Samuel melangkah maju dua langkah lagi sesuai petunjuk, tetapi dia tidak melihat Stella. Perasaannya mulai cemas.Stella adalah putri kesayangannya. Selama enam tahun ini, Keluarga Taslim merawat putri kecil itu dengan penuh kasih.Samuel tahu bahwa putrinya memiliki masalah jantung, jadi dia sangat memanjakannya.Entah Stella akan merasa ketakutan di tangan orang-orang ini.Memikirkan hal itu saja membuat Samuel marah dan ingin membunuh penculiknya.Saat jarinya hampir menyentuh benda logam di sakunya …Boom!Tiba-tiba terdengar suara ledakan keras.Seperti ada sesuatu yang meledak di bawah jembatan Tagis, campuran pasir dan semen mengotori seluruh tubuh pria itu.Tiga detik sebelumnya, Samuel masih berdiri dengan setelan rapi, terlihat gagah dan anggun. Namun sekarang, dia tampak sangat malang, seluruh tubuhnya basah kuyup oleh air kotor, bahkan wajah tampannya pun tidak luput dari noda … …Steven dan Stegen berdesakan melihat melalui teropong ke arah ayah mereka yang sedang berada
Selina tertegun sejenak. Kebetulan sekali … dirinya juga menyukai kedua hidangan tersebut.Steven juga sempat terdiam. Apa-apaan ini? Mengapa selera wanita itu sama dengan ibunya?Namun … Steven masih merasa aneh, kenapa gadis kecil itu terus memanggil Selina sayang sebagai ibu? Padahal jelas-jelas sudah punya seorang ibu.“Selina sayang, kamu nonton televisi dulu ya, aku dan Stegen segera menyiapkan makanannya.”Ujar Steven, kemudian menarik adiknya ke dapur.Stegen cemberut dan tampak kesal, dia bertanya, “Kita benar-benar harus memasak untuk gadis kecil itu?”Dia sebenarnya enggan melakukannya.“Hanya makan siang terakhir saja. Setelah itu kita akan mengantarkannya pulang. Lagipula … ayahnya sudah membayar seratus enam puluh miliar. Sudah cukup untuk memberinya makan siang.”Ujar Steven dengan mata berbinar, tampak tak berdosa.Namun … Stegen tetap merasa semuanya tidak semudah itu.Dan benar saja … Saat makan siang, saat Stella mengambil sepotong semur iga babi di piringnya dan ba
“Stella, ibumu sudah tiada. Setelah melahirkanmu … dia pergi ke tempat yang sangat jauh. Kita nggak akan pernah bisa bertemu dengannya lagi.”Samuel berbicara dengan sangat lembut, takut membuat putri kesayangannya terkejut.“Ayah bohong!” Stella langsung merajuk dan berkata, “Aku melihat ibu! Tadi malam ibu bahkan memelukku saat tidur. Ayah, cepat bawa Stella pergi mencari ibu! Kalau nggak, ibu akan menghilang lagi!”Stella menggerak-gerakkan kakinya dengan gelisah di pelukan Samuel.“Ayah, cepat, aku mau cari ibu.”Tatapan Samuel menjadi tajam, dari mana datangnya ibu?Selina sudah lama meninggal.Namun …Gadis kecil ini sangat cerdas, tidak mungkin salah orang.“Stella, kamu benar-benar melihat ibu?”“Tentu saja! Ada foto ibu di rumah, jadi aku langsung mengenalinya. Ibu di dunia nyata lebih cantik daripada di foto dan ibu sangat lembut. Dia bahkan memelukku saat tidur tadi malam.”Stella mengingat kembali dengan gembira.“Apa?” Samuel marah besar! Berani-beraninya wanita sialan itu
Selina memeluk kedua putranya dan berkata, “Iya, ibu masih punya kalian.”Steven dan Stegen juga membalas pelukan ibunya, menciptakan suasana yang penuh kehangatan.“Selina sayang, ponselmu berdering!” seru Steven ketika mendengar getaran suara ponsel.Selina menoleh dan mengambil ponsel di sebelahnya.“Nona Sunny, kondisi darurat. Kami harap kamu bisa segera menjadwalkan operasi untuk nona kecil kami. Kami siap membayar dua kali lipat.”Belum sempat Selina berbicara, suara mendesak terdengar dari seberang telepon.“Ini bukan masalah uang. Aku baru saja sampai dan butuh istirahat beberapa hari. Lagipula, aku sudah mempelajari kondisi nona kecil kalian, asalkan dia nggak mengalami stres berlebihan, nggak perlu terburu-buru.”Suara Selina terdengar dingin, tidak tergoda oleh tawaran dua kali lipat.Namun, detik berikutnya … “Tiga kali lipat.”“Baiklah, di mana kalian sekarang? Aku akan segera ke sana.”Mata Selina langsung berbinar ketika mendengar tawaran tiga kali lipat. Dia tahu bahw
