Zelona Teresia, memergoki tunanganya sedang bermesraan dengan adik tirinya di dalam mobil. Justru sang adik tiri yang melihat kakaknya semakin menunjukkan kepemilikan. Zelona segera mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi disertai perasaan hancur. Di tengah jalan, ia mengalami kecelakaan hingga jiwanya terpisah dari raga. Zelona berusaha meminta bantuan kepada Arkav sebab hanya dirinya yang bisa diajak komunikasi. Kecelakaan tersebut membuat tubuh Zelona koma. Hingga tiga bulan berlalu, ja terbangun dari tidur panjangnya dan mendapati perutnya mulai membuncit. Saat ia memeriksa diri justru didiagnosa sedang berbadan dua padahal masih perawan. Bagaimana hal seperti ini bisa terjadi? Apakah mungkin dia dilecehkan saat terbaring koma? atau ... transfer bayi itu benarkah adanya?
View More"Sudah bangun?" tanya Calvi yang sudah berada diatas tubuh Dania yang berbalut selimut. Matanya membulat sempurna dan mencoba mendorong tubuh kekar Calvi yang bertelanjang dada. "Kau … pria brengsek. Apa yang kau lakukan padaku hah?""Apa yang aku lakukan padamu … hmmm, sebagai seorang wanita dewasa kamu paham kan artinya jika kita sedang berada di ranjang begini?" tanya Calvi disertai senyum menyeringai. "Bedebah! Pria brengsek. Bukankah kau yang menjenguk dokter Luna tadi? Apa sebenarnya maumu, hah?" tanya Dania yang berusaha melepaskan cekalan dari genggaman pria yang sedang menindihnya. Namun, Calvi tak ingin melepaskannya dengan mudah. Rantai yang berada di sisi atas Dania segera diikatkan oleh Calvi. Membuat sang wanita ketakutan. "Apa mauku … hmmm, tentu saja banyak. Tapi yang paling utama, kau harus menuruti setiap ucapanku. Atau videomu tanpa sehelai benang akan sampai kepada ibumu yang sakit.""Kau! Apa salahku kau melakukan hal seperti ini!" teriak Dania tak terima.Cal
Sesampainya di rumah sakit, Zelona segera ditangani oleh tim medis. Arkav bahkan lupa mengunci pintu dan membawa ponsel sanking terburu-buru. Bahkan kini ia hanya mengenakan celana boxer saja. Calvicar datang dan menyapa, "Kau ini kenapa datang ke Rs malah pakai kolor saja, hah? Dasar tidak sopan. Lihat tuh, banyak para wanita melihat tubuhmu."Arvav menimpali dengan raut panik. "Please Calvi, aku sedang terburu-buru tadi. Pinjam ponsel sebentar."Saat panggilan itu terjawab. Arkav langsung buka suara. [ Ma, ini Arkav. Soalnya tadi tidak sempat bawa hspe. apakah Mama dan Papa di rumah?] Terdengar suara di seberang begitu bahagia.bia memberondong berbagai pertanyaan. [ oh menantu. Apa kabar nih? Semenjak menikah dengan Zelona belum sempat berkunjung nih. Pasti jadwal praktiknya padat ya? ][ I-iya sih, Ma. Arkav sehat. ][ Syukurlah. Kami sedang berada di luar negeri. Jika ingin menginap di rumah Mama, menginap saja.][ Oh, oke Ma. Jika begitu Arkav tutup. ]"Sebenarnya ada apa sih?"
