Share

Bab 3

Penulis: Lucyana
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-15 22:08:58

HARI yang tidak diinginkan oleh Farah dan Hongjoong akhirnya tiba juga. Semua karyawan yang mengikuti program tersebut sudah berkumpul di depan gedung kantor mereka, menunggu bus yang akan membawa mereka ke dermaga feri. Di antara semua karyawan itu, hanya Hongjoong yang belum terlihat.

Farah mengedarkan pandangan ke sekeliling, mencari sosok pria yang sering membuatnya kesal. Namun, bayang dan keberadaan Hongjoong tidak terlihat di mana-mana. Sebuah senyum puas muncul di wajah Farah. Dia berasumsi Hongjoong tidak akan ikut program ini, dan hatinya langsung melonjak kegirangan.

Begitu bus tiba, dengan penuh semangat Farah memasukkan tasnya ke bagasi bus. Bahkan, dia membantu Shina menyimpan tasnya.

"Semangat banget, ya? Ada apa nih, kok happy banget?" tanya Shina ketika Farah selesai memasukkan tas mereka.

"Aku senang banget karena nggak perlu lihat muka orang yang paling aku nggak suka selama program ini berlangsung," jawab Farah, tersenyum lebar.

Shina tersenyum penuh arti, sudah sangat paham maksud ucapan Farah. Namun, senyum Shina semakin melebar ketika sosok yang dimaksud Farah tiba-tiba muncul di belakang gadis itu.

Hongjoong berdiri di dekat pintu bus, bersandar santai sambil melipat tangan.

"Wah, seru banget kau, ya? Kau kira aku bakal kalah dari kau?" ucap Hongjoong dengan nada mengejek.

Mata Farah langsung membelalak begitu mendengar suara yang dia pikir tidak akan muncul hari itu.

"Huh!" Farah memutar tubuh dengan ekspresi sebal. Dia mendengus kesal, terutama saat Hongjoong tersenyum sinis sebelum berjalan melewatinya untuk meletakkan ranselnya di bagasi.

Shina cepat-cepat naik ke dalam bus, meninggalkan dua orang itu yang sudah seperti kucing dan anjing setiap kali bertemu.

"Aku pikir kau tadi sudah menangis nggak keruan sebelum sampai ke sini," ejek Farah, ingin membalas dengan nada sinis.

Hongjoong hanya melirik sekilas. "Aku bukan seperti kau, pendendam."

Mata Farah semakin membesar mendengar sindiran itu. "Eh, kau!" Baru saja dia mengacungkan jari telunjuk, tapi Hongjoong menepisnya pelan dan langsung naik ke bus tanpa menggubrisnya lebih lanjut.

Farah mendengus kesal, lalu mengikuti Hongjoong ke dalam bus. Dengan sengaja, dia menyenggol bahu pria itu saat menaiki tangga bus. Sesampainya di dalam, Farah segera memilih tempat duduk kosong dan mengalihkan pandangannya ke jendela, mencoba mengabaikan orang di sekitarnya. Tapi diam-diam, dia tahu ucapan Hongjoong tadi pasti menarik perhatian rekan-rekannya, membuatnya semakin kesal.

Namun, baru saja Farah merasa tenang, tiba-tiba Hongjoong duduk di kursi di sebelahnya. "Eh! Kenapa kau duduk di sini?" Farah hampir berteriak. Dia benar-benar tidak menyangka pria itu memilih duduk di sebelahnya.

"Ini satu-satunya tempat yang kosong," jawab Hongjoong santai tanpa melihat ke arah Farah.

"Tidak, masih banyak tempat lain! Pergi sana!" Farah semakin gusar, tidak terima harus duduk berdampingan dengan Hongjoong sepanjang perjalanan.

"Kalau tidak percaya, lihat sendiri!" balas Hongjoong, nadanya sedikit naik karena mulai terganggu dengan sikap Farah.

Farah pun berdiri, melihat sekeliling. Tapi dia terpaksa mengakui bahwa memang tidak ada tempat kosong lain. Dia menoleh ke arah Shina dengan tatapan meminta tolong.

