Nami tidak menolak ciuman dari James hatinya tidak bisa berpura-pura bahwa ia juga menginginkan ciuman itu. James mencium bibir Nami dengan pelan-pelan takut menyakiti gadis itu. Mengingat saat ini Nami masih dalam keadaan sakitNami lalu mendorong dadanya James. "Aku sedang sakit, aku tidak ingin menulari kakak penyakitku."James terkekeh, "kenapa baru sekarang berkata begitu? Kamu lupa tadi kita tidur berpelukan dalam keadaan polos?" Seketika pipi Nami memerah karena mengingat tadi dirinya tertidur dalam pelukan James dalam keadaan polos."Kakak sengaja memanfaatkan kesempatan itu untuk meniduri ku, kan?" tuduh Nami."Hahaha, tidak sayang. Aku hanya tidak tega melihatmu kedinginan sedangkan obat dan vitamin sudah aku berikan padamu. Tapi kamu masih mengadu kedinginan, apa boleh buat aku hanya mencontoh sebuah film yang mengisahkan sepasang kekasih yang kedinginan dan sang laki-laki memeluknya dengan keadaan polos."Mendengar kata polos, pipi Nathalie seketika memerah. "Sudah janga
Wajah James ditekuk, ia tidak setuju jika Nami menemui Takeshi. Ia cemburu karena mungkin saja Takeshi akan memanfaatkan kesempatan Ini untuk mempengaruhi Nami."Aku tidak ingin ribut dengannya," ucap James kesal."Oke, mungkin lain kali saja." Nami mengurungkan niatnya karena James tidak suka."Tadinya aku ingin mengajak kakak mandi bersama. Tapi kakak melarangku menemui Takeshi." canda Nami.James terbelalak matanya, tentu ia ingin mandi bersama Nami. Tapi jika ia harus mengizinkan Nami bertemu dengan Takeshi. Ia tidak rela.""Kamu memberiku pilihan sulit." keluh James."Lupakan saja, aku hanya bercanda." Nami terkikik lalu berlari ke kamar mandi ketika James ingin menangkapnya."Nami! Buka pintunya, Kakak ingin masuk.""Mimpi!" ***Setelah memastikan keadaan fisik Nami sembuh, James segera membawa Nami pergi ke Indonesia. Ia memesan tempat duduk kelas bisnis untuk membuat Nami bisa rileks."Kak Oliv," Nami menggenggam lengan James dengan erat ketika mereka akan memasuki pesawat te
wajah James menegang."Perutku sakit, aku ingin ke toilet." cengir NamiJames memegang dadanya. Hampir saja ia akan bersimpuh di kaki Nami dan memohon. Rupanya gadis itu pandai membuat lelucon. 'Tidak lucu sama sekali,' keluh James dalam hati."Kak Oliver," Nami meremas ujung jaketnya."Ayo kuantar," James segera berdiri lalu membimbing Nami untuk pergi ke toilet. James tahu dalam ingatan Nami ini adalah pengalaman pertamanya naik pesawat. Jadi ia akan menemani Nami ke mana pun Nathalie membutuhkannya. Seperti saat ini, James berdiri di depan pintu toilet menunggu Nami yang sedang bang air besar. Beberapa pramugari berbisik-bisik melihat keberadaan James."Permisi, Tuan. Tidak seharusnya anda berdiri di sini. Keberadaan anda mengganggu penumpang yang berada di dalam toilet. Anda bisa mengantri agak jauh dari jarak pintu toilet."Oh, ya? Yang di dalam adalah pacar saya, dia baru saja sembuh dari sakitnya. Apakah ada aturan di maskapai ini yang melarang seorang pacar mengkhawatirkan kek
