Semua siswa-siswi SMK Darma Bakti berbondong-bondong menuju lapangan upacara, mereka saling berdesakkan, saling dorong hanya untuk melihat dua siswa yang tengah berkelahi.
Para siswi memekik histeris saat melihat ketua OSIS mereka tergeletak, sementara sang pelaku dengan santainya menghisap puntung rokok. Sesekali Gerall terbatuk karena menghirup terlalu banyak asap, dirinya memang tidak menyukai barang berbahaya tersebut. Namun, Gerall tetap memaksakan diri mengkonsumsinya. Seorang badboy selalu identik dengan rokok bukan? "Woy! Bagi air," ujarnya lantang. Gerall dengan santai merebut botol air mineral dari seorang siswi. Meneguknya dengan rakus kemudian mengembalikan botol bekas tersebut pada sang pemilik. "Jangan dibuang! Mending pake tempat minum lo, biar jadi ciuman," ujarnya sembari mengendipkan sebelah matanya genit. Para siswi memekik histeris, Gerall hanya terkekeh pelan sembari menghampiri tubuh rivalnya yang masih tergeletak. "Bangun, woy! Panas, elah. Betah amat tiduran," ujarnya sembari menendang bokong Alvaro. Pria itu meringis saat Gerall menendangnya. "Sakit, woy. Gak ada cara lain apa?" Gerall hanya mendengus kesal, menatap ruang guru yang tertutup. Sepertinya mereka tidak peduli dengan kekacauan yang Gerall perbuat. "Ck, gak ada akhlak memang. Gak ada yang larang gitu? Atau seenggaknya panggil gue ke ruang BK?" "Rencana lo gagal kayaknya, Ger," ujar Alvaro sembari mengusap sudut bibirnya yang berdarah. "Padahal gue udah bosen sekolah. Apa pukulan gue kurang keras?" Gerall melirik Alvaro yang tengah meringis mengusap sudut bibirnya. "Ini udah keras banget, Suparman! Lo mau bikin wajah tampan gue ini jadi perkedel?" ujar Alvaro ngegas, ia tak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya. Bisa-bisanya Gerall menjadikan wajah tampannya ini samsak. Gerall jika sedang bosan memang selalu berulah dan yang jadi korban selalu Alvaro. Alvaro pernah menanyakan perihal wajahnya yang selalu jadi objek bogeman Gerall, dan dengan santinya Gerall berkata 'Karena tampang lo minta ditonjok.' Sesantai itu. "Gimana caranya yah, biar gue diskorsing? Minimal satu minggulah," ujar Gerall santai. Alvaro melongo mendengar ucapan Gerall, sahabatnya ini memang gak punya otak. Sepertinya tingkat kewarasan Gerall harus dipertanyakan. "Orang lain maunya jadi juara satu, jadi anak emas. Lah, lo mau diskorsing." Alvaro menggeleng tak percaya, jika ada makhluk bumi seperti Gerall. Faktanya memang ada! Orang tersebut tengah berdiri di sampingnya. "Gue bosen, gak ada tantangan banget sekolah di sini," ujarnya pelan. Gerall menyugar rambut, membuat para siswi kembali histeris. Gerall tersenyum lebar, saat netranya menatap seorang gadis yang tengah kesusahan dengan buku di tangannya. "Mau gue bantu?" tanyanya setelah dia berhasil mensejajarkan langkah dengan siswi tersebut. Gadis manis itu hanya meliriknya sekilas, kemudian melanjutkan langkah tanpa memerdulikan Gerall yang kini mengikutinya. "Stop ngikutin gue!" ujarnya geram. Ia menatap galak cowok di depannya, berani sekali dia mengganggu seorang Allana Fabiola Rahardika, wakil ketua osis galak seantero sekolah. "Gue maunya ngikutin gimana?" Gerall berujar dengan lembut, mengedipkan sebelah matanya membuat beberapa siswi berteriak heboh. Allana meringis saat melihat antusias para siswi di sekolahnya. Satu kata untuk mereka dari Allana. Lebay! "Argh! Masa depan gue," ujar Gerall setelah