Tika selesai merevisi naskah milik salah satu penulis terkenal ter best seller, habis itu dia buka hp cek sebentar untuk lihat email. Karena dalam sehari ada seribu lebih pesan yang masuk bertanya soal rekrutmen yang dilakukan para editor mengajak join kedalam aplikasi Novelis.
Banyak pertanyaan yang perlu ia jawab, dan perlu konsentrasi penuh agar tidak salah membalas.
Perusahaan baru saja meluncurkan web versi beta untuk menulis yang bisa digunakan melalui pc. Jadi kita perlu ekstra fokus apalagi bagian IT.
Mereka sering lembur malam jika banyak pengguna yang masuk membludak dimalam hari kemudian web terjadi error, mereka akan mengupayakan agar web bisa diakses kembali.
Oh iya, Tika benar-benar marah setelah kejadian abang main cium-cium saja. Dikira Tika perempuan macam apa, yang bisa di cium secara gampang. Abang keterlaluan mau buat mantan cemburu tapi malah jadikan Tika tumbal.
Tika berjalan menuju konter dapur untuk membuat es kopi, Tika ini salah satu pecinta es kopi latte. Tapi seringnya kalau didepan abang langsung dihabiskan, karena seharusnya Tika kurangi minum kopi untuk kelangsungan lambungnya.
Waktu itu Tika sakit sampai muntah-muntah, terus dokter menyarankan untuk tidak meminum minuman berkafein seperti kopi dan teh, juga sambal. Anu, tapi Tika kan nggak bisa kalau tidak dipaksa. Jadi sebelum dipantang ketat sama abang, mana sempat keburu kenyang kopi masuk diperutnya.
"Tik, gue juga donk mau kopinya." Pinta salah satu teman kantornya.
"Hm... kalau nggak habis kopi lattenya, ini gue mah bawa sendiri."
"Kopi pahit juga gapapa, intinya kopi."
Tidak tau saja, kalau Tika malas buatin. Walau nanti dia liat kopi ada pasti bilangnya habis. Bodo amat, habisnya malas banget buat jalan dan buat kopi sendiri
....
Pulang kerja, yang dilakukan Tika adalah berdiri didepan perusahaan untuk meminta kakaknya menjemput tapi sayang, si kakak kedua Tika tidak aktif, mau telepon kakak pertama lagi nggak di Indonesia. Uh, serba salah. Mau naik angkutan umum Tika belum pernah, Tika nggak tau berapa bayarnya dari kantor sampai rumahnya.
Biasanya Tika minta jemput abang tapi karena masih ajang marah, Tika gengsi minta tolong jemput. Mau naik Gocar tapi Tika tadi gesek kartu lupa pin nya sampai tiga kali, langsung diblokir.
Ini nih buruknya ingatan Tika, karena biasa di traktir Tika jarang gesek uang. Uang di ATM nya aman, damai, tentram tidak diutak-atik. Terus pas mau gesek dia lupa sama pin atmnya sendiri. Habis di coba sampai tiga kali, abang tau pin atm Tika mau nanya masih gedein gengsi, ya begini jadinya.
"Kenapa lu, tumben belum dijemput."
"Kakak nggak bisa jemput, gue mau naik ojek uang gue cuma dua puluh ribu."
"Ya ilah dah, minjem temen atau nebeng ke anak kantor yang searahkan bisa, kaya hidup sendiri aja lu. Walau banyak orang udah menganut hidup individualisme tapi kan nggak semua. Hayuk pulang ama gue aja, tapi ada timbal baliknya-."
"Idih, ogah ya kalau ada timbal baliknya. Jangan aneh-aneh lu!"
"Yeuuu. Mau balik kagak, timbal baliknya temenin gue makan dulu sekalian anter gue beli sepatu baru gue antar pulang."
"Kalau makan mah gaskeun atuh, makannya ngomong yang jelas jangan sepotong-potong."
Dengan gerakan seakan dialah yang punya mobil, Tika mengajak jalan. Daru yang melihat itu mendumel dengan bibir bawah yanng maju meledek.
"Mikinnya kili ngiming ying jilis. Hilih, KINTIL. Tadi gue ngomong udah di potong-potong aja kaya martabak telor."
...
Tika senang, ternyata yang ikut belanja sepatu bukan cuma Daru. Tika sekalian dibelikan setelah memilihkan pilihan sepatu untuk Daru, Daru yang melihat Tika ketawa senang ikut ketawa. Soalnya Tika itu lucunya garing, nggak ada yang perlu di ketawain diamah tetap saja ketawa.