"Hai, Tampan," Mandy mengedipkan matanya lalu menarik tubuh James masuk ke dalam toilet."Apa yang kamu lakukan?" bentak James."Aku akan melayanimu. Kamu pasti tersiksa, bukan?" Mandy mengunci pintu toilet lalu membuka kancing kemejanya satu persatu.""Sialan, wanita murahan!" maki James.Namun Mandy tidak peduli dengan bentakan James. Ia telah buta, salah mengartikan jika saat ini James sangat marah karena menahan sakit di kandung kemihnya. Mandy menghalanginya untuk kencing."Plak!" James menampar pipi Mandy hingga wanita itu terhuyung ke belakang. Ia merasakan pipinya seperti dibelah dua. Panas, sakit dan terasa nyeri."K-kenapa kamu menamparku?" tanya Mandy sambil memegang pipinya."Kamu sudah berbuat kurang ajar, aku akan membuatmu dipecat."Mandy tersadar dari halusinasinya. 'Kenapa dia tidak terangsang? Apakah obat itu tidak diminumnya?' batin Mandy."A-aku pikir kamu ingin mengulang kisah manis kita di toilet." ucap Mandy dengan sedih."Tiga minggu yang lalu kita bercinta di
"May, lo baik-baik saja?" tanya Cindy yang melihat Malika mematung dengan tatapan mata yang kosong."May," panggil Cindy.Semenit kemudian Malika sadar dari lamunannya. Namun tiba-tiba ia menangis. "May, ada apa?" Cindy kebingungan."Aku melihatnya, aku melihatnya, Cindy.""Siapa maksud lo? Hue nggak mengerti siapa yang lo maksud?""Gue melihat James.""Oh, lo melihat pacar lo. Lalu kenapa lo menangis? Di mana dia?" Cindy celingukan mencari keberadaan James."Dia sudah pergi.""Terus kenapa lo menangis? Telepon dia katakan lo ada di sini atau lo gue antar pulang. Mungkin dia membutuhkan lo setelah pulang dari luar negeri. Lo sudah hafal kan dengan kebiasaannya? Setelah pulang dari luar negeri, mungkin dia ingin dilayani.""Gue sudah tidak dibutuhkannya lagi, Cindy." Malika lalu menutup wajahnya dengan kedua belah tangannya."Apa maksud lo?""Gue baru saja melihat James bersama dengan seorang gadis.""Hufft," Cindy langsung mencebik. "Lo sudah tahu kalau pacar lo itu seorang playboy,
"Baiklah, atur pertemuan dengan Amanda." ucap James yang terpaksa harus mau menemui Amanda demi kelancaran hubungannya dengan Nami."Baik, Bos.""Itu saja atau ada yang lain?""Hanya itu saja yang mengganggu, Bos.""Lalu apakah dia menarik habis sahamnya?""Waktu itu ia sempat menarik lima puluh persen saham di perusahaan kita. Namun seminggu kemudian ia kembali menyuntikkan dana ke dalam perusahaan kita.""Dasar wanita plin-plan," gerutu James.""Lalu apa langkah selanjutnya, Bos.""Maksud lo?""Apa antisipasi Anda dalam menyingkirkan wanita-wanita simpanan Anda karena kini ada Nona Nami."Wajah James mendadak murung. "Gue belum tahu, masalah ini sangat rumit.""Gue tidak menyangka akan jatuh cinta kepada Nami. Gue pikir setelah pengkhianatan Malika, aku tidak akan bisa jatuh cinta lagi kepada wanita. Namun pertemuan gue dengan Nami kali ini membuat gue sadar bahwa gue telah jatuh cinta padanya. Jatuh cinta kepada tunangan gue sendiri yang telah meninggalkan gue dua tahun yang lalu."