"Oh ya suster, tolong nanti belikan serbuk yang kutulis ya," ujar Luna seraya menyerahkan kertas. Suster itu membacanya dan paham tentang apa yang dimaksudkan, ia menimpali, "Oh, baiklah dokter Luna. Saya permisi. Mau diberikan jus apa nanti supaya tidak tertukar minumannya?" "Berikan saja jus alpukat untuk dokter Arkav. Aku air putih saja, bisa?" Suster itu mengangguk dan berlalu dari hadapan sang dokter. Setelah menutup pintu ia membatin, "Untuk apa dokter Luna memberikan obat kuat pada dokter Arkav?" Suster langsung menutup mulutnya. "Jangan bilang ingin menjebak dokter Arkav. Astaga bar-bar sekali kelakuannya. Ini sih cinta ditolak obat bertindak." Suster itu menangkap sosok Arkav yang dirindukan oleh Luna. Ia pun menyapa, "Hai dokter Arkav. Sendirian aja ya?" "Iya nih. Maklum saja istri baruku baru memberikan servis, jadi takut ketahuan orang banyak bila cara berjalannya berbeda," bisik Arkav sedikit mencondongkan badannya. Suster pun terkesiap. Ada rasa bersalah dalam
"Dokter Vivian? Bisa bicara sebentar?" tanya Arkav pada wanita yang lebih cocok dipanggil ibu. Rekan kerjanya itu tidak memiliki suami namun memiliki anak kandung. "Ya dokter Arkav. Ada yang bisa dibantu?" tanya Vivian saat ia berada di ruangannya, sebentar lagi ia akan pensiun. "Duduk dulu, sepertinya ada hal yang serius."Arkav tersenyum merekah dan duduk. Ia menghela nafas sejenak lalu bertanya, "Begini, saya ingin menanyakan sesuatu yang begitu sensitif. Kejadian ini terjadi pada istri baruku.""Apa itu, dok? Oh ya, mau kopi?" "Boleh."Vivian meracik kopi lalu memberikan pada rekan kerjanya di atas meja. Arkav berterimakasih kemudian melanjutkan cerita. "Jadi begini dokter, apakah mungkin seseorang bisa hamil tanpa melakukan hubungan badan?"Pertanyaan dari rekan kerjanya membuat ia syok. Sebab ia pun pernah melakukannya sendiri untuk bisa mendapatkan anak dari lelaki yang ia cintai namun sudah memiliki istri. "Bisa, bahkan hal itu sering dilakukan untuk mencapai tujuan.""Apak
"Kalian anakku, kah?" tanya Arkav bingung. Ia berpikir bahwa anak kecil tersebut adalah anaknya bersama sang istri, Poppy. Lalu dua bocah itu kompak menunjuk ke sebuah danau."Pasti Poppy, ya?" Kedua anak itu hanya diam saja. Arkav yang merasa rindu dengan mendiang istrinya perlahan mendekati seorang wanita yang mengenakan dress putih selutut dengan membelakanginya. Tanpa aba-aba, Arkav segera memeluk dari belakang. Menghirup aroma yang begitu wangi. Pria berkacamata itu berbisik, "Sayangku Poppy, Mas rindu. Sudah lama aku menantikan hadirmu dalam mimpiku. Anak-anak rupanya tumbuh sehat di sini."Wanita itu tak bergeming. Arkav semakin mengeratkan pelukan. Kembali berujar, "Sayang, apakah kau tidak rindu padaku? Kenapa tidak berkata satu kalimat?"Arkav melepaskan pelukan, memegang pundak sang istri guna membalikkan tubuhnya. Saat wajah wanita itu bersibobrok dengannya, mata Arkav membola sempurna. "Ze-zelona?""ZELONA!" teriak Arkav masih dalam memejamkan matanya dengan gelisah.
Arkav melajukan mobilnya dan bertanya, "Kok tidurnya pisah, kan katanya tadi mau unboxing kan?""Mager," sahut Zelona singkat. Arkav mendelik mendengar perkataan istri kecilnya. Ia berusaha mengendalikan hasrat yang sedari tadi ia tahan. Setelah geloranya dipaksa bangkit lantas dihempaskan begitu saja. Itu sungguh menyiksa. "Sabar, Arkav. Mungkin saja bawaan bayi," gumam dalam hati. Zelona melihat di pinggir jalan ada seorang pedagang buah. Air liurnya menetes melihat sekumpulan buah. "Dokter berhenti di penjual buah. Belikan aneka buah dong. 7 rasa ya. Mau dibikin es kul-kul sama rujakkan.""Oke. Sebentar."Arkav turun dari mobil, ia membeli mangga muda dan matang, kelengkeng, melon, belimbing jumbo, pepaya california, apel, anggur. Sesuai permintaan sang istri, 7 macam buah. Sesampainya mereka di rumah, Zelona segera mengupas segala jenis buah, dipotong kecil-kecil dan ditusuk seperti sate. Arkav bingung memperhatikan sosok wanita yang dengan telaten menekuri buah tersebut. Ia