Hanya ada satu Keluarga Taslim di Kota RomDan itu adalah mantan suaminya yang pernah dirinya jebak dulu!Siapa sangka bisa begitu kebetulan, dirinya datang hari ini untuk memeriksa pasien dan Samuel juga ada di sini.Selina mulai merasa ingin pergi.“Dokter Sunny, kami ada di kamar 888. Kalau sudah tiba, aku akan turun untuk menjemputmu.”Ponselnya berbunyi dan itu pesan dari Pak Billy.Selina mengatupkan bibirnya. Karena sudah sampai, dia memutuskan untuk tetap melanjutkan saja. Bagaimanapun, rumah sakit ini sangat besar, seharusnya tidak mungkin bertemu dengan Samuel.“Permisi, bisa tunjukkan jalan ke kamar 888? Tanya Selina dengan sopan pada perawat.Perawat yang sedang sibuk langsung mengangkat kepalanya saat mendengar nomor kamar 888. Wajahnya tampak terkejut saat melihat wanita cantik di depannya. “Kamu … mau ke kamar 888?”“Benar, aku sudah berbicara dengan direktur rumah sakit sebelum datang,” ujar Selina sambil tersenyum lembut.Perawat itu semakin terkejut. Siapa yang bisa b
Selina berdeham pelan, lalu menjawab, “Ada sedikit masalah, aku memutuskan untuk nggak mengambil tugas ini.”Stegen mengernyit dengan bingung dan bertanya, “Bukankah paman itu bilang akan kasih bayaran tiga kali lipat? Kenapa nggak jadi?”Mereka tahu betul bahwa Selina adalah pecinta uang. Jadi, bagaimana mungkin menolak pekerjaan senilai ratusan miliar?“Ibu terlalu lelah, boleh kan kalau ibu mau istirahat? Kalian memang nggak punya hati nurani … kalian nggak tahu ibu sangat lelah setelah melakukan operasi? Sama sekali nggak mempedulikanku.”Selina memasang pose pura-pura marah dengan kedua tangan di pinggangnya, lalu menolehkan kepalanya.Steven dan Stegen mendekat, masing-masing menggenggam lengan ibunya dan berkata, “Selina sayang, jangan marah. Nggak perlu ambil uang itu, kita berdua bisa menghidupimu.”Vina yang melihat semua ini dari samping, hampir saja menangis karena iri.“Iya iya, kalian jangan membuatku tambah cemburu. Aku jadi ingin segera mencari pria dan melahirkan beber
Ketiganya meringkuk di satu ranjang dengan lampu kecil yang redup di sisi ranjang, menciptakan suasana yang sangat hangat dan nyaman.Karena kesibukannya, Selina jarang menghabiskan waktu bersama kedua anaknya, tetapi dia mencurahkan seluruh kasih sayangnya untuk mereka.Tak ada pilihan lain, dirinya harus bekerja keras untuk menghidupi keluarga. Jika bukan karena bantuan dari Vina, akan sangat sulit baginya untuk membesarkan kedua bocah ini.Untungnya, semua itu sudah berlalu.Selina memiliki bakat luar biasa dalam menceritakan cerita seram, yang selalu membuat Steven dan Stegen cepat tertidur.Selina tersenyum tipis dan berkata, “Dasar tukang tidur.”“Maafkan ibu, nggak memberikan keluarga yang utuh untuk kalian. Ibu … bahkan nggak bisa memberitahu siapa ayah kalian.” Selina menatap wajah tampan kedua putranya sambil tersenyum getir, melanjutkan, “Kalian sangat mirip dengannya. Kalau kalian bertemu dengannya, dia pasti akan menyadarinya. Maafkan ibu atas keegoisan ini.”Selina mengus
“Lebih baik dibatalkan dulu, tunggu sampai Stegen benar-benar sembuh, baru kita rencanakan lagi.”Untuk saat ini, memang itu yang terbaik.Vina mengangguk, menghela napas, lalu menurunkan suaranya, berusaha agar Stegen tidak mendengarnya, “Tenang saja Selina, aku pasti akan menangani masalah ini dengan baik. Aku nggak akan membiarkan kalian bertemu dengan pria itu.”Selina tersenyum nakal dan menjawab, “Jangan merasa bersalah, aku dan kedua anakku hidup bergantung padamu, Vina. Ini hanya masalah kecil saja, lagipula kamu juga berniat baik. Stegen nggak akan menyalahkan ibu angkat kesayangannya.”Vina menarik napas dalam, merasa cemas karena kondisi Stegen sama seperti yang dirasakan Selina.…Steven baru saja keluar dari kamar perawatan dan berencana mencari rekam medis Stegen. Tiba-tiba, dia melihat seorang pria bertubuh tinggi di kejauhan sedang menelepon. Seketika, tubuh kecilnya membeku, tidak bisa bergerak. Saat bertemu lagi, Steven mengepalkan tinju kecilnya dengan kuat dan menat