Share

Bab 45

Setiap hari harus berurusan dengan es batu sebesar ini dan auranya terasa seperti bisa menghancurkan segelanya kapan saja.

Namun harus diakui, Pak Samuel memang luar biasa tampan.

Di seluruh Kota Rom, dia pasti number 1.

Samuel mengangguk dan dengan lembut menggendong putrinya lebih erat.

Setelah melewati satu sekat, akhirnya mereka sampai di meja makan.

Melihat orang-orang di sana sudah pergi, Vina baru bisa bernapas lega.

Tampaknya sahabatnya menangkap isyaratnya yang dia berikan tadi.

Melihat keadaan meja yang berantakan, alis Samuel berkerut tajam dan bertanya, “Nona Vina datang bersama teman lain?”

“Nggak, semuanya aku pesan untukku sendiri. Aku … memang kuat makan,” jawab Vina dengan cepat, hampir tersedak dengan kata-katanya sendiri.

Pasti sahabatnya pergi terburu-buru, sampai tidak sempat membereskan meja.

Samuel memandang meja yang penuh dengan makanan untuk tiga orang, ditambah satu paket makanan anak-anak.

Jelas, Vina pasti janjian dengan seseorang.

Namun, kenapa harus berbo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status