Share

7. Worst Lunch

Penulis: Tazanie
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-17 08:19:50

“Kamu ngapain bawa aku ke tempat beginian?“ mereka kini berada di sebuah restoran mewah, ya beda kelas sih dengan restoran yang biasa dia kunjungi, nggak berbintang-bintang begini. Emang payah yak punya suami crazy rich, padahal cuma lunch doang harus ruang vip.

“Waiters, tolong menunya.“ Pria ini sama sekali tak menggubrisnya, malah dengan enteng memanggil pelayan. Dia bukan patung kali!

Seorang pelayan wanita datang, lalu memberikan buku menu kepada mereka, Yura yang tak terlalu mengerti makanan apa yang tersedia di sini, namanya aneh-aneh banget, dia kan biasa makan di pinggir jalan. Lha di sini menunya, pesto chicken baked, thai red curry shrimp, Lobster mac and cheese. Astaga, menunya membuat Yura puyeng sendiri, apa tidak ada menu lain gitu, bakso kek, minimal siomay, atau nasi goreng pada umumnya.

“Mbak, saya pesan Seared tuna with avocado salsa, dan … kamu pesan apa?“ ujar Raga. Dia melirik ke arah Yura yang tampak bingung melihat buku menu tersebut.

“Yura, kamu mau pesan apa?“ ini Raga sengaja ingin buat dia malu ya, rasa mau pecah melihat menu di hadapannya.

“Aku nggak tahu!“ ketus wanita ini menyodorkan menu, mau lihat berulang kali juga tetap tidak akan membuatnya tahu makanan apa di sana, Yura kan tidak terlalu mahir bahasa inggris, beda dengan Raga yang selalu bolak-balik luar negeri, otomatis paham dong.

“Ya udah biar aku yang pesankan ya,” ucap Raga kembali melihat buku menu makanan yang kira-kira disukai Yura. Seharusnya dia nggak perlu mengajak istrinya lunch di tempat, bukan Yura happy, malah semakin kesal, tadinya pria ini hanya ingin buat Yura terkesan. Argh, terkesan kagak, pasang muka kecut iya.

Yura menghempaskan napasnya kasar, dia berharap cepat berakhir kehidupan bersama pria laknut satu ini. Lama-lama berada di tempat ini membuat Yura muak, sungguh dia merasa tak nyaman.

Setelah pelayan itu pergi meninggalkan mereka, Raga beralih menatap Yura, di sela-sela kesibukannya, dia menyempatkan diri untuk makan siang bersama wanita ini.

“Kamu nggak suka ya makan di sini?“ alah, pakai acara tanya lagi, sudah jelas sekali dari mimik mukanya sangat tak bersahabat.

“Aku lebih baik makan di pinggir jalan, kamu itu kalau mau ngajak makan diskusi sama aku, tanya kek mau makan di mana, jangan inisiatif sendiri,” omel Yura sebal, ah, paling tidak kan bisa makan di restoran biasa saja, nggak usah lah mewah-mewah banget, penting itu bisa isi perut, dah kelar, beres.

“Maaf, niat aku kan baik.“ Benaran lho niat Raga cuma pengen bikin Yura senang, eh, malah jadi apes. Ini sih namanya usaha sia-sia.

“Baik apanya, kamu itu dari dulu tahu, kan aku tuh nggak suka tempat beginian,” ucap Yura sarkas, bisa nggak sih laki-laki super duper menyebalkan enyah dari dunia, hidup dia jadi enggak bisa tenang sejak ada Raga dalam hidupnya.

Raga malah tersenyum sambil menatap wanita ini tak berhenti mengomelinya. Ternyata dari dulu nggak ada yang berubah dari Yura, dia masih Yura yang sama, sederhana, pokoknya nggak pernah tergoda dengan harta, anak dan bapak beda jauh.

“Eh, Raga!“ Yura melempari Raga dengan kotak tissue ada di depannya. Buset, untung melesat, kalau sampai mengenai dahinya, 1 jadi apa tuh kepala.

“Astaga, kamu itu apa-apaan sih,” protes pria ini. Syukur ruang vip, kalau bukan asli malu, heboh sendiri, adanya dikira orang kaya baru.

“Aku kan dari tadi ngomong, kamu malah senyam-senyum, ada yang lucu, kamu pikir, aku ini pelawak gitu.“ Hadeh, perasaan dia salah terus deh dari tadi, kayaknya sulit banget sekarang meluluhkan hati Yura.

