Home / Pernikahan / Fate Brings The Past / 1. Lamaran Mantan

Share

Fate Brings The Past
Fate Brings The Past
Author: Tazanie

1. Lamaran Mantan

Author: Tazanie
last update Last Updated: 2022-06-03 22:41:07

Menikah dengan pria yang dicintai adalah impian semua wanita, sayang sekali tidak dengan Yura yang sudah berusia tiga puluh tahun.

Disaat teman sebayanya sudah menggendong anak, dia justru masih belum juga menikah. Bahkan adiknya sendiri sudah punya dua orang anak.

"Kamu!" Yura terjenggit melihat sosok pria yang dia benci. Geram sekali rasanya dia ingin mencakar wajah tampan di hadapannya. Jadi, dia harus menikah dengan duda, ternyata laki-laki pernah dia cintai dulu. Apalagi pria merenggut aset penting dalam hidupnya.

Siapa bilang dia tidak laku? Dia hanya tak mau calon suaminya rugi-rugi amat menikahinya.

"Yura! Dia calon suami kamu, jaga bicara kamu," bentak Hendra Hazmi, ayah dari Yura. Laki-laki paruh baya ini, menangkap sosok Yura siap menerkam Raga.

Bagaimana tak mau menerkam? Muka Raga selalu tergiang-giang selama ini, bahkan dengan semua kesalahan sih brensek ini.

Raga Purwatja Darwasa, seorang duda kaya yang perusahaannya ada di mana-mana, mau dari kecil atau besar. Dia datang baik-baik untuk menikahi Yura, masalah ditolak atau enggak, itu akan jadi urusan nanti. Paling tidak, usaha dulu.

"Enggak papa, Om. Aku nggak suka basa-basi. Aku mau pernikahan aku dan Yura diadakan minggu depan," pinta Raga tak mau tahu. Padahal Yura sendiri belum menjawab iya atau tidak. Dia yakin Yura tak mungkin menolaknya. Wah, kepedean sekali laki-laki ini.

What?

Memangnya siapa dia?

Menentukan hari pernikahan seenak jidatnya, harusnya bertanya dulu dengan Yura. Jawab iya juga belum. Manusia seperti apa dia, enggak punya akhlaknya! Bunuh orang dosa sih, kalau enggak sudah dia cincang-cincang seperti daging kambing akikahan.

"Kamu cari masalah sama aku? Pernikahan itu dijalankan berdua, bukan sendiri. Kalau kamu yang menentukan, nikah sendiri sana!" decak Yura ketika sudah duduk di sofa samping adik dan kakaknya.

"Aku enggak butuh persetujuan kamu! Aku udah berikan semua mas kawin dan maharnya." Gercep! Daripada Yura dapat lamaran dari laki-laki lain lagi, lebih baik langsung nikah. Enggak perlu pendekatan lagi, mereka kan saling kenal. Apalagi masa lalu mereka penuh kenangan dramatis, beh.

Yealah, kayak Yura mau terima aja. Yakin tuh jadi nikah?

Yura terperangah, emosinya ingin meledak. Mentang-mentang orang kaya, dia bisa melakukan semua dengan uang. Di dunia ini enggak semua pakai uang. Dasar duda sombong!

"Jadi kamu ngerasa ada hak atas aku. Hello Tuan Raga terhormat, aku bukan--- hmmppt."

Belum sempat melanjutkan kalimatnya, mulutnya malah didekap oleh Aira, adiknya. Tak mau Raga kabur, Aira membungkam mulut Yura. Umur sudah semakin tua, bukannya bersyukur ada yang melamar. "Maaf ya, Mas Raga. Kak Yura tadi cuma bercanda. Pokoknya Mas Raga dan Kak Yura pasti jadi nikah," sambar Aira.

Aira kesal sih, habis Yura udah tua gini hanya bisa menyusahkan, kerja cuma jadi guru, gaji pas-pasan enggak bisa bantu apapun, syukur bisa cukup untuk hidupnya sendiri.

