Home / CEO / Dua Istri CEO / Bab 35 Pencegatan

Share

Bab 35 Pencegatan

Author: bundaRey
last update Last Updated: 2021-12-16 20:00:19

Vio merenung di dalam kamar. Dia menangis, meratapi nasibnya yang tidak karuan. Kesuciannya memang terenggut oleh suaminya sendiri, tetapi tidak dengan cara yang dia impikan, penuh cinta dan juga kelembutan. Semua terjadi karena sang suami melihatnya sebagai wanita lain. Meski itu Azzura, tetapi tetap menyakitkan.

Dia merasa dirinya kini sangat kotor, dia hanya sabagai pelampiasan dan ganti atas kepergian Azzura.

Tangis Vio terhenti kala mendengar suara pintu kamarnya diketuk. Wanita itu segera mengusap pipinya yang telah basah oleh air mata. Dia tidak bisa membiarkan orang lain melihat tangisannya.

Segera dia berjalan ke arah pintu dan membuka pintu itu. Saat pintu terbuka, seorang gadis telah berdiri di depan sana dengan muka masam.

"Tante Vio kenapa masih di kamar?" Gadis itu berdiri dengan bersedekap. Dia bertanya ketus pada wanita yang selisih 9 tahun lebih tua darinya itu. Dia masih sangat kesal saat mengingat Vio berbincang akrab dengan Adrian.

bundaRey

Baca terus Dua Istri CEO yang pastinya akan lebih seru. Baca juga Madu Untuk Istriku (tamat) dan Mulutmu, Racun Untukku.

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dua Istri CEO   Bab 36 Sebuah Tusukan

    Kedua orang itu terus menggedor pintu mobil yang Vio dan Kyra tumpangi. Kyra yang telah mencoba menghubungi ayahnya, merasa kecewa karena panggilan darinya tidak kunjung diangkat."Pak lanjut jalan terus saja!" titah Vio pada sopir."Mana bisa, Mbak. Mobil mereka menghadang jalan." Semua orang menjadi panik sekarang. Tidak tahu harus bagaimana."Kalau begitu. Aku keluar dulu. Kalian tetap di dalam." Vio mengambil keputusan. Dia harus tahu apa mau dari kedua orang itu. Karena sama saja mereka akan terjebak di tempat itu. Mana jalanan sepi, tidak ada satu pun mobil yang melintas saat ini."Tapi, Mbak ...." Pak sopir merasa keberatan. Dia tidak mungkin membiarkan wanita yang dibawa majikannya mengalami hal buruk karena saat ini. Azzura pasti akan marah padanya."Bapak jagain Kyra saja. Aku nggak papa keluar dulu." Vio tersenyum, mencoba mengatakan jika tidak akan terjadi apa-apa dengannya. Bagaimana mungkin pak sopir tidak kuatir, Vio seorang wanita d

    Last Updated : 2022-01-03
  • Dua Istri CEO   Bab 37 Sebuah Pemikiran

    Aroma obat tercium di hidung Vio. Entah sudah berapa lama wanita itu tidak sadarkan diri, yang jelas saat ini, wanita itu sedang berusaha untuk membuka mata. Bayangan kejadian sebelum dia pingsan, langsung melintas di benaknya."Apa kalian sudah menemukan, Kyra?" terdengar suara bariton yang sangat dikenalnya. Dia terdengar sangat panik, bagaimana tidak jika anak kesayangannya diculik dan belum ditemukan. Vio berusaha untuk bangkit dari posisinya."Bagaimana dengan Kyra?" Vio meringis menahan sakit. Perutnya yang terkena tusukan masih belum pulih benar. Sebelah tangannya menyentuh perutnya sedang sebelahnya lagi dia gunakan untuk menumpukan tubuhnya.Brian yang mendengar suara lemah Vio, segera saja menghampiri wanita itu. Dia mematikan panggilan teleponnya .Meski sangat membencinya, tetapi dia sakit karena berusaha melindungi anaknya."Kamu jangan banyak bergerak!" Kini tangannya berusaha menopang tubuh Vio agar tidak ambruk. Sikap lelaki itu sudah tidak