Raga menenggelamkan wajah di atas nakas, sebaiknya dia diam, daripada salah lagi, rata-rata perempuan kalau soal menyerocos susah berhentinya.

Tak lama kemudian pesanan mereka pun datang. Yura membuka lebar mulutnya heran, ini sih Raga pesan makanan untuk berapa orang sampai membludak gini. Adohai, nasib banget punya suami kaya, hobby habis-habisin duit.

“Ayo makan.“ Pria ini ternyata memesankan Yura steak, bahkan dia tahu Yura nggak suka ribet, ia pun berinisiatif memotongkan steak milik Yura.

“Kamu ada maunya ya.“ Heran deh baik salah, jahat apa lagi. Perasaan yang dia lakukan salah terus, yak. Ya, gimana nggak salah, Yura kan suudzon melulu kerjaannya.

“Yura, lebih baik kamu makan, biar cepat selesai, kamu mau kembali kerja, kan.“ Yura menepuk jidatnya sendiri, kenapa dia jadi lupa soal itu. Astaga, Yura.

*

Patah hati itu memang sulit untuk menyembuhkannya, sekuat apapun menghadapinya, tetap aja benci itu ada. Seperti Yura saat ini, bertahun-tahun Yura hidup memendam rasa sakitnya sendiri, saat mulai sembuh, pria itu malah datang layak racun yang siap membasminya.

“Sekarang aku udah selesai, ayo pergi dari sini.“ Yura bangkit dari duduknya, dia melirik jam tangan di pergelangannya. O my god, harusnya sekarang dia udah ada di tempat dia bekerja, dia bisa kena tegur nih, ulah Raga membawanya sejauh ini membuatnya telat, lha, dia sih enak bos, mau balik ke kantor jam berapa saja bebas.

“Tunggu, aku ada sesuatu buat kamu.“ Raga kan udah siapkan sedikit kejutan untuk wanita ini, namanya juga usaha ya, biar makan siang mereka jadi berkesan.

“Apa lagi sih, Ga? Aku udah telat nih.“ Pria ini nggak ada habis-habis mengusik hidupnya, nggak bosan gitu. Kenapa dari sekian banyak wanita, Raga harus memilih dia untuk dinikahi? Kan banyak yang lebih cantik, dia mah apa atuh.

“Makanya tunggu sebentar.“ Raga melambaikan tangan ke pelayan seolah memnberikan kode.

Raga itu kenyataan memang romantis, siang bolong gini aja masih bisa menyempatkan diri untuk memberikan bunga dan kalung berlian yang berkilau. Ya Tuhan, baru kali ini ada laki-laki yang memberikannya berlian. Dulu waktu mereka pacaran mainannya bunga, boneka, coklat, paling mahal mungkin dress yang sering Raga belikan setiap berkencan, Raga kan orang kaya jadi dress doang bisa berjuta-juta.

“Aku udah pesan ini, jauh hari sebelum kita menikah.“ Pria ini memasangkan kalung itu ke leher mulus Yura, dia nggak salah pilih Yura memang pantas mengenakannya.

Argh, kenapa sih lagi dan lagi Raga membuat jantungnya berada di posisi tak aman, semua wanita juga mau menggantikan posisinya saat ini. 'Jangan terpengaruh Yura, lo bisa lewati ini.' Yura membatin.

“Kamu mau aku ucapkan terima kasih atau gimana?“ Yura menghela napas panjang, dia harus kelihatan tenang depan pria ini, jangan sampai tahu jika dia gugup, bisa gede tuh kepala.

“Cukup cinta sama aku aja,” ucap Raga sambil merengkuh pinggang wanita itu melekat ke tubuhnya. Ish, sih Raga bisa aja bikin Yura semakin gugup.

“Cinta … cinta, makan tuh cinta.“ Yura mendorong pria ini sebal, lalu memukuli kepalanya dengan bunga yang Raga berikan. “Buruan deh aku udah telat nih.“ Yura berjalan keluar lebih dulu, semakin lama berhadapan Raga, lama-lama dia yang kayak es balok bisa mencair.