"Sudah berani kurang ajar lo! Gue ini kakak lo, ngapain lo ngurus hidup gue, hah?" Yura merutuki adiknya, tak terima dia harus nikah dengan duda kaya satu ini. Terserah deh dudanya siapa, asalkan bukan sih sombong ini. Masa ujung-ujung nikah sama mantan juga, Ogah ah.

Raga memicingkan bola matanya, dia tak pernah menyangka Yura sebenci itu dengannya. Hal yang wajar, jika wanita ini membencinya, dia yang sudah buat api di hati Yura. "Yura, bisa kita bicara berdua saja." Dia menarik pergelangan tangan Yura pergi menjauh dari keluarga Yura.

Sial sungguh sial, harus berurusan dengan laki-laki ini. Dia menepis tangannya dari Raga, haram bagi laki-laki seperti Raga menyentuhnya, walau ujung kuku sekali pun.

"Menjauh! Jangan coba mendekat! Kamu itu seperti kuman dalam hidupku," cerca Yura. Dia tak peduli mau Raga ganteng atau kaya seperti apapun, dia tidak sudi menjadikan suaminya. Apa tidak ada laki-laki lain, selain Raga yang harus dia nikahi. Raga sih enak, dapat yang segelan, eits apa iya masih segelan. Nah, dia dapat yang bekas, ada buntutnya pula. Rugi banyak banget, melebihi dosis.

"Kamu boleh benci sama aku, tapi ingat aku udah buat kesepakatan dengan ayah kamu. Aku bisa buat ayah kamu masuk penjara." Enak ya jadi orang kaya, bisa mengancam orang sesuka hati, apalagi dengan mereka yang lemah. Boro-boro mau bebasin ayahnya dari penjara, untuk makan sehari-hari kadang juga masih nebeng Aira.

Untung Raga cerdik, sebelum melamar Yura, dia memberikan sejumlah uang dan villa sebagai hadiah untuk Hendra. Dia tahu ayah dari Yura sangat mencintai uang daripada putrinya sendiri.

Yura menghempaskan napas panjang. Memang ya kalau sudah berurusan dengan orang kaya, Yura pasti kalah. Semua bisa dibeli dengan uang, uang dan uang. Apa sekarang dia punya pilihan lain? Ah tidak, kan!

"Yura, sekarang tergantung kamu. Mau ayah kamu di penjara atau nikah sama aku," ucap pria ini lagi. Dia menyematkan senyum liciknya.

Yura mengepalkan kedua tangannya, menyimpan semua amarahnya. Dia terdiam sesaat, lalu netranya membidik sinis Raga. "Kamu akan menyesal nikah sama aku," ucap Yura. Kemudian dia berlalu pergi begitu saja.

Puas!

Ah tentu saja Raga puas. Dia berpikir, nanti juga Yura akan luluh dengannya. Logisnya, kebanyakan perempuan lebih suka duit, tapi beda dengan Yura yang tulus, itu salah satu alasan dia menjadikan Yura istrinya.

"Tidak ada kata penyesalan dalam kehidupan aku." Tentu saja yang baru dia katakan kebohongan, salah satu penyesalan dalam hidupnya melepaskan Yura.

Yura tersenyum jijik. Dia tak heran lagi, karena baginya Raga memang bajingan. Bahkan setelah yang pernah pria ini lakukan, bukannya minta maaf, tetapi dia justru bangga dengan kemenangannya saat ini. Dia bersumpah tidak akan memaaf Raga, meski mengemis cinta sekali pun.

"Ck, kamu memang duda laknat. Setelah bercerai dari Alfira, kamu malah datang ke aku. Kenapa? Jatah yang Alfira berikan nggak bisa buat kamu bergairah? Kurang ya gesekan Alfira?" Yura tidak pernah bisa melupakan bagaimana cara sih biadap ini merenggut aset paling berharga dalam hidupnya.

Apa kebanyakan laki-laki seperti itu? Setelah puas main tinggalkan aja, laki-laki sih enak bisa cari lagi. Lah, perempuan, ih ibarat permen enggak ada bungkus, enggak ada yang lirik.