    Last Updated : 2022-02-04
  • Dua Istri CEO   Bab 38 Perhatian Brian

    Brian kembali ke rumah sakit. Meski dia tidak menyukai Vio, tetapi masih tersisa nurani di hati Brian untuk wanita itu. Bagaimanapun dia terluka karena menolong anaknya. Tidak mungkin dia mengabaikannya begitu saja."Kamu dari mana, Mas?" tanya Vio sesaat setelah melihat Brian masuk ke dalam kamar inapnya. Brian tadi meminta izin untuk menelepon dan hingga beberapa jam baru kembali. Saat Vio bertanya pada perawat katanya dia pergi dan menitipkan Vio padanya."Ada urusan," jawab Brian singkat. Dia tidak perlu memberitahukan semuanya pada Vio. Baginya, wanita itu bukan siapa-siapa."Soal Kyra?" Vio berharap dia mendapat berita baik tentang anak sambungnya itu. Dia sungguh khawatir. Orang-orang jahat itu bisa melukainya, tentu mereka juga bisa melukai Kyra. Bagaimana jika organ dalam bocah itu dijual? Vio bergidik ngeri kala membayangkannya."Iya," jawab Brian singkat."Udah ketemu?""Belum."Vio menghela napas panjang. "Aku harap

    Last Updated : 2022-02-09
  • Dua Istri CEO   Bab 39 Kejutan untuk Amalia

    Brian tidak menyangka jika ibunya akan datang dengan mendadak. Dan kini dia harus melihat saat Brian berdua bersama dengan Vio. Jantungnya berdetak dengan sangat kencang, bahkan keringat dingin lolos begitu saja di pori-pori kulitnya. Apa yang harus dia katakan kini?"Mama ...," ucapnya tertahan di tenggorokan. Bahkan saat ini dia kesulitan untuk menelan ludahnya. Vio pun sama, dia tampak sangat ketakutan ketika tatapan tajam wanita paruh baya itu menusuk hingga ke jantungnya."Brian. Jelaskan pada Mama tentang semua ini." Amalia--ibu Brian-- merasa ada yang janggal dengan kedekatan Brian dengan gadis muda itu. Ini pertama kalinya Amalia bertemu dengan Vio, gadis cantik yang lebih terlihat seperti bule ketimbang orang pribumi.Akhirnya, kini ketiga orang itu tengah berada di ruang tamu. Mereka terdiam cukup lama. Vio sedari tadi hanya bisa menunduk tanpa bisa mengangkat wajahnya. Dia merasa takut dan juga malu. Apa yang akan dinilai orang lain tentang hubungan m

    Last Updated : 2022-02-11
  • Dua Istri CEO   Bab 40 Tuduhan Keji

    Brian membaringkan ibunya di ranjang miliknya. Dia segera memanggil dokter keluarga. Dia khawatir dengan yang terjadi dengan sang ibu. Semua hal yang dia katakan hari ini, Brian yakin sangat mempengaruhi ibunya."Apa tidak sebaiknya dibawa ke rumah sakit saja, Mas?" Vio menatap khawatir ke arah ibu mertuanya itu. Tiga kejutan besar yang pastinya membuat jantung mertuanya tidak baik-baik saja. Dia pun pasti akan mengalami hal yang sama jika dalam sehari dapat kejutan bertubi-tubi.Brian mendesah berat. Dia bingung dengan apa yang harus dia lakukan. Seolah dia tidak bisa berpikir dengan baik. "Kita tunggu dokter dulu. Mungkin sebentar lagi dokter akan datang." Lelaki berusia tida puluh lima tahun itu segera duduk di samping ranjang, menggenggam tangan ibunya. Dia tidak tega melihat ibunya dalam keadaan seperti itu.Tepat apa yang dikatakan oleh Brian, dokter datang tidak lama setelahnya. Brian segera beranjak, memberi tempat pada dokter untuk memeriksa ibunya.