"Jangan, Kak, Nami menepis tangan James yang ingin masuk ke dalam celana dalamnya."Nami, biarkan aku menyentuhmu.""Jangan, aku mohon.""Aku sudah lama tidak menyentuh perempuan, please…." James menatap Nami dengan tatapan memohon. "Untuk saat ini aku belum bisa, bukankah Kakak pernah bilang tidak akan memaksaku?"James terkesiap, ia lalu meremas rambutnya. "Maafkan aku, Nami."Nami mengangguk."Tapi kalau untuk yang ini, boleh kan?"Nami yang tidak tahu apa maksud perkataan James hanya terkesiap ketika James kembali mencium bibir Nami dengan lahap. Kedua tangan James meremas pantat Nami.Nami menjerit dalam batinnya ia menyukai sentuhan James di tubuhnya. Bahkan tadi saat James mencubit puncak dadanya hampir saja ia mengizinkan James untuk menyentuhnya lebih dalam.Nami membalas ciuman James dan ciuman kali ini lebih panas dari sebelumnya. Karena Nami sudah mulai terbiasa dengan ciuman James yang menuntut. Keduanya saling bertukar saliva dan lidah mereka saling bertaut. Bahkan kin
James tidak menjawab, ia hanya mendesah.Amanda membuka sabuk lalu menurunkan celana James. Posisi James yang sedang duduk di sofa dan Amanda yang bersimpuh di hadapannya. Sudah bersiap memberikan kenikmatan kepada laki-laki pujaannya.James terlena dengan permainan tangan Amanda. Sehingga ia lupa tujuan awalnya ke hotel itu untuk membicarakan hubungannya dengan Amanda. James ingin mengakhirinya karena ia ingin menjalin hubungan serius dengan Nami. Namun saat ini James yang sudah di bawah pengaruh nafsu kelelakiannya yang menginginkan dipuaskan."Aku merindukannya, James." Amanda menjilat bibir bawahnya lalu membuka mulutnya lebar. Ia langsung mengecup puncak kepala kejantanannya James."Shit!" James mengumpat ketika bibir basah Amanda mulai menjilat puncak kejantanannya. Bibir basah itu terasa hangat ketika mengelilingi kejantanannya dari atas ke bawah hingga menyentuh dua bulir buah zakar miliknya."Amanda, jangan mempermainkanku," desis James.Amanda terkekeh lalu mengedipkan mata
Pov Nami Aku tidak menyangka Kak Oliv masih memperlakukanku dengan romantis. Bahkan ia tidak peduli ketika aku sudah hamil besar. Ia sudah paham bagaimana cara memperlakukan ibu hamil ketika bercinta. Aku perhatikan suamiku sangat rajin bertanya tentang seputar kehamilan dan kegiatan seks yang harus dihindari dengan wanita hamil. Ia tidak sungkan bertanya dan berkonsultasi. Aku juga sempat memergokinya sedang mencari artikel yang membahas percintaan dengan wanita hamil dengan segala resikonya. Tentu saja ia tidak lupa mencari tahu bagaimana posisi bercinta dengan ibu hamil agar aman untuk bayinya. "Kak," aku medongakkan wajahku ketika kejantanannya memompa kewanitaanku. Entah kenapa aku selalu bergairah ketika berdekatan dengannya. Mungkin karena efek hormon kehamilanku. Padahal dulu sebelum hamil aku tidak seperti ini. Tidak menginginkan percintaan setiap hari. Dulu Kak Oliv sering merayuku agar aku mau bercinta dengannya. Namun beda ketika aku hamil, tanpa dirayu pun kadang aku me
Pov James Delapan bulan kemudian. Aku menatap istri kecilku yang sedang terlelap dalam dekapanku dengan perutnya yang membuncit. Ia tidur miring menghadap ke arahku dengan perutnya yang diganjal oleh sebuah bantal kecil khusus. Setelah kepulangan kami dari bulan madu, Nami dinyatakan positif hamil. Saat itu aku sangat bahagia karena sesuai dengan harapan kedua orang tuaku yang menginginkan cucu. Nami langsung hamil. Aku yang dari pertama juga menginginkan seorang anak melarang Nami untuk melakukan program KB dan untungnya Nami menyetujuinya sehingga tidak ada penundaan kehamilan setelah pernikahan kami. Dan sekarang Nami sudah hamil tujuh bulan. Namun yang membuat aku heran badannya tidak mengalami perubahan hanya bagian perutnya saja yang membesar. Dengan tubuhnya yang mungil, kadang aku merasa kasihan karena sepasang kaki kecilnya harus menahan beban beberapa kilo yang berada di perutnya. Kami sudah pergi ke dokter melakukan USG untuk mengetahui jenis kelamin anak kami. Karena kami