Kata demi kata yang keluar dari mulut Yura, meloloskan rasa sakit di relung dada Raga. Dia tak menyangka Yura bisa berkata demikian. Wanita yang dia kenal polos, berubah menjadi sosok yang angkuh. Apa mungkin semua ini karena kesalahannya dulu?

"Kamu sekarang suka terang-terangan ya, ternyata setelah aku tinggal menikah kamu sehancur ini, sampai-sampai kamu harus menunggu duda aku." Dia pun tak mau kalah. Harga diri lebih tinggi dari segalanya, jika Yura bisa merendahkannya, dia juga bisa. Yura mungkin lupa sejauh mana mereka pacaran, sehingga wanita yang akan dia nikahi ini sulit melupakannya.

"Brensek! Sekali brensek, kamu tetap brensek. Kamu pikir laki-laki di dunia ini cuma kamu, aku belum menikah, karena harus cari suami yang selektif, tetapi kamu membuta aku tidak punya pilihan," cecar Yura. Dia bak binatang buas yang sedang kelaparan, dan siap mencakar-cakar muka Raga.

Raga membelai wajah cantik Yura, seketika tangan aktifnya merengkuh pinggang wanita yang sudah lama menjadi jomblo ini. "Wajah kamu masih mulus seperti dulu, aku harap kamu tidak pernah disentuh laki-laki lain."

Plak!

Tangan Yura secepat kilat mendarat di rahang tegas Raga, dia menampar laki-laki itu setelah mendengar kalimat yang telah membuatnya tersinggung. Benar, dia pernah menyerahkan semuanya kepada Raga, dia bodoh tergoda dengan playboy cap kapak ini. Bodohnya lagi dia membiarkan Raga main sana-sini dengan wanita lain, tak ada puas dengan dirinya, Raga malah menghamili Alfira sahabatnya sendiri. Dia tidak akan pernah lupa luka ini.

Related chapters

  • Fate Brings The Past   2. Bajingan Mesum

    Tidak ada yang seorang wanita ingin menikah dengan duda, apalagi pria itu mantan kekasihnya dulu. Tidak, ini seperti mimpi buruk dalam kehidupan Yura. Di jaman modern seperti sekarang, masih gitu dijodoh-jodohkan, duda pula. Namun Yura bisa apa coba, suka tidak suka dia harus menikah dengan Raga, laki-laki yang telah membuat kehancuran dalam hidupnya. Dari merenggut asetnya, untungnya dia tidak pernah sampai hamil, walau dulu masih polos, dia sering baca-baca novel yang ada ena-ena, sekalian praktek gaya baru setiap bertemu Raga. Astaga, gara-gara Raga kepolosannya pun punah.Kini Yura sudah berada di masjid tak jauh dari rumahnya. Dia duduk samping pria yang tengah mengucap ijab kabul, atas persyaratan dirinya, pernikahan mereka digelar sederhana tanpa pesta.Yura tak mau ada teman kampus, atau teman Raga mengenalnya sebagai istri Raga. Malu dong, sudah putus. Eh, tahunya nikah, nanti disangka Yura benaran menunggu duda Raga. Ih bisa besar kepala sih Raga-Raga ini. "Bagaimana saks

    Last Updated : 2022-06-03
  • Fate Brings The Past   3. Flashback

    Yura menangis tersedu-sedu saat mengetahui kekasihnya menikah dengan wanita lain, apalagi wanita yang dinikahi Raga sahabatnya sendiri. Sakitnya bertubi-tubi, ibarat kata temanmu bisa jadi selimutmu yang siap menusuk kapan saja. Dan benar, itu yang terjadi kepada Yura. Di kampus semua mahasiswa maupun mahasiswinya tengah heboh membicarakan masalah Raga yang sudah menikah. Maklum, Raga termasuk kategori laki-laki paling beken di kampusnya, karena dia ganteng, tajir, apalagi dia anak dari crazy rich di kota itu. Namun sayang, dia playboy, banyak wanita yang termakan gombalan mautnya, termasuk Yura. Akan tetapi Yura dan Raga sudah pacaran sejak mereka jaman sekolah dulu, hingga kuliah mereka masih pacaran. Hubungan mereka, udah kayak kredit motor, malah lebih dari tiga tahun. "Ra, aku minta maaf." Yura menatap Raga tajam, bisa-bisanya Raga sudah menikah dengan sahabatnya sendiri. Lebih-lebih lagi dia tahu setelah mereka sudah menikah. Emang dasar bejat! Fix sih, nih. Yura jaga jodoh o

