Share

Part 132 Maaf 1

Author's POV

"Mas," panggil Hendriko menyambut Andrean dengan perasaan lega. Sang kakak akhirnya sudi datang.

Pria yang sudah berpakaian kerja rapi tersenyum pada sang adik. "Aku belum bisa bawa Embun dan Kalandra ke sini."

"Nggak apa-apa, Mas. Mama belum bangun. Sebentar lagi mungkin," jawab Hendriko sambil melihat ke arah jam dinding.

Andrean mengikuti langkah adiknya menuju kamar utama. Kamar mewah yang jadi peraduan wanita penuh ambisi ketika masih sehat dan cantik. Namun sekarang terlihat dia sungguh tak berdaya meski untuk menggerakkan tubuhnya sendiri. Wajahnya cekung, kulitnya agak gelap, dan rambutnya acak-acakan.

Pak Darmawan tampak lega melihat kehadiran putra sulungnya. Andrean duduk di salah satu sofa di ruangan itu.

Tepat di dinding depannya ada foto papanya dan sang ibu tiri ukuran satu kali setengah meter. Foto berpakaian pengantin ketika mereka masih muda dulu. Hati Andrean kembali tersayat dan terluka. Tidak dipungkiri sebagai anak kalau sebenarnya dalam lubuk hatiny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
didi arlinda
Bila sudah tak berdaya baru penyesalan mendatang... Sangat memberi peringatan... Benci pun kita pada seseorang, apa lagi yg berhubung darah, jangan terlalu membenci.. Kelak membakar diri
goodnovel comment avatar
Etien Kurniarin
kalau saya jadi Andrean saya tdk akan memaafkan Salwa ...
goodnovel comment avatar
Yanyan
kesatria bijak banget Andrean ..memaafkan lebih mulia dari pada hrs menyimpan dendam
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status