Bab terkait

  • Fate Brings The Past   8. Anak Raga

    “Pokoknya lo harus jelaskan ke gue!“ Melisa langsung menekan Yura saat wanita ini baru membanting tubuhnya di sofa.Belum juga Yura dapat menghelakan napas lega, udah begini aja sih Melisa, biarkan dulu kek dia istirahat sejenak. “Apaan sih lo, Mel? Lo itu posesif udah kayak pacar.“ Lha, Yura rada-rada, masa pacaran dengan Melisa, ntar nggak ada lawan mainnya pula.“Yura, lo harus jelaskan sama gua, gimana ceritanya Raga ke sini temui lo, dan parahnya lo mau pergi sama dia.“ Melisa dari tadi masih enggak habis pikir dengan Yura yang mau aja pergi sama Raga, bukannya dia benci sama tuh orang. Lha, kok bisa sekarang mereka sama-sama, ini sih judulnya masa lalu belum kelar, eh, tapi kan Raga udah ada istri.“Astaga, lo kepo banget sih, bentar dulu kek, gua capek nih.“ Masa dia harus bilang cerita udah nikah sama Raga, padahal kan dia amit-amit tuh dekat sama Raga lagi. Lha, sekarang kayak menunggu duda laki-laki itu.“Lo cerita buruan, lo jangan permainkan pak Dafa, dia masih ngarep lo.“

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-27
  • Fate Brings The Past   9. Masakan Yura

    Yura baru saja selesai, karena belum ada asisten rumah tangga dia kerja sendiri, dia harus menata semua makanan di atas meja makan. Meskipun lelah habis bekerja seharian, dia masih mampu lho untuk mengurus suami dan anak sambungnya ini, dia lakukan ini juga karena kasian dengan Tian, kalau sama Raga sih bodo amat lah.“Butuh bantuan?“ tawar Raga baru selesai mandi, dia tersenyum sambil menaiki alisnya berulang kali.“Kamu ngapain lihat aku gitu?“ Yura sudah langsung negatif thinking, parahnya pria ini langsung menyeret Yura ke kamar tamu.Gara-gara dapat mendapat kiriman dari temannya dari luar negeri, junior Raga menegang, daripada main solo sendiri, lebih baik berdua Yura, untung dia pintar menyuruh Tian bermain game di kamarnya, tentu bocah itu asik dunianya sendiri, namanya juga bocah.“Raga, lepaskan!“ Yura terus menahan tubuhnya melarikan diri, tapi pria ini sudah panas dingin ingin meminta haknya, ah tidak bisa kah dia menunggu saat Tian tertidur, kalau gini kan Yura was-was.“

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-27
  • Fate Brings The Past   10. Lagi

    21+Yura pernah merasakan patah hati sesungguh. Di mana dia harus kehilangan seseorang berarti dalam hidupnya. Bertahun-tahun Yura mencoba lari dari kenyataan jika Raga bukan miliknya lagi. Sampai dia berada dalam titik kesadaran, jika di hidup ini, tidak semua berjalan mulus. Begitu pula dengan cinta, tapi saat dia sadar akan semua itu, pria ini justru kembali dengan senjuta kenangan yang masih tergores.Yura mengganti sprei kamarnya, mau tak mau dia sekarang harus berbagi ranjang dengan Raga. Yura menghela napas melihat sosok Raga yang keluar kamar mandi mengenakan piyama siap untuk tidur. Semoga saja tidak mengajak beradu, pria ini kan kang paksa."Tian, udah tidur? Dia berani tidur sendiri?" kebetulan kamar Tian bersebelahan dengan mereka. Dulunya kamar ini memang miliknya dan Alfira, Raga sengaja bikin kamar anaknya bersebelah, karena jika ada apa-apa dia bisa langsung dengar."Sepertinya sudah. Sekarang giliran kita yang tidur," ucap Raga melompat ke ranjang, maksud hati mau m

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-27
  • Fate Brings The Past   11. Menjaga Tian

    Yura pagi-pagi sekali sudah menyiapkan segalanya, dari sarapan, pakaian Raga, serta baju untuk Tian sekolah, udah beneran kayak emak-emak rumah tangga zaman sekarang. Ah, lelah bestie.Dia sudah menyiapkan semua orang, tapi dirinya sendiri belum, sungguh membuatnya repot."Ra, kamu nggak sarapan?" Yura di atas meja makan bukan sarapan, dia malah make up. Lagian yang membuat Raga kesal untung apa secantik ini, dia mendekati Dafa sampai harus secantik itu. Ganjen!"Nggak ah, aku udah telat nih. Aku harus buru-buru. Aku pergi biar pakai taxi online aja, ya." Raga membulatkan netranya, tidak akan dia membiarkan itu terjadi. Lagi pula jarak tempat Yura bekerja dan Tian sekolah itu tidak terlalu jauh, kan."Biar aku yang mengantar kamu, lagian aku dan Tian udah mau selesai kok sarapannya." Raga tampak buru-buru agar dapat mengantar Yura kerja, dia tak akan membiarkan mata Dafa menatap kecantikkan istrinya. Cemburu itu wajar, kan, apalagi istrinya secantik Yura, susah beuh, udah kayak jaga a