POV James Aku tersenyum mengingat percintaan panas kami di jet waktu itu. Nami sangat liar, membuat gairahku naik beberapa kali lipat dibanding biasanya. "Kamu serius? Aku masih bertanya di saat Nami telah melepas kaosnya. Tentu aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku pun segera melepas semua pakaianku tanpa terkecuali. Langsung kudekati Nami lalu kupeluk tubuhnya yang hangat. Aku sangat merindukan momen ini. Sejak kami berbaikan, terhitung hanya beberapa kali kami bercinta. Aku haus kehangatan, aku ingin memasuki kewanitaannya yang sempit. Merasakan setiap pijatan lembut di kejantananku. Istri kecilku bagaikan candu untukku. Membuatku melayang dan puas pada saat yang bersamaan. "Kak Oliv," Nami mendesah saat kukecup tengkuknya. Tubuhnya menggeliat setelah mendapat rangsangan dari tanganku. "Kakak sudah memastikan semua kru tidak akan melihat kita?" tanya Nami dengan suara yang sudah terengah. "Tentu Sayang, aku tidak mungkin memperlihatkan percintaan kita kepada orang l
Lima jam sebelumnya. "Hei, kamu kan gadis tadi?" tanya Becky saat melihat Nami keluar dari kamar hotelnya. "Kamu bicara denganku?" Nami pura-pura tidak paham dengan maksud Becky. "Kemarin James memanggilmu Sayang." "Sayang? Apa maksudmu?" Hati Nami yang sedikit membaik berubah kesal dengan kehadiran Becky. "Laki-laki tampan yang bersamamu, ke mana dia?" Nami menghela napasnya, "aku tidak mengenalnya." "Kumohon pertemukan aku dengannya. Aku sangat mencintainya dan aku ingin menikah dengannya." "Dengar Nona aku tidak tahu tentang keberadaannya dan kamu ingin aku membawamu …." Nami terkesiap melihat Becky berlutut di hadapannya. "Tolonglah, aku mohon. Aku tidak bisa melupakannya. Aku mencoba bercinta dengan laki-laki lain tapi itu tidak bisa menghapus kenanganku bersama James. Hanya James yang bisa memuaskanku di ranjang. Perlakuannya sangat manis dan lembut. Sungguh aku tidak bisa melupakannya." Nami langsung emosi mendengar Becky menceritakan percintaan James dengannya. "Nona
"Babe!" James mencari Nami di kamarnya. Istrinya itu memutuskan pisah kamar setelah pertemuan mereka dengan Becky. Apalagi setelah James jujur mengatakan jika pernah bercinta dengan Becky. Nami langsung marah sehingga tidak mau tidur sekamar dengan James. Jangankan bulan madu indah, makan malam saja Nami tidak ingin bersama James. Dan pagi ini Nami sudah menghilang dari kamarnya. "Bodohnya gue, harusnya gue lebih mengawasi keberadaannya." James memang berada di kamar lain. Tapi ia mengawasi keberadaan Nami dari balik pintu. Tadinya ia akan menunggui di depan pintu kamarnya Nami. Namun karena beberapa pengunjung hotel menatapnya curiga, James memutuskan kembali ke kamarnya. Lagipula James takut Becky datang lagi dan membuat Nami semakin marah. "Ke mana dia, ya?" James berjalan mondar-mandir di lobi hotel. "Mungkin dia ke sana, menemui Takeshi." James terkesiap saat mengingat Takeshi. Teman Nami yang berpura-pura menjadi sepupunya dengan tujuan ingin memiliki Nami sebagai kekasih. "T
