Beranda / CEO / Dua Istri CEO / Bab 57 Menuntaskan Kerinduan

Share

Bab 57 Menuntaskan Kerinduan

Penulis: bundaRey
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-19 16:47:40

Brian: Vio bisa temui Mas di Hotel Froxy?

Vio mengernyit kala membaca pesan dari suami. Untuk apa Brian memintanya bertemu di hotel? Padahal setiap hari juga mereka bertemu.

Vio: Kenapa nggak di rumah saja, Mas? Memang ada apa?

Brian: Aku kangen.

Wajah Vio langsung memerah saat mendapat balasan dari sang suami. Dasar Brian. Ada-ada saja.

Vio: Baik, Mas. Vio akan ke sana.

Vio pun segera mengambil tas dan juga jaket miliknya. Bibirnya tak henti menyunggingkan senyum. Vio maklum, mungkin kalau di rumah, Brian akan merasa segan dengan keberadaan Azzura. Tapi, apa tidak apa jika mereka bertemu di belakang Azzura?

Vio segera menepis pemikiran buruknya. Ini lebih baik dari pada Azzura harus melihat kemesraan mereka. Vio yakin jika hal itu akan terasa lebih menyakitkan.

"Kamu mau ke mana Vio?" tanya Azzura saat berpapasan di tangga bawah. Saat itu Azzura baru saja pulang, hendak naik ke kamarnya.

Vio gelagapan, bingung mau jawab apa. "Ehm ... mau ketemu teman sebentar, Mbak." Teman tidur mak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dua Istri CEO   Bab 58 Kecurigaan Azzura

    Brian memijit pangkal hidungnya. Dia tidak menyangka jika Azzura akan datang ke kantor. Dia sudah seperti lelaki yang tengah berselingkuh kali ini."Aku balik bentar lagi, Risa. Bilang sama Azzura buat nunggu." Brian tidak mungkin menyuruh Azzura pulang. Wanita itu akan semakin curiga. Sungguh istrinya itu bukanlah orang yang bodoh."Baik, Pak."Brian langsung mematikan panggilan itu, dan menatap ke arah Vio. Istri keduanya itu tersenyum lembut ke arah Brian, membuat hatinya menjadi tenang."Udah sana, Mas Brian ke kantor saja. Kasihan Mbak Zura pasti udah nungguin." Brian mendesah berat. Sebenarnya dia ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama sang istri muda, terlebih mereka baru saja bermain satu ronde. Brian belum merasa puas. Akan tetapi, dia harus tetap kembali ke kantor, demi menjaga perasaan sang istri pertama."Oke. Aku mandi dulu, ya."Saat Vio hendak mengangguk, ponselnya berbunyi. Dia langsung saja meraih benda pipih yang dia letakkan di atas nakas.Matanya langsung m

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-21
  • Dua Istri CEO   Bab 59 Saling Menerima?

    Azzura yang menyadari ketegangan keduanya lantas mengalihkan pembicaraan. "Haha. Kenapa kalian jadi tegang? Aku cuma asal ngomong, kok." Azzura berusaha tetap tersenyum, meski hatinya remuk redam. "Kamu udah makan, Mas?" tanya Azzura mencoba memecah kecanggungan.Azzura yakin jika mereka baru saja bersama. Kenapa mesti diam-diam, sih? Kalau seperti ini, bukankah membuat Azzura semakin merasa sakit?"Ehm ... belum, Zura." Mana sempat makan kalau di hotel tadi dia sibuk memakan Vio? Percintaannya tadi benar-benar menggairahkan. Dia tidak sanggup memikirkan perutnya sendiri. Yang ada di pikirannya hanyalah memanfaatkan waktu yang mereka miliki dengan baik."Kamu udah makan, Vio?" Azzura menatap Vio yang saat ini masih terlihat kikuk. Dia masih merasa bersalah dengan apa yang dia lakukan bersama Brian, meski statusnya juga istri lelaki itu."Aku udah kok, Mbak. Di rumah temen tadi." Brian mengernyit. Vio juga belum makan seperti dirinya, kenapa justru berbohong? Namun, tidak mungkin Brian