    Last Updated : 2022-06-03
  • Fate Brings The Past   4. Bukan Suami Tengkulak

    Yura terbaring di ranjang, ia menutupi tubuhnya dengan selimut. Tatapan wanita ini tampak mengerikan, seperti macan buas kelaparan, tinggal mencari mangsa yang siap ia terkam. "Aku harap tidak akan pernah hamil anak dari laki-laki bajingan seperti kamu," cecar Yura. Sepertinya wanita ini tak ada puas-puas memancing emosi Raga. Padahal laki-laki itu sedang bekerja serius, dia mengecek beberapa email masuk dari kantor."Kamu itu istri aku, Yura. Sudah sewajarnya jika kamu hamil anak aku." Yura malah tertawa miris mendengar kata-kata dari Raga. Lah, pria ini kan udah punya anak, untuk apa hamil lagi, kagak ada gunanya lahiran anak biadap satu ini. "Apa tak ada wanita lain yang bisa kamu nikahi, selain aku? Atau stok dayang-dayang kamu sudah habis, sehingga harus nikah dengan mantan kamu sendiri," ujar Yura dengan memberikan tatapan iblisnya kepada Raga. Masa sih buaya ini kehabisan stok, nggak mungkin banget. Apalagi buaya modelan Raga gini, tidak akan kehabisan stok selingkuhan."Haru

    Last Updated : 2022-06-03
  • Fate Brings The Past   5. Hitam Atas Putih

    Masa lalu harusnya tak perlu diingat, tapi bagaimana jika masa lalu itu selalu mengusik. Yura pernah merasa hancur di mana Raga harus menikahi sahabatnya sendiri.Dan sekarang pria itu kini telah menjadi suaminya. Apa semudah itu memaafkan setelah pernah mematahkan. Tidak kan!"Hitam di atas putih. Kamu harus tanda tangan surat ini." Baru juga membuka mata, Raga sudah mendapatkan wanita ini menunjukan secarik kertas, untuk menggosok gigi saja belum sempat."Kita kan udah sepakat semalam, perlu tanda tangan juga?" Yura mengangguk antusias, tentu saja perlu. Dengan susah payah pagi-pagi ia menyiapkan semua ini, sampai-sampai keliling mencari materai."Tapi aku mandi dulu." Raga malas melihat kertas tersebut. Bertahun-tahun Raga menanti bisa menikahi Yura, tapi sekarang wanita itu membuat tantangan. Ah, sampai sekarang juga ia belum bisa mengenalkan wanita ini dengan kedua orang tuanya. Nah, sekarang istrinya ini malah menambah beban dalam hidupnya. "Enggak boleh!" Yura duduk menunggu

    Last Updated : 2022-06-03
  • Fate Brings The Past   6. pekerjaan Yura

    Sudah hampir jam makan siang, tapi Yura masih saja mengurus laporan penjualan bulan ini. Masalahnya pemilik toko besar tempat ia bekerja akan datang, dan tentunya akan menanyakan soal penjualan bulan ini. "Ra, lo nggak makan siang?" tanya Melisa yang masuk ke ruangan tak terlalu besar, kebetulan Melisa ini sahabat baik Yura sejak zaman mereka masih sekolah."Lo duluan aja, gua masih banyak kerjaan," ujar Yura masih menatap laptop, untung jaman semakin canggih, laporan toko besar seperti tidak perlu tulis tangan lagi, apalagi sejenis supermarket banyak pengunjungnya, tak kalah dari mall."Malas ah, gua makan sendiri." Udah jomblo, masa makan sendiri juga. Sebenarnya sih Melisa sudah menikah beberapa tahun yang lalu, cuma gitu cerai kdrt, memang nasib orang beda-beda sih. Lha, hidup memang gak usah ikutkan kata hati, karena hati dan takdir berbeda."Dasar lo ah! Ya, udah nungguin." Yura sama sekali tak menceritakan tentang pernikahannya ke Melisa, jika dia tahu sudah pasti kaget."Ra,

