Beranda / Romansa / FATAMORGANA / Bab 49. Panik

Share

Bab 49. Panik

Penulis: Air
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-04 17:43:05

"Eh! Kamu Damian?!" teriakku kaget melihat siapa yang sudah tergeletak di lantai depan pintu rumahku dengan kondisi tubuh menggigil dan demam tinggi.

"Damian! Damian! Ya Tuhan, apa yang terjadi?" suaraku benar-benar panik. Waktu sudah tengah malam. Di mana ada rumah sakit terdekat?

Dengan susah payah aku mensrik dan mengangkat tubuh duda tampan itu ke kamarku dan membaringkannya di sana. Dengan cepat aku aku mengompresnya agar demanya yang hampir 40 derajat itu yurun.

Malam kian metambat pagi. Aku agak tersentak mana kala merasakan sentuhan halus di rambutku. Sedikit meremasnya lalu menyisirnya dengan tangannya.

Dan aku sangat paham siapa yang melakukan itu. Damian sudah tersenyum lembut ketika aku mendongakkan kepalaku ke atas.

"Maaf kalau aku metepotjanmu. Maaf juga atas kejadian kemarin. Aku khilaf dan terbawa emosi." Aku hanya bergeming ketika dia mengucapkan kata-katanya itu.

Lalu aku bangkit seraya menyingkap tirai jendela kamar.

Air

Hallo mampir yuk di buku saya Fatamorgana Sang Kapten Takdir Yang Tertunda

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • FATAMORGANA   Bab 50. Mimpi Buruk

    "Eh, kamu! Gadis yang tadi____ Aku mengangguk sambil terrsenyum. "Iya, Nek. Saya Daiva. Yang ketemu Nenek tadi. Kirain Nenek mau kemana? Ternyata ke rumah___ Aku sengaja menggantung kata-kataku setelah melihat Si Nenek dan di sebelahnya ada pria yang teramat aku kenal. "Iva! Kamu kenal Nenek?" tanya Damian sambil mendekatiku lalu membimbingku untuk di sampingnya. Sebelum akhirnya aku menjawab pertanyaan Damian dengan anggukan. "Kamu apanya Damian?" tanya Nenek itu sambil menatapku dengan seksama. "Sa-saya, asisten pribadinya Damian, Nek," jawabku sambil menunduk. Entah kenapa mata orang tua itu seakan tajam menghujam ke ulu hatiku. "Oh, Nenek baru tahu kalau Damian sekarang punya asisten pribadi. Oh ya, Daiva. Apa kamu juga sudah kenal dengan cucu Nenek yang ini?" Aku menatap orang yang duduk di sebelah Nenek dengan tatapan dingin. Lantas beralih ke wajah orang tua itu. "Kenal, Nek," jawabku sambil ter

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-06
  • FATAMORGANA   Bab 51. Rahasia Masa Lalu

    Mataku mengerjab liar dengan napas turun naik. Aku tersengal. Ada ketakutan yang luar biasa dalam tatapanku memandang sosok yang sudah di sisih pembaringanku. Di dalam minimnya pencahayaan lampu kamarku, aku tak mampu menembus wajah siapa yang sudah berada dalam kamarku. Bahkan aku masih terfokus pada mimpi buruk yang sudah bertahin-tahun menghilang dalam tidurku. Tapi kini tiba-tiba muncul menyeruak ke masuk dalam rongga-rongga otak dan pikiranku. Ada apakah ini? Mungkinkah selama ini ayah di sana kurang tenang. Rasanya miris sekali setiap mengingat peristiwa pahit itu. Ayah meninggal setelah dinyatakan pembuluh darah di kepalanya pecah yang di sebabkan peradangan otak. Pukulan setiap ayah melakukan kesalahan membuat ayah sakit dan akhirnya meninggal. Andai saja ayah tidak terlilit hutang pada majikannya nggak mungkin ayah memgabdi seumur hidup menjadi koki di keluarga Cakrawala. Akh! Seandainya waktu masih bisa diputar dan aki waktu it

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-07
  • FATAMORGANA   Catatan penulis

