Beranda / Fantasi / Fall in For the Genius / Bagian 1 ||⋅Netra Putih & Bercak merah⋅||

Share

Bagian 1 ||⋅Netra Putih & Bercak merah⋅||

Penulis: Its_k_sia
last update Terakhir Diperbarui: 2021-01-07 19:33:18

Gadis dengan netra coklat itu menatap kesal ke arah parkiran mobil nya, mobil baru nya kini sudah penuh dengan coretan 'lagi'.Dengan kesal, Alice mengambil tas ransel nya, mengeluarkan sepeda nya dari bagasi dan "Aku berangkat !" teriak nya dari pagar yang menjadi pemisah dari jarak nya dengan rumah nya.

"Iya, jangan pulang larut lagi Alice, ingat untuk selalu menjaga diri!" seru Bertha, sang mama yang bergegas menilik dari balik pintu saat mendengar suara itu dengan raut wajah khawatir yang selalu tercetak di wajah nya.

"Aku akan bersama dengan Logan ma, jangan terlalu khawatir dengan ku!" seru Alice lalu mulai mengayuh sepeda gunung nya.

Cuaca kali ini sepertinya tidak mendukung Alice yang sial nya sedang membawa sepeda ke sekolah nya. Awan hitam dengan suara petir yang mulai terdengar membuat Alice semakin menambah kecepatan mengayuh sepedanya. Berharap bahwa hujan itu tidak akan membasahinya kali ini. Di tengah usaha nya, Alice dihentikan oleh mobil hitam mewah yang tiba-tiba berhenti di depan nya. Alice juga ikut berhenti dan menatap mobil yang sepertinya familiar untuknya.

"Masuklah Alice, sekolah akan masuk sekitar 15 menit lagi dan ditambah dengan rintik hujan yang mulai terasa! Kau akan telat dan basah jika menolak tawaran baik ku"

Alice menatap pemuda bermata biru itu, dengan kesal itu segera melipat sepeda gunung nya. Memasukkan nya ke dalam bagasi lelaki itu dan bergegas masuk ke dalam mobil itu.

"Ada apa dengan mobilmu Mrs.Betrson? Apa kau lagi-lagi mewarnai mobil baru mu?" kekeh Logan sambil fokus menyetir dan sesekali mencuri pandang ke arah penumpang di sebelahnya. Lebih tepatnya, ke arah gadis bernama Alice Betrson yang sedang menekuk wajah nya sejak tadi.

"Aku tidak tau apa yang terjadi belakangan ini Logan, tapi rasanya semakin aneh. Setiap malam aku selalu berjalan ke luar, dan sialnya. Tangan ini, tangan sialan ini selalu menggambar di mobil ku dan ding-ding kamar ku!" seru Alice Frustasi

"Apa kau sudah bertanya mengenai lambang itu pada ibumu? Aku rasa dia tahu sesuatu!" seru Logan sambil mencari parkiran di sekolah mereka. Cukup lama, hingga Ia parkir di lokasi biasa ia parkir. Sudut parkiran, dengan keadaan paling rawan. Sebenarnya bukan paling rawan, tapi kondisi paling menyeramkan. Banyak yang mengatakan bahwa beberapa siswi sering melihat arwah yang duduk di parkiran itu. Banyak juga yang mengatakan bahwa dulu, di lokasi parkiran mobil Logan. Ada pembunuhan sadis yang tidak terselesaikan sampai sekarang. Issu itu terus berkembang dari generasi ke generasi hingga tidak ada yang berani parkir di lokasi itu. Hanya Logan lah satu-satu nya manusia aneh yang mau parkir di sana tanpa ada rasa khawatir barang sedikit pun. 

"Apa kau berpikir aku tidak pernah bertanya mengenai lambang itu Logan? Pertanyaan mu retoris sekali!" kesal Alice yang turun dari mobil Logan.

"Aku ingin bertanya Alice!" seru Logan yang juga segera turun dari dalam mobil nya dan menyamakan langkah nya dengan Alice yang mulai melangkah menuju arah gedung kelas mereka.

"Apa yg ingin kamu tanya?" seru Alice

"Apa kamu pernah berpikiran bahwa Ny.Bertha adalah ibu kandungmu? Bukan, maksud ku! Tapi ini sulit untuk dijelaskan, aku selalu memperhatikan kejanggalan itu ketika aku bermain ke rumahmu!"

