Beranda / Romansa / EX to NEXT 21+ / 2. La Luna Florist

Share

2. La Luna Florist

Penulis: Cherry Blossom
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-27 17:11:49

Chapter 2

La Luna Florist

"Kau sepertinya dalam suasana hati yang tidak bagus," kata Valeria Adams, sekretaris Evander seraya meletakkan secangkir kopi di atas meja.

Evander melirik gelas berisi kopi yang mengepulkan asap panas di atas meja, suasanya hatinya memang sedang sangat kacau dan penyebabnya tentu saja Bianca. Evander tidak menyangka jika hari kedua menduduki jabatan sebagai CEO di perusahaan penerbangan milik ayahnya justru mendapatkan tamparan dari seorang wanita, pria pemilik mata biru itu meraba pipinya yang beberapa jam lalu ditampar oleh Bianca.

Evander secara tidak sengaja melihat Bianca sedang berbicara dengan resepsionis, ia lalu memerintahkan sekretarisnya untuk menyelidiki untuk apa Bianca datang ke kantornya. Evander lalu menginstruksikan kepada sekretarisnya agar mengarahkan Bianca ke ruangannya, tetapi Evander tidak menyangka jika kejadian sembilan tahun yang lalu masih membuat Bianca marah dan rupanya menyimpan dendam sehingga meluapkannya dengan menampar dirinya hanya karena sedikit kalimat ejekannya.

Menurut pria berusia dua puluh tujuh tahun itu kisah asmara mereka ketika itu tidak perlu dibesar-besarkan lagi, itu sudah terlalu lama dan itu juga hanya kisah cinta anak remaja sekolah menengah atas yang tidak serius. Lagi pula siapa suruh Bianca begitu polos saat itu sehingga begitu mudah diperdaya?

Namun, Evander tiba-tiba berpikir jika mungkin Bianca masih sepolos dulu sampai-sampai tidak tahu Binter Canarias adalah perusahaan milik siapa sehingga wanita itu bersedia datang menggantikan temannya. Apakah sebelum menggantikan temannya wawancara Bianca tidak menyelidiki latar belakang perusahaan terlebih dahulu? Bianca benar-benar konyol, pikir Evander.

"Kau baik-baik saja?" tanya Valeria membuyarkan lamunan Evander.

Evander menghela napasnya kemudian menatap Valeria, sekretarisnya yang sudah bersamanya beberapa bulan sejak ia masih menjadi wakil CEO.

"Aku baik-baik saja," jawab Evander muram.

"Hari ini kau ada jadwal pertemuan dengan petinggi perusahaan, apa kau sudah mempelajari susunan materi yang kusiapkan?" tanya Valeria.

Valeria selalu bekerja dengan baik, mengingatkan hal-hal kecil dan mengatur semua jadwal Evander dengan baik.

"Oh, iya. Isabel meneleponku tadi pagi, dia bilang ponselmu tidak aktif," ujar Valeria.

Evander memang belum mengaktifkan ponselnya dari kemarin malam, ponselnya masih dalam mode terbang dan itu biasa dilakukan untuk menjaga konsentrasinya dalam bekerja. Orang-orang terdekatnya tahu ke mana harus mencari Evander jika ponselnya tidak aktif dan Valeria tahu mana yang harus diprioritaskan.

"Aku kan meneleponnya nanti," jawab Evander malas.

Isabel adalah anak dari sahabat baik ayahnya. Ia dan isabel sudah lama berteman dan hubungan di antara mereka abu-abu. Mereka tidak memiliki hubungan spesial, tetapi mereka memiliki kedekatan dan Evan enggan menyebut Isabel sebagai teman tidurnya karena kedengarannya sepertinya terlalu kasar meskipun faktanya dirinya dan Isabel seperti itu.

Setelah Valeria pergi, pria tampan dengan tinggi 189 cm itu meraih ponselnya memerintahkan seseorang menyelidiki Bianca Stanton dan lima belas menit kemudian data-data Bianca sudah ada di genggamannya. Dengan pendidikannya Bianca justru membuka toko bunga padahal ia lulus sebagai Cumlaude saat mendapatkan gelar sarjana, pemikiran sederhana seperti itu tidak dapat dicerna menggunakan akal Evander.

La Luna Florist, Evander tersenyum menatap layar ponselnya, satu tangannya mengusap rambutnya yang berwarna cokelat gelap lalu bangkit dari tempat duduknya dan meninggalkan ruangan kerjanya kemudian melajukan mobil sport-nya menuju La Luna Florist.