"Maaf, Farah. Aku dan Gain ada pembahasan penting," jawab Shina dengan ekspresi menyesal.

Farah akhirnya kembali duduk, membalikkan badan menghadap jendela, mencoba menghindari kontak lebih jauh dengan Hongjoong. Dia benar-benar tidak habis pikir kenapa nasibnya begitu sial hari itu. Hongjoong di sisinya benar-benar membuat suasana hati Farah semakin kacau.

"Kau nggak usah khawatir. Aku juga nggak ada selera sama perempuan kayak kamu." Hongjoong membuka topinya, lalu merapikan rambut beberapa kali sebelum memakainya lagi dengan santai.

"Kau pikir aku apa?" Farah mengomel sendiri, matanya melirik ke samping dengan hati penuh rasa kesal.

"Nggak usah ngomel pakai bahasa ibumu deh. Kalau bukan karena tempat duduknya udah penuh, aku juga ogah duduk di sebelah kamu," balas Hongjoong dengan nada sinis seperti biasanya.

Farah langsung menutup telinganya dengan kedua tangan, malas mendengar ocehan menyebalkan dari mulut pria itu.

Melihat reaksi Farah, Hongjoong malah tersenyum mengejek. Tingkah gadis itu benar-benar membuatnya geli. Dia tahu betul Farah sangat membencinya. Tapi jujur saja, dia juga nggak punya niat untuk berbaik-baik dengan gadis itu. Kalau bukan karena Taejoong yang memaksanya bangun pagi dan ikut rombongan naik bus, Hongjoong pasti lebih memilih naik mobil sendiri ke bandara.

Namun, Taejoong, kakaknya, punya alasan lain. Dia nggak mau ada kesan diskriminasi meskipun Hongjoong adalah calon manajer besar di perusahaan mereka. Arahan tegas dari Taejoong itulah yang membuat Hongjoong terpaksa bersabar menghadapi drama yang terus terjadi sepanjang perjalanan.

Dalam hatinya, Hongjoong juga bertanya-tanya, kenapa setiap kali dia bersama Farah, perasaan kesal dan marah selalu muncul tanpa alasan yang jelas.

SENGAJA pihak perusahaan memesan tiket feri untuk semua peserta yang mengikuti program itu. Alasan Taejoong, mereka ingin menanamkan semangat kesabaran yang tinggi pada setiap peserta sebelum mencapai tujuan. Namun, sejak awal pertemuan Farah dan Hongjoong saja sudah menimbulkan tekanan besar bagi rekan-rekan kerja mereka.

Kini, kedua insan itu tengah berebut turun dari tangga bus. Supir yang melihat tingkah mereka hampir terkejut. Sementara itu, Shina yang berada di belakang Hongjoong hanya tersenyum kepada si supir.

Sesampainya di tempat bagasi, Farah sengaja menyenggol bahu pria itu dan segera meraih tasnya lebih dulu.

Hongjoong menatap dengan mata menyipit. Kecil besar, kecil besar saja matanya memandangi Farah yang masih enggan mengalah dalam perlombaan siapa yang akan lebih dulu tiba di dermaga dan naik ke feri.

"Kalaupun kamu terburu-buru, jalannya lihat kiri kanan juga. Kalau jatuh seperti nangka busuk nanti, baru tahu rasa!" ucap Hongjoong sengaja dengan nada menyindir sambil mempercepat langkahnya untuk masuk ke feri lebih dulu.

Langkah Farah mendadak terhenti. Ia menatap langit yang cerah, matahari tepat di atas kepala. Panas teriknya mentari tak sebanding dengan panasnya emosi yang berkobar dalam hati Farah.

"Dasar nggak guna!" gumam Farah, bibirnya mengerucut sebelum berjalan cepat menuju feri. Dalam langkahnya, ia sempat melihat pria itu tersenyum sinis padanya.

