Home / Fiksi Remaja / Fake A Badboy / Masa Lalu Allana

Share

Masa Lalu Allana

Allana dengan telaten mengobati luka di tangan Gerall, kini mereka tengah berada di UKS. Jam masuk masih lama, mereka tak perlu khawatir telat. Allana mengeluarkan kotak dari tas, memberikannya pada Gerall yang hanya menatapnya bingung.

Melihat Gerall yang hanya diam, Allana membuka kotak tersebut kemudian menyodorkan satu potong sandwich. Dengan senang hati Gerall menerimanya dan terjadilah aksi suap-suapan.

"Lo ada masalah? Cerita sama gue," ujar Allana memulai obrolan.

Gerall hanya menggeleng pelan karena mulutnya tengah mengunyah. Senakal apa pun dirinya, Gerall tidak pernah berbicara saat tengah mengunyah. Selain takut keselek, ibunya pernah mengatakan jika itu perbuatan yang tidak sopan.

Gerall kembali membuka mulut saat Allana kembali menyodorkan sandwich ke mulutnya. Mimpi apa Gerall semalam sampai mendapatkan keberuntungan seperti ini.

"Sekarang gue temen lo."

Gerall mengangguk dengan antusias, tidak menyangka jika Allana mau berteman dengan orang seperti dirinya. Setidaknya Gerall bisa lebih mudah mendekati gadis itu.

Saat Allana akan kembali menyodorkan sandwich, dengan lembut Gerall menahan tangan Allana. Gerall mengambil alih sandwich itu kemudian menyodorkannya pada Allana. Tanpa merasa jijik Allana melahap sandwich yang Gerall sodorkan, mengunyahnya dengan perlahan.

Gerall tersenyum cerah, dengan cepat melahap habis sandwich sisa Allana. Tangannya terangkat mengacak pelan rambut gadis itu, membuat Allana berdecak pelan.

"Berarti kita udah ciuman," ujar Gerall tiba-tiba sehingga membuat Allana tersedak. Allana menatap tidak percaya pada Gerall yang kini tengah tersenyum. Allana sedikit terpana dengan senyuman itu, sangat manis. Eh?

"Karena kita udah temenan, lo gak sendiri, Ger," ujar Allana sembari menyentuh pelan tangan Gerall yang terluka.

Walaupun Allana tidak tau masalah apa yang tengah cowok itu hadapi, tetapi ia bisa merasakan kesedihan Gerall. Allana pernah merasakan sakitnya ditinggal oleh orang yang ia sayangi, hidup sendiri sampai akhirnya Allana jatuh kejalan yang salah.

Namun, Tuhan masih menyayanginya. Berkat uluran tangan orang yang saat ini ia panggil bunda. Dirinya kembali merasakan kasih sayang orang tua, membawa Allana kembali ke jalan yang benar.

Tanpa sadar, air mata menetes siring terputarnya momen kebersamaan Allana bersama kedua orang tuanya. Allana tidak sekuat yang mereka kira, pun Gerall tak seburuk yang mereka lihat.

Cobalah lebih luas memandang dunia!

Mereka yang buruk, tak selamanya buruk dan mereka yang terpuruk tak selamanya terpuruk. Semua memiliki peran masing-masing. Berhentilah melihat hanya satu sisi saja, tidak semua yang terjadi atas kehendak mereka.

Allana yang dulu menjadi badgirl karena merasa terpuruk, Allana merasa dunia seakan tak adil padanya. Mencoba mencari kebahagiaan sampai akhirnya Allana bertemu dengan keluarganya saat ini. Sedangkan Gerall, dia terpaksa menjadi seorang badboy karena wasiat mendiang ayahnya.

Beliau tidak ingin Gerall bernasib sama seperti kakaknya, Derill. Derill seorang goodboy, Deril sangat pintar dan sering menjadi perwakilan sekolah untuk olimpiade. Hingga akhirnya semua prestasi yang ia capai menjadi dalang kehancuran hidupnya.

Derill dijebak oleh teman dekatnya sendiri, karena bukti yang kuat, Deril ditangkap atas tuduhan pembunuhan dan pemerkosaan. Itu yang membuat Derill mendekam di penjara sampai saat ini.

"Jangan nangis, Na," ujar Gerall lembut. Gerall menghapus air mata yang mengalir di pipi tirus Allana, kemudian memeluk Allana dengan lembut, mencoba memberikan kenyamanan.

"Lo harus terbuka sama gue, Ger," ucap Allana pelan.

"Jangan buka-bukaan sama gue! Takutnya khilap," ujar Gerall yang ada benarnya.

"Gerall!" teraik Allana sembari melepaskan pelukan mereka.

"Apa, Sayang?" ujar Gerall santai. dia menatap Allana yang kini tengah melotot padanya.

"Pengen gue colok tuh, mata?"

"Dasar penghancur suasan!" ujar Allana kemudian dengan cepat keluar dari UKS.

Gerall hanya tertawa pelan, dia sebenarnya sengaja melakukan itu. Air mata Allana membuatnya merasa tersentuh, dia hanya tidak ingin ikut menangis dan terlihat lemah di depan gadis itu.

Gerall memandangi kepergian Allana, dia tersenyum. Merasa beruntung karena Allana kini bisa menerima kehadirannya walaupun karena gadis itu merasa kasian, Gerall tidak keberatan.

Gerall bisa menjadi dirinya sendiri saat bersama Allana, dan gadis itu menerimanya dengan baik tanpa mengolok-olok Gerall.

"Terima kasih, Na. Gue sayang lo."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status