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-26
  • Dua Istri CEO   Bab 60 Sakit Hati Azzura

    Vio gelisah dalam tidurnya. Dia tentu saja masih memikirkan pertanyaan Azzura siang tadi. Meski akhirnya Azzura hanya tertawa dan menganggap pertanyaannya hanya sebuah candaan. Namun, tentu saja hal itu tidak berlaku untuk Vio. Perasaannya sama sekali tidak tenang. Dia merasa menjadi semacam pelakor dalam rumah tangga orang lain.Vio menoleh ke arah pintu kamar. Sosok lelaki tampan dan gagah masuk dengan langkah pelan ke dalam kamarnya. Vio sontak melebarkan matanya dan langsung terduduk kala melihat sosok itu semakin dekat ke ranjangnya."Mas Brian, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Vio dengan setengah berbisik. Dia tidak mau ada yang mendengar ucapannya. Bukannya menjawab, Brian justru semakin mengikis jarak antara mereka. Kini bahkan dirinya telah berada tepat di hadapan Vio."Aku kangen," ucap Brian sesaat setelah mereka hanya berjarak beberapa senti saja. Sungguh perasaannya begitu hampa saat tidak ada Vio di sisinya. Katakanlah dia berdosa karena menduakan Azzura, tetapi ini

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-06
  • Dua Istri CEO   Bab 61 Penyesalan

    Setelah mengantarkan Kyra ke sekolah, Azzura segera menuju ke klinik Adrian. Hanya Adrian satu-satunya sahabat yang dia miliki dan satu-satunya teman yang dia percayai. Tidak perlu bertanya atau membuat janji, Azzura selalu memiliki akses penuh untuk masuk ke ruangan Adrian. Jika yang belum tahu, maka mereka pasti akan mengira jika Azzura itu adalah kekasih Adrian."Apakah aku mengganggumu, Ad?" Azzura langsung saja duduk di sofa yang ada di ruangan itu. Dia meletakkan tasnya di sisinya dan duduk dengan anggun di sana.Adrian yang sedang berkutat dengan pekerjaannya melirik sekilas ke arah Azzura, setelahnya dia kembali menekuni pekerjaannya."Tunggu sebentar. Aku akan menyelesaikan pekerjaanku telebih dahulu." Azzura mengangguk. Matanya mengamati seluruh isi ruangan. Tidak ada yang berubah, selera lelaki itu selalu sama. Bahkan Adrian masih menyimpan boneka yang Azzura berikan waktu mereka masih sama-sama kuliah.Azzura tersenyum kecil kala mengingat saat itu. Dia bermain mesin capi

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-12
  • Dua Istri CEO   Bab 62 Kamu Milikku Malam Ini

    Azzura melihat ke arah kaca besar yang ada di depannya. Dia bisa melihat pantulan dirinya di sana. Bentuk tubuhnya tidak banyak yang berubah. Bahkan bisa dikatakan jika tubuh Azzura masih terlihat begitu kencang dan juga seksi di usianya yang sudah menginjak angka tiga puluh tahun.Azzura berdiri menyamping, melihat dirinya dari arah samping. Sebelah tangannya menyentuh perutnya. Rata. Bahkan sama sekali tidak ada stretch mark di sana. Tubuhnya cepat sekali pulih pasca melahirkan Kyra dulu. "Aku tidak kalah seksi dari Vio," gumamnya seorang diri. Wanita itu saat ini hanya mengenakan lingerie tipis yang tentu saja mempertontonkan bentuk tubuhnya yang masih aduhai di usia tiga puluh tahun ini. Buah dada yang masih terlihat kencang dan membusung, bongkahan bawah pinggang yang juga masih terlihat padat. Azzura menilai jika tampilan fisiknya tidak kalah dibandigkan dengan Vio.Azzura memang sengaja tampil seksi agar suaminya kembali tertarik padanya. Rasanya begitu sakit saat Brian sama s

