Pokoknya Habis ini Tika mau pulang terus teriak dirumah.
"Tika sekarang punya pacar!!!"
Uh, nanti tapinya kalau ketahuan abang di gampar lagi. Eh, bukan abang Farhan ya. Tika lagi ngomongin abang kandung bukan abang-abangan.
Abaikan dulu abang-abangan nya Tika. Sudah wasalam dulu. Tika malas bahasnya. Tika marah, biarkan. Katanya kalau ada punya pacar baru atau lagi dekat harus saling cerita.
Apa ini maksudnya kemarin ketemu abang lagi jalan bilangnya gebetan baru, pantes hidungnya abang nggak keliatan main dirumah Tika hampir sebulan lamanya, paling cuma nelpon dan sekedar ng-chat Tika.
Apalagi harumnya, haram kayanya untuk ada dirumah Tika kalau sudah dekat dengan cewek baru. Jadi kemarin, pas Tika mulai diajak jalan sama Daru yang resmi menyndang status pacar. Tika ketemu abang ditoko swalayan kue sambil digandeng cewek yang cantik abis, bohay apalagi. Tika saja kalah tanding sama dua buah semangkanya.
Padahal Tika pikir abang belum bisa move on habis pakai Tika sebagai pacar bohong-bohongan. Tau nya sudah nemu lagi saja pelabuhan baru. Sudahmah tidak ada kabar juga tidak minta maaf dengan serius perihal cium pipi Tika. Pokoknya Tika diabaikan begitu saja oleh abang.
Jadi jangan salahkan Tika, jika diem-diem bae pacarannya tanpa kasih tau abang atau kenalin Daru ke abang.
Kesel Tika, adiknya jadi dilupakan gara-gara pacar. Jadi Tika balas tidak bilang abang Farhan kalau dia sudah jadian dengan Paris. Tapi nanti Tika kenalinnya itu teman saja, Tika akan bahas sama Daru buat pura-pura di depan abang.
Buat ngibul sama abang, karena Tika lagi ngambek. Daru kan baik dan pengertian banget. Jadi senyam senyum sendirikan sekarang Tika di dalam mobil sama abang Tara.
"Lu kenapa, Tik? Kok gue ngeri ya liatnya. Dari masuk mobil, muka udah senyum gak ada berhentinya. Nggak kerasukan siluman spongebobkan adek gue?."
Issh, abang mah suka merusak suasana bahagia punya Tika.
"Abang diem deh, nggak usah banyak komentar. Gigit nih."
Tika peragakan gerakan orang kesurupan macan yang sering bilang.
'Aing maung'
Abangnya langsung bergidik hiperbola sambil teriak terus pegang ubun-ubun Tika sambil bilang.
"Kampret, maung saha?."
"Dih!! Kok malah ngikutin sih. Harusnya abang ketakutan bukan malah nanyain. Nggak asik."
"Cuma adek gue doank yang nggak jelas begini."
Abang Tara menggeleng sambil memegang dada simpati. Tika balas sensi sambil buang muka.
"Bodo amat, peduli setan."
Geplak lah tuh kepala Tika sama tangan sumo milik abang Tara.
"Abang sakit tau!!."
"Makannya, gunakan bahasa Indonesia yang baik bukan untuk memaki."
"Loh kan, itu udah bahasa Indonesia yang baik!! Abang yang nggak ngerti bahasa Indonesia. dari tadi ngomong aja, kan Tika udah nyuruh abang buat diem."
Terus sampai mobil bang Tara mencapai kantor, Tika dan bang Tara terus debat tanpa meja bundar. Pokoknya keduanya nggak ada mau kalah kalau belum benar-benar kehabisan kata. Sebelum negara api menyerang keduanya tidak akan habis berdebat. Tika turun dari mobil sambil melet dan bilang.
"Makasih bujang lapuk."
"Eh, sialan. Ngatain abang bujang lapuk, situ juga jomblo fisabilillah nggak usah sombong anda!."