Allana menendang barang berharganya. "Allana! Pokoknya lo harus tanggung jawab!" Gerall berteriak dengan keras, sementara Allana hanya mengedikkan bahu acuh sembari melanjutkan kembali langkahnya. "Calon anak-anak gue," lirih Gerall sembari terduduk. "Uhh, pasti rasanya ngilu," ujar Alvaro yang tiba-tiba berdiri di samping Gerall. Ia tertawa terbahak-bahak melihat keadaan Gerall yang meringkuk di lantai. "Si Allana emang top, gak salah gue milih dia jadi wakil gue," lanjutnya sembari bertepuk tangan. "Tap-top, tap-top pala lo minta digetok! Masa depan gue terancam," ujar Gerall geram. "Santai Mas Boy, woles! Teman selalu ada saat kita membutuhkan bantuan," ucap Alvaro sembari membantu Gerall berdiri. "Selalu ada, tapi nunggu ngakak kelar," cibir Gerall. "Itulah gunanya teman, selalu menghibur saat kita terjatuh," ujar Alvaro dengan bangga. "Buruan bawa gue ke UKS! gue gak mau calon anak-anak gue mati." *** Bel pulang sekolah baru saja berbunyi, para murid berhamburan meninggalkan area sekolah. Gerall tersenyum manis saat netranya menatap Allana yang tengah duduk manis di halte. Secepat mungkin Gerall mendorong motor kesayangan, menghampiri gadis yang selalu menolak bertemu dengannya. Gerall duduk manis di samping Allana yang tengah fokus dengan buku di tangannya. Merasa diabaikan, dengan santai Gerall mencopot handset dari telinga Allana kemudian memakainya. Allana menatap garang cowok di sampingnya, Gerall adalah hama yang harus ia tumpas. Hidupnya tidak pernah tenang, semenjak mengenal badboy kebanggaan para siswi di sekolahnya. Gerall dengan santai menarik lengan Allana membuat gadis itu memberontak tak terima. Namun, percuma saja, Gerall tetap menariknya menuju motor cowok itu. "Lo apa-apaan, sih?" Allana terus memberontak mencoba melepaskan diri dari Gerall. "Gue gak mau ikut sama lo!" Gerall seakan menulikan telinga, dia dengan cekatan memakaikan helm ke kepala gadis yang tengah menyumpah serapahi dirinya. "Buruan naik!" "Gue gak mau!" "Lama lo," ujar Gerall yang turun kembali dari motor. "Aaa … Gerall lepas," pekik Allana saat Gerall mengangkat tubuhnya dan mendudukkan ia di jok belakang motor cowok itu. "Pegangan!" "Ogah," ujar Allana ketus. "Buruan!" "Gue gak mau! Lo jangan seenaknya sama gue." "Allana," ujar Gerall lembut. Gerall memutar kepalanya kebelakang, menatap lembut gadis yang tengah duduk di jok belakang motornya. Gerall menggenggam tangan Allana erat. "A-apa?" ujar Allana sedikit terbata. "Mau masuk penjara bareng?" "Hah?!""Semua orang punya topeng masing-masing, tinggal bagaimana cara kita memakainnya." Gerall Yuan Elfateh ***Allana menghempaskan tubuhnya di tempat tidur, Allana tidak habis pikir ada orang seperti Gerall. Gerall memang nakal, petakilan dan hama di hidupnya. Namun, baru kali ini Allana melihat cowok itu meneteskan air mata.Setelah hampir dua tahun Allana mengenal Gerall. Ah, lebih tepatnya Gerall yang mengenalnya karena Allana baru mengenal Gerall setahun yang lalu. Allana menemukan sisi lain seorang Gerall.Gerall memang tidak seburuk yang Allana kira, tetapi kejadian tadi membuat Allana faham jika Gerall tidak bercanda dengan ucapannya. Ah, mengingat itu membuat mood Allana rusak saja."Gerall Yuan Elfateh, gue baru tahu siapa lo sebenarnya. Gue kira lo sama aja kayak badboy lain. Lo beda banget Gerall, gue salut sama lo," ujarnya sembari menatap langit-langit kamar dengan lukisan galaksi Andromeda dan b