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-09
  • Dua Istri CEO   Bab 63 Berita Buruk

    Azzura berjalan menuju ruang makan dengan wajah cerah. Bagaimana tidak, semalam dia dan Brian bercinta hingga beberapa ronde. Brian yang dulu, kini telah kembali. Brian dengan segala kelembutannya dalam bercinta.Di meja makan sudah ada Vio yang menunggu di sana. Dia belum memulai sarapannya karena menunggu anggota keluarga yang lain."Selamat pagi, Vio," sapanya pada gadis bermata abu itu. Tidak lupa, seutas senyum dia tujukan pada Vio. Vio pun membalas Azzura dengan sebuah senyuman."Pagi juga, Mbak Zura," balas Vio. Azzura duduk di kursi yang berhadapan dengan Vio. "Happy banget, Mbak?" tanya Vio senang karena melihat wajah Azzura yang terlihat begitu segar. Azzura tersenyum malu-malu ditanya seperti itu. Dia menyelipkan rambutnya di belakang telinga."Iya," jawab Azzura singkat. Atensi mereka terganggu saat melihat sang kepala rumah tangga mendekat ke arah keduanya.Brian berdehem. "Pagi," sapanya singkat. Dia mengecup pipi Azzura, setelahnya mengecup pipi Vio. Gadis itu hanya me

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-13
  • Dua Istri CEO   Bab 64 Kebingungan Brian

    Brian sedari tadi hanya memijit pangkal hidungnya. Dia memikirkan tentang Kyra. Apa mungkin orang itu kembali mengarah Kyra? Jika memang seperti itu, dia harus lebih waspada. Brian pun kembali ingin menghubungi Vio. Apa dia masih ada di sekolah Kyra atau di mana? Namun, seperti tadi, panggilannya sama sekali tidak mendapat balasan. Brian yang begitu geram hanya bisa meremas ponsel di tangannya saja. Tadi Vio berkata akan menghubunginya kembali, kenapa sekarang malah susah dihubungi? "Kamu di mana, sih, Vio?" gumamnya sembari mengacak rambutnya yang rapi. Dia tampak sangat kusut, tidak seperti saat tiba di kantor tadi. Setelah tidak berhasil menghubungi Vio, Brian pun lantas menghubungi Azzura. Tidak butuh waktu lama bagi Brian mendapat sahutan dari ujung sana. "Halo, Mas. Ada apa? Kangen, ya?" tanya Azzura disertai kekehan di ujung sana. Wanita itu terdengar begitu bahagia hanya karena Brian meneleponnya. Sudah lama, Brian tidak menghubunginya di sela pekerjaannya seperti ini. "Iy

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-14
  • Dua Istri CEO   Bab 65 Siapa Gadis Itu?

    Azzura yang baru saja mendapat telepon dari Brian langsung menghubungi Vio. Namun, sama seperti kata Brian tadi, Vio tidak bisa dihubungi."Kamu ke mana sih, Vio?" Dahi Azzura mengerut sedang pandangan matanya menggelap. Tentu saja dia langsung parno setelah mengetahui jika Kyra pernah diculik.Azzura berdecak. "Kenapa mereka nggak terbuka sih ama aku? Apa aku sudah nggak dianggap oleh mereka?" Tentu saja Azzura marah karena Brian dan Vio merahasiakan tentang kejadian penculikan Kyra.Pekerjaan Azzura di yayasan memang sangat banyak, tetapi jika Vio tidak bisa dihubungi seperti ini, dia pun menjadi tak tenang. Akhirnya, Azzura pun langsung menghubungi wali kelas Kyra untuk bertanya tentang Kyra dan Vio. Azzura merasa lega saat wali kelas Kyra mengatakan bahwa Kyra ada di kelas.Setelah memastikan keberadaan Kyra, Azzura lalu meraih kunci mobil. Dia harus ke sekolah Kyra dan memastikan semua aman terkendali. Hanya sekitar setengah jam perjalanan, Azzura telah berada di depan gerbang se