"Makasih banyak Daru, ya ampun padahal aku nggak minta. Terima kasih banyak, suka banget sama model sepatunya." Terus Tika mengikik kaya kunti.
Sepertinya mood Tika sudah kembali, karena Daru selama dikantor selalu memperhatikan Tika yang hari ini banyak diam dan sering cemberut. Diamnya Tika bikin satu ruangan ikut banyak heningnya, mereka merasa tidak asik karena tidak ada Tika yang suka melucu dengan tingkah ajaibnya.
"Syukur deh kalau suka. Jangan cemberut lagi ya, kantor jadi nggak asik kalau lu nggak ribut."
"Emang iya ya?."
"Iyalah. Apasih yang bikin lu seharian unmood banget? Gemes-gemes kesel gue jadinya pas dikantor tadi."
"Ahahaha-Apa akumah, unmood aja dibilang gemes. Beda aja ya. Gimana kalau gue nggak masuk kantor tuh?."
"Kalau lu nggak masuk kantor, kitanya yang keteteran bales email penulis eek."
Kemudian keduanya ngakak sampai malu karena dilihat oleh pengunjung toko sepatu yang lain.Habis itu Tika sama Daru hengkang buat isi perut yang meraung kelaparan, apalagi mulut Tika mulai nggak punya malu minta makan dulu baru lanjut cari buku.Yang akhirnya niat mau antar dan temani Daru beli sepatu dan makan jadi kebalikannya.
Tika minta Daru temani beli buku novel untuk dirumah dan beberapa cat pakaian untuk dia corat coret kalau gabut. Kegabutan Tika kalau kata netizen itu faedah, karena hasil karya seni dia beberapa dia jual di olshop online.
Kaya sepatu yang di warna sesuai pesanan dari pilihan gambar dan sketsa yang sudah Tika sematkan. Jadi lumayan, sesuatu yang Tika sukai menghasilkan uang dan disukai oleh banyak orang.
Terus Tika sama Daru sampai di toko khusus peralatan cat, semua alat melukis lengkap disana. Dari spidol, pensil warna sampai kuas lukis dan kanvas. Ini dunianya Tika, dia paling betah berlama-lama ditoko buku dan peralatan melukis.
Daru tatapi wajah Tika yang serius sekali memilih warna cat kemudian berpikir seperti menimbang-nimbang penuh konsentrasi sampai sepertinya lupa, kalau Daru ikut menemani dari tadi.
Daru suka kalau melihat Tika yang serius, damagenya bukan main. Daru jadi pengin bawa pulang terus kekepin dikamar buat sendiri, astaga. Daru suka nyeleneh otaknya, maafin teman-teman.
Jadi sebenarnya Daru diam-diam, ada punya rasa sama Tika tapi beberapa lelaki yang pernah dekat sama Tika, bilang kalau Tika punya pawang, dimana sekali kamu dekat sama Tika dipastikan, kamu napas saja di komentari.
Sempat membuat Daru gegana, tapi masa iya cowok kemakan sama omongan orang langsung melempem kaya kue apem. Jadi beranikan diri pas kesempatan Tika terlihat lagi butuh tumpangan, sepertinya semesta sedang berkomplot membantu Daru dekat dengan sang pujaan.
"Kata kamu, bagus warna yang mana?."
Tika bertanya dengan wajah berpikir, mulutnya sampai dimiring-miringkan kaya pemain toktok bernama Bella yang sempat viral karena kaya boneka. Tika lebih-lebih kaya boneka santet, eh canda. Tika imut kok, dia manis tapi tidak cantik-cantik kaya selebgram. Ya, pasti sudah beda jauh ya, kalau disamakan dengan selebgram mah. Ada daya ikat yang kuat jika lawan jenis menatap lebih dari sepuluh detik.
Pasti bakalan kecantol. Untung punya pawang, jadi banyak yang sudah mundur teratur.
"Warna biru langit, itu bagus." Kaya kamu, indah.
Tambah Daru dalam hati, senang berlama-lama dengan Tika yang senang mengarungi hobinya.
Tanpa sadar Daru usap kepala Tika gemas dan ia dekatkan ke bibirnya yang tebal dan ia kecup manja, sampai Tika mendongak untuk bertanya bingung. Raut wajahnya bertanya masam.
'Kok dicium. Kenapa?.'