Tika mana peduli, sudah masuk pintu perusahaan yang terbuka otomatis dengan sensor. Abangnya cuma teriak tapi Tika masa bodo. Memang adik kaya Tika ini suka begitu, nanti kena karma karena durhaka sama abangnya kan tinggal ketawain terus bilang.
'Tuman!!."
Pasti langsung nangis darah.
.
.
.
Waktu sudah menunjukkan jam makan siang. Tika buka hp dan beri pesan pada sang kekasih. Begini isinya.
Santika: Babe, aku mau makan siang dicafe dekat kantor. Mau bareng?.
Daru: Kamu duluan aja, aku lagi ada deadline jadi gk bisa makan diluar dulu. Pulang bareng aku, jangan duluan. Nanti aku kabarin lagi, miss you.
Santika: Miss u too:*
Daru: Cium kok pake stiker, cium langsung donk.
Dasar semprul, padahal satu ruangan.
Sudah Tika abaikan tapi Tika senyum-senyum bahagia semeriwing bikin teman satu divisi menatap bingung dan Tika tatap balik sambil ketawa.
"Dah gila lu ya?."
Tika mengangguk sambil gumam senang.
"He'em"
"Anjir, jauh-jauh dari gue kalau gitu!!."
Terus Tika di tinggal sama temannya.
"Gue kayanya emang gila. Gila karena cinta."
Tau deh, orang kalau lagi jadi budak cinta tuh aneh sekaligus menyebalkan dibeberapa kesempatan. Kalau sudah tersakiti di kasih masukan, keras kepalanya sudah kaya batok kelapa tua di potong sama golok tumpul, ngerasa perasaan dan feeling dia selalu paling benar meraba hati.
Sulit, cuma bikin buntung banyaknya kalau kasih masukan sama orang lagi jadi bucin.
Nanti sudah putus ditinggal cinta baru, deh tau rasa, terus di temani penyesalan karena pernah dibudakin cinta. Kaya Tika sekarang tuh, masih manis-manisnya pacaran sebulan. Belum keliatan belangnya, nanti kalau ketahuan pasti sok-sok memaklumi padahal mah sudah tersakiti.
.
.
.
Tika duduk di depan pos satpam sambil ngobrol ngalor ngidul. Pak Supri namanya, asal luar kota yang mengadu nasib ke kota besar untuk menghidupi istri dan tiga anaknya. Tika itu pendengar yang baik, tidak menyela kalau orang tua atau temannya bercerita dan berkeluh kesah.
Nggak ada tuh Tika songong pas teman atau siapapun lagi cerita bilang.
"Masih mending lu, gue nih lebih parah dari yang lu rasain."
Tika nggak gitu kok orangnya, makannya banyak yang suka cerita ke Tika karena orangnya menjaga rahasia dan pemberi saran yang baik tanpa menuntut untuk dituruti pendapatnya.
Tika orangnya easy going, sama siapa saja dia join. Eh , tapi, kalau joinnya yang aneh-aneh dan melanggar kode etik norma hidup Tika sih, nggak mau joinan. Namun banyak dari mereka tidak bisa timbal balik.
Kadang kala Tika butuh bantuan mereka tidak ada, makannya Tika punya abang-abangan kaya Farhan. Karena Farhan perhatian dan ngerti gimana Tika suka nggak enakan untuk minta tolong.
Contoh kaya acara pulang nggak ada uang, mau minta tolong jemput abang kegedean gengsi. Mau ikut teman kantor nggak enak karena nggak ada yang nawari bareng atau antar.
Padahal sebagian mereka menanyakan kenapa Tika belum pulang.
Tapi Tika masa bodo, pada akhirnya Tika tetap bisa pulang kan diantar Daru berakhir jadian. Bisaan si Burhan bikin Tika jatuh cinta, ih.
"Hei, maaf aku nggak bisa antar pulang ya."