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-08

Bab terbaru

  • Dua Istri CEO   Bab 103 Ending

    Udara terasas berat seolah sisa oksigen di udara hanya tersisa sedikit. Jam dinding berdetak pelan, bunyi setiap detiknya seperti abad. Lima orang di sana saling diam dan terkurung dalam pemikirannya sendiri.Pada sofa panjang, duduk Anthony Wijaya bersama sang istri, Wening. Mereka menatap tajam ke arah Brian yang terlihat kusut di depannya. Lelaki itu sedari tadi tak henti bergerak gelisah karena sang istri histeris karenanya. Di sebelah Brian ada Kyra yang masih terlihat shock, melihat kenyataan tentang sang ibu.Di sudut ruangan, ada Adrian yang berdiri sembari menyandarkan punggungnya pada tembok. Kedua tangan dia lipat di depan dada dengan mata yang terus melihat ke arah empat orang di depan sana. Suasana ruangan itu menjadi lebih mencengkam dari pada pemakaman. Bahkan bagi Adrian ini lebih horor dari pada bertemu dengan hantu.Meski dia sahabat dan juga dokter Azzura, dia merasa bingung dengan keadaan ini. Kedua belah pihak masing-masing belum bisa berdamai. Meski Tuan Wijaya s

  • Dua Istri CEO   Bab 102 Azzura Melupakan Kyra

    Ayah dan anak itu saling menatap cukup lama. Ada rasa rindu yang disampaikan oleh tatapan mata Brian pada Kyra. Dia ingin langsung berlari dan memeluk gadis itu tetapi dia juga ketakutan jika Kyra menolaknya. "Papa ....!" Hingga akhirnya Brian merasa lega ketika Kyra mendatanginya terlebih dahulu. Gadis itu berlari dan kemudian memeluknya. Dengan senang hati Brian membalas pelukan Kyra. Dia memeluk Kyra erat seolah tidak ingin melepaskannya lagi."Kyra, Papa kangen." Satu kata yang bisa menjelaskan semua yang dia rasakan selama ini. Mereka memang beberapa kali bertemu tetapi kedekatan sebagai ayah dan anak sudah lama hilang. "Maafkan Kyra, Pa. Maafkan karena selama ini selalu menyalahkan Papa. Maafkan karena Kyra tidak bisa mengerti Papa." Sebuah ungkapan permintaan maaf tulus keluar dari bibir mungil Kyra. Dia juga merindukan hal seperti ini, memeluk sang ayah dengan perasaan kasih dan sayang."Tidak, sayang. Papa yang minta maaf sama kamu karena sudah bersikap egois dan tidak pern

  • Dua Istri CEO   Bab 101 Kyra Tiba di Swiss

    Kyra hanya diam setelah bertemu dengan Vio. Dia masih memikirkan apa yang dikatakan oleh Vio. Selama ini dia memang menutup mata dan telinga tentang apa yang terjadi pada kedua orang tuanya. Dia hanya ingin menyalahkan Vio atas apa yang terjadi.Kyra masih memegang surat perjanjian itu di tangannya. Beberapa kali dia hanya melihat dan takut untuk membukanya kembali. Dia masih tidak percaya jika ibunya yang telah merencanakan ini semua. Dia masih mengingkari jika sang ibu menderita Skizofrenia.Kyra menggeleng. "Ini pasti tidak benar, kan?" tanya Kyra yang lebih untuk dirinya sendiri. Gadis itu menarik napas panjang dan setelahnya mengangkat wajahnya yang sedari tadi menunduk.Kyra kembali teringat tentang sang kakek yang beberapa hari ini ada di Swiss. Vio tadi bilang jika saat ini sang ayah sedang berada di Swiss untuk menjemput sang ibu. Apa mungkin kakeknya selama ini bersama dengan ibunya?"Pak! Bisa lebih cepat?" Kyra memberi perintah pada pak sopir yang dibalas anggukan. Laju mo