Paris kikuk, takut Tika marah dan pergi meninggalkan. Padahal yang Tika takutkan adalah dia belum keramas dua hari, apa cogan satu ini tidak mencium bau-bau aneh dirambutnya?.
Karena takut ditinggal sebab marah dengan kelakuannya tadi, Daru genggam secara reflek tangan mungil Tika sampai Tika berjengit mundur.
"Lu kenapa, Ru?."
Sudahlah, ambyar saja mereka berdua. Susah kalau mau uwu sama Tika. Harus diomongi, direncakan baru Tika paham.
Hadeh...
.
.
Mari kembali pada pesan mas Burhan yang ternyata tidak ada kemajuan, hanya malah stuck di status abang-adik lagi. Soalnya mas Burhan ini hampir seumuran sama abang, beda dua tahun sih. Lebih tua mas Burhan.
Mas Burhan buat Tika baper tapi tidak ada kemajuan selain chat,ngajak makan dan ngobrol snatai tanpa bawa perasaan, eh. Tika yang bawa perasaan sih.
"Unmood moloooo!. Cape lah gue membiasakan diri dengan mood lu yang udah kaya empat musim."
"Berisik anjir, nyamuk dari mana sih ini?." Tika kibas-kibas udara dekat telinganya dimana ada Daru yang melewati kubikel Tika yang strategis dilewati karyawan keluar masuk ruang potocopy.
"Anjayy... Iydah, gue mah emang nyamuk."
Tidak lama ada mbak Naomi yang lewat kemudian menghindu.
"Eh buset. Ini baru kue putu dari mana?." Kemudian mencium tubuh Daru yang mana dia langsung tutup hidung.
"Anjir lo pake minyak kelapa?. Bau lu berasa kue putu anjir,"
"Yeuuuu. Rese bener bumil satu ini, makannya hidung jangan deket mulut biar nggak sensitif nyium bau." Daru berlalu sambil jawab sewot.
Soalnya paling anti di bilang bau-bau an tidak sedap. Tiap ke kantor minyak wangi dia sampe pulang pun awt nempel di baju. Tika kadang juga jadi suka lama-lam dekat di Daru, hehehe.
Kang php: Tika, mas minggu depan lamaran. Doakan semoga berjalan lancar ya...
Tika: Amin.
Anda memblokir nomor Kang php.
Sudah, Tika alamat tidak dapat harapan. Tika malas, blokir saja lah biar kelar. Sebelum perasaanya meluber tumpah ruah. Tuhan kasih tau lebih dulu, kalau ternyata mas Burhan ini sudah ada niat mau lamar anak orang tanpa pacaran-pacaran com.
"Ahayyyy. Sapa tuh kang php?."
Suara itu tepat diatas kepala Tika yang tengah duduk di kursi kerjanya, sampai tidak menyadari mbak Naomi yang belum pergi setelah dia melihat pesan dari mas Burhan.
"Kepooo banget!!. Udah sana balik ke meja sendiri, ngapain sih intip-intip."
"Sensi benerrrr."
"Bodo amat!!."Dengan gerakan mengusir mendorong tubuh mbak Naomi agar pergi dari kubikle Tika yang tengah down.
Tika meras di manfaatkan sama mas Burhan, yang baik dan perhatian. Padahal bisa jadi itu hal wajar tapi Tikanya bawa perasaan terus tiap di ajak jalan dan ngobrol lewat chat maupun langsung.
Bodo amat deh. Tika mau ambil lemburan ajalah.
.
.
Soal Daru yang sekarang gencar ajak Tika makan siang terus ajak jalan di akhir pekan yang perlu nego dulu sama abang. Di kasih waktu, jam berapa berangkat sampai pulang tidak boleh dari jam lima sore kalau pagi jalannya dan tidak boleh lebih dari jam sepuluh kalau jalan malam.
"Soto di kantin itu emang paling wahid!! Edassss. Sambel aja nggak ada tandingannya..." Terus suara seruputan keras terdengar sedang Tika pandangi saja Daru yang tidak biasa terlalu berlebihan. Biasanya kalem-kalem ada maunya.
"Umm... Ini enak banget, kalian harus cobain. Soalnya airnya kerasa banget air kerannya!!."
Ngakak, Tika langsung keluarkan suara no akhlak karena ucapan Daru yang seakan menjadi selebgram review makanan. Padahal sotokan baru saja nyentuh ujung lidah belum di rasa sampai di telan.
"Ogeb banget sih!! Aduh.. punya temen begini untung cuma atu, wasalam gue kalau ada tiga."
