Beranda / Romansa / EX to NEXT 21+ / 23. Ciuman Mesra

Share

23. Ciuman Mesra

Penulis: Cherry Blossom
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-16 19:30:25

Chapter 23

Ciuman Mesra

“Aku sedang berusaha memperbaiki semuanya, kumohon jangan terus mendesakku untuk pergi,” lanjut Evander lambat-lambat seraya menggenggam tangan Bianca. “Aku akan membuktikan padamu kalau aku layak bersamamu lagi dan aku tidak akan menyerah.”

Bianca menghela napasnya perlahan dan mengembuskannya dengan lembut kemudian berkata, “Sebenarnya akulah yang merasa tidak pantas untuk kau kejar hingga sebegitunya.”

“Akulah yang tidak pantas untukmu,” kata Evander lalu mendekatkan telapak tangan Bianca ke bibirnya lalu mengecup punggung telapak tangan Bianca dengan lembut.

Sentuhan bibir Evander di kulitnya seolah menghantarkan sengatan listrik yang mengaliri tubuhnya, refleks Bianca hendak menarik tangannya tetapi Evander menahannya.

“Aku pernah menyakitimu dan aku bukanlah pria suci tanpa masa lalu, tapi kuharap kau menerimaku dan aku berjanji aku tidak akan melakukan kesalahan yang sama, aku tidak akan pernah menyakitimu lagi,” ucap Evander dengan tegas tetapi lembu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Rabiatul Adawiyah
lanjut dong kak
goodnovel comment avatar
Suasty Haruna
inilah sebabnya saya lebih suka baca cerita klo udah end............
goodnovel comment avatar
Delima Pakpahan
cuit...cuit..cuit....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • EX to NEXT 21+   24. Membiasakan diri

    Chapter 24Membiasakan Diri Begitu ciuman bibir mereka terlepas Bianca segera menjauhi Evander seraya meraih sikunya lalu menyeret Evander keluar dari toko karena Bianca tidak ingin terjebak lebih lama lagi di dalam ruangan bersama Evander yang pasti akan membuatnya semakin canggung dan gugup. Sementara bibir Evander mengulas senyum tipis menyaksikan Bianca yang terlihat salah tingkah dengan wajah merah merona yang tidak bisa disembunyikan.Namun, alih-alih mengantar Bainca kembali ke tempat tinggalnya Evander justru membelokkan membelokkan mobil ke area street food terdekat.“Tapi, aku ingin makan di rumah. Aku sangat lelah,” kata Bianca seraya menatap malas ke arah luar. “Kalau begitu, tunggu di sini, oke? Aku akan membelikanmu makanan, kau tidak perlu memasak lagi di rumah,” kata Evander. Bianca sangat lelah hingga sepertinya setelah membersihkan tubuh ia hanya butuh tidur bukan makan. Tetapi, ia tidak ingin membantah Evander.“Apa yang ingin kau makan?” tanya Evander.“Apa saja

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-18
  • EX to NEXT 21+   25. Membantu Evander

    Chapter 25Membantu Evander “Tapi, aku belum pernah....” “Kau pasti pernah melakukannya saat kuliah, di depan dosen, teman-teman kuliah,” potong Evander dan Bianca mengangguk meski terlihat ragu-ragu. “Kalau begitu, bukan masalah. Kau hanya tinggal membaca materinya.” “Bagaimana jika penampilanku buruk? Maksudku, aku takut terlalu gugup dan mengacaukannya,” kata Bianca dengan panik.“Aku akan berada di sampingmu, aku akan membantumu.” Bianca menghela napasnya dengan berat, juga iba menyaksikan Evander yang sepertinya sangat membutuhkan bantuannya. “Berikan materinya.” Evander mengambil ponselnya di dalam saku celananya lalu mengirimkan dokumen ke surat elektronik Bianca, tetapi ketika membukanya Bianca justru mengerutkan keningnya sangat dalam. “Aku butuh dokumen fisiknya, membaca dokumen sebanyak ini di layar membuat mataku lelah,” kata Bianca.“Apa kau memiliki printer?” tanya Evander. Bianca mengangguk. “Tapi kita harus ke toko untuk mencetaknya.” Evander berpikir sejenak.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-18
  • EX to NEXT 21+   26. Salah Paham