    Buat para pembaca terima kasih sudah mau membaca karya saya. Untuk ban 52 sepertinya ada kesalahan teknis ya teman-teman Mohon maaf. Mohon dimengerti. Bab ini khsus untuk permohonan maaf saya. Karena saya nulisnya ketiduran hingga seharusnya belum di up malah sudah ke up. Sekali lagi saya mohon maaf atas keteledoran ini. Setelah catatan ini saya akan up bab 52nya. Semoga para pembaca berkenan. Dan memaklumi tindakan teledor saya. Bab 52. Akan saya buat lebih greget lagi dan semoga para pembaca tidak kecewa. Dan masih setia dengan karya saya. Selalu saya tunggu komen-komennya yang bisa membuat data lebih baik kritikannya dan juga dukungannya. Selalu saya tunggu.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-08
  • FATAMORGANA   Bab 52. Pesta

    Pesta di bawah sana masih berlangsung meriah meskipun waktu sudah dipenghujung malam. Namun pesta bertema pasangan yang diadakan oleh keluarga Gumelar itu semakin seru. Hari ulag tahun Nenek Sundari dirayakan atas permintaannya sendiri. Namun diawal-awal acara tadi sore sudah ada insiden yang tidak diinginkan. Daiva tiba-tiba pingsan di dapur ketika dia mau mengambil makanan. Entah apa yang terjadi dengan gadis itu. Gegar menggendong tubuhnya ke kamar kosong yang selalu disediakan khusus untuk tamu yang akan menginap. Sedang Damian gelisah di dalam pesta karena sudah hampir berjam-jam Daiva belum sadar juga. Padahal sudah memanggil dokter. "Gegar apa Iva belum sadar?" Akhirnya Damian sudah tidak bisa menunggu lama lagi dan dia memutuskan untuk datang ke kamar di mana Daiva di baringkan di sana. Setelah mengetuk pintu tiga kali Damian memaksakan diri untuk masuk ke kamar itu. Terlihat Daiva masih memejamkan mata. Damian berniat me

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-08
  • FATAMORGANA   Bab 53. Ingin Pergi Tanpa Kembali

    Plak! Plak! Aku terkesima melihat kedua tangan itu bergantian melayang ke pipi Claudia. Wajah gadis itu merah seketika dan ada buliran bening susah menbasahi pipinya. "Key," desis Claudia seperti kesakitan. Ada amarah yang begitu besar dari tataoan wajahnya. Sedangkan Keyko hanya bergeming menatap wajah putih yang kini memar oleh tangannya. Ada penyesalan yang begitu sangat di hati pria itu. Jelas terlihat dari pancaran sinar matanya. Entah kenapa, aku yang begitu kesakitan melihat kenyataan itu bahwa dia sangat mencintai Claudia. Sebenarnya sandiwara apa yang Key perankan sekarang ini? Di sisi lain dia menginginkan aku kembali menjadi miliknya. Di satunya lagi dia tidak bisa kehilangan Claudia. Akh! Brengsek! Yang bodoh itu aku. Kenapa mudah banget terhasut lagi olehnya. Dengan tertatih aku mencoba bangun dan mengambil tasku. Tak kupedulikan Key yang memeluk erat Claudia. Wanita itu menagis dengan isak pilu. Sepertinya takut kehilangan Keyko.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-09
  • FATAMORGANA   Bab 54. Sekelumit Misteri Masa Lalu

    "Aku nggak suka dengan sifat posesifmu ini, Damian." Seketika kurasakan pergerakan Damian membeku. Bukan berarti dia melepaskan tubuhku dari cengkramannya. "Aku mencintaimu, Iva. Sangat mencintaimu. Kamulah orang pertama kali yang bisa mebuatku melupakan peristiwa pahit itu. Kali ini gantian aku yang membeku. Keinginanku untuk melepaskan diri darinya tiba-tiba sirna. "Apa tidak bisa sedikit saja menyisakan ruang hati untuk namaku, Iva? Apa benar-benar kamu belum bisa melupakan, Key? Aku menghela napas berat. Bahkan Damian pun tak mengerti tentang rasa trauma itu. "Bukan masalah itu. Tapi memang aku lagi ingin sendiri. Maaf kalau aku mengecewakanmu." Damian tertegun lemas memandangiku yang sudah bisa membebaskan diri darinya. "Kamu mau kemana?" tanyanya seolah sudah pasrah melepaskan aku. Aku tak menyangka ternyata itu benar. Damian membiarkan aku pergi. "Aku akan ke luar Jakarta. Lebih tepatnya meninggalkan Jakart

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-11
  • FATAMORGANA   Bab 55.Perjodohan Mendadak