"Seperti tidak boleh memakai anting, tidak boleh memainkan alat musik, tidak bisa memasang jam di rumah?" ujar Alice menjawab pertanyaan Logan

"Y-yeah, aku rasa kau tau dengan kejanggalan itu Alice!" ujar Logan sambil menghela nafas nya

"Lebih baik kita segera masuk saja Logan, aku malas membicarakannya!" 

Logan mengangguk, lalu mereka bergegas melangkah menuju ruang kelas mereka sambil sesekali bertukar bahan pembicaraan sepanjang perjalanan, setidaknya itu bisa mengusir rasa bosan mereka. Namun, saat Alice masih asik berbicara dengan Logan,  seseorang menabraknya Alice dari belakang.

Brakk

"Ahhhhhhhhhh!" teriak Alice saat lutut nya mencium lantai di bawah nya

"Alice?" panik Logan  segera membantu Alice untuk berdiri. Logan sedikit meringis saat melihat bahwa lutut gadis itu mengeluarkan darah. Namun, pandangan nya teralih saat menyadari siapa yang baru saja menabrak Alice.

"Gadis itu!" ujar Alice saat menyadari siapa yang baru saja menabrak nya

"Bukan kah dia gadis dengan hazel setan itu?" ujar Logan saat baru saja menyadari bahwa gadis yang menabrak Alice adalah sosok gadis aneh dengan mata yang selalu tertutupi dengan poninya membuat ia dijuluki dengan gadis bermata iblis.

"Kau tidak bisa memanggilnya demikian Logan, kau sama-saja memperkeruh suasana dan aku rasa dia mendengar mu!" seru Alice sambil menahan rasa sakit di kaki nya

"Ck, kau terlalu baik hati Alice. Kau mungkin masih bisa berpikiran demikian, namun apa kau tidak bisa menyadari bahwa aura dari gadis itu juga sedikit berbeda dari manusia normal?"

"Lalu, apa kau berpikiran bahwa manusia dengan kekuatan adalah normal Logan? Aku rasa Kau, aku dan Xander, ada hubungan nya juga dengan gadis itu!" seru Alice mulai menganalisa

"Tidak mungkin Alice, kekuatan telekinesis milik mu itu adalah murni hasil kecelakaan di laboratorium itu, lagian auranya begitu berbeda dengan milik gadis itu Alice. Kau harus bisa menyadari itu, insting ku merasakan bahwa dia itu adalah iblis!" ujar Logan sambil berhenti melangkah.

Alice lalu berbalik dan berhenti melangkah, "Lalu, apakah aku juga iblis Logan?" kesal Alice

"Aku tidak mengatakan demikian Alice, tapi kau harus percaya dengan ku. Kau tidak boleh mendekatinya, ini bukan lah sesuatu yang bisa dijangkau dengan akal manusia biasa, karena....!" Logan sebentar berhenti mengucapkan kata-katanya membuat Alice menaikkan alisnya, menunggu kelanjutan dari ucapan Logan yang terputus

"Karena?" ulang Alice

"Dia menatap mu Alice!" seru Logan saat menyadari bahwa gadis iblis itu berhenti berjalan dan menatap nya, ralat, bukan dia. Tapi gadis itu menatap Alice. Logan menelan air liur nya, sudah ia katakan bahwa rumor itu benar-benar fakta. Mata gadis itu tidak normal, manik putih dengan percikan darah yang menghiasi wajah nya. Logan segera menarik tangan Alice dan mengambil rute yang berbeda menuju kelas mereka.

"Logan, apa yang kau lihat?" seru Alice

"Dia bukan manusia normal Alice, aku akan menceritakannya nanti saja. Untuk sekarang kita harus bergegas masuk ke dalam ruangan kelas!" seru Logan dengan keringat dingin yang meluncur dari atas dahi nya.

Logan dan Alice sampai di dalam kelas dan di sambut dengan tatapan heran dari Xander yang sudah duduk di kursi nya dengan buku yang berada di tangan nya. Logan segera mendudukkan Alice di sebelah Xander dan segera disusul dengan nya.

"Ada apa dengan kalian berdua? Kelihatannya kalian seperti dikejar seseorang!" seru Xander yang sudah menutup kembali buku nya. Xander sekilas melirik Alice yang duduk di sebelah nya, gadis itu juga keringatan dengan wajah nya yang menunjukkan ekspresi kebingungan dan takut yang bercampur menjadi satu. Alis Xander berkerut dan memutuskan untuk menatap Logan.