Sesampainya di tempat yang ia tuju, Evander tidak langsung keluar dari mobil. Ia mengamati bangunan toko bunga yang sederhana, tetapi terlihat rapi dan bersih. Halamannya cukup luas sehingga memudahkan tempat parkir, di teras ada berbagai macam bunga yang dipajang menambah kesan toko bunga kecil yang manis dan estetik

Ketika Evander hendak memasuki pintu toko bunga, pintu toko itu merupakan pintu geser sepeti pintu ruang kerjanya, hanya saja tidak memakai teknologi otomatis sepeti pintu kerjanya.

Evander menggeser pintunya, suasana terlihat lengang dan tidak ada seorang pun di sana. Evander memutuskan untuk melihat-lihat beberapa bunga yang dipajang di dalam toko dan bibirnya mengulas senyum tipis.

"Ada yang bisa kubantu?"

Suara wanita itu membuat Evander memalingkan wajahnya dan ia mendapati Bianca mengenakan pakaian sederhana dengan celemek di tubuhnya memegangi gunting tanaman di tangan kirinya dan Evander baru ingat kalau Bianca kidal. Rambut panjang Bianca tidak lagi serapi tadi pagi saat mereka bertemu, tetapi justru terlihat lebih nyaman dipandang dibandingkan Bianca yang berpenampilan rapi.

Tatapan mereka bersobok, ekspresi Evander langsung serius dan terlihat dingin sementara Bianca memasang tampang galak.

"Untuk apa kau ke sini?" tanya Bianca langsung.

"Bianca?" tanya Evander berpura-pura terkejut melihat Bianca di sana. "Kau bekerja di sini?"

"Hari ini tokoku tidak buka," ucap Bianca.

"Oh. Jadi, ini tokomu? Tapi, kau memasang tanda 'open' di pintumu."

"Ya, aku buka untuk pelangganku."

Evander tersenyum sinis. "Aku bisa membeli toko bungamu jika aku mau."

"Tidak sopan!" kata Bianca sambil melotot. "Kau pikir mentang-mentang kau punya banyak uang dan orang tuamu putra orang penting di negara ini kau bisa seenaknya saja menggertakku?"

"Aku hanya ingin memesan 1001 mawar merah untuk kekasihku dan aku mau sekarang," kata Evander seraya menatap mata Bianca dengan tatapan lurus yang mengintimidasi.

"Sudah kubilang, aku hanya melayani pelangganku saja," ujar Bianca tegas dan membalas tatapan Evander.

Evander tersenyum sinis kepada Bianca meskipun batinnya tidak, menyaksikan Bianca yang begitu berani dan berbeda dengan Bianca di masa sekolah menengah atas benar-benar menarik dan terasa menyenangkan.

"Kubilang aku mau 1001 mawar merah, aku akan menunggunya. Berapa pun biayanya," tegas Evander.

Bianca menghela napas, wanita itu terlihat jengkel. "Silakan mencari toko bunga lain, bunga sebanyak itu kami tidak memilikinya. Kau harus memesanpalimg tidak satu hari sebelumnya."

"Kalau begitu, besok akan kuambil, dan hari ini aku ingin sembilan puluh sembilan mawar," kata Evander.

Bianca memutar bola matanya lalu berjalan ke meja kasir, ia mengambil tumpukan kertas nota dan menulis tagihan pesanan Evander.

"Kau selesaikan dulu pembayarannya," ucap Bianca dingin.

Membeli bunga sebanyak itu tentunya hanya akal-akalan Evander, ia akan menyuruh orang membagi-bagikan di jalanan besok dari pada memenuhi tempat tinggalnya.

Evander lalu membayar seluruh tagihannya, sementara Bianca mulai merangkai sembilan puluh sembilan mawar yang Evander pesan. Diam-diam Evander memperhatikan betapa cekatannya Bianca merangkai bunga dan betapa seriusnya wanita itu memperhatikan tiap detail letak bunga.

Evander berdehem kemudian berkata, "Bagaimana kabar anak temanmu?"

"Sudah lebih baik," jawab Bianca tanpa menoleh pada Evander.

"Aku bisa memberi temanmu kesempatan, jika kau mau."

Bianca mengangkat kepalanya dan tatapan mata wanita itu bersobok dengan tatapan Evander.