Setelah semua peserta dan penumpang lain naik ke feri, mereka pun mulai menyeberangi lautan menuju dermaga Pulau Jeju. Di sana, kata manajer, sudah ada bus yang menunggu untuk membawa mereka ke tempat penginapan.

Untuk pertama kalinya dalam hidup Farah, semua biaya liburannya kali ini ditanggung dan disponsori sepenuhnya oleh perusahaan. Tak heran, Doojoon, kepala bagian pemasaran, merekomendasikan namanya untuk ikut serta dalam program ini. Akhirnya, Farah dapat menikmati sedikit ketenangan dari rutinitas menghadapi tumpukan pekerjaan, presentasi, dan klien yang terus datang ke kantor untuk mempromosikan produk baru.

Meski rasa syukur terlintas di hati, Farah tetap merasa jengkel. Di tengah asyiknya ia menikmati udara segar yang menerpa wajah, tiba-tiba terdengar suara Hongjoong, pria yang paling tidak ia sukai.

Farah merasa terganggu oleh suara itu. Meski mereka tidak berdiri berdekatan, suara Hongjoong yang berbicara dengan beberapa penumpang lain begitu mengganggu telinganya. Pria itu tampak ramah dan maskulin, terlihat dari caranya berbicara yang lancar, seperti yang selalu ia lakukan sejak zaman kuliah dulu.

Karena kepribadiannya yang seperti itu, Hongjoong selalu mendapat dukungan penuh dari anggota klub musik untuk menjadi ketua. Bahkan, ia membiarkan para penggemarnya yang mayoritas wanita menyabotase kampanye Farah yang saat itu juga mencalonkan diri sebagai ketua.

Jika Farah mengingat masa-masa itu, hatinya benar-benar terasa sakit. Bibirnya mengerucut, matanya terpejam. Ia berusaha menikmati suasana damai sambil meredakan perasaan yang entah senang atau sedih.

Tanpa Farah sadari, sejak tadi Hongjoong tidak melepaskan pandangan darinya. Meski sedang berbicara dan tertawa bersama penumpang lain karena obrolan ringan yang diselingi candaan, perhatian Hongjoong tetap tertuju pada Farah.

Melihat sisi tenang Farah yang jarang ia saksikan, menimbulkan perasaan aneh di hati Hongjoong. Gadis itu tak pernah memperlihatkan sisi feminin atau ketenangan saat mereka bertatap muka. Wajah Farah selalu berkerut, cemberut, dan menjengkelkan. Namun kali ini berbeda. Saat gadis itu sedang sendiri, ada aura kesedihan yang terpancar sesuatu yang sulit bagi Hongjoong untuk pahami.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • From Contract To Jannah   Bab 4

    PULAU Jeju terkenal dengan cuaca dingin meskipun matahari bersinar terik di atas kepala. Hal ini karena pulau yang sering dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun internasional tersebut dikelilingi oleh pegunungan tinggi dan angin laut yang sejuk. Begitu Farah turun dari dermaga, tubuhnya langsung menggigil sedikit. Dia tidak menyangka cuaca di dekat dermaga akan sedingin itu. Apalagi, dia lupa mengenakan hoodie. "Di sini kamu harus pakai jas hujan kalau tidak mau wajahmu terkena percikan air laut," ujar Shina sambil mengeluarkan jas hujan transparan dari tas punggungnya. "Kenapa kamu tidak memberitahuku lebih awal? Aku tidak tahu harus pakai jas hujan ini. Kalau tahu, aku pasti sudah beli sejak awal," keluh Farah sambil memasang wajah masam, memandang jas hujan yang akan dipakaikan Shina ke tubuhnya. Ya, Farah memang belum pernah menjejakkan kaki di Pulau Jeju, meskipun sudah beberapa kali berencana ke sana. Namun, selalu saja ada halangan yang membuatnya gagal berangkat. Meski ti

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • From Contract To Jannah   Bab 5