"Gerall!" teriak Allana karena kini mereka tengah dalam perjalanan."Apa?" ujar Gerall yang juga berteriak."Tadi itu beneran kakak lo?""Iya!""Kok, bisa masuk penjara?"Allana memekik kaget saat Gerall menghentikan motornya tiba-tiba. Untung jalanan sedang sepi. Jika tidak, mereka pasti sudah kecelakaan. Eh, ngomong-ngomong ini di mana? Ini bukan jalan menuju rumahnya."Kalau lo mau tau, lo harus jadi pacar gue.""Jangan mimpi!""Terserah, pada akhirnya lo akan tetap jadi pacar gue," ujar Gerall santai.Allana mendelik, memukul punggung Gerall cukup keras. Gerall hanya tertawa kecil, pukulan Allana bukan apa-apa baginya."Ayo ikut.""Ke mana?""Ke kuburan," jawab Gerall sekenanya."Hah?""Jangan berisik ini kuburan!"Allana mengedarkan pandangannya. Benar, ini memang tempat pemakaman, tapi untuk apa Gerall mengajaknya ke sini? Apa Gerall akan membunuhnya lalu mengubur tubuhnya di sini? Baiklah Allana, kurangi menonton film tentang psikopat."Gue mau ngenalin lo sama orang tua gue,"
"Jangan buka-bukaan sama gue! Takutnya khilap." Gerall Yuan Elfateh ***Seorang gadis tengah berjalan dengan santai di koridor yang masih sepi, mungkin hanya Allana murid yang baru tiba di sekolah, bahkan gerbang juga belum dibuka. Mengingat ini masih pukul 6 pagi dan cuaca sedikit mendung.Jika kalian bertanya bagaimana cara Allana masuk? Allana memanjat lewat belakang. Allana tidak sebaik yang orang kira, di sekolah image-nya memang sangat baik. Namun, siapa yang tahu jika Allana mantan seorang badgirl.Allana membulatkan mata saat menatap seseorang di ujung koridor. Gerall tengah berjalan ke arahnya, dengan cepat Allana bersembunyi ke dalam toilet. Semenjak kejadian di mana Gerall masuk ke kamarnya, Allana mencoba menghindari Gerall.Sepertinya Allana harus berlama-lama di dalam toilet, karena Gerall juga memasuki toilet yang sama. Allana merutuki kebodohannya karena masuk tolitet pria, karena terlalu pan
Allana dengan telaten mengobati luka di tangan Gerall, kini mereka tengah berada di UKS. Jam masuk masih lama, mereka tak perlu khawatir telat. Allana mengeluarkan kotak dari tas, memberikannya pada Gerall yang hanya menatapnya bingung.Melihat Gerall yang hanya diam, Allana membuka kotak tersebut kemudian menyodorkan satu potong sandwich. Dengan senang hati Gerall menerimanya dan terjadilah aksi suap-suapan."Lo ada masalah? Cerita sama gue," ujar Allana memulai obrolan.Gerall hanya menggeleng pelan karena mulutnya tengah mengunyah. Senakal apa pun dirinya, Gerall tidak pernah berbicara saat tengah mengunyah. Selain takut keselek, ibunya pernah mengatakan jika itu perbuatan yang tidak sopan.Gerall kembali membuka mulut saat Allana kembali menyodorkan sandwich ke mulutnya. Mimpi apa Gerall semalam sampai mendapatkan keberuntungan seperti ini."Sekarang gue temen lo."Gerall mengangguk dengan antusias, tidak menyangka jika Allana mau berteman dengan orang seperti dirinya. Setidaknya
