Share

Enam Tahun Kemudian, Dia Kembali Membawa Tiga Kembar
Enam Tahun Kemudian, Dia Kembali Membawa Tiga Kembar
Penulis: Catrionna

Bab 1

“Kita cerai saja.”

Pria itu mengucapkan tiga kata dengan tegas.

Selina Sandra meletakkan hidangan terakhir di meja makan, seolah-olah tidak mendengarnya dan mengalihkan pembicaraan, “Samuel, kamu terlalu lelah bekerja hari ini? Ayo kita makan dulu, kita bicarakan lagi setelah makan.”

“Perjanjian tiga tahun sudah habis, mohon Nona Selina menepati janjinya.”

Pria itu menatapnya, wajah tampannya tak menunjukkan sedikit pun ekspresi.

Namun meskipun begitu, Selina tetap saja terpesona.

Dirinya sudah menikah masuk ke Keluarga Taslim selama tiga tahun, melayani suaminya dengan sepenuh hati selama ini. Bahkan sebuah batu yang tak berperasaan pun seharusnya akan terasa hangat akan perhatiannya, tetapi Samuel tak punya perasaan.

Seharusnya dirinya sadar sejak dulu …

Wanita itu sudah kembali, itulah mengapa Samuel tak sabar untuk memutuskan hubungan dengannya hari ini.

“Baiklah, aku akan memenuhi perjanjian tiga tahun ini, tapi bisakah kita makan bersama dulu?”

Ujar Selina dengan susah payah, lalu menatap pria tampan di depannya dengan penuh harapan.

Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan mereka yang ketiga. Selina telah menyiapkan semuanya sepanjang hari, tetapi yang dirinya dapatkan hanyalah kata cerai dari pria itu.

Seketika, hatinya terasa seperti ditusuk pisau tajam.

Pandangan Samuel yang dingin tertuju pada wajah wanita itu. Harus diakui bahwa Selina memang cantik, bahkan tanpa riasan wajah pun, wajahnya tampak nyaman untuk dilihat. Dengan sepasang mata yang begitu jernih dan penuh kelembutan.

Namun, hubungan mereka hanyalah sebatas kontrak dan tanpa ada cinta.

Enam puluh miliar, harga yang membuat Selina menjadi pengantin pembawa keberuntungan untuk Samuel. Namun, setahun kemudian, neneknya tetap meninggal. Samuel sudah cukup baik membiarkan Selina tinggal di Keluarga Taslim selama tiga tahun sesuai perjanjian.

“Setelah makan, aku akan menyuruh orang untuk mengantarmu pergi. Kartu ini berisi enam miliar, anggap saja sebagai kompensasi atas tiga tahun ini.”

Samuel meletakkan kartu hitam di atas meja.

Selina tersenyum pahit, ternyata tiga tahun hidupnya hanya bernilai enam miliar. Tiga tahun masa mudanya diakhiri dengan satu kalimat singkat Samuel.

“Baiklah,” jawab Selina, sambil berjalan mendekat dan memeluk pria itu dengan lembut, meletakkan dagunya di bahunya seperti biasa, lalu berkata dengan lembut, “Samuel, selamat ulang tahun pernikahan yang ketiga untuk kita.”

Seketika, tubuh pria itu menegang, tetapi setelah kontak yang singkat tu, Samuel mendorongnya pergi dan berkata, “Makanlah.”

Dua gelas anggur merah, serta lilin yang telah dipersiapkan dengan penuh perhatian dan seluruh hidangan di meja adalah hasil masakan Selina sendiri.

Setelah meneguk segelas angur, tiba-tiba ekspresi wajah pria itu berubah.

Dia mencengkeram kursi dengan erat, menggigit bibir bawahnya dengan keras untuk tetap sadar, dia bertanya, “Selina, apa yang kamu campurkan ke dalam anggur ini?”

“Samuel, maafkan aku … aku nggak rela. Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kita yang ketiga, aku ingin menyempurnakannya.”

Selina berdiri dan perlahan berjalan mendekati pria itu. Dengan penerangan cahaya lilin, penampilannya tampak begitu memikat.

Samuel belum pernah melihat Selina seperti ini.

Dalam ingatannya, istrinya selalu penurut dan pengertian, tidak pernah melakukan hal-hal yang melampaui batas. Meskipun mereka tidur di ranjang yang sama, tetap ada jarak di antara mereka saat bangun.

Namun hari ini, Selina seperti orang yang berbeda.

“Selina, beraninya kamu!”

Samuel tahu dirinya telah dijebak dan yang menjebaknya adalah wanita yang tampak penurut ini.

“Samuel, kamu tahu nggak? Aku nggak akan takut melakukan apa pun demi mewujudkan mimpiku … “

Wanita itu tersenyum tipis dan dengan cepat mendekatinya.

“Samuel … “ Suara wanita itu begitu menggoda.

Kendali diri Samuel yang kuat pun seketika hancur. Dia mencengkeram lengan wanita itu dan menciumnya tanpa ampun.