"Tadi, aku tidak sengaja memakai Juho Soshiken ku saat gadis setan itu sengaja menabrak Alice!" seru Logan masih mengatur nafas nya dan suara yang begitu pelan

"Lalu?" seru Xander dengan sesekali melirik ke bawah dan ternyata benar. Apa yang dikatakan Logan barusan ternyata benar, darah segar yang mengalir dari kaki Alice sepertinya sudah cukup membuat Xander sedikit percaya. Namun bukan itu, ada hal lain yang sepertinya ingin Logan sampaikan padanya.

"Aku rasa rumor itu benar, dia memiliki mata putih dengan bercak merah!" seru Logan membuat Xander membulatkan matanya. Mata putih dengan bercak merah, mungkinkah itu? 

Bab terkait

  • Fall in For the Genius    Bagian 2 ||∙Serangan Teror∙||

    Menghela nafas nya, berganti posisi duduk dan tidak mendengarkan apa yang di ajarkan oleh guru yang sedang berada di depan mereka. Begitu lah keadaan Xander dari sudut pandang Alice. Gadis itu menyenggol lengan Logan yang sedang fokus menyimak angka-angka yang sedang di jabarkan di depan sana. Lelaki itu, tepatnyaLoganyang memang menjadi teman semeja dari Alice mengalihkan tatapan nya dengan raut wajah bertanya."Ada apa?" seru Logan dengan suara sedikit pelan&nb

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-07
  • Fall in For the Genius     Bagian 3 |• Tanda •|

    Mobil Logan berhenti di depan pintu gerbang rumah Alice. Sebenarnya rumah Alice mirip dengan rumah tua jaman dulu, mulai dari gerbang yang sudah mulai lumutan, di depan gerbang ada sebuah pohon aneh yang tidak pernah tumbuh besar sejak Logan pertama kali melihatnya. Lalu, ada beberapa patung kuno yang sudah pudar dan tidak pernah di cat ulang. Rumah Alice bertingkat, namun untuk tingkat dua tidak pernah dihuni sama sekali. Dan percayalah, bahwa jika Alice berniat untuk membersihkan gerbang atau jika dia ada niat untuk naik ke lantai atas, maka akan ada selalu yang terjadi pada gadis itu. Dan itu lah alasannya mengapa Bertha selalu melarang Alice untuk berkeliaran di rumah nya. Aneh, dan sulit untuk di percaya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-08
  • Fall in For the Genius    Bagian 4 ||∙Lagu kematian∙||

    "Kalian sudah datang?"Alice, Logan dan Xander yang tadinya duduk di atas sofa segera beranjak berdiri begitu mendengar suara itu. Sosok lelaki paruh bayah dengan pakaian merah marron, serta jubah hitam nya yang membuat sosok paruh baya itu sedikit terasa berbeda. Alice seketika merasakan bahwa bulu kuduknya naik saat maniknya bersitatap dengan lelaki itu.

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-08
  • Fall in For the Genius    Bagian 5 ||∙ Kalung ∙||

    MobilHammerKeluaran terbaru itu terparkir di depan pintu rumah Alice. Logan menatap Alice yang kelihatan masih belum sadar bahwa mereka sudah sampai. Logan balik menatap Xander yang memberinya kode lewat tatapan matanya."Alice? Kita sudah sampai!" seru Logan sambil menyenggol bahu Alice

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-08
  • Fall in For the Genius    Bagian 6 || ∙Salju dan Syal∙||

    Alice menatap salju yang turun mengenai kepalanya, nafas nya terasa hangat dan berasap. Ia tidak kepikiran bahwa ini sudah memasuki akhir tahun dan itu berarti akan ada natal, akan ada banyak kue-kue di natal. Dan seperti biasa, akan ada banyak baju-baju natal dan hiasan yang dipajang di rumah masing-masing orang. Alice menghembuskan nafas nya dan segera terlihat bahwa uap dari mulut Alice berusaha untuk menghangatkan badanya. Ia membalikkan badan nya, menatap rumah nya.Tidak, Alice bukan nya mengeluh mengenai rumah nya. Rumah nya cukup luas dan mewah. Namun, jika di pikir lagi, rumah Alice terletak di ujung jalan dan tidak memiliki tetangga. Gerbang tinggi yang membatasi setiap sisi, tidak pernah ada hiasan dan ti