    Last Updated : 2022-06-17
  • Fate Brings The Past   7. Worst Lunch

    “Kamu ngapain bawa aku ke tempat beginian?“ mereka kini berada di sebuah restoran mewah, ya beda kelas sih dengan restoran yang biasa dia kunjungi, nggak berbintang-bintang begini. Emang payah yak punya suami crazy rich, padahal cuma lunch doang harus ruang vip. “Waiters, tolong menunya.“ Pria ini sama sekali tak menggubrisnya, malah dengan enteng memanggil pelayan. Dia bukan patung kali!Seorang pelayan wanita datang, lalu memberikan buku menu kepada mereka, Yura yang tak terlalu mengerti makanan apa yang tersedia di sini, namanya aneh-aneh banget, dia kan biasa makan di pinggir jalan. Lha di sini menunya, pesto chicken baked, thai red curry shrimp, Lobster mac and cheese. Astaga, menunya membuat Yura puyeng sendiri, apa tidak ada menu lain gitu, bakso kek, minimal siomay, atau nasi goreng pada umumnya.“Mbak, saya pesan Seared tuna with avocado salsa, dan … kamu pesan apa?“ ujar Raga. Dia melirik ke arah Yura yang tampak bingung melihat buku menu tersebut.“Yura, kamu mau pesan apa?

    Last Updated : 2022-06-17
  • Fate Brings The Past   8. Anak Raga

    “Pokoknya lo harus jelaskan ke gue!“ Melisa langsung menekan Yura saat wanita ini baru membanting tubuhnya di sofa.Belum juga Yura dapat menghelakan napas lega, udah begini aja sih Melisa, biarkan dulu kek dia istirahat sejenak. “Apaan sih lo, Mel? Lo itu posesif udah kayak pacar.“ Lha, Yura rada-rada, masa pacaran dengan Melisa, ntar nggak ada lawan mainnya pula.“Yura, lo harus jelaskan sama gua, gimana ceritanya Raga ke sini temui lo, dan parahnya lo mau pergi sama dia.“ Melisa dari tadi masih enggak habis pikir dengan Yura yang mau aja pergi sama Raga, bukannya dia benci sama tuh orang. Lha, kok bisa sekarang mereka sama-sama, ini sih judulnya masa lalu belum kelar, eh, tapi kan Raga udah ada istri.“Astaga, lo kepo banget sih, bentar dulu kek, gua capek nih.“ Masa dia harus bilang cerita udah nikah sama Raga, padahal kan dia amit-amit tuh dekat sama Raga lagi. Lha, sekarang kayak menunggu duda laki-laki itu.“Lo cerita buruan, lo jangan permainkan pak Dafa, dia masih ngarep lo.“

    Last Updated : 2022-06-27
  • Fate Brings The Past   9. Masakan Yura

    Yura baru saja selesai, karena belum ada asisten rumah tangga dia kerja sendiri, dia harus menata semua makanan di atas meja makan. Meskipun lelah habis bekerja seharian, dia masih mampu lho untuk mengurus suami dan anak sambungnya ini, dia lakukan ini juga karena kasian dengan Tian, kalau sama Raga sih bodo amat lah.“Butuh bantuan?“ tawar Raga baru selesai mandi, dia tersenyum sambil menaiki alisnya berulang kali.“Kamu ngapain lihat aku gitu?“ Yura sudah langsung negatif thinking, parahnya pria ini langsung menyeret Yura ke kamar tamu.Gara-gara dapat mendapat kiriman dari temannya dari luar negeri, junior Raga menegang, daripada main solo sendiri, lebih baik berdua Yura, untung dia pintar menyuruh Tian bermain game di kamarnya, tentu bocah itu asik dunianya sendiri, namanya juga bocah.“Raga, lepaskan!“ Yura terus menahan tubuhnya melarikan diri, tapi pria ini sudah panas dingin ingin meminta haknya, ah tidak bisa kah dia menunggu saat Tian tertidur, kalau gini kan Yura was-was.“