    SETELAH meletakkan tas di kamar penginapan, Farah muncul kembali di resort untuk menunggu kehadiran fasilitator yang dikatakan terlambat sedikit karena sedang mengurus sesuatu di tepi pantai.Suasana di aula utama resort Pulau Jeju riuh dengan suara peserta yang saling berkenalan. Namun, Farah hanya memandang kegiatan itu dengan rasa bosan. Sesekali, dia membetulkan rambutnya yang diikat rapi. Dari raut wajahnya, jelas terlihat bahwa dia sama sekali tidak tertarik untuk berbicara dengan siapa pun.Setelah hampir dua puluh menit menunggu, akhirnya seorang pria membawa map masuk ke ruangan resort untuk bertemu dengan para peserta program.Berbeda dengan Hongjoong, dia terlihat lebih santai dan tenang saat berdiri bersama beberapa rekannya sambil berbincang akrab. Sesekali, matanya melirik ke arah Farah yang sedang menatap tajam ke arahnya.Melihat tatapan Farah seperti itu, senyuman muncul di bibirnya. Dengan perlahan, Hongjoong mendekati Farah dan berdiri di sisinya. Sama sekali tidak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • From Contract To Jannah   Bab 6

    MALAM itu, setelah selesai aktivitas di pantai, mereka diizinkan kembali ke kamar masing-masing untuk membersihkan diri sebelum turun lagi ke resort untuk mengetahui aktivitas malam selanjutnya.Lelah tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, Hongjoong dan Dino berjalan beriringan menuju kamar mereka karena mereka sekamar. Di belakang mereka, ada Farah dan Shina. Entah bagaimana, kamar mereka malah saling berhadapan. Kasihan Farah, terpaksa melihat wajah pria menyebalkan itu selama berada di sini.Ketika semua sudah memasuki kamar masing-masing, Hongjoong yang baru saja hendak menutup pintu tiba-tiba menerima panggilan telepon dari seseorang, membuatnya keluar lagi dari kamar."Aku keluar sebentar," ujar Hongjoong kepada Dino. Siapa tahu rekannya itu bingung kalau tiba-tiba ia menghilang entah ke mana."Eomma-mu?" tanya Dino. Dia sudah paham betul dengan kehidupan pribadi Hongjoong. Kalau wajahnya tampak masam seperti itu, sudah pasti dia menerima telepon dari Nyonya Hongju, ibunya.Hong

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • From Contract To Jannah   Bab 7

    KEESOKAN HARINYA, Hongjoong dan Dino keluar bersama-sama dari kamar. Ketika pintu kamar terbuka, Shina dan Farah juga kebetulan sedang membuka pintu kamar mereka."Selamat pagi..." Dino menyapa ramah lebih dahulu pada kedua gadis itu.Farah tetap diam, enggan berbicara panjang. Entahlah, tadi malam dia sulit memejamkan mata karena terus teringat kejadian di tepi pantai bersama Hongjoong."Selamat pagi, Dino, Tuan Hongjoong..." jawab Shina dengan riang. Tentu saja mereka harus bersemangat hari ini agar bisa menyalurkan energi untuk memenangkan pertandingan bola voli yang akan segera berlangsung."Kau pasti sulit tidur, kan?" Hongjoong, yang berjalan beriringan dengan Farah menuju ke resort, mulai berbicara pelan."Kenapa pula saya sulit tidur?" tanya Farah dengan nada kesal. Seolah-olah pria itu tahu bahwa tadi malam dia tidak bisa tidur nyenyak."Kalau kau sudah jatuh cinta sama aku, bilang saja. Jangan sampai wajahku membayangi malam-malammu," ujar Hongjoong dengan suara sedikit bera

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • From Contract To Jannah   Bab 8