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-08
  • Fall in For the Genius    Bagian 7 ||∙ Sederhana∙||

    "Dia tidak apa-apa, hanya saja sepertinya dia sedang syok!""Baik Dok, terimakasih!" seru Logan, namun lain hal nya dengan Xander yang hanya menyandarkan badan nya di tembok yang berada tidak jauh dari ranjang Alice berada."Baik, saya akan pergi dulu. Masih ada yang perlu saya urus,

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-08
  • Fall in For the Genius    Bagian 8 ||∙Coklat Panas & Petunjuk∙ ||

    Info:Haloo gaisss, Sya menyapa dulu untuk hari ini yaaaaa. Apa kabar nya?? Ehhh, btw, kalian bisa panggil aku 'Sia, Sya!' Yup. Anything You like!!!HohohohohohohHolaaa, selamat membacaaaa!!!!!

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-08
  • Fall in For the Genius    Bagian 9 ||∙I Can Hear You∙||

    Alice menggelengkan kepalanya, berusaha untuk keluar dari ruangan gelap yang terus membelenggunya. Sejauh apa-pun Alice berlari, sejauh itu juga bayangan itu mengejarnya. Hingga, pada akhirnya. Alice berhenti dan menatap sosok itu sambil menaik turunkan dadanya, dengan nafas yang tersegal-segal."Tidak, a-apa yang kau ingin kan dari ku? Mengapa kau terus mengikutiku hah?" bentak Alice sakin tidak tahan nya terus di kuntit oleh sosok di depan nya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-08

Bab terbaru

  • Fall in For the Genius    Bagian 62 || Rey kalem||

    Oliver menatap sosok yang sedang berbaring di atas ranjang rumah sakit, ia berusaha untuk memendam amarahnya saat ini. "Apa yang terjadi pada mu Rey? Mengapa kau bisa menjadi seperti ini?" seru Oliver. Menatap Rey yang di gips, tulang-tulang lelaki itu semuanya bergeser dari tempatnya yang seharusnya. Semua badan Rey terkenal cakaran, hanya menyisakan wajahnya yang sama-sekali tidak tergores barang sedikit pun. Mata Rey menatap Oliver, lalu menatap sosok yang sedang duduk dengan buku yang dibolak-balikan di atas tangan nya sedang berada di atas sofa. Duduk tenang, seperti tidak ada yang terjadi."Dia—dia yang melakukan ini pada kami!" ujar Rey dengan air mata nya yang mengalir. Menunjuk Aldo yang masih membaca buku.Merasa dirinya di tunjuk dan ditatap, membuat Aldo menutup bukunya. Dan menatap Oliver yang menatap nya dengan keningnya yang sedang berkerut. "Dia benci pada ku sejak kau menjebakku untuk bergabung dengan mu Oliver!" ujar Aldo ikut berdiri, berjalan ke sebelah sisi ranjan

  • Fall in For the Genius     Bagian 61 || Belum terpecahkan ||

    Mobil yang dibawa oleh Xander sedikit mengambil rute berbeda, mereka menatap ke belakang. Mobil berwarna silver dengan aksen kehitam-hitaman itu terus mengikuti mereka sejak Xander keluar dari dalam hotel itu, tempat mereka melakukan lomba itu. Alice yang duduk di depan bersamanya juga merasakan hal yang sama. Mobil itu memasuki belokan daerah gang yang cukup sempit, dan juga sedikit rawan. Xander sedikit salah mengambil rute ini, karena bukannya semakin mempermudah. Mereka malah sedikit kewalahan. Xander menatap ke belakang dari kaca spion di luar kaca. Mobil itu benar-benar mengikuti mereka sampai saat ini."mobil itu masih mengikuti kita!" seru Logan yang sudah sedikit panik"jalan ini menuju ke daerah mana? Aku tidak pernah berkeliling daerah ini sebelumnya!" seru Alice yang sedikit cemas. Ia tidak pernah melewati jalan ini sebelumnya. Namun ia tidak tahu dengan Xander atau Logan."Aku rasa kita di dalam masalah kali ini!" seru Xander mengerem mobil nya tiba-tiba. Karena sebuah mo

  • Fall in For the Genius    Bagian 60 || Apa Benar?