    Chapter 26Salah Paham Pukul dua belas siang pertemuan berakhir, Evander menghela napas lega seraya menatap Bianca. Satu persatu peserta pertemuan meninggalkan ruangan, tetapi Mr. Alwar Benecio sepertinya tidak terburu-buru meninggalkan ruangan.Alwar Belecio salah satu orang yang duduk di kursi direksi dan orang yang pertama menyetujui perubahan yang Evander cetuskan. Selama pertemuan bisa dibilang Mr. Alwar menjadi orang yang paling sabar mendengarkan penjelasan-penjelasan Evander dan tidak segan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang hampir membunuh Evander.Namun, Evander menyukai kesan tegas dan terus terang itu. Sementara Mr. Alwar yang berusia enam puluh lima tahun itu adalah pria yang cukup modern di usianya yang tidak muda lagi dan ia menyukai anak muda yang berani seperti Evander yang berani memimpin perusahaan di usainya yang dinilainya belum matang. “Sebenarnya langkahmu sebagai orang yang baru memimpin perusahaan terlalu berani, Anak Muda,” kata Mr. Alwar seraya bangkit

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-19
  • EX to NEXT 21+   27. Cemburu pada Vanya

    Chapter 27Cemburu pada Vanya“Bukannya kau seharusnya makan siang dan mau menjenguk Valeria?” tanya Lisa. Bianca menatap ayam goreng di tangannya lalu mematah sayap ayam di tangannya seolah ingin menghancurkannya. “Evander ada kesibukan lain," sahutnya dengan muram dan pelan agar tidak kedengaran orang lain di kantin perusahaan. "Dia pergi dengan gadis itu."“Apa kau bilang?” kata Lisa dengan alis berkerut dalam. Tetapi, ia ingat sesuatu dan ia tidak bisa menahan untuk tersenyum. “Gadis yang di lobi tadi?” Bianca mengangguk dengan kesal dan semakin merengut karena Lisa tersenyum seperti mengejeknya. “Kau sedang cemburu, Bi!” kata Lisa sembari menahan suara tawanya agar tidak lepas kendali. Bianca menghela napas karena sangat kesal dan ia pun menyadari kalau kini sedang cemburu. Dadanya sangat panas hingga sepertinya hendak meledak dan ia sudah berusaha menahannya sekuat tenaga. Lagi pula apa haknya cemburu? Bukannya dirinya belum menerima cinta Evander dan mereka belum kembali m

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-19
  • EX to NEXT 21+   28. 365 Days

    Chapter 28365 DaysEvander tidak berkata-kata lagi, memilih bangkit dari duduknya untuk mencuci tangannya lalu mulai menikmati makanannya dengan hati-hati sembari dalam benaknya berpikir jika ia harus segera mendapatkan pengakuan cinta Bianca atau berada di dalam hubungan yang ambigu seperti dirinya dan Isabel. Tentunya Evander tidak ingin berada di posisi Isabel, ia tidak ingin mencintai sendirian dan Evander bersumpah akan membiarkan Bianca lolos. Wanita di depannya harus menjadi miliknya, secepatnya. Evander mengulurkan ayam yang sudah ia gigit kepada Bianca untuk mencairkan suasana yang lumayan tegang di antara mereka. “Ayamnya enak, cobalah,” katanya. Bianca menatap ayam di tangan Evander yang posisinya sangat dekat dengan mulutnya, ia sudah kenyang dan tidak memiliki selera makan lagi terlebih dengan suasana kaku yang membuat setiap detik yang dilalui terasa begitu lambat ia tidak berencana makan sambil menikmati ketegangan yang menyelimuti ruangan itu. Juga ayam yang disodor

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20
  • EX to NEXT 21+   29. Mengaku Cemburu

    Chapter 29Mengaku Cemburu“Apa aku memiliki pilihan untuk menolakmu?” tanya Bianca sembari tersenyum dan matanya menatap Evander. “Aku tidak menerima penolakanmu.” “Kalau begitu, bukankah sudah jelas?” Evander menatap mata Bianca dengan penuh kasih sayang dan kebahagiaan yang tergambar jelas di matanya. “Aku akan melakukan apa saja untuk mendapatkanmu, aku juga akan melakukan yang terbaik untukmu, untuk kita, dan... aku tidak akan mengulangi kesalahanku.” “Jika kau berani meninggalkanku lagi....” “Itu tidak akan terjadi,” potong Evander. “Tidak akan ada kesempatan ketiga, kesempatanmu hanya kali ini saja.” Evander menatap Bianca penuh kesungguhan, tangannya terulur menyentuh kening Bianca dengan lembut lalu berkata, “Aku pasti menepati janjiku, aku tidak akan mengecewakanmu lagi karena aku tidak ingin hidup tanpa dirimu. Kau tahu keadaan keluargaku, aku tidak memiliki tempat yang hangat yang disebut keluarga, tetapi bersamamu aku merasa semua ruang kosong itu terisi. Kau adala