    Last Updated : 2022-02-15
  • Dua Istri CEO   Bab 41 Mencari Kyra

    Tidak mau mendengar omongan Amalia yang menyakitkan hati, Vio meninggalkan kediaman Brian. Dia kembali ke tempat di mana Kyra diculik. Dengan naik taksi, kini gadis bermata abu itu telah berada di sana. Vio mengamati sekeliling, siapa tahu ada CCTV di sana.Vio mendesah kecewa. Apa yang dia cari sama sekali tidak ada. Dia lantas menuju ke tempat di mana mobil yang penculik gunakan ditinggal. Tiba di pinggiran sungai, mata Vio kembali menyelidik. Dia berjalan mendekat ke arah mobil yang telah berdebu itu. Dia sangat yakin jika mobil itu yang membawa Kyra. Vio bahkan menghafal plat nomornya meski itu plat palsu.Sudah ada garis polisi di sana. Brian memang telah melaporkan hal ini ke pihak kepolisian. Tentu saja dia sangat panik karena anaknya diculik."Apa yang kamu lakukan di tempat ini?" Sebuah suara mengagetkan Vio yang tengah berkonsentrasi."Mas Brian!" pekik Vio kaget. Dia merasa aneh kenapa Brian juga berada di tempat ini? "Kenapa Mas Brian ada di s

    Last Updated : 2022-02-16
  • Dua Istri CEO   Bab 42 Penyelamatan

    Polisi datang tidak lama setelah Brian memanggil mereka. Beberapa pria yang berpakaian khusus segera menuju ke arah Brian.Brian memberitahukan semua yang dia temukan di tempat itu. Polisi menerima dan memulai penyelidikan. Brian dan Vio harap-harap cemas menunggu di tempat itu. Sebenarnya Vio ingin ikut polisi mencari jejak Kyra, tetapi Brian tidak memperbolehkan. Dia takut terjadi sesuatu dengan wanita itu."Kita tunggu saja dulu. Aku yakin mereka bakal nemuin Kyra segera." Brian menepuk punggung Vio. Dia tidak tega melihat gadis itu terus mondar-mandir seperti setrikaan.Vio membuang napas kasar. "Aku tahu mereka bakal nemuin Kyra, tetapi rasanya kurang tenang gitu hati aku, Mas. Bagaimana kalau Kyra tidak mereka beri makan? Atau lebih buruk lagi ...." Vio tidak sanggup mengatakan apa yang ada di pikirannya. Hal itu terlalu mengerikan untuk diceritakan.Brian tahu apa yang dirasakan oleh wanita itu, karena dia pun merasakan hal yang sama. Bagaimana kal

    Last Updated : 2022-02-17
  • Dua Istri CEO   Bab 43 Ketulusan Vio

    Lagi-lagi Vio mendapat perlakuan buruk dari mertuanya. Meski enggan mengakui, tetapi wanita paruh baya itu tetaplah mertuanya. Tidak mungkin dia mengingkari hal itu."Kamu pergi saja dari sini! Nggak perlu kamu berpura-pura perhatian sama cucuku!" ucap Amalia dengan nada penuh amarah. Entah mengapa dia masih belum bisa menerima kenyataan jika Brian telah menikah untuk kedua kalinya."Hehe ... Nyonya jangan marah-marah terus. Nanti cepet tua, lho." Vio nyengir. Dia mencoba untuk tetap tersenyum, setelahnya Vio pergi dari ruangan itu.Amalia hanya melotot saat digoda oleh Vio. "Berani-beraninya dia," geramnya.Vio hanya menunggu di depan. Bagaimanapun dia telah berjanji pada suaminya untuk menunggu Kyra. Tidak mungkin dia tiba-tiba saja pergi dari tempat itu.Lama Vio menunggu, Brian datang dan menatapnya dengan aneh. "Kenapa kamu ada di sini?" tanya Brian."Ada Nyonya di dalam, Mas.""Mama ngusir kamu?" tanya Brian dengan nada sedikit