    Last Updated : 2022-06-27

Latest chapter

  • Fate Brings The Past   11. Menjaga Tian

    Yura pagi-pagi sekali sudah menyiapkan segalanya, dari sarapan, pakaian Raga, serta baju untuk Tian sekolah, udah beneran kayak emak-emak rumah tangga zaman sekarang. Ah, lelah bestie.Dia sudah menyiapkan semua orang, tapi dirinya sendiri belum, sungguh membuatnya repot."Ra, kamu nggak sarapan?" Yura di atas meja makan bukan sarapan, dia malah make up. Lagian yang membuat Raga kesal untung apa secantik ini, dia mendekati Dafa sampai harus secantik itu. Ganjen!"Nggak ah, aku udah telat nih. Aku harus buru-buru. Aku pergi biar pakai taxi online aja, ya." Raga membulatkan netranya, tidak akan dia membiarkan itu terjadi. Lagi pula jarak tempat Yura bekerja dan Tian sekolah itu tidak terlalu jauh, kan."Biar aku yang mengantar kamu, lagian aku dan Tian udah mau selesai kok sarapannya." Raga tampak buru-buru agar dapat mengantar Yura kerja, dia tak akan membiarkan mata Dafa menatap kecantikkan istrinya. Cemburu itu wajar, kan, apalagi istrinya secantik Yura, susah beuh, udah kayak jaga a

  • Fate Brings The Past   10. Lagi

    21+Yura pernah merasakan patah hati sesungguh. Di mana dia harus kehilangan seseorang berarti dalam hidupnya. Bertahun-tahun Yura mencoba lari dari kenyataan jika Raga bukan miliknya lagi. Sampai dia berada dalam titik kesadaran, jika di hidup ini, tidak semua berjalan mulus. Begitu pula dengan cinta, tapi saat dia sadar akan semua itu, pria ini justru kembali dengan senjuta kenangan yang masih tergores.Yura mengganti sprei kamarnya, mau tak mau dia sekarang harus berbagi ranjang dengan Raga. Yura menghela napas melihat sosok Raga yang keluar kamar mandi mengenakan piyama siap untuk tidur. Semoga saja tidak mengajak beradu, pria ini kan kang paksa."Tian, udah tidur? Dia berani tidur sendiri?" kebetulan kamar Tian bersebelahan dengan mereka. Dulunya kamar ini memang miliknya dan Alfira, Raga sengaja bikin kamar anaknya bersebelah, karena jika ada apa-apa dia bisa langsung dengar."Sepertinya sudah. Sekarang giliran kita yang tidur," ucap Raga melompat ke ranjang, maksud hati mau m

  • Fate Brings The Past   9. Masakan Yura

    Yura baru saja selesai, karena belum ada asisten rumah tangga dia kerja sendiri, dia harus menata semua makanan di atas meja makan. Meskipun lelah habis bekerja seharian, dia masih mampu lho untuk mengurus suami dan anak sambungnya ini, dia lakukan ini juga karena kasian dengan Tian, kalau sama Raga sih bodo amat lah.“Butuh bantuan?“ tawar Raga baru selesai mandi, dia tersenyum sambil menaiki alisnya berulang kali.“Kamu ngapain lihat aku gitu?“ Yura sudah langsung negatif thinking, parahnya pria ini langsung menyeret Yura ke kamar tamu.Gara-gara dapat mendapat kiriman dari temannya dari luar negeri, junior Raga menegang, daripada main solo sendiri, lebih baik berdua Yura, untung dia pintar menyuruh Tian bermain game di kamarnya, tentu bocah itu asik dunianya sendiri, namanya juga bocah.“Raga, lepaskan!“ Yura terus menahan tubuhnya melarikan diri, tapi pria ini sudah panas dingin ingin meminta haknya, ah tidak bisa kah dia menunggu saat Tian tertidur, kalau gini kan Yura was-was.“

