Home / Romansa / FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT / 75 Kamu Memang Brengsek!

Share

75 Kamu Memang Brengsek!

Author: Ans18
last update Last Updated: 2025-01-31 18:21:52

“Masuk!” pekik Evan saat mendengar pintu ruang kerjanya diketuk seseorang.

Beberapa detik kemudian, Evan menoleh karena orang yang baru saja memasuki ruangannya tidak kunjung bicara.

“Han?” Saat Evan tiba, kursi kerja Hana masih kosong, hingga ia mengira wanita itu akan izin lagi hari itu.

“Aku mau ngasih jadwal kamu hari ini.”

Evan terdiam. Bisa dilihatnya raut wajah Hana yang pucat, ditambah lagi gesture-nya yang seolah siaga, berdiri tidak terlalu jauh dari pintu, tidak seperti biasanya.

“Kamu udah enakan? Kok udah masuk?”

Pertanyaan bodoh sebenarnya kalau Evan sadar. Hari sebelumnya Hana pasti izin bukan karena tidak enak badan, melainkan karena kejadian di kamar hotel yang mungkin masih mengganggu pikirannya.

“Aku penderita PTSD kalo kamu lupa, dan penderita PTSD punya tendensi untuk menyakiti diri sendiri, itu yang sedang aku lakukan.” Entah ucapan itu benar atau tidak, tapi memang menyakitkan untuk Hana, bahkan sekadar untuk menatap lelaki di depannya itu.

Evan menghela napas,
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Jessie Aprilia
jangan percaya Hana
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   76 Jangan Dekat-Dekat!

    “Ngapain kita di sini?” tanya Hana bingung.“Ayo turun, kita perlu bicara kan.”Hana menggeleng tegas. “Aku nggak mau ngomong di sini.”“Terus di mana? Di sini kan privasi kita terjaga.” Apartemen Hana menjadi satu-satunya tempat yang bisa dipikirkan Evan. Jadi, ia mengarahkan mobilnya menuju apartemen Hana dan memarkirkan mobilnya dengan sempurna, sebelum mendapat penolakan dari wanita di sampingnya itu.Lagi-lagi Hana menggeleng. “Aku nggak mau berduaan sama kamu di tempat sepi, apalagi tertutup.”“Aku nggak bakal ngapa-ngapain. Janji. Maaf, yang waktu itu—” Evan menyugar rambutnya dengan frustasi.Hana tetap bergeming, bahkan tidak melepaskan pengait seat belt-nya."Trus kita mau ngomong di mana, Sayang?""Nggak usah manggil-manggil 'Sayang'!" Hana masih denial, tidak ingin begitu saja luluh hanya dengan satu kalimat cinta yang diucapkan Evan."Ya udah, mau ke mana kalo gitu? Mau ngomong di kantor?"Dengan dagunya, Hana menunjuk coffee shop yang ada di tower lain."Oh, mau sambil n

    Last Updated : 2025-02-01
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   77 Maaf Tanpa Syarat

    “Kamu maafin aku begitu aja?”Keduanya masih melanjutkan pembicaraan serius mereka di coffee shop yang untungnya tidak terlalu banyak pengunjung. Ditambah lagi, Hana memang sengaja mencari tempat di pojok agar tidak ada yang mencuri dengar pembicaraan mereka.Bagaimana pun juga membicarakan skandal dan masalah keperawanan di tempat umum bukanlah hal yang lazim. Tapi Hana juga tidak mau mengambil risiko dengan berbicara berdua di apartemennya.“Kamu nggak mau dimaafin begitu aja? Mau dapet syarat dulu sebelum dimaafin?”“Bukan gitu. Tapi … kesalahanku besar banget kan. Aku bahkan sampe benci dan malu sama diriku sendiri. Kamu bisa bayangin kalo orang tuaku tau apa yang kulakukan ke kamu? Bisa-bisa aku dicoret dari kartu keluarga setelah babak belur dihajar Ayah sama Mama.”Hana terdiam, kalau dilihat dari satu sisi, kesalahan Evan memang sebesar itu. Evan hampir merenggut kesuciannya, hanya karena kecemburuan yang terlalu besar. Tapi ia juga sadar kalau ia yang mengizinkan Evan mulai m

    Last Updated : 2025-02-01
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   78 Hamil?