    Last Updated : 2022-02-20

Latest chapter

  • Dua Istri CEO   Bab 103 Ending

    Udara terasas berat seolah sisa oksigen di udara hanya tersisa sedikit. Jam dinding berdetak pelan, bunyi setiap detiknya seperti abad. Lima orang di sana saling diam dan terkurung dalam pemikirannya sendiri.Pada sofa panjang, duduk Anthony Wijaya bersama sang istri, Wening. Mereka menatap tajam ke arah Brian yang terlihat kusut di depannya. Lelaki itu sedari tadi tak henti bergerak gelisah karena sang istri histeris karenanya. Di sebelah Brian ada Kyra yang masih terlihat shock, melihat kenyataan tentang sang ibu.Di sudut ruangan, ada Adrian yang berdiri sembari menyandarkan punggungnya pada tembok. Kedua tangan dia lipat di depan dada dengan mata yang terus melihat ke arah empat orang di depan sana. Suasana ruangan itu menjadi lebih mencengkam dari pada pemakaman. Bahkan bagi Adrian ini lebih horor dari pada bertemu dengan hantu.Meski dia sahabat dan juga dokter Azzura, dia merasa bingung dengan keadaan ini. Kedua belah pihak masing-masing belum bisa berdamai. Meski Tuan Wijaya s

  • Dua Istri CEO   Bab 102 Azzura Melupakan Kyra

    Ayah dan anak itu saling menatap cukup lama. Ada rasa rindu yang disampaikan oleh tatapan mata Brian pada Kyra. Dia ingin langsung berlari dan memeluk gadis itu tetapi dia juga ketakutan jika Kyra menolaknya. "Papa ....!" Hingga akhirnya Brian merasa lega ketika Kyra mendatanginya terlebih dahulu. Gadis itu berlari dan kemudian memeluknya. Dengan senang hati Brian membalas pelukan Kyra. Dia memeluk Kyra erat seolah tidak ingin melepaskannya lagi."Kyra, Papa kangen." Satu kata yang bisa menjelaskan semua yang dia rasakan selama ini. Mereka memang beberapa kali bertemu tetapi kedekatan sebagai ayah dan anak sudah lama hilang. "Maafkan Kyra, Pa. Maafkan karena selama ini selalu menyalahkan Papa. Maafkan karena Kyra tidak bisa mengerti Papa." Sebuah ungkapan permintaan maaf tulus keluar dari bibir mungil Kyra. Dia juga merindukan hal seperti ini, memeluk sang ayah dengan perasaan kasih dan sayang."Tidak, sayang. Papa yang minta maaf sama kamu karena sudah bersikap egois dan tidak pern

  • Dua Istri CEO   Bab 101 Kyra Tiba di Swiss

    Kyra hanya diam setelah bertemu dengan Vio. Dia masih memikirkan apa yang dikatakan oleh Vio. Selama ini dia memang menutup mata dan telinga tentang apa yang terjadi pada kedua orang tuanya. Dia hanya ingin menyalahkan Vio atas apa yang terjadi.Kyra masih memegang surat perjanjian itu di tangannya. Beberapa kali dia hanya melihat dan takut untuk membukanya kembali. Dia masih tidak percaya jika ibunya yang telah merencanakan ini semua. Dia masih mengingkari jika sang ibu menderita Skizofrenia.Kyra menggeleng. "Ini pasti tidak benar, kan?" tanya Kyra yang lebih untuk dirinya sendiri. Gadis itu menarik napas panjang dan setelahnya mengangkat wajahnya yang sedari tadi menunduk.Kyra kembali teringat tentang sang kakek yang beberapa hari ini ada di Swiss. Vio tadi bilang jika saat ini sang ayah sedang berada di Swiss untuk menjemput sang ibu. Apa mungkin kakeknya selama ini bersama dengan ibunya?"Pak! Bisa lebih cepat?" Kyra memberi perintah pada pak sopir yang dibalas anggukan. Laju mo