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-27
  • Fate Brings The Past   1. Lamaran Mantan

    Menikah dengan pria yang dicintai adalah impian semua wanita, sayang sekali tidak dengan Yura yang sudah berusia tiga puluh tahun.Disaat teman sebayanya sudah menggendong anak, dia justru masih belum juga menikah. Bahkan adiknya sendiri sudah punya dua orang anak. "Kamu!" Yura terjenggit melihat sosok pria yang dia benci. Geram sekali rasanya dia ingin mencakar wajah tampan di hadapannya. Jadi, dia harus menikah dengan duda, ternyata laki-laki pernah dia cintai dulu. Apalagi pria merenggut aset penting dalam hidupnya.Siapa bilang dia tidak laku? Dia hanya tak mau calon suaminya rugi-rugi amat menikahinya."Yura! Dia calon suami kamu, jaga bicara kamu," bentak Hendra Hazmi, ayah dari Yura. Laki-laki paruh baya ini, menangkap sosok Yura siap menerkam Raga. Bagaimana tak mau menerkam? Muka Raga selalu tergiang-giang selama ini, bahkan dengan semua kesalahan sih brensek ini. Raga Purwatja Darwasa, seorang duda kaya yang perusahaannya ada di mana-mana, mau dari kecil atau besar. Dia d

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03
  • Fate Brings The Past   2. Bajingan Mesum

    Tidak ada yang seorang wanita ingin menikah dengan duda, apalagi pria itu mantan kekasihnya dulu. Tidak, ini seperti mimpi buruk dalam kehidupan Yura. Di jaman modern seperti sekarang, masih gitu dijodoh-jodohkan, duda pula. Namun Yura bisa apa coba, suka tidak suka dia harus menikah dengan Raga, laki-laki yang telah membuat kehancuran dalam hidupnya. Dari merenggut asetnya, untungnya dia tidak pernah sampai hamil, walau dulu masih polos, dia sering baca-baca novel yang ada ena-ena, sekalian praktek gaya baru setiap bertemu Raga. Astaga, gara-gara Raga kepolosannya pun punah.Kini Yura sudah berada di masjid tak jauh dari rumahnya. Dia duduk samping pria yang tengah mengucap ijab kabul, atas persyaratan dirinya, pernikahan mereka digelar sederhana tanpa pesta.Yura tak mau ada teman kampus, atau teman Raga mengenalnya sebagai istri Raga. Malu dong, sudah putus. Eh, tahunya nikah, nanti disangka Yura benaran menunggu duda Raga. Ih bisa besar kepala sih Raga-Raga ini. "Bagaimana saks

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03
  • Fate Brings The Past   3. Flashback

    Yura menangis tersedu-sedu saat mengetahui kekasihnya menikah dengan wanita lain, apalagi wanita yang dinikahi Raga sahabatnya sendiri. Sakitnya bertubi-tubi, ibarat kata temanmu bisa jadi selimutmu yang siap menusuk kapan saja. Dan benar, itu yang terjadi kepada Yura. Di kampus semua mahasiswa maupun mahasiswinya tengah heboh membicarakan masalah Raga yang sudah menikah. Maklum, Raga termasuk kategori laki-laki paling beken di kampusnya, karena dia ganteng, tajir, apalagi dia anak dari crazy rich di kota itu. Namun sayang, dia playboy, banyak wanita yang termakan gombalan mautnya, termasuk Yura. Akan tetapi Yura dan Raga sudah pacaran sejak mereka jaman sekolah dulu, hingga kuliah mereka masih pacaran. Hubungan mereka, udah kayak kredit motor, malah lebih dari tiga tahun. "Ra, aku minta maaf." Yura menatap Raga tajam, bisa-bisanya Raga sudah menikah dengan sahabatnya sendiri. Lebih-lebih lagi dia tahu setelah mereka sudah menikah. Emang dasar bejat! Fix sih, nih. Yura jaga jodoh o