Tika masih terkekeh dengan kelakuan Daru dimana, sekarang malah mandang Tika intens buat salah tingkah. Tika langsung benari rambut dan garuk kepala. Bikin Tika kelangan salah aja deh kalau di liatin begini. Tika takut dia ada buat salah tapi nggak sadar.
"Ngapa deh?."
Daru tetap pandangi Tika yang makin salting dan tidak bisa diam dikursinya.
"Ihh!!. Kenapa deh?. Gue ada buat salah ya. Sorry kalau gitu, gue nggak akan ketawain lu lagi."
"Cantik dan lucu. Suka banget buat spekulasi sendiri, pantes sering di php-in cowok! Jadi pacar gue aja ya? mau nggak?."
"Ah? Hahaha, canda ya lu?."
"Aih!! Gini nih kalau orang suka becanda, lagi serius aja di anggap candaan." Terus Tika bisa liat, kalau Daru langsung nggak enak raut mukanya.
Daru lanjut makan dan nggak ngomong random untuk buat Tika ketawa, Tika yang tadi sempat terkekeh dan anggap lucu jadi ikut diam. Beberapa makan dalam diam, Tika merasa tercekik dan bingung mau mulai omongan dari mana untuk minta maaf.
"Udah?. Gue bayar dulu ya..."
Hengkang, Daru pergi duluan tanpa menunggu Tika.
"Ihhh. Cowok kok baperan gini sih, Tika kan nggak tau kalau dia lagi serius. Abis mukanya udah kaya sule, Serius aja bikin orang pen ketawa." Lirih Tika yang ditinggalkan.
.
.
"Jahat banget sumpah!!. Tadi aku udah mau nangis di kantin. Gila kamu ya, ninggalin sambil marah begitu serem banget... hikss."
Terus di usap-usap sayang kepala Tika sama Daru yang tadi bertanya di depan anak kantor divisinya, untuk jadi pacar. Ya ampun, sudah tua tapi gaya nembak sudah kaya anak remaja. Tapi Tika suka dan jadi dugun-dugun jantungnya.
"Maaf ya. Tapi aku tetap diterima kan?--Aw!."
"Yang abis kena php sekarang malah dapet yang lain, uhuyyy. Traktiranlah inimah." Suara mbak Naomi yang heboh nggak bisa kalau nggak kecengin Tika.
"Gajihan masih dua minggu lagi mbak, ya ampun!!."
"Ya tinggal tunggu gajihan kan, kita siap menunggu kok kalau gratisan."
Sudah, habis itu semua kembali ke tempat semula dengan menyisakan Daru mencoba menenangkan Tika yang masih sesegukan. Ini hari sabtu dan pekerjaan mereka hanya sampai jam 1.
Tapi karena rencana Daru anak kantor tidak pulang dulu untuk kecengin Tika yang mau di tembak Daru. Aduh bahasanya, tembak-tembak. Mati donk!!.
Pokoknya Habis ini Tika mau pulang terus teriak dirumah."Tika sekarang punya pacar!!!"Uh, nanti tapinya kalau ketahuan abang di gampar lagi. Eh, bukan abang Farhan ya. Tika lagi ngomongin abang kandung bukan abang-abangan.Abaikan dulu abang-abangan nya Tika. Sudah wasalam dulu. Tika malas bahasnya. Tika marah, biarkan. Katanya kalau ada punya pacar baru atau lagi dekat harus saling cerita.Apa ini maksudnya kemarin ketemu abang lagi jalan bilangnya gebetan baru, pantes hidungnya abang nggak keliatan main dirumah Tika hampir sebulan lamanya, paling cuma nelpon dan sekedar ng-chat Tika.