    “Mau ditraktir di mana lo?” Meskipun Evan sebenarnya malas menanggapi temannya yang satu itu, tapi Evan lebih memilih mengiakan permintaannya daripada suatu hari Arfindo akan mengungkit-ungkit lagi, dan lebih parahnya meminta ditraktir Hana seorang diri.“Bandar Djakarta yuk.” Arfindo tidak benar-benar minta ditraktir. Ia hanya ingin memastikan apa yang didengarnya baru saja benar. Sepanjang yang ia tahu, Evan masih belum bisa move on dari Melinda, karena itu di pertemuan mereka yang terakhir, Arfindo masih berusaha menjodohkan Evan dengan Melinda.“Tempat lain aja lah, Hana nggak bisa makan cumi.”“Alergi?”“Iya, tempat yang lain aja.”“Semua seafood atau cumi doang nih alerginya?”“Cumi doang.”“Kan banyak seafood yang lain, ada udang, ada kepiting, ikan juga ada.”“Buat jaga-jaga sih mending nggak usah makan seafood.”Hana memperhatikan perdebatan kedua orang di depannya dengan jengah. Kenapa tidak ada satu pun di antara dua lelaki itu yang menanyakan pendapatnya.“Ehem!” Hana memb

    Last Updated : 2025-02-02
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   79 Menjebak Dia Seumur Hidup

    “Orang-orang kayak pada ngelihatin kita deh.”Hana yang berjalan selangkah di belakang Evan mengedarkan pandangannya dengan awas. Ia yang selama dua hari belakangan tinggal di kediaman keluarga Cakrawangsa, pagi itu berangkat bersama Evan, tentu saja mereka terlihat memasuki lobby kantor bersama.Tapi, bukankah itu hal yang wajar? Jabatannya adalah asisten, bukan sekretaris. Dan hal itu sudah berlangsung lama, sejak ia menjadi asisten Antares Cakrawangsa, ia juga sering berangkat bersama dengan atasannya yang merangkap calon mertuanya saat ini.“Masa?” Evan ikut mengedarkan pandangan, dan setiap orang yang bertemu tatap dengannya langsung menunduk hormat.Anehnya, Evan malah berbalik dan memperhatikan wajah Hana dengan seksama, yang membuat Hana salah tingkah.“Ini di lobby.” Hana mengingatkan Evan agar tidak melakukan tindakan aneh.“Ngecek aja, jangan-jangan masih ada bentol-bentolnya makanya pada ngelihatin.”Hana mendengus kesal dan memberikan kode agar Evan melanjutkan langkahnya

    Last Updated : 2025-02-02
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   80 Rumah

    "Udah nggak marah kan?”“Marah kenapa? Karena digosipin hamil apa karena kamu punya proyek baru sama mantan tapi nggak ngomong-ngomong?”Keduanya tengah berada di mobil, setelah pengumuman pernikahan mereka berakhir dengan sebuah kabar yang mengejutkan bagi Hana. Kabar proyek baru Evan dengan Melinda. Bukan hanya dengan Melinda sebenarnya, ada Arfindo juga terlibat di dalamnya.Kekesalan Hana semakin bertambah karena Evan tidak langsung menjelaskannya, sampai saat mereka dalam perjalanan pulang dan Hana masih belum tahu apa-apa tentang proyek itu.“Nggak usah dimasukin ke hati gosipnya, anggep aja mereka lagi ngedoain.”Hana memutar kedua bola matanya. “Ya doainnya nanti aja kali, pas udah abis nikah. Kalo gini ya jatuhnya fitnah. Belum lagi dipikir aku godain kamu. Ck!”Evan terkekeh, sedikit lega karena bisa mengalihkan perhatian Hana dari proyeknya dengan Melinda. “Emang kamu godain aku kan? Coba, siapa yang tidur di kamarku? Kan kamu.”“Perlu kuceritain kejadian rinci di malam itu

    Last Updated : 2025-02-03
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   81 Evan dan Cemburu Adalah Paket Combo

    “Han, nanti fitting baju ya. Kamu ada temen yang bisa nemenin nggak, Han? Tante pengen nemenin, tapi temen Tante ada yang masuk rumah sakit, jadi nanti mesti ke sana.”Keduanya sedang berada di dapur, berkutat dengan masakan yang akan dihidangkan untuk sarapan keluarga itu. Meskipun banyak ART di rumah itu, tapi khusus untuk sarapan, Letta selalu mengusahakan makanan yang disajikan hasil dari tangannya sendiri.Dan Hana terbiasa membantu Letta sejak dulu, bahkan sebelum ia menjadi calon menantu di rumah itu. Sementara Elaksi dan Elga, dua anak perempuan Letta memilih tidur atau joging keliling komplek daripada masuk ke dapur.“Siapa Tante yang masuk rumah sakit?”“Rena, typus.”“Oh Tante Rena. Salamin ya, Tante. Nanti aku gampang fitting-nya, bisa ajak Ribka atau Vio. Sendiri juga bisa.”“Nggak ngajak Evan?”Hana menggeleng pelan. “Nggak ah, malu, Tante.”“Malu kenapa?” tanya Evan yang tiba-tiba muncul dari balik stool bar.Letta terkekeh kemudian meninggalkan keduanya untuk bicara.“

    Last Updated : 2025-02-03
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   82 Kamu Ikut

    Azka yang mendengar kalimat pedas dari Ibra melemparkan senyum santai, kemudian menarik kursi yang berada di meja sebelah dan memosisikannya di samping Vio. "Namanya juga usaha."Ibra hanya bisa menghela napas kasar melihat ketidakpedulian dari Azka. Lelaki itu seperti tidak punya rasa takut menghadapinya."Katanya tadi fitting, Han. Gimana?" tanya Azka yang langsung menatap Hana penasaran. "Pas? Atau perlu digedein gara-gara calon keponakanku?"Vio menatap horror ke arah Hana, begitu pun dengan Ibra yang seperti benar-benar terpukul ketika Azka mengucapkannya."Apa sih, Ka?" Hana memukul lengan Azka dengan sepenuh tenaga, sementara Evan hanya terkekeh, bahkan ingin mengusapi perut Hana, andai diperbolehkan."Lo lagi hamil, Han?"Hana menggeleng cepat.Azka terbahak melihat reaksi orang-orang di meja itu. "Loh kata orang-orang di kantormu, kamu lagi hamil.""Bahas aja teruuus, apa perlu aku pasang berita di web kantor, kalo aku nggak hamil.""Jadi itu yang bikin kamu tadi nggak pede s

    Last Updated : 2025-02-04
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   83 Janji Masa Lalu

    "Masih pagi, Van, mau ngapain?"Hana kembali ke apartemennya karena orang tua Evan sempat kebingungan bagaimana cara melaksanakan acara 'pingitan' Evan dan Hana kalau mereka tinggal di rumah yang sama. Walaupun bisa saja Hana diminta tinggal di rumah depan, sedangkan Evan di rumah belakang, tapi Letta yakin kalau Evan bisa kapan saja mengendap-endap ke rumah depan untuk menemui Hana.Akhirnya Hana mengusulkan untuk kembali ke apartemen sampai hari H pernikahan mereka. Meskipun berat, akhirnya Letta dan Ares menyetujui. Lagipula beberapa hari lagi Dian dan keluarganya akan datang dan menyewa salah satu unit apartemen di tower yang sama dengan Hana. Itu lah yang membuat orang tua Evan tidak terlalu khawatir."Anterin aku ke makam orang tuamu, Han," ucap Evan. Sekian lama ia menjalin hubungan dengan Hana, dan bodohnya ia yang belum mengunjungi makam kedua orang tua Hana sekadar untuk mendoakan dan meminta izin untuk menikahi anaknya.Hana terkesiap mendengar ucapan Evan. Ia memang sempat

    Last Updated : 2025-02-04

Latest chapter

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   147 Extra Part 12 (Ending)

    "Lucu banget siiih." Vio yang menggendong sesosok bayi kecil tidak bisa mengalihkan matanya dari bayi yang belum bisa membuka mata itu. "Boleh bawa pulang satu nggak? Kan masih ada satunya lagi.""Kalo dia laper, lo mau nyusuin?" Hana mendelik ke arah Vio."Ck! Lucu banget tau, Han." Vio dengan gemasnya mengecupi pipi bayi merah itu."Udah pengen ya?" tanya Hana menggoda Vio yang agak terlihat kaku menggendong bayi di tangannya.Vio mengedikkan bahu sebagai jawabannya.Saat keduanya tengah bermain-main dengan bayi kembar itu, Evan dan Azka masuk ke dalam kamar rawat dengan dua tote bag yang berlogokan salah satu minimarket. Hana memang meminta pada suaminya untuk dibelikan cemilan karena makanan dari rumah sakit hanya mampu mengganjal setengah ruangan di perutnya."Van, si twin siapa sih namanya? Astaga, udah setengah jam aku nanya ke Hana, katanya kamu yang bakal ngasih tau karena kamu ngelarang dia ngasih tau. Apaan coba?"Evan tersenyum pongah. Ia memang melarang Hana memberitahukan

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   146 Extra Part 11 (Kamu Tetap yang Tercantik)

    Hana mengusap peluh yang mulai terasa di dahinya. Ia berusaha menahan rasa sakit yang mulai menyergapnya. Evan masih tertidur pulas di sebelahnya.Setelah mengatur napasnya beberapa saat dan sakit di perutnya tidak kunjung mereda, tangan Hana terpaksa menggapai suaminya untuk membangunkannya."Maaas.""Hmm?" Evan mendengar panggilan istrinya tapi matanya masih enggan untuk membuka."Mas, perutku mules."Barulah setelah mendengar itu, mata Evan membuka sempurna. "Kontraksi?"Hana hanya bisa kembali mengatur napasnya. Ini yang pertama untuknya, bagaimana ia bisa membedakan itu kontraksi palsu atau kontraksi yang sebenarnya."Aku bangunin Mama dulu ya."Sejak satu bulan sebelum Hari Perkiraan Lahir (HPL), semua anggota keluarga Evan sudah menginap di rumah Evan, mama papanya, termasuk Elga dan Elaksi. Euforia dan khawatir yang berlebihan adalah penyebabnya. Tapi Evan juga tidak memungkiri kalau ia membutuhkan kehadiran mamanya yang sudah berpengalaman menghadapi proses persalinan."Masih

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   145 Extra Part 10 (Terima Kasih Telah Membuatnya Bahagia)

    "Permisi, Pak." Ribka melongokkan kepala ke ruang atasannya setelah mendengar sahutan dari Evan yang mempersilakannya masuk."Kenapa, Rib?""Hana?"Evan hanya menunjuk dengan dagu posisi Hana yang sedang tidur di sofanya. Sejak kehamilan Hana, Evan sengaja mengganti set sofa di ruangannya dengan yang lebih besar agar Hana bisa tidur dengan nyaman.Apalagi kini kehamilan Hana menginjak tujuh bulan. Dengan perut sudah sebesar itu, sebenarnya Evan tidak tega membiarkan Hana masih bekerja, walau setengah hari kerja Hana hanya dihabiskan untuk tidur. Tapi ke-clingy-an Hana belum juga berkurang hingga Evan tidak mungkin membiarkannya di rumah sendiri."Kenapa nyari Hana?""Ada proposal yang nunggu approval Pak Evan. Dan belum di-review Hana. Tadi tim pengembangan 2 udah nanya hasilnya, Pak.""Langsung kirim ke saya aja, Rib. Biar saya periksa.""Nggak lewat Hana nggak apa-apa, Pak?""Lihat sendiri dia teler begitu." Evan terkekeh melihat Hana yang tertidur dengan nyaman tanpa merasa tergang