  • Fate Brings The Past   8. Anak Raga

    “Pokoknya lo harus jelaskan ke gue!“ Melisa langsung menekan Yura saat wanita ini baru membanting tubuhnya di sofa.Belum juga Yura dapat menghelakan napas lega, udah begini aja sih Melisa, biarkan dulu kek dia istirahat sejenak. “Apaan sih lo, Mel? Lo itu posesif udah kayak pacar.“ Lha, Yura rada-rada, masa pacaran dengan Melisa, ntar nggak ada lawan mainnya pula.“Yura, lo harus jelaskan sama gua, gimana ceritanya Raga ke sini temui lo, dan parahnya lo mau pergi sama dia.“ Melisa dari tadi masih enggak habis pikir dengan Yura yang mau aja pergi sama Raga, bukannya dia benci sama tuh orang. Lha, kok bisa sekarang mereka sama-sama, ini sih judulnya masa lalu belum kelar, eh, tapi kan Raga udah ada istri.“Astaga, lo kepo banget sih, bentar dulu kek, gua capek nih.“ Masa dia harus bilang cerita udah nikah sama Raga, padahal kan dia amit-amit tuh dekat sama Raga lagi. Lha, sekarang kayak menunggu duda laki-laki itu.“Lo cerita buruan, lo jangan permainkan pak Dafa, dia masih ngarep lo.“

  • Fate Brings The Past   7. Worst Lunch

    “Kamu ngapain bawa aku ke tempat beginian?“ mereka kini berada di sebuah restoran mewah, ya beda kelas sih dengan restoran yang biasa dia kunjungi, nggak berbintang-bintang begini. Emang payah yak punya suami crazy rich, padahal cuma lunch doang harus ruang vip. “Waiters, tolong menunya.“ Pria ini sama sekali tak menggubrisnya, malah dengan enteng memanggil pelayan. Dia bukan patung kali!Seorang pelayan wanita datang, lalu memberikan buku menu kepada mereka, Yura yang tak terlalu mengerti makanan apa yang tersedia di sini, namanya aneh-aneh banget, dia kan biasa makan di pinggir jalan. Lha di sini menunya, pesto chicken baked, thai red curry shrimp, Lobster mac and cheese. Astaga, menunya membuat Yura puyeng sendiri, apa tidak ada menu lain gitu, bakso kek, minimal siomay, atau nasi goreng pada umumnya.“Mbak, saya pesan Seared tuna with avocado salsa, dan … kamu pesan apa?“ ujar Raga. Dia melirik ke arah Yura yang tampak bingung melihat buku menu tersebut.“Yura, kamu mau pesan apa?

  • Fate Brings The Past   6. pekerjaan Yura

    Sudah hampir jam makan siang, tapi Yura masih saja mengurus laporan penjualan bulan ini. Masalahnya pemilik toko besar tempat ia bekerja akan datang, dan tentunya akan menanyakan soal penjualan bulan ini. "Ra, lo nggak makan siang?" tanya Melisa yang masuk ke ruangan tak terlalu besar, kebetulan Melisa ini sahabat baik Yura sejak zaman mereka masih sekolah."Lo duluan aja, gua masih banyak kerjaan," ujar Yura masih menatap laptop, untung jaman semakin canggih, laporan toko besar seperti tidak perlu tulis tangan lagi, apalagi sejenis supermarket banyak pengunjungnya, tak kalah dari mall."Malas ah, gua makan sendiri." Udah jomblo, masa makan sendiri juga. Sebenarnya sih Melisa sudah menikah beberapa tahun yang lalu, cuma gitu cerai kdrt, memang nasib orang beda-beda sih. Lha, hidup memang gak usah ikutkan kata hati, karena hati dan takdir berbeda."Dasar lo ah! Ya, udah nungguin." Yura sama sekali tak menceritakan tentang pernikahannya ke Melisa, jika dia tahu sudah pasti kaget."Ra,