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-22
  • EX to NEXT 21+   30. Skandal Pelanggan

    Chapter 30Skandal Pelanggan Besoknya Evander seperti hari-hari sebelumnya, datang ke tempat tinggal Bianca pagi-pagi sekali, mereka menyiapkan sarapan untuk bersama kemudian pergi ke toko bunga. Suasana tentu saja berubah, sepanjang jalan menuju toko bunga Evander menggenggam tangan Bianca dan sesekali mereka berciuman saat mobil berhenti di lampu merah, juga Evander yang tidak terhitung berapa kali mengecup punggung tangan Bianca hingga membuat pipi Bianca merah merona. “Aku akan menjemputmu untuk makan siang,” kata Evander ketika tiba di depan toko seraya menarik rem tangan mobil. “Bukankah kau bilang mau menjenguk sekretarismu saat istirahat makan siang?” tanya Bianca seraya melepaskan sabuk pengamannya. Evander juga melepaskan sabuk pengamannya. “Ya, bersamamu.” “Kau bilang baru akan mengumumkan hubungan kita setelah masalahmu dengan ayahmu selesai, kau bilang sekretarismu adalah orang yang dipilih langsung oleh ayahmu." Evander menekan tombol untuk memundurkan joknya lalu

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-24
  • EX to NEXT 21+   Prologue

    Prologue Madrid, 09:30 am. Bianca mengumpat, tidak seharusnya ia sebagai seorang penjual bunga berada di sebuah gedung perkantoran dengan mengenakan pakaian berupa rok span ketat yang membuat bentuk bokongnya terekspos dan setelan blazer yang membuatnya terlihat seperti guru matematika yang selalu memasang tampang serius. "Sialan," umpatnya pelan sekali lagi sambil berkaca di toilet. Sahabatnya tersayang baru saja kehilangan suaminya yang meninggal akibat kecelakaan sementara Ia memiliki seorang anak yang masih kecil dan kebetulan anak itu sakit sehingga Lisa tidak bisa pergi untuk wawancara di perusahaan penerbangan Binter Canarias. Lisa sangat membutuhkan pekerjaan itu karena setelah kehilangan suaminya otomatis ia menjadi tulang punggung untuk dirinya sendiri dan anaknya yang masih kecil, hari ini Bianca datang ke kantor untuk bertemu bagian personalia mewakili Lisa bukan untuk menyamar menjadi Lisa. Wawancara kali ini sangat penting karena penentu agar Lisa bisa di

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27

Bab terbaru

  • EX to NEXT 21+   30. Skandal Pelanggan

    Chapter 30Skandal Pelanggan Besoknya Evander seperti hari-hari sebelumnya, datang ke tempat tinggal Bianca pagi-pagi sekali, mereka menyiapkan sarapan untuk bersama kemudian pergi ke toko bunga. Suasana tentu saja berubah, sepanjang jalan menuju toko bunga Evander menggenggam tangan Bianca dan sesekali mereka berciuman saat mobil berhenti di lampu merah, juga Evander yang tidak terhitung berapa kali mengecup punggung tangan Bianca hingga membuat pipi Bianca merah merona. “Aku akan menjemputmu untuk makan siang,” kata Evander ketika tiba di depan toko seraya menarik rem tangan mobil. “Bukankah kau bilang mau menjenguk sekretarismu saat istirahat makan siang?” tanya Bianca seraya melepaskan sabuk pengamannya. Evander juga melepaskan sabuk pengamannya. “Ya, bersamamu.” “Kau bilang baru akan mengumumkan hubungan kita setelah masalahmu dengan ayahmu selesai, kau bilang sekretarismu adalah orang yang dipilih langsung oleh ayahmu." Evander menekan tombol untuk memundurkan joknya lalu

  • EX to NEXT 21+   29. Mengaku Cemburu

    Chapter 29Mengaku Cemburu“Apa aku memiliki pilihan untuk menolakmu?” tanya Bianca sembari tersenyum dan matanya menatap Evander. “Aku tidak menerima penolakanmu.” “Kalau begitu, bukankah sudah jelas?” Evander menatap mata Bianca dengan penuh kasih sayang dan kebahagiaan yang tergambar jelas di matanya. “Aku akan melakukan apa saja untuk mendapatkanmu, aku juga akan melakukan yang terbaik untukmu, untuk kita, dan... aku tidak akan mengulangi kesalahanku.” “Jika kau berani meninggalkanku lagi....” “Itu tidak akan terjadi,” potong Evander. “Tidak akan ada kesempatan ketiga, kesempatanmu hanya kali ini saja.” Evander menatap Bianca penuh kesungguhan, tangannya terulur menyentuh kening Bianca dengan lembut lalu berkata, “Aku pasti menepati janjiku, aku tidak akan mengecewakanmu lagi karena aku tidak ingin hidup tanpa dirimu. Kau tahu keadaan keluargaku, aku tidak memiliki tempat yang hangat yang disebut keluarga, tetapi bersamamu aku merasa semua ruang kosong itu terisi. Kau adala