Itu suara Burhan yang masuk menyapa pak Supri, kemudian langsung memegang tangan Tika dan duduk bersisian. Pak Supri yang mengerti langsung hengkang ijin masuk ke pos dalam.
"Hem. Gapapa, bang Tara nanti jemput kok. Hehehe."
"Yaudah, aku nungguin sampai kamu dijemput ya."
Tika angguki saja sambil senyum dengan kedua pipi memerah bahagia, dia senang ditemani Daru. Tika dimata Burhan jadi seperti anak kucing, gemasin. Jadi pengin bawa pulang terus ndusel-ndusel manja.
Dengar suara klakson Tika langsung pamit undur diri dan dengan kurang ajar tanpa malu, Tika cium pipi Daru terus lari setelah pamit untuk pulang ke pak Supri. Terlalu malu karena cium Daru Tika sampai nggak liat dengan benar mobil siapa yang datang, ini bukan mobil bang Tara.
Tika sadar tadinya yang senyum langsung melempem.
Di mobil Tika cemberut, dikira abang Tara yang jemput ternyata pas masuk mobil abang Farhan yang nangkring di kemudi. Ish, Tika malas jadinya, unmood. Tika nggak jadi pulang bareng sama Daru, dia katanya ada rapat dan kayanya bakalan pulang malam.
"Berani ya sekarang."
Suara ac mobil paling jelas terdengar sebagai jawaban. Kalau Tika bodo amat sama kehadiran abang.
"Nggak dijengukin satu bulan, kelakuan kok jadi yang kaya nggak punya harga diri."
Deru mobil bersahutan sama suara ac, yang kok, kayanya besar ya. Soalnya sekarang Tika mendadak bergidik kedinginan. Abang peka, langsung di kecilkan nomor ac mobilnya.
"Padahal abang tinggal sebulan doank buat kasih pengertian sama cewek abang, tapi kamu udah berani begitu."
"Kaya ada yang ngomong, berisik amat ya!."
Tika kalau begini, enaknya di apain?.
Bungkus?.
Terus kasih karet dua, tanda paket martabak spesial.
"Abang ngomong serius, nggak usah kaya gitu. Kamu harusnya paham, jadi perempuan itu selalu dipandang miring kebanyakan sama orang pribumi kita. Perlu dijaga ketat, walau seringnya perempuan itu bilang bisa jaga diri. Tetap aja kita perlu bantuan orang lain untuk menjaga. Apalagi acara cium-ciumnya depan pak Supri yang dari kampung, apa kabar nanti kamu jadi bahan omongan kan?."
"Apasih abang, tiba-tiba ceramahin Tika. Padahal abang punya pacar nggak kasih tau Tika, Tika nggak komentar apa-apa. Harusnya abang tanya kabar Tika, bukan malah menghakimi. Tapi terserah deh, bodo amat."
"Oh, baru juga sebulan pacaran sama Daru. Udah begini sikap kamu ya,"
"Iya. Kenapa?. Abang mau apa terus, hah?. Datengin Daru, terus bilang nggak cocok sama aku?. Bilang kalau aku suka malas mandi walau aku kerja?. Bikin pacar aku ilfil kaya cara abang ke gebetan-gebetan Tika gitu?."
Tika nggas, sudahlah. Sudah kepalang tanggung, habis abang tidak menanyakan dahulu sudah main menghakimi tanpa sempat memberi Tika pembelaan.