    SEKEMBALINYA Hongjoong dan Farah ke tepi pantai, terlihat anggota tim dari putaran kedua sedang beristirahat. Sementara itu, tim dari putaran pertama sedang menunggu mereka berdua sebelum melanjutkan pertandingan yang masih belum selesai.Melihat Hongjoong mendekati lapangan voli, Eunji segera berlari kecil untuk menghampirinya. Sebelumnya, saat lelaki itu pergi ke toilet, dia sudah puas meluapkan tantrumnya melalui telepon, mengadu kepada ibu Hongjoong tentang perlakuannya yang tidak sesuai dengan harapannya. Tidak lama kemudian, Puan Hongju menelepon anak bujangnya dan memberikan keputusan yang sulit diterima akal."Oppa..." Eunji berusaha menunjukkan sisi manjanya kepada Hongjoong. Dia mencoba meraih tangan lelaki itu, tetapi Hongjoong langsung menepisnya dengan kasar."Jangan bikin aku malu di sini. Kalau kamu datang hanya untuk mengganggu, lebih baik kamu pulang!" ucap Hongjoong pelan tapi tegas, tanpa sekalipun menatap wajah gadis itu.Bibir Eunji langsung manyun, terkejut denga

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • From Contract To Jannah   Bab 9

    SETAHUN setelah kepergian ayah dan kakaknya, Ibu Faridah memberi tahu Farah bahwa ia akan menikah dengan Pak Haji Talib sebagai istri kedua. Hal itu terjadi karena sejak dulu Pak Haji Talib telah berniat untuk melamar Ibu Faridah, bahkan sebelum ia menikah dengan ayah Farah."Ibu, apa benar mau menikah dengan Pak Talib? Bagaimana dengan Bu Suria? Apakah dia bisa menerima kita menjadi bagian dari keluarga Pak Talib?" tanya Farah, ingin memastikan. Ia khawatir jika istri pertama Pak Haji Talib tidak bisa menerima mereka sebagai keluarga baru.Bu Suria dikenal sebagai wanita paling kaya di desa mereka. Bagaimana mungkin ia mau dimadu dengan ibunya? Hati Farah semakin tidak tenang memikirkan hal itu meskipun ia baru berusia 15 tahun dan akan menghadapi ujian sekolah tidak lama lagi."Bu Suria sendiri yang mengirim rombongan lamaran untuk ibu waktu itu. Farah, jangan berpikir yang macam-macam. Doakan yang terbaik untuk ibu, ya?"Farah menatap wajah Ibu Faridah. Ia tidak mengerti mengapa ib

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • From Contract To Jannah   Bab 10

    PAGI menjelang, Farah bangun seperti biasa dan bersiap-siap untuk aktivitas ala-ala acara Running Man di dalam hutan yang tidak jauh dari resor mereka. Semua peserta sudah diberitahu oleh Jungmyeon kemarin sore setelah pertandingan bola voli bahwa hari ini mereka harus mengenakan pakaian yang sesuai untuk masuk ke hutan.Meskipun hutannya tidak terlalu lebat, pakaian yang dikenakan tetap harus nyaman agar memudahkan pergerakan para peserta.Farah mengenakan kaos oranye yang diberikan oleh Jungmyeon. Kaos ini adalah seragam khusus untuk membedakan anggota setiap kelompok yang sudah dibagi berdasarkan tim bola voli."Uii... sudah siap?" tegur Shina yang baru keluar dari kamar mandi."Ya..." sahut Farah pelan."Kemarin malam kamu balik ke kamar jam berapa? Waktu aku sadar sekitar jam sebelas malam, kamu belum ada di sini," tanya Shina. Baru sekarang ia ingat ingin menanyakan ke mana teman sekamarnya itu pergi. Sudah larut malam, Farah belum juga kembali, tapi pagi ini justru dia yang ban

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • From Contract To Jannah   Bab 11