Akhir pekan Tika sekarang berbeda dari biasanya yang banyak rebahan dan mandi pukul tengah hari kemudian di rapel ke sore. Jam sembilan Tika sudah berdandan cantik menunggu pacar menjemput buat nonton dan beli novel sama cat buat Tika. Katanya sih di traktir tapi nanti bulan depan Tika yang traktir Daru.Di jemput di depan rumah Tika langsung ngacir sambil pamit ke abang yang didalam kamar, mencium pipi gembil keponakan lelakinya yang sedang makan di meja pantri. Tika ucapkan salam perpisahan untuk jalan akhir pekan sama pacar.Tika senang, jadi cengengesan selama perjalanan sampai Daru ketakutan dibuatnya. Untung cinta, jadi memaklumi tingkah Tika yang ajaib.Sampai di bioskop, keduanya melihat-lihat film yang sedang tayang, mereka
Abang mana bisa diemin Tika, Tika kan ngangenin. Jadi wajar Tika balas diemin malah abang yang belingsakan kaya ikan didaratan.Tapi seriusan, waktu bang Tara beberin rahasia yang Tika umpet-umpetin dari bang Farhan langsung hengkang balik. Mukanya nggak ada selow-selow nya, Tika takut dan nggak lama Burhan yang paham balik. Tika samperin bang Tara yang nonton tv."Abang ngomong apa sama bang Farhan?. Kok mukanya asem gitu, bukan aneh-aneh kan?."""Oh, enggak. Abang cuma bilang tentang kamu yang di apelin tiap malam minggu sama cowok."Segera Tika geplak pala abang Tara dan berteriak hiperbola."Abang!!! Kok malah dibilangin, kan Tika suruh jangan bilang-bilang bang Farhan... Ih, terus gimana ini. Abang Farhan pasti marah, huhuhu. Nanti yang jajanin Tika siapa kalau abang Farhan ikut marah, harusnya kan Tika aja yang marah dan diemin abang."Terus Tika yang sudah garuk-garuk kepala frustasi berat, agak lebay sih. Langsung ingat dan bilang.
Aneh, tapi nyata. Gimana donk?.Sejak kejadian Tika di manfaatkan Daru yang ternyata sudah berumah tangga dan hampir meniduri Tika, Farhan dan Tara murka. Dengan kekuasaan Farhan mengancam agar mencari kelemahan dan masalah dalam pekerjaan Daru agar dikeluarkan.Ternyata abang kalah cepat sebab Daru sudah resign dari kantor. Tara yang masih tidak terima karena Daru merendahkan sang adik seperti perempuan murahan mencari terus menggunakan pengetahuan ITnya. menghack dan mengancam Daru juga istrinya.Tika yang tau langsung marahi bang Tara, kalau istrinya tidak ada sangkut pautnya. Malah istrinyalah yang memberitahu Tika bagaimana dia dimanfaatkan. Kembali ke kakak-kakakan Tika. Kakak angkatlah bahasanya, biar pembaca paham.:')Abang jadi sering antar jemput Tika. Terus abang sering ngchat Tika, telepon juga iya. Abang buang-buang waktu banget kan ngchat Tika yang malas balas chat terus malas angkat telepon. Sampai abang pernah telepon bang Tara bua
Tika berhenti kerja sejak seminggu setelah dia mengetahui telah dibohongi oleh Burhan. Walau sempat tidak diizinkan sampai kantor menemukan penggantinya, untung bang Tara membantu menemukannya. Jadi Tika tidak perlu lama-lama disana.Yang sekarang Tika lakukan adalah menganggur, jajannya ada dari bang Tara dan abang. Terus ada kakak perempuannya yang sedang berlibur disini dengan ponakan bulenya, bulepotan maksudnya.Tika sekarang sudah rapih, dia mau diajak jalan sama abang. Sekarang akhir pekan dan abang sedang punya waktu luang. Soalnya tiap kali abang ada waktu pasti ngapelin Tika atau ajak jalan. Kadang jalannya ke tempat makan di pinggir jalan atau malah tidak jelas, kadang ada jalan yang arahnya belum diketahui abang pasti tetap saja dilibas.Katanya biar tau aja ini bakalan mablas kemana, kalau nyasar bisa bertanya. Uh, terserah abang saja kata Tika. Tika kan cuma ikut saja karena di jajanin terus walau pengangguran."Mau kemana lu, rapih bener. B
