Pertemuan tanpa sengaja hari itu ,di sebuah toko bunga langganan Mamanya , Darren terpikat dengan semua keindahan yang ada di dalam toko itu . Terutama keindahan pada seorang gadis Cantik yang telah mencuri hatinya.
Gadis cantik itu bernama Diantha ,seorang karyawan yang bekerja di "Ananta Florist's" toko bunga langganan Mama Darren.
Saat itu harusnya Ambar pergi ke toko bunga buat mengambil pesanan bunga Lavender yang sudah dipesan beberapa hari lalu. Ambar adalah mamanya Darren. tapi karena suatu hambatan Ambar tak bisa kesana dan akhirnya menyuruh anak kesayangannya itu buat mengambil nya.
Darren adalah anak satu satunya dari keluarga Jaya, sekaligus pewaris tunggal. Anak dari pasangan pebisnis yang tersohor di negeri ini ,Adrian Atmajaya dan Ambar Trianti.
Beruntung saat itu Diantha yang sedang berjaga , dan dari pertemuan tanpa sengaja itu lah membuat Darren selalu mencari kesempatan untuk datang lagi ke toko bunga itu ,dengan alasan membeli bunga buat mamanya ,Ambar. Padahal hanya akal akalan Darren saja biar bisa bertemu dengan gadis cantik itu .
Ternyata pertemuan pertama itu sudah membuat Darren jatuh hati pada Diantha . Kenapa ? Kok bisa ? Apa yang menarik dari diri Diantha yang hanya seorang penjual bunga. Sehingga membuat seorang CEO muda tampan nan kaya raya pewaris tunggal serta di gilai banyak wanita itu bisa jatuh cinta sama gadis penjual bunga ? Bisakah di sebut cinta atau hanya obsesi semata ?.
Salah jika kalian mengganggap Darren hanya terobsesi atau hanya untuk kesenangannya semata ,nyatanya Darren bener bener telah jatuh hati pada gadis itu , gadis sederhana ,pekerja keras, selalu ceria ,tersenyum dan ramah kepada siapapun . Bisakah Darren mendapatkan hati Diantha ? Maukah Diantha menerima Darren yang jelas dari keluarga terpandang ,sedangkan dirinya hanya lah orang biasa , dan terlebih lagi diantha adalah anak yatim piatu . Sejak terlahir kedunia ini ,dia sudah hidup sendiri, kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan , ibu nya yang sedang mengandungnya saat itu masih bertahan untuk menghadirkan Diantha kedunia ini ,setelah itu ibunya pun menyusul ayahnya. Dan Diantha di rawat dan di besarkan di sebuah panti. Hingga lulus sekolah Diantha memutuskan untuk hidup mandiri dan bekerja untuk menghidupi dirinya . Dia tak ingin membebani ibu panti yang sangat menyayanginya itu .meski ibu panti melarangnya pergi dan tetap tinggal bersamanya dipanti. Tapi Diantha tetap pada pendiriannya. Setiap hari libur pasti Diantha menyempatkan waktu untuk berkunjung kepanti. Tak pernah lupa saat gajian pun Diantha akan menyisihkan sebagian uangnya untuk membelikan sesuatu buat anak anak di panti .
"aku mencintaimu" ucap Darren saat masuk kedalam toko bunga itu ,dan berhasil membuat seorang gadis yang tepat berdiri di depannya terbungkam kaget dengan kata yang baru saja di ucapkan Darren.
"Aku mencintaimu Diantha Laluna Izzara" ucap Darren sekali lagi dengan serius.
"Bb-bunga lavendernya aku bungkus dulu" jawab Diantha seakan tak mendengar ucapan cinta Darren barusan.
Apakah pernyataan Darren barusan tak di dengar oleh gadis di depannya ini ,dia baru saja menyatakan cintanya kenapa malah di jawab dia akan membungkus bunga . Aku tidak meminta untuk membungkus bunga itu. Haaaahh apakah dia baru saja membuat seorang gadis jadi ketakutan.