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03
  • Fate Brings The Past   4. Bukan Suami Tengkulak

    Yura terbaring di ranjang, ia menutupi tubuhnya dengan selimut. Tatapan wanita ini tampak mengerikan, seperti macan buas kelaparan, tinggal mencari mangsa yang siap ia terkam. "Aku harap tidak akan pernah hamil anak dari laki-laki bajingan seperti kamu," cecar Yura. Sepertinya wanita ini tak ada puas-puas memancing emosi Raga. Padahal laki-laki itu sedang bekerja serius, dia mengecek beberapa email masuk dari kantor."Kamu itu istri aku, Yura. Sudah sewajarnya jika kamu hamil anak aku." Yura malah tertawa miris mendengar kata-kata dari Raga. Lah, pria ini kan udah punya anak, untuk apa hamil lagi, kagak ada gunanya lahiran anak biadap satu ini. "Apa tak ada wanita lain yang bisa kamu nikahi, selain aku? Atau stok dayang-dayang kamu sudah habis, sehingga harus nikah dengan mantan kamu sendiri," ujar Yura dengan memberikan tatapan iblisnya kepada Raga. Masa sih buaya ini kehabisan stok, nggak mungkin banget. Apalagi buaya modelan Raga gini, tidak akan kehabisan stok selingkuhan."Haru

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03

Bab terbaru

  • Fate Brings The Past   11. Menjaga Tian

    Yura pagi-pagi sekali sudah menyiapkan segalanya, dari sarapan, pakaian Raga, serta baju untuk Tian sekolah, udah beneran kayak emak-emak rumah tangga zaman sekarang. Ah, lelah bestie.Dia sudah menyiapkan semua orang, tapi dirinya sendiri belum, sungguh membuatnya repot."Ra, kamu nggak sarapan?" Yura di atas meja makan bukan sarapan, dia malah make up. Lagian yang membuat Raga kesal untung apa secantik ini, dia mendekati Dafa sampai harus secantik itu. Ganjen!"Nggak ah, aku udah telat nih. Aku harus buru-buru. Aku pergi biar pakai taxi online aja, ya." Raga membulatkan netranya, tidak akan dia membiarkan itu terjadi. Lagi pula jarak tempat Yura bekerja dan Tian sekolah itu tidak terlalu jauh, kan."Biar aku yang mengantar kamu, lagian aku dan Tian udah mau selesai kok sarapannya." Raga tampak buru-buru agar dapat mengantar Yura kerja, dia tak akan membiarkan mata Dafa menatap kecantikkan istrinya. Cemburu itu wajar, kan, apalagi istrinya secantik Yura, susah beuh, udah kayak jaga a

  • Fate Brings The Past   10. Lagi

    21+Yura pernah merasakan patah hati sesungguh. Di mana dia harus kehilangan seseorang berarti dalam hidupnya. Bertahun-tahun Yura mencoba lari dari kenyataan jika Raga bukan miliknya lagi. Sampai dia berada dalam titik kesadaran, jika di hidup ini, tidak semua berjalan mulus. Begitu pula dengan cinta, tapi saat dia sadar akan semua itu, pria ini justru kembali dengan senjuta kenangan yang masih tergores.Yura mengganti sprei kamarnya, mau tak mau dia sekarang harus berbagi ranjang dengan Raga. Yura menghela napas melihat sosok Raga yang keluar kamar mandi mengenakan piyama siap untuk tidur. Semoga saja tidak mengajak beradu, pria ini kan kang paksa."Tian, udah tidur? Dia berani tidur sendiri?" kebetulan kamar Tian bersebelahan dengan mereka. Dulunya kamar ini memang miliknya dan Alfira, Raga sengaja bikin kamar anaknya bersebelah, karena jika ada apa-apa dia bisa langsung dengar."Sepertinya sudah. Sekarang giliran kita yang tidur," ucap Raga melompat ke ranjang, maksud hati mau m