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DAN MASUKKAN LIBRRARY KALAU SUKA.SELAMAT MEMBACA..Setelah acara itu, Tika kalau diajak abang suka intermezo sampai ke akar. Nggak mau manut aja. Pokoknya sampai jelas dan kemana tujuannya, nggak mau kaget sampai jungkir balik kaya waktu itu.Kan, Tika hiperbola lagi.Sudah deh, pokoknya begitu saja ya. Ternyata author males jelasin absurdnya Tika.Sampai dimana akhirnya Tika cuma jadi freelance gitu, kerja serabutan. Kalau ada job Tika lakuin, kalau nggak ada. Hidupnya cuma tidur, bangun, makan, sama gangguin hidup abang dan bang Tara.Banyaknya Tika minta uang ke bang Tara dan dijajani abang. Kakak perempuan Tika sudah balik keluar negeri. Rumah jadi sepi karena nggak ada suara rusuh keponakan bulenya.Tau nggak kenapa Tika suka jajan?.Jadi, dulu ketika SMP, Tika pernah kena obesitas berat dan *diabetes tipe 1 karena kegemarannya jajan manis, misalnya
Ternyata Fahri nggak buang-buang waktu lagi buat deketin Tika pake acara modus. Terbukti Fahri lebih gentle dari abang yang ribet, tanpa waktu lama selama menunggu doi mempertemukan kamu dengan orang tuanya. Canda sayang.Tika yang apa adanya cuma pakai celana hitam panjang bahan karet yang pas melekat di kaki pendekanya dipadukan dengan baju jaman now yang panjang sampai paha, dimana terlihat seperti baju tidur tapi bukan. Warnanya abstrak, cakep. Kaya muka Fahri dan abang, cakepnya paripurna. Tidak tertandingi siapapun dimata Tika, yang cuma melihat lelaki itu-itu saja.Kalau tidak teman lelaki dikantor, ya pasti abang dan bang Tara ditambah kak Fahri sekarang.Terus rambut Tika kuncir seperti buntut kuda, kunciran favorit kalau kata bang Tara. Alasan lainnya Tika males menata rambutnya, cuman kuncir kuda yang dirasa nggak ribet.Pucuk dicinta ulam pun tiba, yang sedang dibicarakan muncul didepan rumah Tika dengan wajah seumringah, sinar senyumnya menya
Tika itu walau kamera hp bagus, jarang poto. Apalagi buat story. Jadi aneh ketika makan malam direstoran cepat saji Fahri yang duduk dihadapan Tika suruh ia bergaya selayaknya sedang poto candid.Katanya biar menjiwai. Sebenarnya, sedari awal jalan Fahri ini selalu ambil gambar Tika pakai hpnya. Gayanya sudah kaya fotografer handal, faktanya hasil jepretan Fahri memang bagus buat ditaruh di feed instagram.Sedang hp Tika sedari tadi bergetar tidak ada henti, hanya beberapa saat berhenti tapi kemudian banyak pesan masuk dan muncul pada popup. Karena Tika tau siapa yang bikin ribut hpnya, dibiarin aja.Tau rasa deh tuh.Salah siapakan kasih kenal anak perawan sama teman sendiri, giliran digaet duluan mulai deh berisik. Tika sebelum berangkat juga sudah dipetuahi leh abangJangan pegangan tanganlah, apalagi kalau si Fahri minta. Jangan kasih, soalnya abang bilang. Laki-laki kalau dikasih ijin pegang tangan nanti meli
Bara tilik layar ponsel Farhan dari balik punggung untuk melihat, jika layarnya menampilkan pesan singkat dari sosok yang berhasil buat Farhan ng-bucin bertahun-tahun ketika mau tancap gas sudah keduluan rekan kerja.Sakitnya sampai sumsum tulang, tidak terlihat tapi bikin hati nestapa."Kenapa nanyanya basa basi gitu dah?"Tanya Bara kemudian tidak lagi mengintip, dia langsung ambil ponsel Farhan yang hanya menghela napas.Dia benar-benar tidak punya banyak energi untuk marah, maupun bernapas. Sudah pantas di sebut orang patah hati belum abang?Sudah kan, napaspun rasanya sulit. Pikiran kacau balau karena kehilangan arah tujuan yang sudah di buat dari lama, sudah dua tahun abang memikirkan untuk melamar Tika tapi belum berani.Kemudian bodohnya, dia malah buat ikrar tidak berotak tapi syukur-syukur Tika sudah lelah dengan fase kenalan-dekat-pacaran dan terus begitu sampai putus lagi.Abang jadi punya kesempatan untuk bergerak setelah menguatkan hati, yakin jika dia sudah baik-baik saj