    Xander, Alice dan Logan sampai di sekolah, mereka turun dari mobil mereka yang sudah terparkir di lokasi parkir yang biasanya. Banyak pasang mata yang mencuri-curi pandang ke arah mereka. Mereka bertiga melangkah menuju gedung sekolah mereka, namun sosok lelaki paruh baya lengkap dengan tas coklat nya yang terpampang di samping nya menghadang langkah mereka. Mereka lalu menatap Mr.Tanaka yang menatap mereka dengan garang. Logan menatap Alice dan juga Xander, ia lalu menggaruk kepalanya dengan sedikit tidak enak."ikut bapak sekarang!" seru Mr.Tanaka lalu berjalan menuju ke arah ruangannya.Logan hendak kabur, namun Mr.Tanaka segera berbalik badan dan menatap ke arah mereka bertiga dengan tatapan tajam. "Jangan coba-coba untuk kabur, atau nilai kalian tidak akan keluar satu semester ini dan kalian tidak akan bisa melanjut ke jenjang universitas!" ujar Mr.Tanaka lalu segera pergiLogan, Xander dan Alice saling menatap dan melangkah mengikuti Mr.Tanaka ke ruangan nya. Beberapa tatapan da

  • Fall in For the Genius    Bagian 59 || Malam Hening||

    Mobil itu berhenti di depan garasi, Xander masih dalam keadaan tidak sadarkan diri. Sementara Alice sudah tertidur dengan tangan yang ada di atas kepala Xander. Logan menatap ke belakang, dan menatap Tristan."Apa kau tidak bisa membangunkan Alice?" ujar Tristan menatap Logan"Alice—Alice...!"ujar Logan pelan menggoyang bahu Alice. Gadis itu mengerjapkan matanya dan menatap Logan. Alice lalu menatap ke luar kaca, dan mereka ternyata sudah berada di depan rumah besar itu. Alice lalu menatap Xander yang masih belum sadarkan diri dan masih berbaring dengan kepala di atas pangkuannya. Alice menggerakkan tangannya, membuat Xander mulai mengerjapkan matanya depan pelan membuat semua perhatian tertuju pada lelaki itu."Xander? Apa kau sudah sadar? Kau bisa mendengar ku?" ujar Alice pelan, sambil mengusap wajah tegas Xander dengan pelan. Membuat Xander yang tadi masih merasa lelah tiba-tiba teransang dengan sentuhan Alice. Xander membuka kedua mata nya dan hal pertama yang ia lihat adalah waj

  • Fall in For the Genius    Bagian 58 ||Sebuah kesalahan ||

    Xander menatap Alice dan Logan sekali lagi, meyakin kan mereka dengan ide gila mereka malam ini. Menatap kedua sahabatnya yang menganggukan kepalanya, membuat Xander segera menutup kedua matanya. Namun sebelum mereka berteleportasi, pintu kamar mereka tiba-tiba terbuka. Semua mata tertuju pada pintu itu. Sementara sosok yang baru saja membuka pintu itu menatap Xander, Alice , dan Logan yang saling berpegangan satu-sama lain. Ralat—jika bisa dinilai lebih rinci, mereka lebih berpegangan pada Xander. Tristan mengerutkan keningnya, tidak ada tidak angin. Mengapa ketiga manusia itu berperilaku aneh?"A—apa kau mengganggu acara kalian?" ujar Tristan menatap mereka dengan alis yang mengerut"Ada apa?" guman Xander yang melepaskan pegangan tangan nya pada Alice dan juga Logan. Ia menatap Tristan—lelaki itu dengan kesal. Tinggal sebentar lagi, maka mereka akan berteleportasi. Namun jika di pikir-pikir, lebih baik juga Tristan datang sekarang daripada nanti setelah ia beserta Alice dan Logan s

  • Fall in For the Genius    Bagian 57 || rencana baru||

    Mereka langsung keluar dari dalam rumah itu, namun begitu keluar mereka terkejut saat mendapati sosok seseorang yang sedang menunggu mereka di depan mobil yang terparkir di luar. Duduk di atas jok depan sambil menatap mereka satu persatu. Logan seketika memegang Alice, Xander juga mendekat pada Alice. Logan menatap Xander yang juga menatapnya. Membuat Logan dengan segera menutup matanya dan warna matanya berubah menjadi putih. Ia lalu melepaskan tangannya dari Alice setelah mengubah kembali warna matanya."Tidak ada orang, kecuali dia!" ujar Logan menatap Xander yang menunggu jawaban darinya."Mengapa lelaki itu datang kemari?" guman Tristan menatap kesal lelaki yang membuat amarah nya seketika meningkat itu. Tristan menatap Xander yang menahan kepergiannya, ia memang hendak menyampari lelaki itu. Namun urung karena Xander menahannya."Biar aku saja Tristan, aku rasa dia ingin berbicara padaku!" ujar Xander lalu berjalan mendekati mobil nya, dimana sosok itu langsung berdiri dan menat