Akhir pekan Tika sekarang berbeda dari biasanya yang banyak rebahan dan mandi pukul tengah hari kemudian di rapel ke sore. Jam sembilan Tika sudah berdandan cantik menunggu pacar menjemput buat nonton dan beli novel sama cat buat Tika. Katanya sih di traktir tapi nanti bulan depan Tika yang traktir Daru.Di jemput di depan rumah Tika langsung ngacir sambil pamit ke abang yang didalam kamar, mencium pipi gembil keponakan lelakinya yang sedang makan di meja pantri. Tika ucapkan salam perpisahan untuk jalan akhir pekan sama pacar.Tika senang, jadi cengengesan selama perjalanan sampai Daru ketakutan dibuatnya. Untung cinta, jadi memaklumi tingkah Tika yang ajaib.Sampai di bioskop, keduanya melihat-lihat film yang sedang tayang, mereka
Abang mana bisa diemin Tika, Tika kan ngangenin. Jadi wajar Tika balas diemin malah abang yang belingsakan kaya ikan didaratan.Tapi seriusan, waktu bang Tara beberin rahasia yang Tika umpet-umpetin dari bang Farhan langsung hengkang balik. Mukanya nggak ada selow-selow nya, Tika takut dan nggak lama Burhan yang paham balik. Tika samperin bang Tara yang nonton tv."Abang ngomong apa sama bang Farhan?. Kok mukanya asem gitu, bukan aneh-aneh kan?."""Oh, enggak. Abang cuma bilang tentang kamu yang di apelin tiap malam minggu sama cowok."Segera Tika geplak pala abang Tara dan berteriak hiperbola."Abang!!! Kok malah dibilangin, kan Tika suruh jangan bilang-bilang bang Farhan... Ih, terus gimana ini. Abang Farhan pasti marah, huhuhu. Nanti yang jajanin Tika siapa kalau abang Farhan ikut marah, harusnya kan Tika aja yang marah dan diemin abang."Terus Tika yang sudah garuk-garuk kepala frustasi berat, agak lebay sih. Langsung ingat dan bilang.
Aneh, tapi nyata. Gimana donk?.Sejak kejadian Tika di manfaatkan Daru yang ternyata sudah berumah tangga dan hampir meniduri Tika, Farhan dan Tara murka. Dengan kekuasaan Farhan mengancam agar mencari kelemahan dan masalah dalam pekerjaan Daru agar dikeluarkan.Ternyata abang kalah cepat sebab Daru sudah resign dari kantor. Tara yang masih tidak terima karena Daru merendahkan sang adik seperti perempuan murahan mencari terus menggunakan pengetahuan ITnya. menghack dan mengancam Daru juga istrinya.Tika yang tau langsung marahi bang Tara, kalau istrinya tidak ada sangkut pautnya. Malah istrinyalah yang memberitahu Tika bagaimana dia dimanfaatkan. Kembali ke kakak-kakakan Tika. Kakak angkatlah bahasanya, biar pembaca paham.:')Abang jadi sering antar jemput Tika. Terus abang sering ngchat Tika, telepon juga iya. Abang buang-buang waktu banget kan ngchat Tika yang malas balas chat terus malas angkat telepon. Sampai abang pernah telepon bang Tara bua
Tika berhenti kerja sejak seminggu setelah dia mengetahui telah dibohongi oleh Burhan. Walau sempat tidak diizinkan sampai kantor menemukan penggantinya, untung bang Tara membantu menemukannya. Jadi Tika tidak perlu lama-lama disana.Yang sekarang Tika lakukan adalah menganggur, jajannya ada dari bang Tara dan abang. Terus ada kakak perempuannya yang sedang berlibur disini dengan ponakan bulenya, bulepotan maksudnya.Tika sekarang sudah rapih, dia mau diajak jalan sama abang. Sekarang akhir pekan dan abang sedang punya waktu luang. Soalnya tiap kali abang ada waktu pasti ngapelin Tika atau ajak jalan. Kadang jalannya ke tempat makan di pinggir jalan atau malah tidak jelas, kadang ada jalan yang arahnya belum diketahui abang pasti tetap saja dilibas.Katanya biar tau aja ini bakalan mablas kemana, kalau nyasar bisa bertanya. Uh, terserah abang saja kata Tika. Tika kan cuma ikut saja karena di jajanin terus walau pengangguran."Mau kemana lu, rapih bener. B