  • Fate Brings The Past   9. Masakan Yura

    Yura baru saja selesai, karena belum ada asisten rumah tangga dia kerja sendiri, dia harus menata semua makanan di atas meja makan. Meskipun lelah habis bekerja seharian, dia masih mampu lho untuk mengurus suami dan anak sambungnya ini, dia lakukan ini juga karena kasian dengan Tian, kalau sama Raga sih bodo amat lah.“Butuh bantuan?“ tawar Raga baru selesai mandi, dia tersenyum sambil menaiki alisnya berulang kali.“Kamu ngapain lihat aku gitu?“ Yura sudah langsung negatif thinking, parahnya pria ini langsung menyeret Yura ke kamar tamu.Gara-gara dapat mendapat kiriman dari temannya dari luar negeri, junior Raga menegang, daripada main solo sendiri, lebih baik berdua Yura, untung dia pintar menyuruh Tian bermain game di kamarnya, tentu bocah itu asik dunianya sendiri, namanya juga bocah.“Raga, lepaskan!“ Yura terus menahan tubuhnya melarikan diri, tapi pria ini sudah panas dingin ingin meminta haknya, ah tidak bisa kah dia menunggu saat Tian tertidur, kalau gini kan Yura was-was.“

  • Fate Brings The Past   8. Anak Raga

    “Pokoknya lo harus jelaskan ke gue!“ Melisa langsung menekan Yura saat wanita ini baru membanting tubuhnya di sofa.Belum juga Yura dapat menghelakan napas lega, udah begini aja sih Melisa, biarkan dulu kek dia istirahat sejenak. “Apaan sih lo, Mel? Lo itu posesif udah kayak pacar.“ Lha, Yura rada-rada, masa pacaran dengan Melisa, ntar nggak ada lawan mainnya pula.“Yura, lo harus jelaskan sama gua, gimana ceritanya Raga ke sini temui lo, dan parahnya lo mau pergi sama dia.“ Melisa dari tadi masih enggak habis pikir dengan Yura yang mau aja pergi sama Raga, bukannya dia benci sama tuh orang. Lha, kok bisa sekarang mereka sama-sama, ini sih judulnya masa lalu belum kelar, eh, tapi kan Raga udah ada istri.“Astaga, lo kepo banget sih, bentar dulu kek, gua capek nih.“ Masa dia harus bilang cerita udah nikah sama Raga, padahal kan dia amit-amit tuh dekat sama Raga lagi. Lha, sekarang kayak menunggu duda laki-laki itu.“Lo cerita buruan, lo jangan permainkan pak Dafa, dia masih ngarep lo.“

  • Fate Brings The Past   7. Worst Lunch

    “Kamu ngapain bawa aku ke tempat beginian?“ mereka kini berada di sebuah restoran mewah, ya beda kelas sih dengan restoran yang biasa dia kunjungi, nggak berbintang-bintang begini. Emang payah yak punya suami crazy rich, padahal cuma lunch doang harus ruang vip. “Waiters, tolong menunya.“ Pria ini sama sekali tak menggubrisnya, malah dengan enteng memanggil pelayan. Dia bukan patung kali!Seorang pelayan wanita datang, lalu memberikan buku menu kepada mereka, Yura yang tak terlalu mengerti makanan apa yang tersedia di sini, namanya aneh-aneh banget, dia kan biasa makan di pinggir jalan. Lha di sini menunya, pesto chicken baked, thai red curry shrimp, Lobster mac and cheese. Astaga, menunya membuat Yura puyeng sendiri, apa tidak ada menu lain gitu, bakso kek, minimal siomay, atau nasi goreng pada umumnya.“Mbak, saya pesan Seared tuna with avocado salsa, dan … kamu pesan apa?“ ujar Raga. Dia melirik ke arah Yura yang tampak bingung melihat buku menu tersebut.“Yura, kamu mau pesan apa?

  • Fate Brings The Past   6. pekerjaan Yura

    Sudah hampir jam makan siang, tapi Yura masih saja mengurus laporan penjualan bulan ini. Masalahnya pemilik toko besar tempat ia bekerja akan datang, dan tentunya akan menanyakan soal penjualan bulan ini. "Ra, lo nggak makan siang?" tanya Melisa yang masuk ke ruangan tak terlalu besar, kebetulan Melisa ini sahabat baik Yura sejak zaman mereka masih sekolah."Lo duluan aja, gua masih banyak kerjaan," ujar Yura masih menatap laptop, untung jaman semakin canggih, laporan toko besar seperti tidak perlu tulis tangan lagi, apalagi sejenis supermarket banyak pengunjungnya, tak kalah dari mall."Malas ah, gua makan sendiri." Udah jomblo, masa makan sendiri juga. Sebenarnya sih Melisa sudah menikah beberapa tahun yang lalu, cuma gitu cerai kdrt, memang nasib orang beda-beda sih. Lha, hidup memang gak usah ikutkan kata hati, karena hati dan takdir berbeda."Dasar lo ah! Ya, udah nungguin." Yura sama sekali tak menceritakan tentang pernikahannya ke Melisa, jika dia tahu sudah pasti kaget."Ra,