    Kedatangan Farah dan Hongjoong di hutan rekreasi langsung disambut dengan tatapan penuh kebencian oleh Eunji.Rasanya seperti ada api yang membakar di dalam tubuhnya, membuat napasnya naik turun sendiri begitu melihat mereka berjalan beriringan."Lihat saja mereka itu, aku yakin sebentar lagi akan ada episode kisah cinta yang bakal tercipta," ucap Hani, teman gosip Ryoko, sambil menjuihkan bibir ke arah Farah dan Hongjoong."Kenapa kau bilang begitu? Kau sudah melihat tanda-tanda enemies to lovers di antara mereka?" Ryoko ikut menanggapi, tertawa kecil di akhir kalimatnya. Hal itu langsung mengundang rasa tidak puas hati dari seseorang yang mendengar."Aku rasa, acara ini memang diadakan khusus untuk mereka berdua. Coba pikir, selama ini perusahaan kita tidak pernah mengadakan team-building seperti ini. Jadi, aku curiga ini semua memang untuk mereka saja," lanjut Hani dengan yakin."Benar juga, dari sekian banyak karyawan perusahaan kita, hanya mereka berdua yang tidak akur. Anisa itu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25

Bab terbaru

  • From Contract To Jannah   Bab 15

    Tubuhnya terasa sangat lemas sejak kembali ke rumah tadi malam. Meskipun pemanas sudah dinyalakan untuk mengurangi rasa dingin, tetap saja tubuhnya masih menggigil kedinginan.Selendang dan selimut tebal sudah membungkus tubuhnya rapat-rapat, namun kali ini dia benar-benar mengalami demam yang cukup parah. Jarang sekali dia jatuh sakit, tapi kalau sudah sakit, pasti rasanya sangat menyiksa.Selain menggigil, berkali-kali dia mencoba memejamkan mata untuk menenangkan pikirannya, yang entah memikirkan apa pun dia tidak tahu pasti. Namun, denyutan di kepalanya terasa begitu menyakitkan, membuatnya sulit untuk bisa tertidur.Ditambah lagi, tiba-tiba bel rumah berbunyi berkali-kali. Entah siapa yang datang di saat dia sedang tidak enak badan seperti ini.Kalau dikatakan tetangga, rasanya kecil kemungkinan mereka akan menjenguknya.Yah, masing-masing pasti sibuk dengan kehidupan sendiri. Jika bertemu pun hanya di dalam lift, itu pun hanya sekad

  • From Contract To Jannah   Bab 14

    Keesokan paginya, Hongjoong bangun seperti biasa. Namun, pagi ini ia hanya mengenakan pakaian santai, tidak seperti biasanya yang selalu tampil rapi dengan setelan korporat lengkap.Perlahan-lahan, ia menuruni tangga sambil mengintip ke arah ruang tamu di bawah, mencari keberadaan ayah dan kakaknya yang mungkin sedang menikmati sarapan di meja makan."Apa yang kamu intip-intip begitu?"Pertanyaan dari Taejoong membuat tubuh adiknya langsung berbalik dengan drastis.Untung saja tangannya sigap mencengkeram pegangan tangga, kalau tidak, mungkin ia sudah terguling ke bawah."Kamu kenapa sampai berantakan begini? Sakit?"Taejoong dengan cepat mengulurkan tangan hendak menyentuh dahi adiknya, tapi Hongjoong segera menghindar.Memang sengaja ia membiarkan rambutnya tetap berantakan, menandakan bahwa ia tidak ingin pergi ke kantor hari ini."Aku mau ambil cuti hari ini. Pulang dari Pulau Jeju tadi malam, rasanya masih

  • From Contract To Jannah   Bab 13

    Setelah menyelesaikan aktivitas di Pulau Jeju, para peserta kini bersiap untuk kembali ke kota. Masing-masing merasakan campuran antara kesedihan dan kebahagiaan—entah kapan mereka bisa kembali ke tempat wisata ini lagi. Banyak kenangan dan kegiatan yang mereka lakukan bersama di sini, mempererat kepercayaan satu sama lain.Namun, tidak bagi Farah. Baginya, hari inilah yang paling dia nantikan. Tak ada sedikit pun raut kesedihan di wajahnya, hanya pucat akibat demam yang semakin parah.Dia sudah menyiapkan surat cuti selama beberapa hari dan berencana menyerahkannya kepada Shina untuk diberikan kepada atasan mereka sesampainya di Seoul nanti.Karena Farah sedang sakit, tak ada satu pun yang berani mendekatinya. Saat hidungnya terasa perih akibat bersin dan flu yang terus-menerus, dia cepat-cepat meraih sapu tangan.Setelah menggunakannya, barulah dia sadar. Corak bunga matahari di sudut kain itu mengingatkannya bahwa sapu tangan ini diberikan oleh