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DAN MASUKKAN LIBRRARY KALAU SUKA.SELAMAT MEMBACA..Setelah acara itu, Tika kalau diajak abang suka intermezo sampai ke akar. Nggak mau manut aja. Pokoknya sampai jelas dan kemana tujuannya, nggak mau kaget sampai jungkir balik kaya waktu itu.Kan, Tika hiperbola lagi.Sudah deh, pokoknya begitu saja ya. Ternyata author males jelasin absurdnya Tika.Sampai dimana akhirnya Tika cuma jadi freelance gitu, kerja serabutan. Kalau ada job Tika lakuin, kalau nggak ada. Hidupnya cuma tidur, bangun, makan, sama gangguin hidup abang dan bang Tara.Banyaknya Tika minta uang ke bang Tara dan dijajani abang. Kakak perempuan Tika sudah balik keluar negeri. Rumah jadi sepi karena nggak ada suara rusuh keponakan bulenya.Tau nggak kenapa Tika suka jajan?.Jadi, dulu ketika SMP, Tika pernah kena obesitas berat dan *diabetes tipe 1 karena kegemarannya jajan manis, misalnya
Ternyata Fahri nggak buang-buang waktu lagi buat deketin Tika pake acara modus. Terbukti Fahri lebih gentle dari abang yang ribet, tanpa waktu lama selama menunggu doi mempertemukan kamu dengan orang tuanya. Canda sayang.Tika yang apa adanya cuma pakai celana hitam panjang bahan karet yang pas melekat di kaki pendekanya dipadukan dengan baju jaman now yang panjang sampai paha, dimana terlihat seperti baju tidur tapi bukan. Warnanya abstrak, cakep. Kaya muka Fahri dan abang, cakepnya paripurna. Tidak tertandingi siapapun dimata Tika, yang cuma melihat lelaki itu-itu saja.Kalau tidak teman lelaki dikantor, ya pasti abang dan bang Tara ditambah kak Fahri sekarang.Terus rambut Tika kuncir seperti buntut kuda, kunciran favorit kalau kata bang Tara. Alasan lainnya Tika males menata rambutnya, cuman kuncir kuda yang dirasa nggak ribet.Pucuk dicinta ulam pun tiba, yang sedang dibicarakan muncul didepan rumah Tika dengan wajah seumringah, sinar senyumnya menya
Tika itu walau kamera hp bagus, jarang poto. Apalagi buat story. Jadi aneh ketika makan malam direstoran cepat saji Fahri yang duduk dihadapan Tika suruh ia bergaya selayaknya sedang poto candid.Katanya biar menjiwai. Sebenarnya, sedari awal jalan Fahri ini selalu ambil gambar Tika pakai hpnya. Gayanya sudah kaya fotografer handal, faktanya hasil jepretan Fahri memang bagus buat ditaruh di feed instagram.Sedang hp Tika sedari tadi bergetar tidak ada henti, hanya beberapa saat berhenti tapi kemudian banyak pesan masuk dan muncul pada popup. Karena Tika tau siapa yang bikin ribut hpnya, dibiarin aja.Tau rasa deh tuh.Salah siapakan kasih kenal anak perawan sama teman sendiri, giliran digaet duluan mulai deh berisik. Tika sebelum berangkat juga sudah dipetuahi leh abangJangan pegangan tanganlah, apalagi kalau si Fahri minta. Jangan kasih, soalnya abang bilang. Laki-laki kalau dikasih ijin pegang tangan nanti meli