  • EX to NEXT 21+   28. 365 Days

    Chapter 28365 DaysEvander tidak berkata-kata lagi, memilih bangkit dari duduknya untuk mencuci tangannya lalu mulai menikmati makanannya dengan hati-hati sembari dalam benaknya berpikir jika ia harus segera mendapatkan pengakuan cinta Bianca atau berada di dalam hubungan yang ambigu seperti dirinya dan Isabel. Tentunya Evander tidak ingin berada di posisi Isabel, ia tidak ingin mencintai sendirian dan Evander bersumpah akan membiarkan Bianca lolos. Wanita di depannya harus menjadi miliknya, secepatnya. Evander mengulurkan ayam yang sudah ia gigit kepada Bianca untuk mencairkan suasana yang lumayan tegang di antara mereka. “Ayamnya enak, cobalah,” katanya. Bianca menatap ayam di tangan Evander yang posisinya sangat dekat dengan mulutnya, ia sudah kenyang dan tidak memiliki selera makan lagi terlebih dengan suasana kaku yang membuat setiap detik yang dilalui terasa begitu lambat ia tidak berencana makan sambil menikmati ketegangan yang menyelimuti ruangan itu. Juga ayam yang disodor

  • EX to NEXT 21+   27. Cemburu pada Vanya

    Chapter 27Cemburu pada Vanya“Bukannya kau seharusnya makan siang dan mau menjenguk Valeria?” tanya Lisa. Bianca menatap ayam goreng di tangannya lalu mematah sayap ayam di tangannya seolah ingin menghancurkannya. “Evander ada kesibukan lain," sahutnya dengan muram dan pelan agar tidak kedengaran orang lain di kantin perusahaan. "Dia pergi dengan gadis itu."“Apa kau bilang?” kata Lisa dengan alis berkerut dalam. Tetapi, ia ingat sesuatu dan ia tidak bisa menahan untuk tersenyum. “Gadis yang di lobi tadi?” Bianca mengangguk dengan kesal dan semakin merengut karena Lisa tersenyum seperti mengejeknya. “Kau sedang cemburu, Bi!” kata Lisa sembari menahan suara tawanya agar tidak lepas kendali. Bianca menghela napas karena sangat kesal dan ia pun menyadari kalau kini sedang cemburu. Dadanya sangat panas hingga sepertinya hendak meledak dan ia sudah berusaha menahannya sekuat tenaga. Lagi pula apa haknya cemburu? Bukannya dirinya belum menerima cinta Evander dan mereka belum kembali m

  • EX to NEXT 21+   26. Salah Paham

    Chapter 26Salah Paham Pukul dua belas siang pertemuan berakhir, Evander menghela napas lega seraya menatap Bianca. Satu persatu peserta pertemuan meninggalkan ruangan, tetapi Mr. Alwar Benecio sepertinya tidak terburu-buru meninggalkan ruangan.Alwar Belecio salah satu orang yang duduk di kursi direksi dan orang yang pertama menyetujui perubahan yang Evander cetuskan. Selama pertemuan bisa dibilang Mr. Alwar menjadi orang yang paling sabar mendengarkan penjelasan-penjelasan Evander dan tidak segan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang hampir membunuh Evander.Namun, Evander menyukai kesan tegas dan terus terang itu. Sementara Mr. Alwar yang berusia enam puluh lima tahun itu adalah pria yang cukup modern di usianya yang tidak muda lagi dan ia menyukai anak muda yang berani seperti Evander yang berani memimpin perusahaan di usainya yang dinilainya belum matang. “Sebenarnya langkahmu sebagai orang yang baru memimpin perusahaan terlalu berani, Anak Muda,” kata Mr. Alwar seraya bangkit