'Becky?' Alis Nami terangkat, siapa lagi wanita ini? Wanita yang mempunyai bentuk tubuh seperti model artis panas. Tinggi tubuh Becky sebatas telinga James. Rambutnya panjang di atas pinggul yang diwarnai merah. Kulitnya cokelat eksotis dan wajahnya cantik. Buah dada dan pantatnya menonjol sempurna. Jika dibandingkan dengan dirinya, sungguh Nami tidak ada apa-apanya. James langsung menarik tangan Nami untuk masuk ke dalam. Ia ingin menjelaskan identitas Becky agar tidak salah paham "James," Becky memeluk James dari belakang. Tubuh seksi wanita itu menempel dan kedua buah dada montoknya menekan punggung James. Mata Nami melotot, ia kesal karena Becky cuma mengenakan bikini two-piece dan saat ini buah dada montoknya tersingkap separuh. Puncak dada kecoklatan itu menyembul keluar dan Nami bisa melihat jika puncak dada itu sudah menegang, menandakan wanita seksi itu sedang bergairah. James langsung melepas tangan Becky, "maaf saya tidak mengenal Anda. Anda salah orang." "Tidak mungkin
"Lo sedang chat dengan siapa?" tanya James kepada Doni. "Dela, Bos." "Dela? Kalian berpacaran? " "Ck, Bos, saya hanya menganggap Dela sebagai adik kandung saya sendiri. Kami berteman dan bekerja sama selama dua tahun di Surabaya. Walaupun dia kadang menyebalkan, tapi Dela banyak membantu pekerjaan saya." James nenggedikkan bahunya, "gue udah putus dengan Dela. Kalau lo suka, deketin aja. Dela bukan cewek matre." "Ck, saya dan Dela teman biasa. Saya menyukai gadis lain." "Gadis macam apa? Siapa?" "Ups, Anda menjebak saya, Bos." Doni mendengkus. "Hahaha, gue udah anggap lo sebagai saudara kandung gue, Don. Lo bisa cerita ke gue, mungkin gue bisa bantu lo." "Tapi saya belum berhasil mendapatkan hatinya," keluh Doni. "Payah, bawa bunga, ajak dia makan malam. Setelah itu mampir di toko tas branded lalu ajak dia ke hotel untuk bercìnta." "Itu jurus Anda dulu saat menjadi playboy." gerutu Doni. James hanya tergelak saat menggoda Doni. "Harusnya Bos memberitahu saya bagaimana cara
"May," panggil Rico. Saat ini laki-laki itu sedang berada di sebuah rumah sakit swasta di mana Malika yang baru saja melahirkan.Malika memalingkan mukanya saat Rico membawa bayi laki-laki yang baru dilahirkannya. Ia masih belum menerima kenyataan jika hubungannya dengan James telah berakhir. Setelah terbongkarnya kebohongannya di restauran saat itu. Rico memaksa Malika untuk tinggal bersama di apartemennya. Bagaimanapun Rico ingin bertanggung jawab penuh kepada Malika dan bayinya. Walaupun Malika menunjukkan sikap yang menyebalkan. Rico tidak menyerah, ia bertekat akan meluluhkan hati Malika, terlebih ada bayi yang sudah dilahirkan oleh gadis itu. Darah daging yang diharapkan Rico bisa menjadi jembatan bersatunya hubungan antara dirinya dan Malika."Bawa dia pergi." Malika enggan melihat bayi yang baru saja dilahirkannya.Mendengar kata-kata ketus Malika, dokter dan suster saling berpandangan. Mereka heran karena baru pertama kali ini mereka mendengar seorang ibu yang tidak mau menima
James terkesiap mendengar penuturan Nami. Jadi yang menyebabkan Nami melarikan diri di hari pernikahan mereka karena Malika mengirimkan video percintaan mereka. 'Sial,' umpat James dalam hati. James mengetatkan rahangnya, tidak menyangka jika Malika akan begitu licik menggagalkan pernikahannya dengan merekam kegiatan panas mereka. 'Oh, malam di mana gue mabuk itu dia sengaja merekamnya lalu mengirimkannya kepada Nami.' James sangat menyesal karena telah berpikiran buruk kepada Nami selama dua tahun ini. Ternyata dirinya sendiri yang menyebabkan Nami patah hati lalu meninggalkan Jakarta hingga kecelakaan dan amnesia. Beruntung Nami selamat dan belum bisa dimanipulasi oleh Takeshi. Jika tidak, James akan menghukum dirinya sendiri karena kecerobohannya. Namun karena peristiwa itu James patut bersyukur karena hilang ingatan, Nami gampang didekati oleh James. Dan niatnya balas dendam urung dilaksanskan karena tanpa sadar James jatuh cinta kepada Nami. "Hei, dengar. Kakak sudah jujur pada