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   144 Extra Part 9 (Clingy)

    "Maaas, meluknya jangan kenceng-kenceng. Nanti dedeknya kegencet."Evan merenggangkan pelukannya meskipun rasanya masih belum rela."Gemes abisnya. Kamu jadi lebih enak dipeluk."Hana mendelik kesal. Pasti ada yang tersirat di balik ucapan suaminya itu. "Maksudnya aku gendutan? Jadinya empuk untuk dipeluk?""Ya ampun, jangan sensitif gitu dong, Han. Nanti kalo kamu kesel, baby-nya ikut kesel sama ayahnya gimana?"Hana mengerucutkan bibir karena kesal, tapi justru ditanggapi Evan sebagai kode untuk mencium bibir istrinya itu, yang semenjak kehamilannya sama sekali tidak pernah terpoles lipstik."Ya orang hamil memang gendutan, Sayang. Kalo nggak gendutan gimana lah, mesti kita periksain lagi ke dokter, apalagi kamu bawa dua baby di perut," ucap Evan setelah puas mengeksplorasi kelembutan bibir istrinya."Mas nggak akan ninggalin aku meskipun aku gendut kan?" tanya Hana tiba-tiba."Kok kamu jadi clingy banget sih sejak hamil?" tanya Evan sampai hampir terbahak. Tidak pernah terbayangkan

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   143 Extra Part 8 (Ayo Kita Serius)

    "Mbak Hana mikir apa?" tanya Bi Lastri yang memperhatikan Hana melamun sambil mengaduk lemon tea yang baru saja dibuatnya. "Jangan banyak pikiran, Mbak. Kasihan yang di perut."Hana tersenyum melihat kekhawatiran Bi Lastri padanya. Pasti mama mertuanya sudah mewanti-wanti ART di rumahnya untuk memperhatikannya.Ia memang sedang berpikir, tapi bukan masalahnya yang sedang menguasai pikirannya. Hari sebelumnya ia sempat mengobrol dengan Vio, dan curahan hati Vio tentang hubungannya benar-benar membuat Hana memutar otaknya.Dan inilah saatnya ia mencoba melakukan sesuatu untuk membantu hubungan sahabatnya."Bibi, minta tolong bawain minum sama cemilannya ke ruang tengah ya," ucap Hana, kemudian berlalu menyusul suaminya dan sepupu iparnya yang sedang mengobrol di ruang tengah."Mas, Arfindo udah punya cewek belum sih?" Kalimat pertanyaan pertama yang disampaikan Hana begitu menginjakkan kaki di ruang tengah membuat Evan mengernyitkan dahi."Ngapain nanyain Arfindo?"'Evan dan cemburunya.

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   142 Extra Part 7 (Boleh Aku Mendekatimu?)

    "Jadi Evan nerima lo lagi?"Sudah beberapa minggu sejak keluarga Evan akhirnya tahu apa yang dilakukan Hana untuk menyelamatkan perusahaan. Hana sedang sibuk mempersiapkan pernikahannya dengan Evan yang disangka Vio tidak akan terjadi.Hana mengedikkan bahu, karena dia sendiri juga bingung dengan apa yang diinginkan Evan. "Lo sama Kak Azka gimana?""Loh kok jadi ngomongin gue?""Ayolah Vi, gue butuh hiburan kisah cinta orang lain daripada kisah cinta gue.""Nggak ada apa-apa, Han. Jadi nggak ada yang perlu gue ceritain.""Hah? Serius? Waaah, Kak Azka mesti didorong nih."Hana meraih ponselnya dari dalam tas kemudian sibuk mengirim pesan pada Azka, sementara Vio menatap makan siang di depannya dengan malas padahal dia yang sejak pagi mendesak Hana untuk menemaninya makan siang di salah satu restoran kesukaannya.Keduanya larut dalam obrolan sampai Hana tidak sadar kalau makanannya sudah habis sementara makanan Vio bisa dibilang masih utuh."Makan yang bener, Vi.""Lo kayak nggak pernah