  • From Contract To Jannah   Bab 12

    Farah dibawa ke dalam ruang zona hijau darurat karena luka yang dialaminya tidak terlalu serius. Namun, ekspresi wajah Hongjoong dan Shina yang menemaninya berubah drastis. Ada sesuatu yang ingin Shina ungkapkan, tetapi dia tidak sanggup. Akhirnya, dia hanya diam sambil menunggu dokter selesai melakukan pemeriksaan. Beberapa menit kemudian, dokter yang merawat Farah muncul di hadapan mereka berdua. "Tidak ada yang terlalu serius, semuanya baik-baik saja. Luka di kepala juga sudah diberi obat." Hongjoong mengangguk tanda mengerti sebelum dokter itu pergi meninggalkan mereka. Sementara itu, Shina segera mendekati tempat tidur pasien, di mana Farah sedang terbaring. Terlihat mata gadis itu sudah terbuka, dengan dahi berkerut. Salah satu tangannya meraba luka yang kini tertutup perban. "Apa yang terjadi?" tanya Farah begitu melihat Shina berdiri di samping tempat tidurnya. "Kamu terjatuh dari tangga bukit di hutan rekreasi tadi. Untung saja Tuan Hongjoong bertindak cepat dan membaw

  • From Contract To Jannah   Bab 11

    Kedatangan Farah dan Hongjoong di hutan rekreasi langsung disambut dengan tatapan penuh kebencian oleh Eunji.Rasanya seperti ada api yang membakar di dalam tubuhnya, membuat napasnya naik turun sendiri begitu melihat mereka berjalan beriringan."Lihat saja mereka itu, aku yakin sebentar lagi akan ada episode kisah cinta yang bakal tercipta," ucap Hani, teman gosip Ryoko, sambil menjuihkan bibir ke arah Farah dan Hongjoong."Kenapa kau bilang begitu? Kau sudah melihat tanda-tanda enemies to lovers di antara mereka?" Ryoko ikut menanggapi, tertawa kecil di akhir kalimatnya. Hal itu langsung mengundang rasa tidak puas hati dari seseorang yang mendengar."Aku rasa, acara ini memang diadakan khusus untuk mereka berdua. Coba pikir, selama ini perusahaan kita tidak pernah mengadakan team-building seperti ini. Jadi, aku curiga ini semua memang untuk mereka saja," lanjut Hani dengan yakin."Benar juga, dari sekian banyak karyawan perusahaan kita, hanya mereka berdua yang tidak akur. Anisa itu

  • From Contract To Jannah   Bab 10

    PAGI menjelang, Farah bangun seperti biasa dan bersiap-siap untuk aktivitas ala-ala acara Running Man di dalam hutan yang tidak jauh dari resor mereka. Semua peserta sudah diberitahu oleh Jungmyeon kemarin sore setelah pertandingan bola voli bahwa hari ini mereka harus mengenakan pakaian yang sesuai untuk masuk ke hutan.Meskipun hutannya tidak terlalu lebat, pakaian yang dikenakan tetap harus nyaman agar memudahkan pergerakan para peserta.Farah mengenakan kaos oranye yang diberikan oleh Jungmyeon. Kaos ini adalah seragam khusus untuk membedakan anggota setiap kelompok yang sudah dibagi berdasarkan tim bola voli."Uii... sudah siap?" tegur Shina yang baru keluar dari kamar mandi."Ya..." sahut Farah pelan."Kemarin malam kamu balik ke kamar jam berapa? Waktu aku sadar sekitar jam sebelas malam, kamu belum ada di sini," tanya Shina. Baru sekarang ia ingat ingin menanyakan ke mana teman sekamarnya itu pergi. Sudah larut malam, Farah belum juga kembali, tapi pagi ini justru dia yang ban