  • Dua Istri CEO   Bab 100 Mencoba Memperbaiki

    Setelah mendengar semuanya dari Handoko, Vio pun berniat mengunjungi makan sang ibu. Selama ini, Handoko memang tidak pernah memberitahukan tentang ibunya. Handoko selalu menyembunyikan kenyataan tentang sang ibu. Dan Vio menjadi terbiasa untuk tidak bertanya. Yang terpenting baginya adalah dia memiliki seorang ayah yang hebat.Sudah beberapa saat Vio duduk di depan batu nisan tanpa mengucapkan apa pun. Dia tidak tahu bagaimana harus menyapa sang ibu karena dia tidak pernah melakukannya seumur hidup.Masih dengan mulut yang tertutup, Vio mulai menggerakkan tangannya untuk mencabut rumput di atas gundukan tanah. Sesekali ekor matanya melirik ke arah nama yang ada di batu nisan."Maafkan aku baru bisa datang, Bu. Aku baru mengetahui tentangmu." Vio menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan air mata yang hendak jatuh. Meski dia tidak mengenal apa pun tentang ibunya tetapi Vio bisa merasakan kesedihan yang dialami sang ibu. Untung ada Handoko yang akhirnya membuat ibunya bertahan meski

  • Dua Istri CEO   Bab 99 Kenyataan Tentang Vio

    Setelah kejadian itu, Wijaya tidak melarang kedatangan Brian. Dia senang karena Azzura menjadi semakin ceria. Meski sesekali dia kumat dan mengamuk tetapi Azzura lebih sering tersenyum. Brian setiap hari datang bersama dengan Adrian dan selalu menemani Azzura. Entah itu membaca novel atau merajut. Lelaki itu begitu sadar dan telaten menemani Azzura hingga dia melupakan keberadaan Vio. Dia bahkan belum menghubungi Vio lagi sejak hari itu.Vio terus-terusan melihat ke arah ponselnya. Sudah berhari-hari suaminya pergi dan belum memberi kabar padanya. Tentu saja dia khawatir terjadi hal buruk pada Brian. Brian hanya menghubungi sekali ketika lelaki itu keluar dari bandara dan dalam perjalanan menuju hotel."Ada apa, Nak? Kenapa kamu terlihat gelisah? Apa Brian belum menghubungimu?" Handoko muncul dari dalam kamarnya. Tangan kanannya menekan sebuah tombol sehingga kursi roda miliknya berjalan dengan otomatis.Vio hanya meringis. Dia bahkan tidak menceritakan hal ini pada ayahnya tetapi ken

  • Dua Istri CEO   Bab 98 Kesadaran Wijaya

    Wijaya berjalan cepat ke arah ranjang Azzura. Dia lantas menarik bagian belakang kemeja yang dikenakan Brian dan mendorong lelaki itu hingga membentur tembok. Masih belum puas, Wijaya kembali mendekati Brian dan menarik wig yang lelaki itu gunakan. Wajah Wijaya langsung merah padam ketika mengetahui jika Brian yang sedari tadi bersama dengan anaknya.Sejak melihat lelaki yang menggendong Azzura, Wijaya sudah mencurigai jika itu adalah Brian. Pasalnya tidak mungkin Adrian memperbolehkan lelaki lain menyentuh Azzura. Dan kali ini kecurigaannya terbukti. Wijaya benar-benar marah ketika mengetahui jika Adrian telah menipunya."Apa yang kamu lakukan di sini? Bukankah sudah aku katakan untuk tidak mencari Azzura lagi?" bentak Wijaya pada Brian. Darahnya naik karena dia enggan Brian menyentuh Azzura lagi. Meski Wijaya mengetahui jika pernikahan kedua Brian adalah keinginan Azzura tetapi dia belum merelakan hal itu. Dia sudah tidak peduli Brian bersama siapa saat ini tetapi dia tidak ingin Br