"Kenapa harus aku?"

"Ya. Hanya kau yang bisa."

Alis Bianca berkerut dalam. "Omong kosong."

Evander mengambil sebuah kartu nama di meja kasir dan memasukkannya ke dalam saku celananya. "Aku akan memberitahu caranya besok dan jika kita sepakat, dan temanmu lusa bisa mulai kerja di kantorku di departemen keuangan."

Bersambung....

Jangan lupa tinggalkan komentar dan bintang-bintang

Terima kasih dan salam manis dari Cherry yang manis.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • EX to NEXT 21+   3. Geram

    Chapter 3 Geram "Jadi, Evander memintamu melupakan dendam di masa lalu kalian lalu kalian harus berteman lagi?" tanya Lisa, ibu dari seorang balita yang sedang dirawat di rumah sakit. "Kumohom jangan menatapku seperti itu," kata Bianca lalu mendengus karena Lisa menatapnya seolah sedang membujuk dan memohon padanya. "Hanya berteman, Bi. Berteman. Setelah aku bekerja dan posisiku aman, kau bisa memutuskan pertemanan itu dan membalas dendam jika itu mungkin," kata Lisa sembari memotong tangkai mawar kemudian meletakkannya pada gundukan mawar yang belum disusun oleh Bianca. Balas dendam? Balas dendam seperti apa? Lagi pula menampar Evander di hari pertama mereka bertemu kembali sudah cukup membuat Bianca puas. "Aku lebih baik menghidupi putramu sampai kau mendapatkan pekerjaan ketimbang harus menjadi teman Evander lagi," kata Bianca cukup serius. "Kau pikir membesarkan anak hanya memberinya makan, pakaian, dan tempat tinggal? Ada asuransi pendidikan dan asuransi kese

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • EX to NEXT 21+   4. Bertemu Evander Lagi

    Chapter 4 Bertemu Evander Lagi "Bersiaplah, untuk makan malam bersamaku." Oh, Tuhan! Bianca ingin menghancurkan ponselnya setelah membaca pesan yang dikirimkan Evander. Baru satu hari Lisa bekerja di Binter Canarias dan Evander sudah berusaha menindasnya dengan memaksanya pergi makan malam. Pria itu benar-benar menjengkelkan. "Hari ini aku tidak bisa menemanimu makan malam karena aku harus menjaga putra Lisa." Tulis Bianca di pesan pendeknya. "Lalu, ke mana Lisa?" tanya Evander. "Dia baru sehari bekerja di kantormu, dia masih butuh biaya untuk membayar baby sitter yang menjaga putranya di siang hari," jawab Bianca. Evander tidak membalas pesannya lagi dan Bianca merasa bersyukur, akhirnya ia terbebas dari pria itu. Bianca lalu melanjutkan aktivitasnya di dapur, ia menyusun piring-piring dan peralatan dapur lainnya ke dalam mesin pencuci piring lalu mengaktifkan mesin. Bianca mengeluarkan sayuran, daging, susu, pasta, dan beberapa jenis bawang dari dalam kulkas lal

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • EX to NEXT 21+   5. Wanita-wanita Evander

    Chapter 5 Wanita-wanita Evander Ilona Callie adalah wanita yang pernah paling dihindari oleh Evander sepanjang hidupnya. Sungguh sial semalam ia bertemu lagi dengan Ilona dan lebih sial lagi Bianca meninggalkannya, membuatnya terjebak dengan Ilona dan terpaksa meladeni Ilona yang berbicara tak tentu arah sementara dirinya harus berpura-pura menjadi pendengar yang baik. Evander tidak akan memaafkan Bianca dan wanita itu harus membayarnya, Evander akan membuat perhitungan dengannya. Evander dengan malas turun dari tempat tidur, pagi ini ada pertemuan penting yang harus dihadiri dan fakta dirinya kurang tidur membuatnya sedikit tidak bersemangat. Setelah membersihkan diri pria itu mengambil MacBook-nya dan membaca materi pertemuan ditemani secangkir kopi tanpa gula. Ia lalu mengaktifkan ponselnya dan suara pesan di ponselnya berbunyi dan Evander mengernyit membaca siapa pengirim pesan tersebut. Pesan itu dari Ilona dan Isabel, Evander tidak menggubrisnya dan melanjutkan kegiatann

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • EX to NEXT 21+   6. Selalu Mengancam