Luna segera dibawa ke rumah sakit terdekat. Arkav menjadi sangat khawatir. Zelona pun mulai bersimpati pada dokter Luna yang berupaya menyelamatkannya. Hatinya sejenak luluh. Ia memikirkan bagaimana bila dirinya yang ditusuk, apakah bayinya akan selamat?Zelona dan Arkav hanya bisa menunggu Luna dari luar ruangan seraya berpelukan. Saat di dalam UGD tersebut, mata Luna terbuka lebar dan segera mendekap mulut sang perawat.Luna pun mengancam, "Jangan katakan apapun pada orang di luar tanpa seizinku. Jika kau berniat memberikan informasi yang sebenarnya padanya, aku tidak akan segan untuk menghantarkan karirmu di rumah sakit ini. Aku kenal kan siapa aku?"Perawat wanita itu hanya mengangguk saja. Luna melepaskan perawat tersebut dan duduk di kursi, membuka kantong plastik yang terdapat darah manusia. Jadi pelaku penusukan tersebut memang sudah direncanakan. Seharusnya satu kantong darah itu akan digunakan untuk mendonorkan pasien yang cuci darah. Namun ia menggunakan kesempatan tersebut
Sepasang suami istri tersebut segera menoleh, rupanya pemilik suara tersebut berasal dari wanita yang berprofesi sebagai dokter kandungan.Arkav pun menanggapi, "Oh, dokter Luna. Baru pulang dari kerja?""Iya nih, boleh gabung?" tanya Luna dan langsung duduk. Mau tak mau keduanya mengangguk meskipun canggung. Zelona menatap tidak suka ke arah Luna. entah kenapa ada perasaan aneh setiap kali melihat wajah wanita cantik yang diperkirakan selisih 8 tahun di atasnya."Zelona apa kabar?" Kini tatapan Luna beralih ke arah gadis yang lebih muda darinya. Sebenarnya ia enggan berada dalam satu meja bersama saingan barunya. Luna sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyingkirkan Poppy, kini justru hadir seorang wanita yang baru bangun dari koma.Zelona menjawab sekenanya. "Cukup baik."Tak lama pesanan keduanya datang. Wanita yang sedang hamil dua bulan itu segera melahap es kacang merah dengan rakus ukuran jumbo. Arkav tersenyum tipis melihat kelakuan istrinya yang seperti makan dan minum t
"Suami? Hamil?" tanya Ronald dengan tatapan cengo ia pun segera mengikuti langkah sang sahabat yang sedang dibaringkan di sofa. Arkav tampak khawatir, ia tidak membawa peralatan medis. Yang dia lakukan hanya mencoba membangunkan sang istri dengan minyak aromaterapi."Apakah kau bercanda? Bagaimana bisa Zelona bisa hamil? Kau pasti mengarang cerita kan. Kau hanya seorang dokter penyakit dalam bukan suami Zelona."Arkav hanya melirik sekilas dan fokus pada saat istri. Merasa diabaikan membuat Ronald kesal. Padahal ia sudah menjelaskan bahwa kekurangan dana untuk membuat klinik obat namun tiba-tiba calon investor justru pingsan."Apakah kau tuli?" Arkav membuka tas Zelona dan mengeluarkan seluruh isinya dan menemukan ada foto hasil USG. Kemudian menyerahkan pada Ronald.Ronald bukan pria bodoh. Bahkan ia membaca tanggal foto USG itu diambil. Pria itu tidak bisa menunjukkan sikap keterkejutan dan malah meninju wajah tampan Arkav.Arkav yang tidak siap menerima pukulan akhirnya terjengkan
Seorang wanita berambut panjang kecoklatan, sedang mengendarai mobil menuju tempat yang dijanjikan oleh kekasihnya yakni Lanadexon. Perempuan itu berhenti di persimpangan jalan karena lampu merah. Saat itulah, mata hitamnya bersiborok dengan adik tirinya, Floxa yang sedang bercumbu di dalam mobil di seberang jalan. Sementara sang lelaki tampak menikmati perlakuan dari Flo, yang sengaja menunjukkan hal tersebut. Tin! Tin! Bunyi klakson dari mobil belakang Zelona membuat dirinya harus melajukan kuda besi beroda empat tersebut sementara netra hitamnya tidak berkedip menatap wajah penghianat."Kenapa kalian begitu tega?" tanyanya dengan perasaan tersayat. Zelona sangat mencintai kekasihnya karena Dexon adalah pria yang ia dambakan selama ini. Namun nyatanya, ketulusan dibalas penghianatan."Kalian jahat," bisik Zelona dengan kucuran air mata yang semakin deras melewati kedua pipinya. Wanita yang dibuat porak-poranda hatinya melajukan mobilnya tanpa tujuan yang jelas. Dari arah berlawan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments