Home / Romansa / FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT / 79 Menjebak Dia Seumur Hidup

Share

79 Menjebak Dia Seumur Hidup

Author: Ans18
last update Last Updated: 2025-02-02 18:19:33

“Orang-orang kayak pada ngelihatin kita deh.”

Hana yang berjalan selangkah di belakang Evan mengedarkan pandangannya dengan awas. Ia yang selama dua hari belakangan tinggal di kediaman keluarga Cakrawangsa, pagi itu berangkat bersama Evan, tentu saja mereka terlihat memasuki lobby kantor bersama.

Tapi, bukankah itu hal yang wajar? Jabatannya adalah asisten, bukan sekretaris. Dan hal itu sudah berlangsung lama, sejak ia menjadi asisten Antares Cakrawangsa, ia juga sering berangkat bersama dengan atasannya yang merangkap calon mertuanya saat ini.

“Masa?” Evan ikut mengedarkan pandangan, dan setiap orang yang bertemu tatap dengannya langsung menunduk hormat.

Anehnya, Evan malah berbalik dan memperhatikan wajah Hana dengan seksama, yang membuat Hana salah tingkah.

“Ini di lobby.” Hana mengingatkan Evan agar tidak melakukan tindakan aneh.

“Ngecek aja, jangan-jangan masih ada bentol-bentolnya makanya pada ngelihatin.”

Hana mendengus kesal dan memberikan kode agar Evan melanjutkan langkahnya
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Priskila Hendi
Perasaan semua Novel di Good Novel isinya tentang Pelakor semua ya? Bosen lama² baca Novel di sini, apakah sudah saatnya beralih fokus ke Drama Korea lagi?
goodnovel comment avatar
audrey larissa
waduhh.. baru selesai masalh yg satu udh muncul lagi masalah yg Laen.. sabar yaa Van ini cobaan wkwkwk..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   80 Rumah

    "Udah nggak marah kan?”“Marah kenapa? Karena digosipin hamil apa karena kamu punya proyek baru sama mantan tapi nggak ngomong-ngomong?”Keduanya tengah berada di mobil, setelah pengumuman pernikahan mereka berakhir dengan sebuah kabar yang mengejutkan bagi Hana. Kabar proyek baru Evan dengan Melinda. Bukan hanya dengan Melinda sebenarnya, ada Arfindo juga terlibat di dalamnya.Kekesalan Hana semakin bertambah karena Evan tidak langsung menjelaskannya, sampai saat mereka dalam perjalanan pulang dan Hana masih belum tahu apa-apa tentang proyek itu.“Nggak usah dimasukin ke hati gosipnya, anggep aja mereka lagi ngedoain.”Hana memutar kedua bola matanya. “Ya doainnya nanti aja kali, pas udah abis nikah. Kalo gini ya jatuhnya fitnah. Belum lagi dipikir aku godain kamu. Ck!”Evan terkekeh, sedikit lega karena bisa mengalihkan perhatian Hana dari proyeknya dengan Melinda. “Emang kamu godain aku kan? Coba, siapa yang tidur di kamarku? Kan kamu.”“Perlu kuceritain kejadian rinci di malam itu

    Last Updated : 2025-02-03
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   81 Evan dan Cemburu Adalah Paket Combo

    “Han, nanti fitting baju ya. Kamu ada temen yang bisa nemenin nggak, Han? Tante pengen nemenin, tapi temen Tante ada yang masuk rumah sakit, jadi nanti mesti ke sana.”Keduanya sedang berada di dapur, berkutat dengan masakan yang akan dihidangkan untuk sarapan keluarga itu. Meskipun banyak ART di rumah itu, tapi khusus untuk sarapan, Letta selalu mengusahakan makanan yang disajikan hasil dari tangannya sendiri.Dan Hana terbiasa membantu Letta sejak dulu, bahkan sebelum ia menjadi calon menantu di rumah itu. Sementara Elaksi dan Elga, dua anak perempuan Letta memilih tidur atau joging keliling komplek daripada masuk ke dapur.“Siapa Tante yang masuk rumah sakit?”“Rena, typus.”“Oh Tante Rena. Salamin ya, Tante. Nanti aku gampang fitting-nya, bisa ajak Ribka atau Vio. Sendiri juga bisa.”“Nggak ngajak Evan?”Hana menggeleng pelan. “Nggak ah, malu, Tante.”“Malu kenapa?” tanya Evan yang tiba-tiba muncul dari balik stool bar.Letta terkekeh kemudian meninggalkan keduanya untuk bicara.“

    Last Updated : 2025-02-03
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   82 Kamu Ikut

    Azka yang mendengar kalimat pedas dari Ibra melemparkan senyum santai, kemudian menarik kursi yang berada di meja sebelah dan memosisikannya di samping Vio. "Namanya juga usaha."Ibra hanya bisa menghela napas kasar melihat ketidakpedulian dari Azka. Lelaki itu seperti tidak punya rasa takut menghadapinya."Katanya tadi fitting, Han. Gimana?" tanya Azka yang langsung menatap Hana penasaran. "Pas? Atau perlu digedein gara-gara calon keponakanku?"Vio menatap horror ke arah Hana, begitu pun dengan Ibra yang seperti benar-benar terpukul ketika Azka mengucapkannya."Apa sih, Ka?" Hana memukul lengan Azka dengan sepenuh tenaga, sementara Evan hanya terkekeh, bahkan ingin mengusapi perut Hana, andai diperbolehkan."Lo lagi hamil, Han?"Hana menggeleng cepat.Azka terbahak melihat reaksi orang-orang di meja itu. "Loh kata orang-orang di kantormu, kamu lagi hamil.""Bahas aja teruuus, apa perlu aku pasang berita di web kantor, kalo aku nggak hamil.""Jadi itu yang bikin kamu tadi nggak pede s

    Last Updated : 2025-02-04
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   83 Janji Masa Lalu

    "Masih pagi, Van, mau ngapain?"Hana kembali ke apartemennya karena orang tua Evan sempat kebingungan bagaimana cara melaksanakan acara 'pingitan' Evan dan Hana kalau mereka tinggal di rumah yang sama. Walaupun bisa saja Hana diminta tinggal di rumah depan, sedangkan Evan di rumah belakang, tapi Letta yakin kalau Evan bisa kapan saja mengendap-endap ke rumah depan untuk menemui Hana.Akhirnya Hana mengusulkan untuk kembali ke apartemen sampai hari H pernikahan mereka. Meskipun berat, akhirnya Letta dan Ares menyetujui. Lagipula beberapa hari lagi Dian dan keluarganya akan datang dan menyewa salah satu unit apartemen di tower yang sama dengan Hana. Itu lah yang membuat orang tua Evan tidak terlalu khawatir."Anterin aku ke makam orang tuamu, Han," ucap Evan. Sekian lama ia menjalin hubungan dengan Hana, dan bodohnya ia yang belum mengunjungi makam kedua orang tua Hana sekadar untuk mendoakan dan meminta izin untuk menikahi anaknya.Hana terkesiap mendengar ucapan Evan. Ia memang sempat

    Last Updated : 2025-02-04
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   84 Hai Istriku!

    -Ruang make up Hana-Hana menatap pantulan dirinya di cermin.MUA yang baru saja menyelesaikan riasannya sedang keluar untuk memantau riasan keluarga yang lain. Vio juga keluar karena ingin menemani kakaknya yang dikhawatirkan akan melakukan yang 'tidak-tidak' karena patah hati. Kini, ia sendiri di dalam ruangan yang baru beberapa saat lalu ramai orang.'Ma, Yah, hari ini Hana nikah,' bisiknya dalam hati. Sekuat tenaga ia menahan agar air matanya tidak jatuh dan merusak riasannya. Walau tentu saja pihak MUA menggunakan make up waterproof, rasa khawatir itu pasti tetap ada.Lamunan Hana dibuyarkan suara decitan pintu. Saat ia menoleh, Ribka melangkah masuk sambil menatapnya dengan tatapan yang tidak ia mengerti."Lo kenapa matanya berkaca-kaca gitu deh," sindir Hana, padahal acara belum benar-benar dimulai, dan selama ini ia tidak pernah melihat Ribka menangis. "Lo nggak rela gue nikah sama Evan yang selalu lo panggil bos ganteng itu?"Ribka mencibir tebakan Hana. "Gue bingung, Han. Se

    Last Updated : 2025-02-05
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   85 Love of a Lifetime

    Hana menghela napas di depan cermin kamar mandi, saat berusaha membersihkan kekacauan yang dibuat Evan padanya."Heran, nggak bisa sabar. Untung nggak kebablasan, untung juga sempet lari ke kamar mandi sebelum ada yang masuk," gerutu Hana.Saat ia keluar dari kamar mandi, Evan tersenyum tengil melihatnya.MUA dan beberapa asisten yang ada di situ bukannya tidak sadar kalau beberapa saat sebelumnya telah terjadi 'pertempuran' singkat. Tapi hal itu biasa mereka temukan pada sepasang pengantin baru, jadi mereka cukup menutup mata dan mengabaikannya."Mas Evan bisa ganti baju di kamar mandi ya, biar Mbak Hana di-make up dulu," ujar salah seorang asisten MUA seraya mengangsurkan pakaian untuk Evan."Istri saya nggak ganti baju juga, Mbak?"Hana mendelik kesal pada Evan yang berani menggodanya di depan orang-orang."Mbak Hana di-make up dulu, Mas. Ganti bajunya nanti.""Yaah kecewa saya nih." Dengan berpura kesal Evan melangkah ke kamar mandi."Maaf ya, Mbak," ucap Hana tak enak."Nggak apa

    Last Updated : 2025-02-05
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   86 Kamu yang Membuatku Dewasa

    "Halo." Evan mengangkat ponselnya yang bergetar berulang kali, tanpa melihat caller id yang muncul di layar. Matanya terlalu berat untuk sekedar memperhatikannya."Evan, turun dulu, sarapan. Kamu ih. Kasihan Hana belum sarapan." Suara mamanya langsung menyapa indra pendengaran Evan dan membuatnya mengerjap pelan."Udah kok, Ma. Tadi sarapan dulu, trus tidur lagi.""Oh gitu, jam berapa? Kok nggak ketemu?""Pagi pokoknya, laper, dibikinin roti bakar sama Hana.""Kamu ngigo ya, Van? Ngapain Hana bikin roti bakar? Udah buruan turun, restonya udah mau close order buat breakfast.""Hah?" Evan sedang berusaha meluruskan pikirannya. "Oooh, aku lupa bilang, aku udah check out semalem, Ma. Ini udah di rumah.""Loh kok nggak ngomong? Di rumah kamu?""Iya, Ma.""Jangan kecapekan, jangan telat makan.""Iya, Ma."Usai sambungan telepon itu berakhir, Evan meletakkan ponselnya kembali ke atas nakas. Kemudian ia merebahkan diri lagi, berbalik, menghadap Hana yang masih tertidur pulas, sama sekali tida

    Last Updated : 2025-02-06
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   87 Make You Mine

    Evan mendaratkan satu kecupan di bibir wanitanya itu, dan tiba-tiba sebuah kenangan menyeruak begitu saja."Kamu tau nggak, Han, waktu pertama kali aku nyium kamu, di ruang kerjaku. Awalnya aku cuma mau bikin kamu berhenti ngomongin kesalahanku ke kamu, tapi justru aku yang terperangkap. Abis itu rasanya pengen lagi dan lagi."Ingatan Hana seperti tersedot ke beberapa bulan sebelumnya, yang membuatnya kini bisa tersenyum kala mengingat kejadian itu. "Itu yang pertama buatku, dan jahat banget kamu ngelakuinnya tanpa perasaan."Mata Evan terbelalak. Evan memang belum pernah mendengar Hana memiliki pacar, tapi ia pikir tanpa pacar pun, Hana bisa bersenang-senang, dan sekadar kissing bukanlah hal yang aneh untuk anak muda zaman sekarang. "Seriously, Han? Kamu dua puluh lima tahun ngapain aja? Kamu kayaknya terlalu mendalami omongan Mama sama Ayah ya?"Hana memutar kedua bola matanya dengan malas. "Ya nggak mau aja, emang salah kalo aku nggak mau kontak fisik tanpa perasaan?""Ya ... nggak

    Last Updated : 2025-02-06

Latest chapter

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   147 Extra Part 12 (Ending)

    "Lucu banget siiih." Vio yang menggendong sesosok bayi kecil tidak bisa mengalihkan matanya dari bayi yang belum bisa membuka mata itu. "Boleh bawa pulang satu nggak? Kan masih ada satunya lagi.""Kalo dia laper, lo mau nyusuin?" Hana mendelik ke arah Vio."Ck! Lucu banget tau, Han." Vio dengan gemasnya mengecupi pipi bayi merah itu."Udah pengen ya?" tanya Hana menggoda Vio yang agak terlihat kaku menggendong bayi di tangannya.Vio mengedikkan bahu sebagai jawabannya.Saat keduanya tengah bermain-main dengan bayi kembar itu, Evan dan Azka masuk ke dalam kamar rawat dengan dua tote bag yang berlogokan salah satu minimarket. Hana memang meminta pada suaminya untuk dibelikan cemilan karena makanan dari rumah sakit hanya mampu mengganjal setengah ruangan di perutnya."Van, si twin siapa sih namanya? Astaga, udah setengah jam aku nanya ke Hana, katanya kamu yang bakal ngasih tau karena kamu ngelarang dia ngasih tau. Apaan coba?"Evan tersenyum pongah. Ia memang melarang Hana memberitahukan

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   146 Extra Part 11 (Kamu Tetap yang Tercantik)

    Hana mengusap peluh yang mulai terasa di dahinya. Ia berusaha menahan rasa sakit yang mulai menyergapnya. Evan masih tertidur pulas di sebelahnya.Setelah mengatur napasnya beberapa saat dan sakit di perutnya tidak kunjung mereda, tangan Hana terpaksa menggapai suaminya untuk membangunkannya."Maaas.""Hmm?" Evan mendengar panggilan istrinya tapi matanya masih enggan untuk membuka."Mas, perutku mules."Barulah setelah mendengar itu, mata Evan membuka sempurna. "Kontraksi?"Hana hanya bisa kembali mengatur napasnya. Ini yang pertama untuknya, bagaimana ia bisa membedakan itu kontraksi palsu atau kontraksi yang sebenarnya."Aku bangunin Mama dulu ya."Sejak satu bulan sebelum Hari Perkiraan Lahir (HPL), semua anggota keluarga Evan sudah menginap di rumah Evan, mama papanya, termasuk Elga dan Elaksi. Euforia dan khawatir yang berlebihan adalah penyebabnya. Tapi Evan juga tidak memungkiri kalau ia membutuhkan kehadiran mamanya yang sudah berpengalaman menghadapi proses persalinan."Masih

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   145 Extra Part 10 (Terima Kasih Telah Membuatnya Bahagia)

    "Permisi, Pak." Ribka melongokkan kepala ke ruang atasannya setelah mendengar sahutan dari Evan yang mempersilakannya masuk."Kenapa, Rib?""Hana?"Evan hanya menunjuk dengan dagu posisi Hana yang sedang tidur di sofanya. Sejak kehamilan Hana, Evan sengaja mengganti set sofa di ruangannya dengan yang lebih besar agar Hana bisa tidur dengan nyaman.Apalagi kini kehamilan Hana menginjak tujuh bulan. Dengan perut sudah sebesar itu, sebenarnya Evan tidak tega membiarkan Hana masih bekerja, walau setengah hari kerja Hana hanya dihabiskan untuk tidur. Tapi ke-clingy-an Hana belum juga berkurang hingga Evan tidak mungkin membiarkannya di rumah sendiri."Kenapa nyari Hana?""Ada proposal yang nunggu approval Pak Evan. Dan belum di-review Hana. Tadi tim pengembangan 2 udah nanya hasilnya, Pak.""Langsung kirim ke saya aja, Rib. Biar saya periksa.""Nggak lewat Hana nggak apa-apa, Pak?""Lihat sendiri dia teler begitu." Evan terkekeh melihat Hana yang tertidur dengan nyaman tanpa merasa tergang

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   144 Extra Part 9 (Clingy)

    "Maaas, meluknya jangan kenceng-kenceng. Nanti dedeknya kegencet."Evan merenggangkan pelukannya meskipun rasanya masih belum rela."Gemes abisnya. Kamu jadi lebih enak dipeluk."Hana mendelik kesal. Pasti ada yang tersirat di balik ucapan suaminya itu. "Maksudnya aku gendutan? Jadinya empuk untuk dipeluk?""Ya ampun, jangan sensitif gitu dong, Han. Nanti kalo kamu kesel, baby-nya ikut kesel sama ayahnya gimana?"Hana mengerucutkan bibir karena kesal, tapi justru ditanggapi Evan sebagai kode untuk mencium bibir istrinya itu, yang semenjak kehamilannya sama sekali tidak pernah terpoles lipstik."Ya orang hamil memang gendutan, Sayang. Kalo nggak gendutan gimana lah, mesti kita periksain lagi ke dokter, apalagi kamu bawa dua baby di perut," ucap Evan setelah puas mengeksplorasi kelembutan bibir istrinya."Mas nggak akan ninggalin aku meskipun aku gendut kan?" tanya Hana tiba-tiba."Kok kamu jadi clingy banget sih sejak hamil?" tanya Evan sampai hampir terbahak. Tidak pernah terbayangkan

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   143 Extra Part 8 (Ayo Kita Serius)

    "Mbak Hana mikir apa?" tanya Bi Lastri yang memperhatikan Hana melamun sambil mengaduk lemon tea yang baru saja dibuatnya. "Jangan banyak pikiran, Mbak. Kasihan yang di perut."Hana tersenyum melihat kekhawatiran Bi Lastri padanya. Pasti mama mertuanya sudah mewanti-wanti ART di rumahnya untuk memperhatikannya.Ia memang sedang berpikir, tapi bukan masalahnya yang sedang menguasai pikirannya. Hari sebelumnya ia sempat mengobrol dengan Vio, dan curahan hati Vio tentang hubungannya benar-benar membuat Hana memutar otaknya.Dan inilah saatnya ia mencoba melakukan sesuatu untuk membantu hubungan sahabatnya."Bibi, minta tolong bawain minum sama cemilannya ke ruang tengah ya," ucap Hana, kemudian berlalu menyusul suaminya dan sepupu iparnya yang sedang mengobrol di ruang tengah."Mas, Arfindo udah punya cewek belum sih?" Kalimat pertanyaan pertama yang disampaikan Hana begitu menginjakkan kaki di ruang tengah membuat Evan mengernyitkan dahi."Ngapain nanyain Arfindo?"'Evan dan cemburunya.

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   142 Extra Part 7 (Boleh Aku Mendekatimu?)

    "Jadi Evan nerima lo lagi?"Sudah beberapa minggu sejak keluarga Evan akhirnya tahu apa yang dilakukan Hana untuk menyelamatkan perusahaan. Hana sedang sibuk mempersiapkan pernikahannya dengan Evan yang disangka Vio tidak akan terjadi.Hana mengedikkan bahu, karena dia sendiri juga bingung dengan apa yang diinginkan Evan. "Lo sama Kak Azka gimana?""Loh kok jadi ngomongin gue?""Ayolah Vi, gue butuh hiburan kisah cinta orang lain daripada kisah cinta gue.""Nggak ada apa-apa, Han. Jadi nggak ada yang perlu gue ceritain.""Hah? Serius? Waaah, Kak Azka mesti didorong nih."Hana meraih ponselnya dari dalam tas kemudian sibuk mengirim pesan pada Azka, sementara Vio menatap makan siang di depannya dengan malas padahal dia yang sejak pagi mendesak Hana untuk menemaninya makan siang di salah satu restoran kesukaannya.Keduanya larut dalam obrolan sampai Hana tidak sadar kalau makanannya sudah habis sementara makanan Vio bisa dibilang masih utuh."Makan yang bener, Vi.""Lo kayak nggak pernah

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   141 Extra Part 6 (Makan Malam Terima Kasih)

    "See? Dia udah nggak ada perlu lagi, makanya nggak ngehubungin." Vio menatap ponselnya dengan kesal. "Emang dia nggak ada rasa. Sadar dong, Vio!" Vio berusaha meyakinkan diri sendiri kalau perasaannya tak berbalas.'Telepon duluan aja!' Entah sisi hatinya yang mana yang sedang berbisik."Dih, nggak ada ceritanya seorang Vio ngehubungin laki-laki duluan." Sambil menggeram kesal, Vio menjauhkan ponselnya, kemudian mencoba larut dalam berkas gugatan yang baru saja dikirimkan stafnya melalui e-mail.Sepanjang hari Vio berusaha menyibukkan diri sendiri, dan jika mode Vio yang seperti ini sedang kumat, maka yang menjadi buklan-bulanannya adalah para staf dan junior pengacara di law firm itu. Vio bisa saja bekerja seakan besok hari kiamat, dan hari itu juga semua berkas perkara atau pledoi yang sedang mereka siapkan harus selesai."Kenapa sih Mbak Vio?" bisik Indri pada Laras."Putus cinta kali, kayak biasanya. Masih kaku aja, tau sendiri kita rutin ngalamin hal ini beberapa bulan sekali.""

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   140 Extra Part 5 (Pertemuan)

    Vio mengerjap pelan, diiringi dengan suara terkikik pelan dari resepsionis yang mendengarkan ucapan Azka yang hanya berjarak tidak lebih lima meter darinya."Hmm ... Mas, bukannya aku sok sibuk. Tapi aku ngecek jadwalku dulu ya—"'Dan kesiapanku.' batin Vio. Andai ia bisa mengutarakannya. Tapi tidak lama kemudian ia sadar kalau Azka dan mamanya berurusan dengannya hanya demi Hana, tidak ada niat lain. Ia hampir tertawa kalau tidak ingat Azka masih berada di depannya."Ya udah, jangan dipaksain kalo gitu, nanti aku whatsapp lagi ya, kamu bisa atau nggak-nya."Vio mengangguk mengiakan. Sebenarnya ia lebih senang ditelepon, paling tidak ia bisa mendengar suara berat Azka, tapi tidak mungkin diungkapkannya kan."Aku ... berangkat kerja dulu ya."Kali ini suara terkikik Achi semakin keras dan baru berhenti setelah Vio memelototinya."Mbak Vio kayak lagi main rumah-rumahan deh."Kalau saja wanita itu tidak lebih tua dari Vio, mungkin Vio akan memarahinya habis-habisan. "Main rumah-rumahan?

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   139 Extra Bab 4 (Mamaku Ingin Bertemu)

    "Ma, Pa, aku nggak sarapan di rumah ya." Azka bergegas merapikan barangnya ke dalam tas ransel sambil berpamitan pada kedua orang tuanya yang sedang duduk menyantap sarapan."Ke mana, Ka? Pagi banget?""Jemput Vio, Ma. Semalem dia kuanter pulang, pagi ini dia naik apa kalo mobilnya di kantor?"Rimbi terbengong mendengar jawaban Azka. Sementara Ferdi menahan tawanya."Demi dapet alamat Hana. Pergi dulu Ma, Pa." Azka mencium tangan kedua orang tuanya lantas berlalu pergi.Setelah Azka hilang dari pandangan mereka, barulah Ferdi berani meledakkan tawanya. "Udah, kamu aja yang turun tangan. Nungguin hasil dari Azka pasti lama.""Emangnya Azka ...?" Rimbi menatap suaminya dengan bingung."Kali ini Azka dapet lawan yang sepadan, kayaknya kamu yang mesti turun tangan."***Azka melajukan mobilnya ke sebuah perumahan elit. Jelas Azka tahu di mana Vio tinggal karena sudah beberapa kali mengantar Hana ke rumah itu, dan malam sebelumnya pun ia mengantar Vio sampai depan gerbang rumahnya. Akan te

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status