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   141 Extra Part 6 (Makan Malam Terima Kasih)

    "See? Dia udah nggak ada perlu lagi, makanya nggak ngehubungin." Vio menatap ponselnya dengan kesal. "Emang dia nggak ada rasa. Sadar dong, Vio!" Vio berusaha meyakinkan diri sendiri kalau perasaannya tak berbalas.'Telepon duluan aja!' Entah sisi hatinya yang mana yang sedang berbisik."Dih, nggak ada ceritanya seorang Vio ngehubungin laki-laki duluan." Sambil menggeram kesal, Vio menjauhkan ponselnya, kemudian mencoba larut dalam berkas gugatan yang baru saja dikirimkan stafnya melalui e-mail.Sepanjang hari Vio berusaha menyibukkan diri sendiri, dan jika mode Vio yang seperti ini sedang kumat, maka yang menjadi buklan-bulanannya adalah para staf dan junior pengacara di law firm itu. Vio bisa saja bekerja seakan besok hari kiamat, dan hari itu juga semua berkas perkara atau pledoi yang sedang mereka siapkan harus selesai."Kenapa sih Mbak Vio?" bisik Indri pada Laras."Putus cinta kali, kayak biasanya. Masih kaku aja, tau sendiri kita rutin ngalamin hal ini beberapa bulan sekali.""

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   140 Extra Part 5 (Pertemuan)

    Vio mengerjap pelan, diiringi dengan suara terkikik pelan dari resepsionis yang mendengarkan ucapan Azka yang hanya berjarak tidak lebih lima meter darinya."Hmm ... Mas, bukannya aku sok sibuk. Tapi aku ngecek jadwalku dulu ya—"'Dan kesiapanku.' batin Vio. Andai ia bisa mengutarakannya. Tapi tidak lama kemudian ia sadar kalau Azka dan mamanya berurusan dengannya hanya demi Hana, tidak ada niat lain. Ia hampir tertawa kalau tidak ingat Azka masih berada di depannya."Ya udah, jangan dipaksain kalo gitu, nanti aku whatsapp lagi ya, kamu bisa atau nggak-nya."Vio mengangguk mengiakan. Sebenarnya ia lebih senang ditelepon, paling tidak ia bisa mendengar suara berat Azka, tapi tidak mungkin diungkapkannya kan."Aku ... berangkat kerja dulu ya."Kali ini suara terkikik Achi semakin keras dan baru berhenti setelah Vio memelototinya."Mbak Vio kayak lagi main rumah-rumahan deh."Kalau saja wanita itu tidak lebih tua dari Vio, mungkin Vio akan memarahinya habis-habisan. "Main rumah-rumahan?

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   139 Extra Bab 4 (Mamaku Ingin Bertemu)

    "Ma, Pa, aku nggak sarapan di rumah ya." Azka bergegas merapikan barangnya ke dalam tas ransel sambil berpamitan pada kedua orang tuanya yang sedang duduk menyantap sarapan."Ke mana, Ka? Pagi banget?""Jemput Vio, Ma. Semalem dia kuanter pulang, pagi ini dia naik apa kalo mobilnya di kantor?"Rimbi terbengong mendengar jawaban Azka. Sementara Ferdi menahan tawanya."Demi dapet alamat Hana. Pergi dulu Ma, Pa." Azka mencium tangan kedua orang tuanya lantas berlalu pergi.Setelah Azka hilang dari pandangan mereka, barulah Ferdi berani meledakkan tawanya. "Udah, kamu aja yang turun tangan. Nungguin hasil dari Azka pasti lama.""Emangnya Azka ...?" Rimbi menatap suaminya dengan bingung."Kali ini Azka dapet lawan yang sepadan, kayaknya kamu yang mesti turun tangan."***Azka melajukan mobilnya ke sebuah perumahan elit. Jelas Azka tahu di mana Vio tinggal karena sudah beberapa kali mengantar Hana ke rumah itu, dan malam sebelumnya pun ia mengantar Vio sampai depan gerbang rumahnya. Akan te

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status