Rumah Farhan tidak seperti biasanya, ada kesuraman dan sepi. Dengan Farrel dan Hana yang duduk di ruang tengah saling berpikir, mereka tengah mendapati abang mereka. Kakak tertua, si sulung itu tengah malam di depan mereka tanpa kesulitan.Atau merasa bersedih seperti kebanyakan mantan yang di tinggal nikah, ini bentukan abang masih hidu, bernapas dan biasa saja. Atau jangan-jangan abang hanya sedang bersikap legowo dalam hati sudah menangis darah?Jadi sebenarnya yang suram itu Farrel dan Hana, bukan Farhan."Beneran ya, abang nggak drama kaya kemarin lagi. Aneh tapi nyata, gue jadi speechles."Ujar Farrel pada adiknya.Hana menimpali."Nggak gue sangka, jauh dari ekspetasi kehancuran yang udah terbayang. Gue malah nyaksiin abang anteng makan sebelum berangkat ke acara pertunangan mantan, atau jangan bilang. Abang ngamuknya di acara lagi?""Ya gapapa, gue seneng kalau mbak Tika batal tunangan. Nanti abang dateng bak pahlawan kesiangan terus gantiin deh sebagai mempelai laki-lakinya, ka
[Mbak Tika, abang sakit nih pulang dari rumah mbak. Kena asam lambung parah, terus sekarang lagi demam. Salam ke mas Tara ya!! Jangan galak-galak banget kasih hukuman ke abang aku, kasian tau sekarang ngigau kaya orang gila manggil mbak.]Isi pesan itu masuk, dari Hana Astuti Winata. Adik bontot Farhan yang memang dekat dengannya, sering memberikan informasi abang tanpa perlu di tanya.[Mbak nanti jengukkan?]Tika jalankan jarinya di atas layar ponsel untuk menjawab.[Terus abang gimana sekarang, udah mendingan belum?][Iya, nanti mbak datang ke sana.]Tika menunggu dengan gelisah balasan dari Hana, di sini Tara juga tidak sama beda. Hanya saja jika Farhan jatuh sakit maka Tara jatuh ke dalam emosi, dia terus-terusan bermuka muram.Dia juga tidak tau saja, kalau Hana mengirim pesan di lebih-lebihkan, karena nyatanya Fahan sedang duduk di meja dapur sambil makan tanpa terlihat selemas sebelumnya.Belum ada pembicaraan lebih lanjut, abang seakan menahan diri karena terakhir kali mereka
Pada akhirnya abang memilih pulang, Tara mengusir Farhan secara tidak langsung dengan meninggalkannya di ruang tamu. Membiarkan Farhan mau melakukan apapun asal tidak mendekati adiknya.Sebab dia masih kecewa.Farhan jadi paham dan memasrahkan diri, tapi tidak. Dia belum menyerah seperti kebanyakan orang.'Sebelum janur kuning melengkung, masih ada peluang menikung' Terdengar jahat tapi kini abang benarkan kata-kata itu.Sekarang dengan kepala pening, sebab memikirkan masalah bisnisnya dan Tika juga Tara sangat menguras energinya.Dia pulang dengan kepala yang benar-benar hampir pecah rasanya, duduk di jok mobil pun serasa sedang mengambang. Kalian pasti paham bagi yang sudah merasakannya, pantat abang serasa tidak duduk di atas jok mobil.Sampai di rumah abang turun dengan kepala menunduk lelah, sudah tidak kuat apalagi mengingat tadi Tika sampai menangis. Itu pertama kalinya di hadapan abang setelah sekian lama Tika tidak menangis karena di putusin mantan.Sudah berapa tahun setelah
Tika masih ingat bagaimana wajah bang Tara yang tidak mau menatap Tika barang sedetikpun, marah dengan sikap lemah Tika kepada abang yang agresif bukan main. Sejak mendeklarasikan jika abang mau lamar Tika dan membelikan cincin pengikat.Tidak ada lagi sekat yang dulu abang buat, hilang tersamarkan oleh rasa sengatan-sengatan menyenangkan yang di buat abang ke Tika yang lemah.Bang Tara tau kok, ini juga kesalahan Tika karena malah berdekatan dengan Farhan ketika sedang berduaan. Sudah pasti Tika sebagai umpan dan Farhan si pemancing akan tergoda untuk menyicip.Dan salahnya juga terlalu percaya dan membiarkan kedua makhluk berbeda jenis dari cucu adam ini saling berdekatan. Dia patut di salahkan sebagai seorang kakak, dia lalai untuk menjaga adik perempuannya dari godaan setan sundal berbentuk Farhan."Bang Tara..."Panggil Tika pada Tara yang tidak juga mau menatap adiknya.Tara biarkan saja, dia lebih memilih melewati adiknya yang berdiri di depan pintu kamar. Dia bawa gelas kopinya