Samuel kehilangan akal sehatnya dan langsung menggendong wanita itu dan membawanya ke kamar tidur utama.

Di tengah malam, tirai jendela tertutup setengah, lampu di kepala ranjang juga dilemparkan ke lantai oleh Samuel. Bayangan dua tubuh terlihat samar-samar di ranjang besar berwarna hitam.

Ketika Selina terbangun, seluruh tubuhnya terasa sakit, tetapi dia tidak memikirkan itu sekarang. Dia langsung melompat keluar dari jendela dan pergi.

Sebulan kemudian, Selina menemukan bahwa dirinya sudah hamil dua bulan di sebuah rumah sakit swasta.

Selina memegang hasil tes itu dengan perasaan seperti tersambar petir …

Dia hanya ingin mewujudkan mimpinya, tapi siapa sangka dirinya malah hamil.

“Nona Selina, kesehatanmu cukup berbeda, kalau melakukan aborsi, mungkin akan sulit untuk hamil lagi ke depannya. Kalau kamu sudah yakin, tanda tangan saja dan kami bisa segera melakukan prosedur aborsi.”

Selina meletakkan tangannya di perutnya, menggigit bibir dan mengangkat kepalanya, menjawab, “Nggak jadi.”

Lahirkan saja! Dirinya sudah tak punya keluarga lagi di dunia ini dan bayi ini pastinya adalah hadiah dari Tuhan untuk dirinya. Tentu saja dirinya harus mempertahankannya.

Enam bulan kemudian.

Di ruang bersalin, para perawat sedang sibuk. Pasien ini melahirkan tiga bayi sekaligus dan kondisinya tidak baik-baik saja.

Dua anak laki-laki dan satu anak perempuan.

Namun karena anak perempuannya kekurangan gizi dan dilahirkan paling terakhir, setelah diperiksa ditemukan bahwa anak tersebut menderita beberapa penyakit, termasuk masalah jantung.

Mungkin tidak akan bertahan melewati malam ini …

“Jangan beritahu pasien tentang hal ini, letakkan anak ini di inkubator dulu.”

Sahabat Selina, Vina Renata menatap sahabatnya yang malang itu dengan perasaan yang sedih dan menghela napas.

Ditinggal cerai dan malah hamil, ditambah lagi Samuel sudah memerintahkan pencarian di seluruh kota. Jadi, Selina harus bersembunyi selama enam bulan ini. Melihatnya saja sudah merasa menyedihkan.

“Selina, aku hanya bisa membantumu sampai di sini,” ujar Vina.

Enam tahun kemudian.

Di Bandara Kota Rom.

Kebetulan saat itu ada perayaan hari besar, bandara ramai dengan orang-orang yang datang dan pergi. Namun, banyak yang tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat dua anak kecil dengan ibunya yang baru saja turun dari pesawat.

Wanita itu mengenakan pakaian kasual yang rapi, topi bisbol di kepalanya, terlihat sangat menarik dengan sedikit kesan keren, memancarkan aura yang tak bisa dijelaskan.

Dia menggandeng dua anak. Dua anak kecil itu tampak hampir identik, jelas sekali bahwa mereka adalah anak kembar.

Ketiga orang tersebut berdiri bersama, mereka sama sekali tidak terlihat seperti ibu dan anak.

Terutama kedua anak kecil itu memakai seragam yang keren, dengan satu tangan di saku, meskipun mereka masih kecil, jelas bahwa kelak mereka akan menjadi penyebab masalah bagi para gadis.

Steven Sandra dan Stegen Sandra memandang sekeliling dengan mata besar mereka. Ternyata ini adalah kampung halaman ibunya …

Cukup menarik.

“Steven, Stegen, kita akan pergi setelah menyelesaikan misi. Kalian harus lebih patuh ya.”

Ujar Selina pada kedua anaknya sambil menundukkan tubuhnya.

Dia sangat tenang dengan kedua anaknya. Mereka tahu cara membeli makanan saat lapar dan tahu cara pulang saat mengantuk. Bahkan sebaliknya, terkadang dirinya terlalu sibuk sampai tengah malam dan tidak tahu jalan untuk pulang.

“Tenang saja, kami sudah tahu Selina sayang. Kamu sudah mengatakannya berkali-kali di pesawat … “ ujar Stegen dengan gaya yang keren, tak terlalu peduli dengan apa yang dikatakan ibunya.

Sementara itu, si sulung, Steven berpura-pura bosan sambil mengamati sekeliling.

Sebelum datang ke sini, Steven sudah menyelidikinya. Pada waktu yang sama, direktur Grup Taslim juga akan datang ke bandara untuk menjemput seseorang. Jadi, mungkin saja … mereka bisa melihatnya.

Meskipun Steven masih kecil, keahliannya dalam peretasan sudah membuatnya masuk dalam kelas papan atas dan kemampuannya sangat mengagumkan.

Kali ini, selain menemani ibunya menyelesaikan misi, dirinya juga punya satu tujuan lagi, yaitu menemukan ayahnya yang telah meninggalkan ibunya dan memberinya pelajaran!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status