    Chapter 6Selalu Mengancam Bianca sedang mengamati pohon bunga Peony yang tingginya belum ada satu jengkal, menunggu waktu tiga tahun untuk Peony berbunga rasanya sangat konyol. Sialan! Tetapi, obsesinya menanam dan merawat bunga sendiri sudah bulat. Lagi pula menanti Peony-nya berbunga lalu bunga itu akan hidup selama lima puluh sampai seratus tahun menurutnya waktu tiga tahun terlalu singkat untuk sebuah penantian, itu sungguh sepadan.Bianca mencatat perkembangan pohon Peony dan bunga lain di bukunya sebagai rutinitasnya setiap pagi setelah membuka toko dan Alma bertugas menjaga tokonya. Bianca juga memperkerjakan satu orang untuk membantunya mengurus tumbuhan di rumah kaca karena mustahil semua dikerjakan sendiri. "Bianca, apa kau sudah melihat bunga Lily kita??" tanya Don, orang yang ia percaya membantunya merawat bunga. "Aku belum melihatnya pagi ini," kata Bianca. "Kau harus melihatnya, ada satu yang memiliki kuncup. Sepertinya ia akan berbunga!" katanya dengan penuh sem

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • EX to NEXT 21+   7. Mencium Bianca

    Chapter 7Mencium Bianca"Kau tidak perlu pergi jika tidak ingin pergi, abaikan saja ancamannya," kata Lisa ketika Bianca sedang bersiap untuk pergi menemani Evander bertemu client. Dulu ketika menjadi mahasiswa di Complutense University of Madrid, Bianca dan Lisa adalah teman satu kamar di asrama. Bahkan ketika mereka sudah lulus pun pada akhirnya mereka masih memutuskan untuk tinggal berdekatan hingga Lisa menikah dan memutuskan tinggal di apartemen suaminya. Lalu ketika suami Lisa meninggal, Lisa kembali memutuskan untuk menyewa apartemen di gedung di mana Bianca tinggal agar mereka dapat kembali berdekatan.Bianca awalnya sangsi terhadap pertemanannya dengan Lisa, ia sedikit trauma. Takut akan dimanfaatkan sepeti apa yang Evander pernah lakukan padanya dulu. Tetapi, seiring berjalannya waktu Lisa tidak pernah memanfaatkannya. Jika Lisa memanfaatkannya saat ingin bekerja di Binter Canarias itu pengecualian, Bianca memaklumi karena keadaan Lisa yang sedang kurang beruntung dan ang

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • EX to NEXT 21+   8. Pacar Palsu

    Chapter 8Pacar Palsu “Astaga....” Bianca menggelengkan kepalanya karena Evander pagi-pagi sekali sudah berada di depan toko bunganya. Bahkan toko bunganya belum buka.“Aku hanya kebetulan lewat dan aku ingin melihat-lihat toko bungamu,” kata Evander.Bianca sanksi dengan ucapan Evander, bagaimanapun pria yang sedang ia hadapi adalah Evander yang dikenalnya sebagai pria licik jika menyangkut keuntungannya pribadi. Evander pasti memiliki tujuan lain padanya, entah itu ada hubungannya dengan Ilona atau tujuan lain, tetapi yang jelas kali ini Bianca bersumpah tidak akan terjebak dalam permainan Evander.Hanya katak bodoh yang terjatuh pada lubang yang sama dua kali dan Bianca tidak ingin menjadi kataka bodoh itu, ia harus lebih waspada terhadap Evander. Bianca tidak menggubrisnya, ia memasukkan kunci pada lubang kunci tokonya lalu memutarnya dan membuka pintu tokonya. Tidak lama Evander menyusulnya dan pria itu membawa boneka di tangannya.“Kuharap kau menyukainya,” ucap Evander seraya

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • EX to NEXT 21+   Prologue

    Halo....Jam berapa kalian membaca ini?Apa kabar semua?Jumpa lagi dengan Cherry di sini.Prologue Madrid, 09:30 am.Bianca mengumpat, tidak seharusnya ia sebagai seorang penjual bunga berada di sebuah gedung perkantoran dengan mengenakan pakaian berupa rok span ketat yang membuat bentuk bokongnya terekspos dan setelan blazer yang membuatnya terlihat seperti guru matematika yang selalu memasang tampang serius. "Sialan," umpatnya pelan sekali lagi sambil berkaca di toilet. Sahabatnya tersayang baru saja kehilangan suaminya yang meninggal akibat kecelakaan sementara Ia memiliki seorang anak yang masih kecil dan kebetulan anak itu sakit sehingga Lisa sahabatnya tidak bisa pergi untuk wawancara di perusahaan penerbangan Binter Canarias. Lisa sangat membutuhkan pekerjaan itu karena setelah kehilangan suaminya otomatis ia menjadi tulang punggung untuk dirinya sendiri dan anaknya yang masih kecil, hari ini Bianca datang ke kantor untuk bertemu bagian personalia mewakili Lisa bukan un

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • EX to NEXT 21+   1. Si Brengsek

    Chapter 1Si Brengsek "Ya Tuhan, Bianca... kau baru saja menghancurkan karierku," erang Lisa yang duduk di bangku tunggu rumah sakit."Karier yang belum dimulai," ralat Bianca tidak terima."Bi, itu satu-satunya harapanku," kata Lisa terlihat putus asa. Bianca Stanton, wanita berusia dua puluh tujuh tahun pemilik mata berwarna hijau itu menghela napas berat. Ia juga tidak menyangka kalau paginya akan menjadi hari yang sangat buruk pagi ini, ia tidak menyangka jika dirinya akan bertemu dengan Evander Torrado. Ia bahkan tidak menyangka seorang Evander secepat itu duduk di kursi CEO di sebuah perusahaan penerbangan di negaranya.Bianca lebih tidak percaya lagi jika perusahaan penerbangan itu ternyata milik keluarga Torrado setelah ia mencari tahu tentang perusahaan itu. Benar-benar ceroboh karena tidak mencari tahu terlebih dahulu sebelum memberikan bantuan kepada Lisa. "Aku tidak tahan lagi ingin sekali menamparnya," kata Bianca terlihat jengah. "Asal kau tahu, tamparan saja tidak

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27

Bab terbaru

  • EX to NEXT 21+   8. Pacar Palsu

    Chapter 8Pacar Palsu “Astaga....” Bianca menggelengkan kepalanya karena Evander pagi-pagi sekali sudah berada di depan toko bunganya. Bahkan toko bunganya belum buka.“Aku hanya kebetulan lewat dan aku ingin melihat-lihat toko bungamu,” kata Evander.Bianca sanksi dengan ucapan Evander, bagaimanapun pria yang sedang ia hadapi adalah Evander yang dikenalnya sebagai pria licik jika menyangkut keuntungannya pribadi. Evander pasti memiliki tujuan lain padanya, entah itu ada hubungannya dengan Ilona atau tujuan lain, tetapi yang jelas kali ini Bianca bersumpah tidak akan terjebak dalam permainan Evander.Hanya katak bodoh yang terjatuh pada lubang yang sama dua kali dan Bianca tidak ingin menjadi kataka bodoh itu, ia harus lebih waspada terhadap Evander. Bianca tidak menggubrisnya, ia memasukkan kunci pada lubang kunci tokonya lalu memutarnya dan membuka pintu tokonya. Tidak lama Evander menyusulnya dan pria itu membawa boneka di tangannya.“Kuharap kau menyukainya,” ucap Evander seraya

  • EX to NEXT 21+   7. Mencium Bianca

    Chapter 7Mencium Bianca"Kau tidak perlu pergi jika tidak ingin pergi, abaikan saja ancamannya," kata Lisa ketika Bianca sedang bersiap untuk pergi menemani Evander bertemu client. Dulu ketika menjadi mahasiswa di Complutense University of Madrid, Bianca dan Lisa adalah teman satu kamar di asrama. Bahkan ketika mereka sudah lulus pun pada akhirnya mereka masih memutuskan untuk tinggal berdekatan hingga Lisa menikah dan memutuskan tinggal di apartemen suaminya. Lalu ketika suami Lisa meninggal, Lisa kembali memutuskan untuk menyewa apartemen di gedung di mana Bianca tinggal agar mereka dapat kembali berdekatan.Bianca awalnya sangsi terhadap pertemanannya dengan Lisa, ia sedikit trauma. Takut akan dimanfaatkan sepeti apa yang Evander pernah lakukan padanya dulu. Tetapi, seiring berjalannya waktu Lisa tidak pernah memanfaatkannya. Jika Lisa memanfaatkannya saat ingin bekerja di Binter Canarias itu pengecualian, Bianca memaklumi karena keadaan Lisa yang sedang kurang beruntung dan ang