  • Fate Brings The Past   5. Hitam Atas Putih

    Masa lalu harusnya tak perlu diingat, tapi bagaimana jika masa lalu itu selalu mengusik. Yura pernah merasa hancur di mana Raga harus menikahi sahabatnya sendiri.Dan sekarang pria itu kini telah menjadi suaminya. Apa semudah itu memaafkan setelah pernah mematahkan. Tidak kan!"Hitam di atas putih. Kamu harus tanda tangan surat ini." Baru juga membuka mata, Raga sudah mendapatkan wanita ini menunjukan secarik kertas, untuk menggosok gigi saja belum sempat."Kita kan udah sepakat semalam, perlu tanda tangan juga?" Yura mengangguk antusias, tentu saja perlu. Dengan susah payah pagi-pagi ia menyiapkan semua ini, sampai-sampai keliling mencari materai."Tapi aku mandi dulu." Raga malas melihat kertas tersebut. Bertahun-tahun Raga menanti bisa menikahi Yura, tapi sekarang wanita itu membuat tantangan. Ah, sampai sekarang juga ia belum bisa mengenalkan wanita ini dengan kedua orang tuanya. Nah, sekarang istrinya ini malah menambah beban dalam hidupnya. "Enggak boleh!" Yura duduk menunggu

  • Fate Brings The Past   4. Bukan Suami Tengkulak

    Yura terbaring di ranjang, ia menutupi tubuhnya dengan selimut. Tatapan wanita ini tampak mengerikan, seperti macan buas kelaparan, tinggal mencari mangsa yang siap ia terkam. "Aku harap tidak akan pernah hamil anak dari laki-laki bajingan seperti kamu," cecar Yura. Sepertinya wanita ini tak ada puas-puas memancing emosi Raga. Padahal laki-laki itu sedang bekerja serius, dia mengecek beberapa email masuk dari kantor."Kamu itu istri aku, Yura. Sudah sewajarnya jika kamu hamil anak aku." Yura malah tertawa miris mendengar kata-kata dari Raga. Lah, pria ini kan udah punya anak, untuk apa hamil lagi, kagak ada gunanya lahiran anak biadap satu ini. "Apa tak ada wanita lain yang bisa kamu nikahi, selain aku? Atau stok dayang-dayang kamu sudah habis, sehingga harus nikah dengan mantan kamu sendiri," ujar Yura dengan memberikan tatapan iblisnya kepada Raga. Masa sih buaya ini kehabisan stok, nggak mungkin banget. Apalagi buaya modelan Raga gini, tidak akan kehabisan stok selingkuhan."Haru

  • Fate Brings The Past   3. Flashback

    Yura menangis tersedu-sedu saat mengetahui kekasihnya menikah dengan wanita lain, apalagi wanita yang dinikahi Raga sahabatnya sendiri. Sakitnya bertubi-tubi, ibarat kata temanmu bisa jadi selimutmu yang siap menusuk kapan saja. Dan benar, itu yang terjadi kepada Yura. Di kampus semua mahasiswa maupun mahasiswinya tengah heboh membicarakan masalah Raga yang sudah menikah. Maklum, Raga termasuk kategori laki-laki paling beken di kampusnya, karena dia ganteng, tajir, apalagi dia anak dari crazy rich di kota itu. Namun sayang, dia playboy, banyak wanita yang termakan gombalan mautnya, termasuk Yura. Akan tetapi Yura dan Raga sudah pacaran sejak mereka jaman sekolah dulu, hingga kuliah mereka masih pacaran. Hubungan mereka, udah kayak kredit motor, malah lebih dari tiga tahun. "Ra, aku minta maaf." Yura menatap Raga tajam, bisa-bisanya Raga sudah menikah dengan sahabatnya sendiri. Lebih-lebih lagi dia tahu setelah mereka sudah menikah. Emang dasar bejat! Fix sih, nih. Yura jaga jodoh o

DMCA.com Protection Status