  • Dua Istri CEO   Bab 100 Mencoba Memperbaiki

    Setelah mendengar semuanya dari Handoko, Vio pun berniat mengunjungi makan sang ibu. Selama ini, Handoko memang tidak pernah memberitahukan tentang ibunya. Handoko selalu menyembunyikan kenyataan tentang sang ibu. Dan Vio menjadi terbiasa untuk tidak bertanya. Yang terpenting baginya adalah dia memiliki seorang ayah yang hebat.Sudah beberapa saat Vio duduk di depan batu nisan tanpa mengucapkan apa pun. Dia tidak tahu bagaimana harus menyapa sang ibu karena dia tidak pernah melakukannya seumur hidup.Masih dengan mulut yang tertutup, Vio mulai menggerakkan tangannya untuk mencabut rumput di atas gundukan tanah. Sesekali ekor matanya melirik ke arah nama yang ada di batu nisan."Maafkan aku baru bisa datang, Bu. Aku baru mengetahui tentangmu." Vio menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan air mata yang hendak jatuh. Meski dia tidak mengenal apa pun tentang ibunya tetapi Vio bisa merasakan kesedihan yang dialami sang ibu. Untung ada Handoko yang akhirnya membuat ibunya bertahan meski

  • Dua Istri CEO   Bab 99 Kenyataan Tentang Vio

    Setelah kejadian itu, Wijaya tidak melarang kedatangan Brian. Dia senang karena Azzura menjadi semakin ceria. Meski sesekali dia kumat dan mengamuk tetapi Azzura lebih sering tersenyum. Brian setiap hari datang bersama dengan Adrian dan selalu menemani Azzura. Entah itu membaca novel atau merajut. Lelaki itu begitu sadar dan telaten menemani Azzura hingga dia melupakan keberadaan Vio. Dia bahkan belum menghubungi Vio lagi sejak hari itu.Vio terus-terusan melihat ke arah ponselnya. Sudah berhari-hari suaminya pergi dan belum memberi kabar padanya. Tentu saja dia khawatir terjadi hal buruk pada Brian. Brian hanya menghubungi sekali ketika lelaki itu keluar dari bandara dan dalam perjalanan menuju hotel."Ada apa, Nak? Kenapa kamu terlihat gelisah? Apa Brian belum menghubungimu?" Handoko muncul dari dalam kamarnya. Tangan kanannya menekan sebuah tombol sehingga kursi roda miliknya berjalan dengan otomatis.Vio hanya meringis. Dia bahkan tidak menceritakan hal ini pada ayahnya tetapi ken

  • Dua Istri CEO   Bab 98 Kesadaran Wijaya

    Wijaya berjalan cepat ke arah ranjang Azzura. Dia lantas menarik bagian belakang kemeja yang dikenakan Brian dan mendorong lelaki itu hingga membentur tembok. Masih belum puas, Wijaya kembali mendekati Brian dan menarik wig yang lelaki itu gunakan. Wajah Wijaya langsung merah padam ketika mengetahui jika Brian yang sedari tadi bersama dengan anaknya.Sejak melihat lelaki yang menggendong Azzura, Wijaya sudah mencurigai jika itu adalah Brian. Pasalnya tidak mungkin Adrian memperbolehkan lelaki lain menyentuh Azzura. Dan kali ini kecurigaannya terbukti. Wijaya benar-benar marah ketika mengetahui jika Adrian telah menipunya."Apa yang kamu lakukan di sini? Bukankah sudah aku katakan untuk tidak mencari Azzura lagi?" bentak Wijaya pada Brian. Darahnya naik karena dia enggan Brian menyentuh Azzura lagi. Meski Wijaya mengetahui jika pernikahan kedua Brian adalah keinginan Azzura tetapi dia belum merelakan hal itu. Dia sudah tidak peduli Brian bersama siapa saat ini tetapi dia tidak ingin Br