  • Fall in For the Genius    Bagian 56 ||Sebuah surat ||

    Mereka mendorong pintu itu, suara decitan terdengar menyilaukan menandakan bahwa besi yang menyusun pintu itu sudah berkarat. Begitu mereka membuka pintu itu, tidak ada yang terjadi, lalu langkah kaki mereka terdengar di dalam ruangan kosong itu. Ruangan itu luas, terdapat tangga yang berada di sudut ruangan untuk menuju ke lantai atas. Alice masih berada bersama dengan Xander kemana pun lelaki itu melangkah. Alice menatap rumah itu, dan tatapannya tertuju pada lantai di seberang tangga itu. Ia berjalan berbeda dengan jalur yang berbeda dengan Xander."Rumah ini benar-benar tidak ada yang memasukinya!" seru Logan saat menerawang ruangan itu. Benar-benar tidak ada aura negatif sama-sekali. Benar-benar terasa di lindungi oleh aura yang sangat berbeda namun terasa pernah Logan rasakan. Ia lalu mengubah matanya kembali menjadi normal, energy nya terasa lebih cepat berkurang saat ia tidak memegang Alice maupun Xander saat menggunakan kekuatannya. Sebenarnya tidak hanya dia, Xander pun jika

  • Fall in For the Genius    Bagian 55 ||Rumah lama Xander||

    Mizuki menatap Alice yang ada di depan nya, dahinya menyerngit mendapati Alice yang tidak mengenakan seragam sekolah mereka. Ia jelas tau bahwa semalam, saat mereka ada kelas malam. Tiga manusia yang ada di depannya ini tidak masuk sekolah. Mizuki sempat khawatir, khawatir kalau sewaktu-waktu Xavier menyerang mereka. Namun melihat Alice yang berdiri di depan nya membuat perasaan khawatir Mizuki berkurang."Apa yang kau lakukan di sini? Tidak memakai seragam dan nafas ngos-ngosan!" ujar Mizuki menilai Alice yang sedang berdiri di depannya. Semua tatapan siswi lain yang ada di ruangan itu tertuju pada Alice. Menatap mereka berdua dengan sangat-amat teramat penasaran. Alice dikenal jarang bergaul dengan sembarang orang, dia hanya bergaul dengan orang-orang pintar saja—begitu lah rumor yang beredar. Membuat semua siswa itu terkejut, bahkan siswa dari kelas lain ikut nimbrung menatap nya dari kaca-kaca jendela."Nanti akan aku jelaskan, tapi kau harus ikut dengan ku. Segeralah!" ujar Alice

  • Fall in For the Genius    Bagian 54 ||Ke-uwuan Aldo-Key||

    Aldo menatap tajam pada sosok lelaki yang sudah babak belur di hadapannya. Tidak sadarkan diri dan sekujur tubuhnya bermandikan darah membuat sosok lelaki itu tidak mudah untuk dikenali. Namun Aldo tetap menunggu di depan lelaki yang tidak sadarkan diri itu. Hingga langkah kecil dan pelukan di pinggangnya membuat Aldo tersenyum sejenak. Lengan kecil itu memeluk nya erat, Aldo tahu bahwa sosok yang sedang memeluknya itu sedang menenggelamkan wajah nya di dalam punggungnya. Key bilang gadis itu senang memeluknya dari belakang, itu sebabnya Aldo selalu membuat tubuh nya harum. Semua demi gadis nya, Key tidak boleh merasa jijik dengannya. Bahkan saat ini Aldo sudah sangat ingin membasuh tubuh nya karena darah yang mengotorinya."Key, Aa lagi kotor. Darah nya guru kamu itu buat Aa jijik banget!" ujar Aldo membuat Key melepaskan tangannya yang sedang memeluk Aldo. Membuat lelaki itu membalikkan badannya dan menatap Key."Key—jijik ya..?" seru Aldo menatap gadis nya itu yang mundur beberapa

DMCA.com Protection Status