  • Fate Brings The Past   5. Hitam Atas Putih

    Masa lalu harusnya tak perlu diingat, tapi bagaimana jika masa lalu itu selalu mengusik. Yura pernah merasa hancur di mana Raga harus menikahi sahabatnya sendiri.Dan sekarang pria itu kini telah menjadi suaminya. Apa semudah itu memaafkan setelah pernah mematahkan. Tidak kan!"Hitam di atas putih. Kamu harus tanda tangan surat ini." Baru juga membuka mata, Raga sudah mendapatkan wanita ini menunjukan secarik kertas, untuk menggosok gigi saja belum sempat."Kita kan udah sepakat semalam, perlu tanda tangan juga?" Yura mengangguk antusias, tentu saja perlu. Dengan susah payah pagi-pagi ia menyiapkan semua ini, sampai-sampai keliling mencari materai."Tapi aku mandi dulu." Raga malas melihat kertas tersebut. Bertahun-tahun Raga menanti bisa menikahi Yura, tapi sekarang wanita itu membuat tantangan. Ah, sampai sekarang juga ia belum bisa mengenalkan wanita ini dengan kedua orang tuanya. Nah, sekarang istrinya ini malah menambah beban dalam hidupnya. "Enggak boleh!" Yura duduk menunggu

  • Fate Brings The Past   4. Bukan Suami Tengkulak

    Yura terbaring di ranjang, ia menutupi tubuhnya dengan selimut. Tatapan wanita ini tampak mengerikan, seperti macan buas kelaparan, tinggal mencari mangsa yang siap ia terkam. "Aku harap tidak akan pernah hamil anak dari laki-laki bajingan seperti kamu," cecar Yura. Sepertinya wanita ini tak ada puas-puas memancing emosi Raga. Padahal laki-laki itu sedang bekerja serius, dia mengecek beberapa email masuk dari kantor."Kamu itu istri aku, Yura. Sudah sewajarnya jika kamu hamil anak aku." Yura malah tertawa miris mendengar kata-kata dari Raga. Lah, pria ini kan udah punya anak, untuk apa hamil lagi, kagak ada gunanya lahiran anak biadap satu ini. "Apa tak ada wanita lain yang bisa kamu nikahi, selain aku? Atau stok dayang-dayang kamu sudah habis, sehingga harus nikah dengan mantan kamu sendiri," ujar Yura dengan memberikan tatapan iblisnya kepada Raga. Masa sih buaya ini kehabisan stok, nggak mungkin banget. Apalagi buaya modelan Raga gini, tidak akan kehabisan stok selingkuhan."Haru

  • Fate Brings The Past   3. Flashback

    Yura menangis tersedu-sedu saat mengetahui kekasihnya menikah dengan wanita lain, apalagi wanita yang dinikahi Raga sahabatnya sendiri. Sakitnya bertubi-tubi, ibarat kata temanmu bisa jadi selimutmu yang siap menusuk kapan saja. Dan benar, itu yang terjadi kepada Yura. Di kampus semua mahasiswa maupun mahasiswinya tengah heboh membicarakan masalah Raga yang sudah menikah. Maklum, Raga termasuk kategori laki-laki paling beken di kampusnya, karena dia ganteng, tajir, apalagi dia anak dari crazy rich di kota itu. Namun sayang, dia playboy, banyak wanita yang termakan gombalan mautnya, termasuk Yura. Akan tetapi Yura dan Raga sudah pacaran sejak mereka jaman sekolah dulu, hingga kuliah mereka masih pacaran. Hubungan mereka, udah kayak kredit motor, malah lebih dari tiga tahun. "Ra, aku minta maaf." Yura menatap Raga tajam, bisa-bisanya Raga sudah menikah dengan sahabatnya sendiri. Lebih-lebih lagi dia tahu setelah mereka sudah menikah. Emang dasar bejat! Fix sih, nih. Yura jaga jodoh o

DMCA.com Protection Status