  • Dua Istri CEO   Bab 97 Brian dan Wijaya

    "Ada apa, Adrian?" Suara seseorang yang sangat mereka kenal, membuat mereka terhenti. Baik Brian maupun Adrian merasa takut hingga tidak ada satu pun yang menoleh. "Adrian! Kenapa kamu diam saja!" Terdengar langkah kaki mendekat dan Adrian pun terpaksa membalik badan. Dia tesenyum menyambut Tuan Wijaya yang semakin mendekat. Dia tidak menyangka jika lelaki tua itu akan datang lebih awal dari biasanya. "Ehm ... saya membius Azzura karena dia tadi mengamuk, Om," jelas Adrian sembari menggeser tubuhnya menutupi punggung Brian. Meski Brian masih menyamar tetapi tidak menutup kemungkinan Tuan Wijaya bisa mengenali menantunya tersebut. Walau bagaimana pun mereka telah menjadi ayah mertua dan menantu dalam waktu yang cukup lama.Tuan Wijaya menghela napas panjang. "Apa ada pengobatan yang bisa menyembuhkannya secara penuh? Aku akan membayarnya berapa pun itu." Itu adalah sebuah keputus asaan dari seorang ayah terhadap keadaan putrinya. Azzura adalah anak satu-satunya dan dia adalah duniany

  • Dua Istri CEO   Bab 96 Melepaskan Azzura

    Suara klakson dari mobil Adrian membuat penjaga yang ada di pos melongok. Ketika tahu jika itu mobil Adrian, mereka pun membukakan pintu."Apa Tuan Wijaya telah datang?" tanya Adrian pada penjaga yang membukakan pintu untuknya. Sebelum menjawab, penjaga itu melirik ke arah lelaki yang duduk di sebelah Adrian. Keningnya berkerut tanda jika dia memiliki keraguan tentang orang yang dibawa Adrian.Adrian yang menyadari lantas menoleh sekilas ke arah Brian. "Ah ... ini adalah asistenku. Aku mengajaknya karena aku membutuhkan bantuannya. Keadaan Azzura sudah sangat buruk, dan aku takut dia melukaiku."Brian termenung ketika mendengar ucapan Adrian. Apakah keadaan istrinya sudah seburuk itu? "Jangan buat keributan!" Brian menoleh saat Adrian mengucapkan sesuatu. Adrian baru saja menutup kaca jendela mobil dan hendak menjalankan mobilnya kembali.Brian masih diam seperti orang kebingungan. Hingga akhirnya dia membuka mulutnya dan bertanya, "Apa keadaan Azzura memang seburuk itu?" Separuh jiw

  • Dua Istri CEO   Bab 95 Bantuan Adrian

    Brian mengemudi dengan ugal-ugalan meski cuaca sangat buruk. Salju turun dengan lebat sehingga mengganggu pandangan. Namun meski begitu Brian bisa menyusul mobil Adrian dan memotong jalan hingga Adrian terpaksa menghentikan mobilnya mendadak.Brian menutup pintu mobil dengan keras hingga menimbulkan bunyi. Dia segera berjalan ke arah Adrian dan kembali menggedor kaca mobil lelaki itu."Adrian! Keluar kamu!" Emosi telah menguasai Brian sehingga dia tidak bisa bersikap sabar. Dia sebagai suami Azzura tidak diperbolehkan bertemu dengan wanita itu tetapi kenapa Adrian bisa bertemu dengannya?Adrian ciam cukup lama. Dia mengatur napasnya berusaha untuk tetap tenang dan setelah beberapa saat dia pun membuka pintu mobilnya."Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu bersikap seperti preman?" Adrian mengangkat wajahnya, menyiratkan jika dia tidak takut dengan Brian. Keduanya saling menatap tajam, seolah masing-masing menyimpan kebencian.Amarah telah menguasi Brian hingga dia tidak bisa bersikap ten

DMCA.com Protection Status