  • EX to NEXT 21+   25. Membantu Evander

    Chapter 25Membantu Evander “Tapi, aku belum pernah....” “Kau pasti pernah melakukannya saat kuliah, di depan dosen, teman-teman kuliah,” potong Evander dan Bianca mengangguk meski terlihat ragu-ragu. “Kalau begitu, bukan masalah. Kau hanya tinggal membaca materinya.” “Bagaimana jika penampilanku buruk? Maksudku, aku takut terlalu gugup dan mengacaukannya,” kata Bianca dengan panik.“Aku akan berada di sampingmu, aku akan membantumu.” Bianca menghela napasnya dengan berat, juga iba menyaksikan Evander yang sepertinya sangat membutuhkan bantuannya. “Berikan materinya.” Evander mengambil ponselnya di dalam saku celananya lalu mengirimkan dokumen ke surat elektronik Bianca, tetapi ketika membukanya Bianca justru mengerutkan keningnya sangat dalam. “Aku butuh dokumen fisiknya, membaca dokumen sebanyak ini di layar membuat mataku lelah,” kata Bianca.“Apa kau memiliki printer?” tanya Evander. Bianca mengangguk. “Tapi kita harus ke toko untuk mencetaknya.” Evander berpikir sejenak.

  • EX to NEXT 21+   24. Membiasakan diri

    Chapter 24Membiasakan Diri Begitu ciuman bibir mereka terlepas Bianca segera menjauhi Evander seraya meraih sikunya lalu menyeret Evander keluar dari toko karena Bianca tidak ingin terjebak lebih lama lagi di dalam ruangan bersama Evander yang pasti akan membuatnya semakin canggung dan gugup. Sementara bibir Evander mengulas senyum tipis menyaksikan Bianca yang terlihat salah tingkah dengan wajah merah merona yang tidak bisa disembunyikan.Namun, alih-alih mengantar Bainca kembali ke tempat tinggalnya Evander justru membelokkan membelokkan mobil ke area street food terdekat.“Tapi, aku ingin makan di rumah. Aku sangat lelah,” kata Bianca seraya menatap malas ke arah luar. “Kalau begitu, tunggu di sini, oke? Aku akan membelikanmu makanan, kau tidak perlu memasak lagi di rumah,” kata Evander. Bianca sangat lelah hingga sepertinya setelah membersihkan tubuh ia hanya butuh tidur bukan makan. Tetapi, ia tidak ingin membantah Evander.“Apa yang ingin kau makan?” tanya Evander.“Apa saja

  • EX to NEXT 21+   23. Ciuman Mesra

    Chapter 23Ciuman Mesra“Aku sedang berusaha memperbaiki semuanya, kumohon jangan terus mendesakku untuk pergi,” lanjut Evander lambat-lambat seraya menggenggam tangan Bianca. “Aku akan membuktikan padamu kalau aku layak bersamamu lagi dan aku tidak akan menyerah.” Bianca menghela napasnya perlahan dan mengembuskannya dengan lembut kemudian berkata, “Sebenarnya akulah yang merasa tidak pantas untuk kau kejar hingga sebegitunya.” “Akulah yang tidak pantas untukmu,” kata Evander lalu mendekatkan telapak tangan Bianca ke bibirnya lalu mengecup punggung telapak tangan Bianca dengan lembut.Sentuhan bibir Evander di kulitnya seolah menghantarkan sengatan listrik yang mengaliri tubuhnya, refleks Bianca hendak menarik tangannya tetapi Evander menahannya. “Aku pernah menyakitimu dan aku bukanlah pria suci tanpa masa lalu, tapi kuharap kau menerimaku dan aku berjanji aku tidak akan melakukan kesalahan yang sama, aku tidak akan pernah menyakitimu lagi,” ucap Evander dengan tegas tetapi lembu

  • EX to NEXT 21+   22. Banyak Kesalahan di Masa Lalu

    Chapter 22Banyak Kesalahan di Masa Lalu Evander duduk di kursi sebuah teras cafe di sekitar jalan A-6, ia sengaja memilih tempat duduk di luar ruangan meskipun cuaca cukup dingin di bulan Februari karena kedatangannya ke cafe tersebut bukan untuk bersantai ataupun menikmati hangatnya kopi di sana. Lima menit setelah Evander duduk dan dua gelas kopi telah tersaji di mejanya Isabel datang dengan mengenakan pakaian musim dinginnya yang berasal dari merk kenamaan duniadan merupakan edisi terbatas. “Kau yakin kita duduk di sini?” tanya Isabel seraya menarik bangku. “Aku hanya sebentar,” kata Evander dengan santai. Isabel duduk seraya mengeratkan mantelnya seraya matanya melirik kotak berwarna merah muda di atas meja. “Apa kau akan merayakan Valentine?” Evander kebetulan baru saja melewati sekumpulan orang-orang yang merayakan Valentine dan membagikan kado di jalanan di dekat cafe, ia menjadi salah satu orang mendapatkan kado dari orang-orang itu. Evander berencana membuang kado ters

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status