  • From Contract To Jannah   Bab 9

    SETAHUN setelah kepergian ayah dan kakaknya, Ibu Faridah memberi tahu Farah bahwa ia akan menikah dengan Pak Haji Talib sebagai istri kedua. Hal itu terjadi karena sejak dulu Pak Haji Talib telah berniat untuk melamar Ibu Faridah, bahkan sebelum ia menikah dengan ayah Farah."Ibu, apa benar mau menikah dengan Pak Talib? Bagaimana dengan Bu Suria? Apakah dia bisa menerima kita menjadi bagian dari keluarga Pak Talib?" tanya Farah, ingin memastikan. Ia khawatir jika istri pertama Pak Haji Talib tidak bisa menerima mereka sebagai keluarga baru.Bu Suria dikenal sebagai wanita paling kaya di desa mereka. Bagaimana mungkin ia mau dimadu dengan ibunya? Hati Farah semakin tidak tenang memikirkan hal itu meskipun ia baru berusia 15 tahun dan akan menghadapi ujian sekolah tidak lama lagi."Bu Suria sendiri yang mengirim rombongan lamaran untuk ibu waktu itu. Farah, jangan berpikir yang macam-macam. Doakan yang terbaik untuk ibu, ya?"Farah menatap wajah Ibu Faridah. Ia tidak mengerti mengapa ib

  • From Contract To Jannah   Bab 8

    SEKEMBALINYA Hongjoong dan Farah ke tepi pantai, terlihat anggota tim dari putaran kedua sedang beristirahat. Sementara itu, tim dari putaran pertama sedang menunggu mereka berdua sebelum melanjutkan pertandingan yang masih belum selesai.Melihat Hongjoong mendekati lapangan voli, Eunji segera berlari kecil untuk menghampirinya. Sebelumnya, saat lelaki itu pergi ke toilet, dia sudah puas meluapkan tantrumnya melalui telepon, mengadu kepada ibu Hongjoong tentang perlakuannya yang tidak sesuai dengan harapannya. Tidak lama kemudian, Puan Hongju menelepon anak bujangnya dan memberikan keputusan yang sulit diterima akal."Oppa..." Eunji berusaha menunjukkan sisi manjanya kepada Hongjoong. Dia mencoba meraih tangan lelaki itu, tetapi Hongjoong langsung menepisnya dengan kasar."Jangan bikin aku malu di sini. Kalau kamu datang hanya untuk mengganggu, lebih baik kamu pulang!" ucap Hongjoong pelan tapi tegas, tanpa sekalipun menatap wajah gadis itu.Bibir Eunji langsung manyun, terkejut denga

  • From Contract To Jannah   Bab 7

    KEESOKAN HARINYA, Hongjoong dan Dino keluar bersama-sama dari kamar. Ketika pintu kamar terbuka, Shina dan Farah juga kebetulan sedang membuka pintu kamar mereka."Selamat pagi..." Dino menyapa ramah lebih dahulu pada kedua gadis itu.Farah tetap diam, enggan berbicara panjang. Entahlah, tadi malam dia sulit memejamkan mata karena terus teringat kejadian di tepi pantai bersama Hongjoong."Selamat pagi, Dino, Tuan Hongjoong..." jawab Shina dengan riang. Tentu saja mereka harus bersemangat hari ini agar bisa menyalurkan energi untuk memenangkan pertandingan bola voli yang akan segera berlangsung."Kau pasti sulit tidur, kan?" Hongjoong, yang berjalan beriringan dengan Farah menuju ke resort, mulai berbicara pelan."Kenapa pula saya sulit tidur?" tanya Farah dengan nada kesal. Seolah-olah pria itu tahu bahwa tadi malam dia tidak bisa tidur nyenyak."Kalau kau sudah jatuh cinta sama aku, bilang saja. Jangan sampai wajahku membayangi malam-malammu," ujar Hongjoong dengan suara sedikit bera

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status