MAAF TENTANG RANJAU TYPO:(.Sebelumnya Farhan membawa mobilnya beserta tubuh letihnya yang baru tiba dibandara langsung datang ke tempat Tika dan Fahri berada, dan sekarang laju kendaraan miliknya ia arahkan menuju rumah Tika, dia juga menelpon supir dirumah untuk datang kerumah Tara untuk membawa mobilnya pulang nanti.Dia tidak ingin menantang maut denganmembawa mobil dikala dia benar-benar letih, apalagi perasaanya masih belum membaik setelah ditinggalkan. Jika kalian emosi dan gemas dengan sikap abang yang, kok. Kenapa nggak langsung nyatakan aja?!.Padahalkan jika ditilik kebelakang. Abang sudah mengenal luar dalamnya Tika bagaimana begitu juga sebaliknya, kemudian abang juga dekat dengan keluarga Tika begitu juga sebaliknya. Sangat dekat malahan. Lalu dimana kesulitannya?. Jika dilihat-lihat semuanya semuanya terlihat mudah dengan semua alasan diatas.Yang membuat abang sulit menyatakan itu apa sebenarnya? Apa yang men
Bara tilik layar ponsel Farhan dari balik punggung untuk melihat, jika layarnya menampilkan pesan singkat dari sosok yang berhasil buat Farhan ng-bucin bertahun-tahun ketika mau tancap gas sudah keduluan rekan kerja.Sakitnya sampai sumsum tulang, tidak terlihat tapi bikin hati nestapa."Kenapa nanyanya basa basi gitu dah?"Tanya Bara kemudian tidak lagi mengintip, dia langsung ambil ponsel Farhan yang hanya menghela napas.Dia benar-benar tidak punya banyak energi untuk marah, maupun bernapas. Sudah pantas di sebut orang patah hati belum abang?Sudah kan, napaspun rasanya sulit. Pikiran kacau balau karena kehilangan arah tujuan yang sudah di buat dari lama, sudah dua tahun abang memikirkan untuk melamar Tika tapi belum berani.Kemudian bodohnya, dia malah buat ikrar tidak berotak tapi syukur-syukur Tika sudah lelah dengan fase kenalan-dekat-pacaran dan terus begitu sampai putus lagi.Abang jadi punya kesempatan untuk bergerak setelah menguatkan hati, yakin jika dia sudah baik-baik saj
Rumah Farhan tidak seperti biasanya, ada kesuraman dan sepi. Dengan Farrel dan Hana yang duduk di ruang tengah saling berpikir, mereka tengah mendapati abang mereka. Kakak tertua, si sulung itu tengah malam di depan mereka tanpa kesulitan.Atau merasa bersedih seperti kebanyakan mantan yang di tinggal nikah, ini bentukan abang masih hidu, bernapas dan biasa saja. Atau jangan-jangan abang hanya sedang bersikap legowo dalam hati sudah menangis darah?Jadi sebenarnya yang suram itu Farrel dan Hana, bukan Farhan."Beneran ya, abang nggak drama kaya kemarin lagi. Aneh tapi nyata, gue jadi speechles."Ujar Farrel pada adiknya.Hana menimpali."Nggak gue sangka, jauh dari ekspetasi kehancuran yang udah terbayang. Gue malah nyaksiin abang anteng makan sebelum berangkat ke acara pertunangan mantan, atau jangan bilang. Abang ngamuknya di acara lagi?""Ya gapapa, gue seneng kalau mbak Tika batal tunangan. Nanti abang dateng bak pahlawan kesiangan terus gantiin deh sebagai mempelai laki-lakinya, ka