Sudah berapa kali abang di abaikan?Sudah berapa kali abang menunggu dan bertandang?Sudah berapa lama?Entah, abang sendiri lupa.Abang tengah berusaha untuk mendapatkan tiket restu dari sahabatnya sebagai kakak ipar. Sampai gerbang rumah, mobil abang tidak di ijinkan masuk. Hanya menunggu bersama satpam komplek rumah Tika, paling-paling kalau ada kesempatan abang ketemu Tika yang jalan kaki habis dari super market.Nanti Tika buru-buru usir abang, takut-takut bang Tara liat abang babak belur lagi. Padahal abang sudah siap, sedia, ikhlas kalau sampai babak belur tapi dapat membuat Tara memaafkan kebodohannya.Waktu itu Tara benar-benar marah sampai mengungkit pembahasan mereka sebagai seorang teman."Lo taukan kita ini laki-laki, gimana perasaan serakah menginginkan seorang wanita sampai sebelum di akadpun merayu wanitanya cuma biar melakukan hal yang kita inginkan karena tau perasaan mereka fleksibel dan lemah pada perasaan.""Tapi jangan manfaatin adek gue buat merasakan afeksi yang
Bang Tara menyuruh Tika masuk ke kamar, tampangnya sudah kusut macam benang layangan yang terlalu panjang di ulur. Sedang paras abang, hanya tersisa lebam dan darah di hidung juga sudut bibirnya.Lihatkan, bang Tara tidak main-main masalah begini. Enak saja adiknya belum juga di beri label halal sudah main embat. Memang Tika perempuan macam apa, bang Tara begini karena tau yang mendahului itu abang."Gue gak bakal salahin adik gue sendiri! Karena gue yakin, Tika gak mungkin mendahului kalau gak lo rayu ya anjing!! Lo paham sendiri gimana bentuk perasaan Tika yang labil, tai!!."Kata abang sarkas penuh makian.Abang hanya diam. membiarkan Tara meluapkan segala emosi yang tertimbun."Pas pulang, gue liat mobil lo. Hapal banget dah gue, plat nomor sama bodynya. Apalagi hampir tiap hari ya lo datang ke rumah cuma buat kekepin si Tika. Tapi gak begini caranya bos, lu anggap apa adek gue sampai lo sentuh lebih dari seharusnya!!"Ucap Tara terus memojokkan abang.Dari sini abang menyesali sika
"UhhHhhhh... Ini anak ciapa cih, anak ciapa???""Eh iya, kamukan anaknya mami Tika yang imut dan baik hati. Kamu itu lebih berharga dari perabotan ini, gapapa kamu bantingin. Nanti bang Tara yang gantiin kok."Katanya lagi mendusel kucing kseayangannya yang berwarna corak abu-abu muda.Dia kecupi dan si kucing makhluk yang Tika beri predikat gemoy itu, sedang Rion si kucing hanya pasrah. Sudah biasa dengan tingkah tidak dapat di pahami oleh logika itu, berlaga aneh.Abang yang lait mencebik, dia tidak lebih berharga dari benda buntal berbulu itu yang kini melihat kearahnya seakan meledek.'Hehehe, kamu gak akan bisa menandingi saya sebagai makhluk paling di sayang Tika.'Kemudian Tika memeluk tubuh kucing gembul itu, menduselkan moncongnya ke leher Tika yang mana abang menggeram marah. Kucing buntal berkelamin jantan itu memanfaakan kepolosan Tika, sialan dia akan jual saja ke orang kalau Tika tidak ada.Abang masih pandangi tingkah Tika yang lebih gemoy dari kucing buntalan kentut itu
Ternyata, lelaki di hadapakan Tika itu nggak ada kata mundur sepertinya walau Tika sudah tolak secara tidak langsung juga kehadiran abang dan mas Bara di sini.Tapi ada abang, jadi abang yang menjawab segala wawancara dari laki-laki entah siapa, anggap saja Tika sudah tidak kenal, jadi Tika bisa makan dengan lahap.Sayang, mantan yang memang sedari tadi Tika tau duduk di restoran yang sama itu juga datang mendekat.Menepuk bahu abang, berbicara riang sok kecentilan. Tika enek, jadi cepat-cepat menyelesaikan makan."Bang, katanya mau ke petshop melodi. Buruan yuk ah, kasian Miu sama Rion tau."Katany sok teruru-buru bangkit membenahi pakaiannya.Mengeluarkan dompet segera di tahan abang yang melihat,"Biar abang aja. Sono kamu tunggu sama si Bara tuh.""Gak deh, aku tunggu sama abang aja. Sama mas Baras nanti di gigit."Jawabnya asal menggaet lengan abang, ikut seperti itik pada induknya.Bara yang melihat itu ngakak seketika, dia menertawakan tinggi badan Tika dengan Farhan yang jomplang.