Share

51. Yang kita pikir dengan yang dunia suguhkan

“Harus banget sekarang, ya? Anak-anak bisa sakit, lho, Noumi.”

Aku melihat anak-anak dengan tatapan putus asa, namun Ajeng selalu peka terhadap apa yang aku rasakan.

“Kita yang mau sekarang, Pak guru,” sergahnya membelaku. Esa seketika jadi memiringkan kepalanya. Agak heran dengan pernyataan Ajeng yang tidak biasa.

“Kenapa? Kamu nggak lihat di luar hujan begitu, sayang? Kalau kesamber petir gimana?”

Aku agak terkejut mendengar kalimatnya di akhir jadi aku sedikit menaikan nada suara. “Esa! Apa-apaan, sih?”

“Apanya?!” tanyanya dengan sedikit melotot. Seperti sudah mulai naik darah. Aku langsung terhenyak. Nana yang merasa gelisah langsung minta digendong olehnya. Anak itu seperti mengisyaratkan untuk jangan berkelahi karena ia jadi ketakutan. Tapi Esa mengelus punggungnya sambil menodongkan kekecawaannya padaku. “Lagian kamu ngapain, sih, pakai ide aneh-aneh mau keluar sekarang. Nggak bilang-bilang lagi dari sebelumnya. Kan ada aku di sini!”

Bibirku terasa kelu. “Aku juga nggak ada kep
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status