[Mbak Tika, abang sakit nih pulang dari rumah mbak. Kena asam lambung parah, terus sekarang lagi demam. Salam ke mas Tara ya!! Jangan galak-galak banget kasih hukuman ke abang aku, kasian tau sekarang ngigau kaya orang gila manggil mbak.]Isi pesan itu masuk, dari Hana Astuti Winata. Adik bontot Farhan yang memang dekat dengannya, sering memberikan informasi abang tanpa perlu di tanya.[Mbak nanti jengukkan?]Tika jalankan jarinya di atas layar ponsel untuk menjawab.[Terus abang gimana sekarang, udah mendingan belum?][Iya, nanti mbak datang ke sana.]Tika menunggu dengan gelisah balasan dari Hana, di sini Tara juga tidak sama beda. Hanya saja jika Farhan jatuh sakit maka Tara jatuh ke dalam emosi, dia terus-terusan bermuka muram.Dia juga tidak tau saja, kalau Hana mengirim pesan di lebih-lebihkan, karena nyatanya Fahan sedang duduk di meja dapur sambil makan tanpa terlihat selemas sebelumnya.Belum ada pembicaraan lebih lanjut, abang seakan menahan diri karena terakhir kali mereka
Pada akhirnya abang memilih pulang, Tara mengusir Farhan secara tidak langsung dengan meninggalkannya di ruang tamu. Membiarkan Farhan mau melakukan apapun asal tidak mendekati adiknya.Sebab dia masih kecewa.Farhan jadi paham dan memasrahkan diri, tapi tidak. Dia belum menyerah seperti kebanyakan orang.'Sebelum janur kuning melengkung, masih ada peluang menikung' Terdengar jahat tapi kini abang benarkan kata-kata itu.Sekarang dengan kepala pening, sebab memikirkan masalah bisnisnya dan Tika juga Tara sangat menguras energinya.Dia pulang dengan kepala yang benar-benar hampir pecah rasanya, duduk di jok mobil pun serasa sedang mengambang. Kalian pasti paham bagi yang sudah merasakannya, pantat abang serasa tidak duduk di atas jok mobil.Sampai di rumah abang turun dengan kepala menunduk lelah, sudah tidak kuat apalagi mengingat tadi Tika sampai menangis. Itu pertama kalinya di hadapan abang setelah sekian lama Tika tidak menangis karena di putusin mantan.Sudah berapa tahun setelah
Tika masih ingat bagaimana wajah bang Tara yang tidak mau menatap Tika barang sedetikpun, marah dengan sikap lemah Tika kepada abang yang agresif bukan main. Sejak mendeklarasikan jika abang mau lamar Tika dan membelikan cincin pengikat.Tidak ada lagi sekat yang dulu abang buat, hilang tersamarkan oleh rasa sengatan-sengatan menyenangkan yang di buat abang ke Tika yang lemah.Bang Tara tau kok, ini juga kesalahan Tika karena malah berdekatan dengan Farhan ketika sedang berduaan. Sudah pasti Tika sebagai umpan dan Farhan si pemancing akan tergoda untuk menyicip.Dan salahnya juga terlalu percaya dan membiarkan kedua makhluk berbeda jenis dari cucu adam ini saling berdekatan. Dia patut di salahkan sebagai seorang kakak, dia lalai untuk menjaga adik perempuannya dari godaan setan sundal berbentuk Farhan."Bang Tara..."Panggil Tika pada Tara yang tidak juga mau menatap adiknya.Tara biarkan saja, dia lebih memilih melewati adiknya yang berdiri di depan pintu kamar. Dia bawa gelas kopinya
Sudah berapa kali abang di abaikan?Sudah berapa kali abang menunggu dan bertandang?Sudah berapa lama?Entah, abang sendiri lupa.Abang tengah berusaha untuk mendapatkan tiket restu dari sahabatnya sebagai kakak ipar. Sampai gerbang rumah, mobil abang tidak di ijinkan masuk. Hanya menunggu bersama satpam komplek rumah Tika, paling-paling kalau ada kesempatan abang ketemu Tika yang jalan kaki habis dari super market.Nanti Tika buru-buru usir abang, takut-takut bang Tara liat abang babak belur lagi. Padahal abang sudah siap, sedia, ikhlas kalau sampai babak belur tapi dapat membuat Tara memaafkan kebodohannya.Waktu itu Tara benar-benar marah sampai mengungkit pembahasan mereka sebagai seorang teman."Lo taukan kita ini laki-laki, gimana perasaan serakah menginginkan seorang wanita sampai sebelum di akadpun merayu wanitanya cuma biar melakukan hal yang kita inginkan karena tau perasaan mereka fleksibel dan lemah pada perasaan.""Tapi jangan manfaatin adek gue buat merasakan afeksi yang