  • Dua Istri CEO   Bab 97 Brian dan Wijaya

    "Ada apa, Adrian?" Suara seseorang yang sangat mereka kenal, membuat mereka terhenti. Baik Brian maupun Adrian merasa takut hingga tidak ada satu pun yang menoleh. "Adrian! Kenapa kamu diam saja!" Terdengar langkah kaki mendekat dan Adrian pun terpaksa membalik badan. Dia tesenyum menyambut Tuan Wijaya yang semakin mendekat. Dia tidak menyangka jika lelaki tua itu akan datang lebih awal dari biasanya. "Ehm ... saya membius Azzura karena dia tadi mengamuk, Om," jelas Adrian sembari menggeser tubuhnya menutupi punggung Brian. Meski Brian masih menyamar tetapi tidak menutup kemungkinan Tuan Wijaya bisa mengenali menantunya tersebut. Walau bagaimana pun mereka telah menjadi ayah mertua dan menantu dalam waktu yang cukup lama.Tuan Wijaya menghela napas panjang. "Apa ada pengobatan yang bisa menyembuhkannya secara penuh? Aku akan membayarnya berapa pun itu." Itu adalah sebuah keputus asaan dari seorang ayah terhadap keadaan putrinya. Azzura adalah anak satu-satunya dan dia adalah duniany

  • Dua Istri CEO   Bab 96 Melepaskan Azzura

    Suara klakson dari mobil Adrian membuat penjaga yang ada di pos melongok. Ketika tahu jika itu mobil Adrian, mereka pun membukakan pintu."Apa Tuan Wijaya telah datang?" tanya Adrian pada penjaga yang membukakan pintu untuknya. Sebelum menjawab, penjaga itu melirik ke arah lelaki yang duduk di sebelah Adrian. Keningnya berkerut tanda jika dia memiliki keraguan tentang orang yang dibawa Adrian.Adrian yang menyadari lantas menoleh sekilas ke arah Brian. "Ah ... ini adalah asistenku. Aku mengajaknya karena aku membutuhkan bantuannya. Keadaan Azzura sudah sangat buruk, dan aku takut dia melukaiku."Brian termenung ketika mendengar ucapan Adrian. Apakah keadaan istrinya sudah seburuk itu? "Jangan buat keributan!" Brian menoleh saat Adrian mengucapkan sesuatu. Adrian baru saja menutup kaca jendela mobil dan hendak menjalankan mobilnya kembali.Brian masih diam seperti orang kebingungan. Hingga akhirnya dia membuka mulutnya dan bertanya, "Apa keadaan Azzura memang seburuk itu?" Separuh jiw

  • Dua Istri CEO   Bab 95 Bantuan Adrian

    Brian mengemudi dengan ugal-ugalan meski cuaca sangat buruk. Salju turun dengan lebat sehingga mengganggu pandangan. Namun meski begitu Brian bisa menyusul mobil Adrian dan memotong jalan hingga Adrian terpaksa menghentikan mobilnya mendadak.Brian menutup pintu mobil dengan keras hingga menimbulkan bunyi. Dia segera berjalan ke arah Adrian dan kembali menggedor kaca mobil lelaki itu."Adrian! Keluar kamu!" Emosi telah menguasai Brian sehingga dia tidak bisa bersikap sabar. Dia sebagai suami Azzura tidak diperbolehkan bertemu dengan wanita itu tetapi kenapa Adrian bisa bertemu dengannya?Adrian ciam cukup lama. Dia mengatur napasnya berusaha untuk tetap tenang dan setelah beberapa saat dia pun membuka pintu mobilnya."Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu bersikap seperti preman?" Adrian mengangkat wajahnya, menyiratkan jika dia tidak takut dengan Brian. Keduanya saling menatap tajam, seolah masing-masing menyimpan kebencian.Amarah telah menguasi Brian hingga dia tidak bisa bersikap ten

DMCA.com Protection Status