperti saat ini ketika pembeli sedang kosong, Ambera membantu Nyonya Catelyn untuk membuat roti. Itung-itung untuk belajar juga karena Ambera suka memasak."Ambera, setelah ini kita akan menambahkan ragi. Ragi akan membuat roti menjadi mengembang dan elastis." Nyonya Catelyn menerangkan fungsi dari ragi seraya memasukannya ke dalam adonan, Ambera yang mendengarnya mengangguk mengerti. "Oh, ya. Tolong kau keluar roti yang sudah matang dari oven, ya?""Baik, Nyonya." Ambera bergegas untuk mengeluarkan roti dari oven itu, ketika Ambera berhasil mengeluarkannya bau harus khas roti langsung masuk ke dalam penciuman Ambera. "Wangi sekali."Nyonya Catelyn tersenyum. "Tentu saja, bagian terbaik dari roti adalah ketik
Jam 2 malam, Ambera kembali merasakan ngilu di perutnya, angat sakit, bahkan Ambera meringis di dalam kamarnya ini. Ambera memegangi perutnya, ia bisa merasakan pergerakan samar di sana. "Sa-sakit." Ambera mencoba berdiri, rasa sakit ini benar-benar tidak tertahankan. Ia harus ke rumah sakit.Dengan susah payah Ambera keluar dari kamarnya, mungkin ia akan meminta pamannya untuk mengantarkan dirinya ke rumah sakit. Ambera tiba di depan kamar Paman dan bibinya, gadis itu mengetuk pintu itu.TokTok"Pa-paman. Tolong buka pintunya." Ambera bahkan harus bersandar di dinding dengan tangan yang tidak terlepas dari perutnya, keringat dingin telah mengalir di keningnya jatuh hingga dagu.Tidak ada jawaban. Ambera kembali mengetuk pintu itu.TokTok"Paman, bibi. Tolong buka pintunya." Ambera mengetuk lebih keras, matanya berkaca-kaca dan Ambera merosot ke lantai. "Buka, tolong ...." Ambera mengetuk lebih keras hingga akhirnya pintu itu ter
Jam 2 malam, Ambera kembali merasakan ngilu di perutnya, angat sakit, bahkan Ambera meringis di dalam kamarnya ini. Ambera memegangi perutnya, ia bisa merasakan pergerakan samar di sana. "Sa-sakit." Ambera mencoba berdiri, rasa sakit ini benar-benar tidak tertahankan. Ia harus ke rumah sakit.Dengan susah payah Ambera keluar dari kamarnya, mungkin ia akan meminta pamannya untuk mengantarkan dirinya ke rumah sakit. Ambera tiba di depan kamar Paman dan bibinya, gadis itu mengetuk pintu itu.TokTok"Pa-paman. Tolong buka pintunya." Ambera bahkan harus bersandar di dinding dengan tangan yang tidak terlepas dari perutnya, keringat dingin telah mengalir di keningnya jatuh hingga dagu.Tidak ada jawaban. Ambera kembali mengetuk pintu itu.TokTok"Paman, bibi. Tolong buka pintunya." Ambera mengetuk lebih keras, matanya berkaca-kaca dan Ambera merosot ke lantai. "Buka, tolong ...." Ambera mengetuk lebih keras hingga akhirnya pintu itu ter
Ambera bekerja sebagai kasir di sebuah toko roti milik Nyonya Catelyn. Nyonya Catelyn memiliki tubuh yang gemuk tapi itu tidak menghalanginya dalam membuat roti, bahkan ia sangat lincah dan Ambera kagum akan hal itu. Seperti saat ini ketika pembeli sedang kosong, Ambera membantu Nyonya Catelyn untuk membuat roti. Itung-itung untuk belajar juga karena Ambera suka memasak."Ambera, setelah ini kita akan menambahkan ragi. Ragi akan membuat roti menjadi mengembang dan elastis." Nyonya Catelyn menerangkan fungsi dari ragi seraya memasukannya ke dalam adonan, Ambera yang mendengarnya mengangguk mengerti. "Oh, ya. Tolong kau keluar roti yang sudah matang dari oven, ya?""Baik, Nyonya." Ambera bergegas untuk mengeluarkan roti dari oven itu, ketika Ambera berhasil mengeluarkannya bau harus khas roti langsung masuk ke dalam penciuman Ambera. "Wangi sekali."Nyonya Catelyn tersenyum. "Tentu saja, bagian terbaik dari roti adalah ketik