Bang Tara menyuruh Tika masuk ke kamar, tampangnya sudah kusut macam benang layangan yang terlalu panjang di ulur. Sedang paras abang, hanya tersisa lebam dan darah di hidung juga sudut bibirnya.Lihatkan, bang Tara tidak main-main masalah begini. Enak saja adiknya belum juga di beri label halal sudah main embat. Memang Tika perempuan macam apa, bang Tara begini karena tau yang mendahului itu abang."Gue gak bakal salahin adik gue sendiri! Karena gue yakin, Tika gak mungkin mendahului kalau gak lo rayu ya anjing!! Lo paham sendiri gimana bentuk perasaan Tika yang labil, tai!!."Kata abang sarkas penuh makian.Abang hanya diam. membiarkan Tara meluapkan segala emosi yang tertimbun."Pas pulang, gue liat mobil lo. Hapal banget dah gue, plat nomor sama bodynya. Apalagi hampir tiap hari ya lo datang ke rumah cuma buat kekepin si Tika. Tapi gak begini caranya bos, lu anggap apa adek gue sampai lo sentuh lebih dari seharusnya!!"Ucap Tara terus memojokkan abang.Dari sini abang menyesali sika
"UhhHhhhh... Ini anak ciapa cih, anak ciapa???""Eh iya, kamukan anaknya mami Tika yang imut dan baik hati. Kamu itu lebih berharga dari perabotan ini, gapapa kamu bantingin. Nanti bang Tara yang gantiin kok."Katanya lagi mendusel kucing kseayangannya yang berwarna corak abu-abu muda.Dia kecupi dan si kucing makhluk yang Tika beri predikat gemoy itu, sedang Rion si kucing hanya pasrah. Sudah biasa dengan tingkah tidak dapat di pahami oleh logika itu, berlaga aneh.Abang yang lait mencebik, dia tidak lebih berharga dari benda buntal berbulu itu yang kini melihat kearahnya seakan meledek.'Hehehe, kamu gak akan bisa menandingi saya sebagai makhluk paling di sayang Tika.'Kemudian Tika memeluk tubuh kucing gembul itu, menduselkan moncongnya ke leher Tika yang mana abang menggeram marah. Kucing buntal berkelamin jantan itu memanfaakan kepolosan Tika, sialan dia akan jual saja ke orang kalau Tika tidak ada.Abang masih pandangi tingkah Tika yang lebih gemoy dari kucing buntalan kentut itu
Ternyata, lelaki di hadapakan Tika itu nggak ada kata mundur sepertinya walau Tika sudah tolak secara tidak langsung juga kehadiran abang dan mas Bara di sini.Tapi ada abang, jadi abang yang menjawab segala wawancara dari laki-laki entah siapa, anggap saja Tika sudah tidak kenal, jadi Tika bisa makan dengan lahap.Sayang, mantan yang memang sedari tadi Tika tau duduk di restoran yang sama itu juga datang mendekat.Menepuk bahu abang, berbicara riang sok kecentilan. Tika enek, jadi cepat-cepat menyelesaikan makan."Bang, katanya mau ke petshop melodi. Buruan yuk ah, kasian Miu sama Rion tau."Katany sok teruru-buru bangkit membenahi pakaiannya.Mengeluarkan dompet segera di tahan abang yang melihat,"Biar abang aja. Sono kamu tunggu sama si Bara tuh.""Gak deh, aku tunggu sama abang aja. Sama mas Baras nanti di gigit."Jawabnya asal menggaet lengan abang, ikut seperti itik pada induknya.Bara yang melihat itu ngakak seketika, dia menertawakan tinggi badan Tika dengan Farhan yang jomplang.