  • EX to NEXT 21+   6. Selalu Mengancam

    Chapter 6Selalu Mengancam Bianca sedang mengamati pohon bunga Peony yang tingginya belum ada satu jengkal, menunggu waktu tiga tahun untuk Peony berbunga rasanya sangat konyol. Sialan! Tetapi, obsesinya menanam dan merawat bunga sendiri sudah bulat. Lagi pula menanti Peony-nya berbunga lalu bunga itu akan hidup selama lima puluh sampai seratus tahun menurutnya waktu tiga tahun terlalu singkat untuk sebuah penantian, itu sungguh sepadan.Bianca mencatat perkembangan pohon Peony dan bunga lain di bukunya sebagai rutinitasnya setiap pagi setelah membuka toko dan Alma bertugas menjaga tokonya. Bianca juga memperkerjakan satu orang untuk membantunya mengurus tumbuhan di rumah kaca karena mustahil semua dikerjakan sendiri. "Bianca, apa kau sudah melihat bunga Lily kita??" tanya Don, orang yang ia percaya membantunya merawat bunga. "Aku belum melihatnya pagi ini," kata Bianca. "Kau harus melihatnya, ada satu yang memiliki kuncup. Sepertinya ia akan berbunga!" katanya dengan penuh sem

  • EX to NEXT 21+   5. Wanita-wanita Evander

    Chapter 5 Wanita-wanita Evander Ilona Callie adalah wanita yang pernah paling dihindari oleh Evander sepanjang hidupnya. Sungguh sial semalam ia bertemu lagi dengan Ilona dan lebih sial lagi Bianca meninggalkannya, membuatnya terjebak dengan Ilona dan terpaksa meladeni Ilona yang berbicara tak tentu arah sementara dirinya harus berpura-pura menjadi pendengar yang baik. Evander tidak akan memaafkan Bianca dan wanita itu harus membayarnya, Evander akan membuat perhitungan dengannya. Evander dengan malas turun dari tempat tidur, pagi ini ada pertemuan penting yang harus dihadiri dan fakta dirinya kurang tidur membuatnya sedikit tidak bersemangat. Setelah membersihkan diri pria itu mengambil MacBook-nya dan membaca materi pertemuan ditemani secangkir kopi tanpa gula. Ia lalu mengaktifkan ponselnya dan suara pesan di ponselnya berbunyi dan Evander mengernyit membaca siapa pengirim pesan tersebut. Pesan itu dari Ilona dan Isabel, Evander tidak menggubrisnya dan melanjutkan kegiatann

  • EX to NEXT 21+   4. Bertemu Evander Lagi

    Chapter 4 Bertemu Evander Lagi "Bersiaplah, untuk makan malam bersamaku." Oh, Tuhan! Bianca ingin menghancurkan ponselnya setelah membaca pesan yang dikirimkan Evander. Baru satu hari Lisa bekerja di Binter Canarias dan Evander sudah berusaha menindasnya dengan memaksanya pergi makan malam. Pria itu benar-benar menjengkelkan. "Hari ini aku tidak bisa menemanimu makan malam karena aku harus menjaga putra Lisa." Tulis Bianca di pesan pendeknya. "Lalu, ke mana Lisa?" tanya Evander. "Dia baru sehari bekerja di kantormu, dia masih butuh biaya untuk membayar baby sitter yang menjaga putranya di siang hari," jawab Bianca. Evander tidak membalas pesannya lagi dan Bianca merasa bersyukur, akhirnya ia terbebas dari pria itu. Bianca lalu melanjutkan aktivitasnya di dapur, ia menyusun piring-piring dan peralatan dapur lainnya ke dalam mesin pencuci piring lalu mengaktifkan mesin. Bianca mengeluarkan sayuran, daging, susu, pasta, dan beberapa jenis bawang dari dalam kulkas lal