    Damian mulai curiga dengan sikap Nenek Sundary terhadap Daiva yang begitu antusias mendekatinya. Bahkan neneknya baru mengenal sosok Daiva. Bahkan sekarang Damian merasa neneknya mendekatkan Daiva dengan Keyko. Dalam hal ini Damian merasa dikucilkan dan sangat dibedakan dengan Keyko. Apa mungkin selama ini dirinya bukan keluarga yang sesungguhnya meskipun statusnya sepupu dekat Keyko khayang Gumelar. "Silakan diminum, Damian," titahku sambil menyodorkab teh panas ke hadapan Damian yang terlihat murung. Dari beberapa menit dia sampai di sini, wajahnya keliatan tak bersemangat dan banyak melamun. Entah apa yang menjadi pikirannya. Duda tampan itu kemudian meraih cangkir berukuran sedang itu dan menyeruput teh gingseng minuman khas keluarga Gumelar. "Jadi kamu mau tibggal di sini berapa lama?" tanya sambil menatapku teduh. Ada kepedihan yang tersimpan di netra coklatnya itu. "Aku belum tahu. Nenek hanya berkata padaku untuk me

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-12
  • FATAMORGANA   Bab 56. Seperti Dikendalikan

    "Damian," desisku tajam membuat ekor mata Keyko mengikuti tatapanku. Di sana di depan pintu terlihat Damian berdiri dengan tegap dan berjalan masuk tanpa di suruh."Iva, ayok kita pulang," ucapnya lagi membuat Nenek Sundary tergesa berdiri."Daiva, malam ini dan seterusnya akan tetap dini. Dia akan merawat Nenek."Tapi, Nek__Damian berhenti. Tak lagi membantah. Tatapan tajam dan licik itu menguar dari mata Sang Nenek. Damian tahu siapa dan bagaimana si nenek ini.Wanita tua yang sangat jahat dan tak berperikemanusiaan. Ada segurat kegelisahan yang sangat kentara ditunjukkan oleh duda tampan itu.Aku hanya menghela napas pendek. Ku tunggu matanya bertemu dengan mataku untuk memastikan bahwa aku akan sangat baik-baik saja.Setelah terjadi perdebatan sebentar akhirnya Damian pulang. Masih jelas terlihat wajahnya yang menunjukkan kecemasan dan kekhawatirannya padaku.Aku hanya memberikan isyarat bahwa aku akan baik-baik saja. Aku

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-15

Bab terbaru

  • FATAMORGANA   Hati Yang Kembali

    "Key, ada yang datang," bisikku masih di bawah tubuhnya yang menindihku. Keyko tak pedul sama sekali. Dia terus melanjutkan aksinya memacu tubuhku dengan miliknya dan membuatku mendesah hebat padahal sudah berkali-kali aku mendapatkan pelepasan, Namun sepertinya iti belum cukup membuat pria itu untuk merasakan kepuasan dariku. "Sayang, akh!" ucapnya dengan erangan yang menggila dan diakhiri dengan desahan yang dahsyat. Aku semakin mengejang hingga kudapatkan kembali pelepasan itu. Saat kami mengakhiri percintaan kami ketukan itu sudah tak terdengar lagi. Aku terkulai lemas lalu akhirnya tertidur karena capeknya dan mengabaikan keberadaannya. Tampak Keyko mendekap tubuh Diva dan membiarkan tangannya digunakan sebagai bantalan olehnya. Lalu pria itu mengecup dengan lembut bibir yang selalu menjadi candunya dan membuatnya menagih terus tubuh gadis itu. Kali ini Keyko tak akan melepaskan gadis itu lagi. Rasanya sudah teralu jauh selama ini dia mencampakan dan mem

  • FATAMORGANA   Bab 79. Sebuah Perasaan

    "Pak Kuntoro!" Pekik Sandra tertahan. Sedangkan Pengacara Kuntoronadi sendiri pun sangat terkejut melihat siapa yang tadi hampir saja bertabrakan dengan dirinya. "Nyonya Sandra," desisnya tak percaya. Bertahun-tahun perempuan ini diusir dari kediaman keluarga Gumelar dan kini tanpa sengaja bertemu di tepi jalan begini. "Apa yang Nyonta lakukan malam-malam begini? Nyonya, pulanglah. Nyonya besar membutuhkan Anda. Saat ini beliau sedang di lapas." Mendengar itu Sandra seperti disengat listrik. "Mama di penjara?" tanyanya sambil menutup mulut tak percaya setelah Kuntoro mengangguk dengan tegas. Sandra bersandar pada badan mobil merasakan sesuatu yang bergemuruh di dadannya. Sudah sekian tahun tapi dia belum bisa membuktikan apa-apa bagaimana mau pulang. "Nyonya, saya harap Anda bisa pulang dan menengok Nyonya tua. Sebentar lagi beliau akan bebas dari tuntutan. Tolong sempatkan untuk menengoknya." Sandra hanya menghela napas lalu m

  • FATAMORGANA   Bab 78. Babak Baru

    Lagi-lagi aku menghela napas. Membalikkan badan dan menautkan kedua alisku saat melihat pria itu kembali lagi."Ada yang ketinggalan?" tanyaku dari kejauhan."Nggak sich tapi boleh nggak aku minta nomor telponmu. Atau kartu nama saja." Aku semakin mengernyitkan keningku."Buat apa?" tanyaku tak mengerti."Buat pesen bunga lagi." Aku kembali menghela napas. Daripada lama dan ribet langsung saja aku mendekat oada pria tampan itu. Kuraih tangannya yang membuat dia kaget setengah mati lalu aku buka telapak tangannya.Ds situ aku tulis nomor aku . Setelah selesai aku segera masuk tanpa menghiraukan dia yang masih tepana melihat telapak tangannya. Sesaat kemudian aku dengar ada suara melengking memanggil namanya.Sudah bisa dipastikan kalau perempuan itu posesif akut. Aku hanya menghela napas lalu masuk ke dalam karena hari sudah siang.Sungguh tak dapat di percaya kalau gari ini toko bungaku akan sangat ramai kedatangan pengunj

  • FATAMORGANA   Bab 77. Orang Baru

    Aku benar-benar kembali ke pinggiran kota yang jauh dari Jakarta. Sudah fix bahwa Key mencariku waktu itu hanya untuk memanfaatkanku.Sekarang ini aku ingin benar-benar meluoakan srmua yang sudah terjadi di Jakarta. Dan tak perlu lagi aku kembali ke sana. Melulakan sosok Key dan Damian juga seabrek masalah yang melibatkanku di masa lalu."Mbak Daiva, kok cuma sebentar du sana. Saya kira bakalan berbulan-bukan, Mbak. Secara yang ngajak Mbak itu ganteng. Bisa jadikan mau merekrut Mbak Daiva jadi karyawan, cicit Yayi polos. Sala satu temanku di kota terpencil ini."Nggak kok, aku cuma menolongnta aja. Perusahaannya butuh aku untuk presentasi buat memenangkan tender. Dan kemarin semya sudah clear.""Kenapa Mbak Daiva nggak minta kerjaan saja sama cowok itu?" Aku tersenyum mendengar pertanyaan Yayi.Agak terkejut sedikit ketika kami mendengar suara mobil dengan halusnya parkir di depan warung."Permisi," sapa seorang cowok yang aku rasa usianya s

  • FATAMORGANA   Bab 76. Mulai Terungkap

    Aku mengernyitkan kening mendengar pertanyaan Damian saat jabat tangan terakhir dengannya. Bahkan ekspresi wajahku datar dan dingin. Apalagi melihat wanita yang ada di sampingnya. Cih! Baru juga sebulan aku pergi dari kota ini, nyatanya dia sudah kembali pada mantannya. Pantes Key sibuk nyari aku. Ternyata hanya ingin saling manas-manasi. Rasanya aku ingin buru-buru pergi dari sini dan menuntaskan tugasku hari ini. Setelah itu aku pergi kembali ke pinggiran kota yang tenang dan damai. Dengan senyum sinis aku membalas tatapan mata Damian. Dan menarik jabat tangan itu. Berharap setelah itu Keyko mengajakku pergi. Namun nyatanya aku malah terjebak dengan dua pria tak bermoral itu menurutku. "Maaf, Kalau sudah selesai, saya undur diri." Dengan cepat aku melangkahkan kakiku dari tempat itu. Baguslah, nggak ada yang mengejarku. Baru sadar aku, ternnyata aku cuma dimanfaatkan. "Taksi!" seruku ketika melihat taksi lewat di depanku. "Kantor pol

  • FATAMORGANA   Bab 75. Kembali Ke Jakarta

    Tubuhku membeku seketika melihat sosok yang ada di seberang tempatku berdiri Tak menyangka akan berada lagi dalam kondisi seperti ini. Rasanya aku ingin berlari dan tak pernah menoleh ke belakang lagi. Aku memang sudah berniat untuk pergi lalu nggak keluar lagi. "Daiva!" Aku menghentikan langkahku seketika tanpa menoleh. Aku sudah tidak ingin sama sekali kembali melihatnya "Maaf, hari ini saya libur nggak jual bunga," ucapku datar dan tanpa menoleh lagi aku berjalan ke arah rumah berniat untuk masuk dan menutup yang pasti mengunci rumah. "Daiva, tunggu! Jangan menghindar dariku, please! Aku mohon!" Aku tiba-tiba bergeming melihat pria yang tak lain Keyko itu. Pria itu mendekatiku lalu tiba-tiba menubrukku dan mendekapku erat. Kaget dan tak dapat mengelak lagi, ketika dengan spontan pria tampan itu memberikan ciuman bertubi-tubi. "Key-Key! Tolong jangan seperti ini, please," ucapku tersengal karena nggak bisa napas dan jug

  • FATAMORGANA   Bab 74.Kehidupan Baru

    Aku tersentak menyadari itu hanya mimpi. Sempat kurasakan basah di milokku. Akh, sial! Apa saking aku merindukannya hingga aku bisa mimpi bersamanya seperti itu? Dengan malas aku bangkit pembaringanku. Ternyata aku ketiduran. Kulihat jam di atas nakas sudah pukul sebelas malam. Rasanya baru tidur srbentar tadi. Beberapa jam yang lalu baru pulang mengantarkan pesanan bunga. Tak terasa aku di tempat ini sudah hampir satu bulam Tidak ada satu pun orang yang mengenalku. Kubeli rumah yang cukup seerhana ini dengan harga murah. Rumah pinggiran jauh dari perkotaan apalagi Jakarta. Tapi aku nyaman dan bahagia. Usahaku juga sudah mulai berkembang. Menjual tanaman hias seperti bunga hidup. Aku berharap Ariana akan senang kslsu sudah kembali nanti. Sengaja aku mengasingkan diri ke tempat terpencil karena aku sudah capek hidup dengan orang-orang yang selalu berpura-pura baik padaku. Bahkan semua akses kominikasi yang dulu tak lagi ada.

  • FATAMORGANA   Bab 73. Bercinta Mendadak

    Damian mengerutkan dahinya mendengar laporan si Bibi. "Polisi? Apa mereka berhasil menemukan bukti itu?" tanya Damian dalam hati. Dengan bergegas duda tampan itu berjalan keluar dan menemui dua orang polisi yang sudah berdiri di haman rumahnya. "Selamat Siang, Pak Damian. Maaf mengganggu waktunya. Kami ingin bertemu dengan korban pembunuhan Daiva Gayatri Maheswari." Damian mengangguk hormat lalu mempersilakan masuk untuk menemui Iva. "Selamat Siang, Mbak Daiva. Semoga kedatangan kami tidak menggangu Mbak Daiva." Aku hanya tersenyum lantas menggeleng pelan. Setelah 15 menit betlalu, sezi tanya jawab itu akhirnya selesai. Aku menarik napas penuh kebahagiaan ketika polisi akan mengejar pelaku yang telah merencanakan pembunuhan buatku. Hari ini juga ada saksi kunci yang sudah datang memberikan bukti akurat. Wajahku menegang sesaat karena aku tahu siapa saksi kunci tersebut. "Dokter Melisa?" "Iya, Mbak Daiv

  • FATAMORGANA   Bab 72. Keputusan

    "Ja-jangan lakukan itu, Nek. Aku mohon!" teriakku ketakutan. Namun nenek itu terus melakukannya. Mencekikku dalam keadaan yang sangat menyakiti aku. Membuat napasku tersengal dengan jari-jarinya yang kokoh mencengkramku. "Nek," desisku mengucapkan nama itu. Namun semua sudah berubah. Rasanya gelap dan sakit. Aku meronta dalam cengkraman itu yang semakin membuatku berteriak dahsyat. "Jangann! Aku mohon, jangan lakukan ini, please ...," "Iva! Iva, bangun! Kamu mimpi buruk." Tepukan di pipi Daiva membuat gadis itu menarik napas panjang yang tersengal dan akhirnya aku terbatuk-batuk. Aku membuka mataku dengan napas tak karuan. Kucoba mengatur napasku yang tersengal tadi. Kulihat sosok Damian sudah ada di depanku. Setelan jas tuxedo melangkahkan kakinya di teras rumah yang sagat besar dan luas itu. Bahkan tanpa megetuk pintu pun pria tampan itu langsung menuju ke kamar Damian. "Daiva! Kamu kenapa?" tanyanya padak

DMCA.com Protection Status