Gerall tengah berdiri dengan malas, panas sinar matahari membuat kulit putihnya nampak memerah. Gerall tengah dijemur bersama ratusan murid lainnya. Telinga seakan berdengung, mendengarkan pidato kepala sekolah yang hampir memakan waktu selama satu jam.Semua murid mungkin menganggap hari senin adalah hari yang paling mereka benci, di mana mereka harus panas-panasan saat mengikuti upacara. Hari yang sangat jauh dengan waktu weekend, begitupun dengan Gerall.Sebagai seorang badboy, membolos saat upacara adalah rutinitasnya. Namun, sayang. Kali ini Gerall tidak beruntung, Allana memergokinya saat tengah meroko di warung belakang.Sial memang!Padahal jika mereka menyadari makna penting dalam upacara, mereka tidak akan mengeluh seperti itu. Para pahlawan rela mengorbankan nyawanya untuk kemerdekaan Indonesia, tetapi para murid seakan tak menyadari itu."Gila, gak cape apa ceramah mulu? Yang denger juga gak ada," ujar Gerall sembari mengamati para murid yang sibuk sendiri.Ada yang sibuk
Gerall tengah berlari mendorong brankar Allana, Gerall meniru cara Kapten Yoo di drama Korea Descendants Of The Sun. Bedanya di sini tidak ada dokter yang menaiki tubuh Allana.Karena terlalu panik, ruang UGD bahkan sampai terlewat. Anehnya mereka malah berhenti tepat di depan ruang mayat, alhasil mereka harus putar balik layaknya orang yang sedang menghindari razia. Gerall melepaskan brankar Allana saat sudah sampai di depan pintu UGD. Sebelum suster memintanya agar tidak ikut masuk, Gerall terlebih dahulu duduk di salah satu kursi tunggu. Gerall sudah tau, sekeras apa pun keinginannya masuk, mereka tidak akan memberikan izin. Daripada melakukan drama dan memperlambat penanganan, Gerall lebih baik duduk. Sedikit ngos-ngosan karena memang sudah terlebih dahulu diisi banyak drama yang menyebabkan hambatan. Pemikirannya tidak sesuai dengan fakta! Ini yang disebut realita tak semanis ekspektasi. Tujuannya mengikuti cara Kapten Yoo agar bisa lebih cepat melakukan penanganan. Namun, y
"Diri mencoba mengiklaskan. Namun, rasa rindu sering kali menghantui." Gerall Yuan Elfateh ***Gerall tengah duduk termenung, pikirannya berkelana pada kejadian dua tahun lalu. Kejadian kelam yang berhasil memporak-porandakan kebahagiaan keluarganya.Gerall mencoba melupakan kejadian kelam itu. Namun, hati kecilnya selalu merasakan rindu yang memaksa untuk kembali mengingat. Semua tak semudah yang Gerall pikirkan.Gerall menggapai pigura yang selalu terpajang rapih di atas meja belajar. Menatap dengan penuh haru barang tersebut. Tangannya terulur mengusap lembut foto kedua orang tuanya, mereka tersenyum cerah ke arah kamera.Di bagian belakang pigura, terdapat tulisan penuh makna. Rasa bangga keluarga akan dirinya yang mengikuti jejak sang kakak. Derill dan Gerall laksana pinang dibelah dua, dari sikap, kebiasaan sampai prestasi, keduanya selalu memiliki kesamaan."Kami masih sama, ayah, bunda," ujar Gera
Hari terus berganti, tak terasa sudah satu bulan Derill mendekam di penjara dan hari ini merupakan hari yang sangat menegangkan bagi mereka. Gerall tengah menanti kedua orang tuanya, mereka akan menghadiri sidang putusan yang menjerat Derill. Senyum tertib di bibirnya, Gerall yakin Derill akan dibebaskan hari ini. Pasalnya orang suruhan sang ayah telah menemukan bukti jika Derill tidak bersalah. Dia hanya dijadikan kambing hitam oleh sahabatnya sendiri. Bukti kuat telah mereka kantongi, tinggal selangkah lagi, maka semuanya akan kembali seperti semula dan nama Derill akan bersih kembali. "Ayo, Sayang," ujar Maya yang tengah bergandengan bersama sang suami. Gerall bangkit dan langsung menyusul langkah kedua orang tuanya, Derill tertawa cekikikan saat membayangkan ekspresi Derill ketika melihat kamarnya telah disulap. Sulap penghancur andalan yang membuat Derill melarangnya masuk ke kamar cowok itu. Mobil terus melaju membelah jalanan Ibukota yang tengah lenggang, membuat merek