  • EX to NEXT 21+   3. Geram

    Chapter 3 Geram "Jadi, Evander memintamu melupakan dendam di masa lalu kalian lalu kalian harus berteman lagi?" tanya Lisa, ibu dari seorang balita yang sedang dirawat di rumah sakit. "Kumohom jangan menatapku seperti itu," kata Bianca lalu mendengus karena Lisa menatapnya seolah sedang membujuk dan memohon padanya. "Hanya berteman, Bi. Berteman. Setelah aku bekerja dan posisiku aman, kau bisa memutuskan pertemanan itu dan membalas dendam jika itu mungkin," kata Lisa sembari memotong tangkai mawar kemudian meletakkannya pada gundukan mawar yang belum disusun oleh Bianca. Balas dendam? Balas dendam seperti apa? Lagi pula menampar Evander di hari pertama mereka bertemu kembali sudah cukup membuat Bianca puas. "Aku lebih baik menghidupi putramu sampai kau mendapatkan pekerjaan ketimbang harus menjadi teman Evander lagi," kata Bianca cukup serius. "Kau pikir membesarkan anak hanya memberinya makan, pakaian, dan tempat tinggal? Ada asuransi pendidikan dan asuransi kese

  • EX to NEXT 21+   2. La Luna Florist

    Chapter 2La Luna Florist"Kau sepertinya dalam suasana hati yang tidak bagus," kata Valeria Adams, sekretaris Evander seraya meletakkan secangkir kopi di atas meja.Evander melirik gelas berisi kopi yang mengepulkan asap panas di atas meja, suasanya hatinya memang sedang sangat kacau dan penyebabnya tentu saja Bianca. Evander tidak menyangka jika hari kedua menduduki jabatan sebagai CEO di perusahaan penerbangan milik ayahnya justru mendapatkan tamparan dari seorang wanita, pria pemilik mata biru itu meraba pipinya yang beberapa jam lalu ditampar oleh Bianca.Evander secara tidak sengaja melihat Bianca sedang berbicara dengan resepsionis, ia lalu memerintahkan sekretarisnya untuk menyelidiki untuk apa Bianca datang ke kantornya. Evander lalu menginstruksikan kepada sekretarisnya agar mengarahkan Bianca ke ruangannya, tetapi Evander tidak menyangka jika kejadian sembilan tahun yang lalu masih membuat Bianca marah dan rupanya menyimpan dendam sehingga meluapkannya dengan menampar dir

  • EX to NEXT 21+   1. Si Brengsek

    Chapter 1Si Brengsek "Ya Tuhan, Bianca... kau baru saja menghancurkan karierku," erang Lisa yang duduk di bangku tunggu rumah sakit."Karier yang belum dimulai," ralat Bianca tidak terima."Bi, itu satu-satunya harapanku," kata Lisa terlihat putus asa. Bianca Stanton, wanita berusia dua puluh tujuh tahun pemilik mata berwarna hijau itu menghela napas berat. Ia juga tidak menyangka kalau paginya akan menjadi hari yang sangat buruk pagi ini, ia tidak menyangka jika dirinya akan bertemu dengan Evander Torrado. Ia bahkan tidak menyangka seorang Evander secepat itu duduk di kursi CEO di sebuah perusahaan penerbangan di negaranya.Bianca lebih tidak percaya lagi jika perusahaan penerbangan itu ternyata milik keluarga Torrado setelah ia mencari tahu tentang perusahaan itu. Benar-benar ceroboh karena tidak mencari tahu terlebih dahulu sebelum memberikan bantuan kepada Lisa. "Aku tidak tahan lagi ingin sekali menamparnya," kata Bianca terlihat jengah. "Asal kau tahu, tamparan saja tidak

  • EX to NEXT 21+   Prologue

    Halo....Jam berapa kalian membaca ini?Apa kabar semua?Jumpa lagi dengan Cherry di sini.Prologue Madrid, 09:30 am.Bianca mengumpat, tidak seharusnya ia sebagai seorang penjual bunga berada di sebuah gedung perkantoran dengan mengenakan pakaian berupa rok span ketat yang membuat bentuk bokongnya terekspos dan setelan blazer yang membuatnya terlihat seperti guru matematika yang selalu memasang tampang serius. "Sialan," umpatnya pelan sekali lagi sambil berkaca di toilet. Sahabatnya tersayang baru saja kehilangan suaminya yang meninggal akibat kecelakaan sementara Ia memiliki seorang anak yang masih kecil dan kebetulan anak itu sakit sehingga Lisa sahabatnya tidak bisa pergi untuk wawancara di perusahaan penerbangan Binter Canarias. Lisa sangat membutuhkan pekerjaan itu karena setelah kehilangan suaminya otomatis ia menjadi tulang punggung untuk dirinya sendiri dan anaknya yang masih kecil, hari ini Bianca datang ke kantor untuk bertemu bagian personalia mewakili Lisa bukan un

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status