"Apa yang telah kau lakukan dengan kabur dengan penjara seperti itu?" Mikael menarik rantai yang melilit leher Lucifer kuat hingga Lucifer terjatuh di atas tanah neraka tempat mereka berpijak saat ini.Lucifer tertawa meski ia jatuh. "Apa lagi? Menatap dunia yang akan aku lihat lagi, mungkin?" Lucifer mendongak lalu menyeringai, ia menatap Mikael yang menatap geram kepadanya."Siapa yang membebaskan mu?" tanya Mikael lagi dengan geram, ia tidak tahu siapa yang membebaskannya dan Mikael yakin Iblis yang satu ini pasti berbuat ulah.Seringaian tidak hilang dari wajah Lucifer, ia tidak peduli dengan leher dan sayapnya yang terikat. Yang penting ia sudah berhasil membuahi seorang gadis manusia. "Kenapa kau ingin tahu, bukankah saat ini kau harus menghukum ku?""Kau benar-benar iblis yang terkutuk, tidurlah kau dalam waktu yang panjang." Beberapa malaikat lain menarik tubuh Lucifer dan mengikatnya dalam posisi
Malam begitu muram, petir menyambar-nyambar dan badai begitu kuat. Menerbangkan anak rambut seorang gadis yang tengah berjalan di bawah guyuran hujan dengan payung yang melindunginya. Jalan ini sangat sepi, toko-toko telah ditutup oleh pemiliknya dan mungkin ia satu-satunya yang mau berjalan di bawah guyuran hujan ini."Dingin sekali." Ambera Cressida, gadis itu berjalan dengan mata yang bergerak liar menatap sekitarnya. Gadis 18 tahun itu di perintahkan untuk membeli rokok oleh sepupunya, Ambera tidak punya pilihan lain selain menaatinya mengingat ia menumpang tinggal di rumah pamannya.Ya, selama ini ia hanya hidup menumpang di rumah pamannya yang merupakan kakak dari ibunya karena kedua orang tuanya sudah meninggal ketika ia berusia 10 tahun karena kecelakaan. Mobil yang mereka tumpangi tiba-tiba saja meledak dan terbakar. Di saat itulah Ambera di adopsi oleh keluarga pamannya.Dari pada mengadopsinya mungkin lebih tepatnya menjadikan Ambera sebagai pembantu,
"Lagi-lagi kau membuat kerusakan di muka bumi ini, ini sudah tidak bisa diampuni. Kau harus menerima hukuman mu, Lucifer."Lucifer Demonico menatap barisan malaikat yang berada di depannya, mereka selalu begitu hanya bisa melakukannya bersama-sama. "Kerusakan? Aku hanya bersenang-senang." Lucifer menyeringai, gigi taringnya tampak ketika ia melakukan itu, ia tidak merasa bersalah sama sekali atas hal yang ia lakukan. Ia memang iblis dan ia tidak punya rasa bersalah.Mikael, si malaikat yang ditugaskan untuk memberi hukuman kepada Lucifer. "Membunuh manusia kau bilang untuk bersenang-senang? Itu belum waktunya mereka untuk mati dan kau telah melampaui takdir mereka."Mereka berdiri berhadap-hadapan, di belakang Mikael ada 70 malaikat dengan sayap putih yang siap membantunya memberi penghukuman kepada Lucifer, dan Lucifer yang berdiri menatap bisa mereka. Dua sisi yang berlawanan sedang bersama, Mikael dengan aura putih bersihnya dan Lucifer dengan aura hitam kela