Derrtt...derrtt...derrtt " suara getar ponsel dari dalam saku kemeja biru yang di lapis jas senada , dengan segera merogohnya. "hallo ma..." Sapa Darren kepada seorang wanita cantik di seberang telephone sana. "Ren ,, mama minta tolong ambilin pesanan bunga di toko langganan mama, udah janji hari ini mau di ambil" Ucap Ambar. "Biasa juga mama yang ambil kesana, Darren sejam lagi ada meeting ma" tolak Darren dengan sopan ,karena memang bener sejam lagi dia ada meeting sama klien penting. "Kan masih sejam lagi ,bisa lah itu ,keburu kok ,bantuin mama yah sayang ,pleaseee... Mama gak bisa pergi ,lagi ribet banget ini bantuin Tante kamu" ngeluh Ambar pada anaknya . "Hahhh.. "hembusan nafas pasrah Darren. "Iya udah ,,Darren kesana sekarang ,, di toko bunga langganan mama kan,, Ananta florist's" tanya Darren untuk memastikan. "Iya sayang ,,loh kok kamu tau nak nama tokonya" balik Ambar yang bertanya. "Kan tiap mama beli
Sesampainya di kantor ,Darren langsung menuju ruang meeting ,karena dia sudah ditunggu disana. "Maaf semuanya , maaf sudah membuat menunggu , tadi saya ada urusan jadi agak telat datangnya" sambil membungkukkan badan sebagai tanda permohonan maaf. "Tak apa pak Darren, kami juga belum lama datang" ucap Biyan klien dari Darren . "Kita langsung saja ke pembahasan utama" memberi kode pada Tasya ,sekretaris Darren untuk menunjukkan rencana proyek pembangunan resort yang rencananya akan di bangun dengan megah, sudah di siapkan dan disusun rapi . Darren dengan teliti dan lincah menjelaskan rencana proyeknya , serta struktur struktur yang sudah dia cantumkan . Biyan selaku klien Darren yang akan bekerja sama dengan perusahaan Darren terperangah dan takjub dengan rencana proyek Darren . Memang tepat mengajak Darren dalam hal bisnis , karena semua bisnis dan proyek yang di kerjain Darren selama ini semuanya berjalan sangat sukses . Kurang
* * * Pagi pagi sekali Diantha sudah berada di Ananta florist's , seperti janji nya kemarin. Kini dia sedang memasukkan satu persatu secara perlahan rangkaian bunga bunga cantik dari berbagai jenis ke dalam mobil box . Setelah semuanya selesai ,kini dia dan Disen serta seorang supir bersiap menuju tempat yang akan dituju. Ananta sendiri tidak jadi ikut ,karena harus ke luar kota mendadak , jadi tugas ini dia serahkan ke Diantha untuk mengurusnya , dan meminta Disen untuk menemani Diantha , tidak mungkin dia membiarkan Diantha mengurusnya sendiri ,pasti dia akan kewalahan di sana . Perjalanan nya lumayan memakan waktu karena tempatnya berada di Lembang Rainbow Garden. Disana banyak di tumbuhi bunga bunga cantik , dan menjadi salah satu spot wisata warga Bandung yang gak boleh di lewatkan. Sangat cocok juga untuk di jadikan tempat acara ataupun tempat berkumpul keluarga. "Disana banyak orang gak yah tha .. agak grogi kalau banyak orang" tanya Disen cemas.
Sepanjang perjalanan pulang menuju Ananta florist's dan kembali melanjutkan pekerjaan disana. Diantha terdiam seperti memikirkan sesuatu . Hanya terdengar celotehan dari Suara Disen yang sednag berceloteh ria bersama Kang Adi. "Tha .. diam diam Bae". Tanya Disen, sedari tadi Diantha tak mengeluarkan sepatah kata pun. Mungkin dia kelelahan. "Lagi menikmati pemandangan .. udara hari ini cerah yah". Menatap kelangit yang memang sangat cerah hari itu , langitnya yang biru ,serta pantulan sinar cahaya matahari terlihat dari celah celah awan putih . Dusta Diantha , padahal sebenarnya dia sedang memikirkan kejadian tadi . Hanya saja tidak ingin mengatakannya pada Disen. Darren .. 1 nama yang spontan dia ucapkan lewat bibir mungilnya ,tanpa mengeluarkan suara. Untungnya tidak terdengar oleh 2 orang di sampingnya itu . "Haahhh.." helaan nafas yang keluar dari mulutnya itu ,lantas membuat Disen berbalik padanya . "Napa Bu .. kedengaran banget tuh
Seorang gadis tinggi sedang berjalan anggun menuju 2 Lelaki yang sedang bercengkrama. "Sayang..." Sapa Sandra dan duduk sambil merangkul tangan Darren manja. "Papa mau ketemu kamu". Ucapnya lagi. "Iya bentar , aku masih ngobrol sama Sean". Sebenernya Darren sangat tak ingin berkumpul dengan para orang tua itu. Karena yang di bahas pasti soal rencana pernikahannya bersama Sandra. Apa orang tuanya tidak pedulikan perasaannya . Pertunangannya saja tidak dia sukai, apalagi pernikahan. "Kesana dulu, gue gak apa apa". Titah Sean. "Oke .. gue kesana dulu". Pamitnya dan di angguki Sean. Darren berdiri dan berjalan menuju para orang tua ,dan meninggalkan Sandra di belakangnya yang memanggil manggilnya.. gadis itu pasti sangat jengkel. "Nah itu Darren".ucap Papah Darren, Adrian Atmajaya. "Hai om". Sapa Darren setelah tiba di hadapan para orang tua , dengan mengulus senyuman. Tak lama pun Sandra juga telah berg
"2 bulan lagi pernikahan kamu dan Sandra akan di laksanakan". Ucap Adrian pada anaknya itu. "Pa .. apa gak kecepatan?". Tanya Ambar pada suaminya. Ambar tahu anaknya sangat tidak menyetujui , tapi apa boleh buat Darren hanya bisa menuruti. "Darren tidak ingin menikah dengan Sandra". Ucapan Darren membuat kedua orang tua itu terkaget dengan apa yang di ucapkan anaknya. "Apa maksud kamu Darren? Bukannya tadi kamu menyerahkan semuanya sama kita. Dan kenapa tiba tiba mengatakan tidak ingin menikah". Adrian menatap anaknya itu penuh kebingungan, tapi Darren hanya menatap dengan dingin. Sepertinya ini sudah saatnya dia harus bicara, sebelum pernikahan ini terjadi. "Darren tidak mencintai Sandra. Selama ini Darren hanya berpura pura di depan kalian. Dari awal Darren tidak menyetujui perjodohan ini". Ucapannya makin membuat kedua orang tua itu semakin kaget. "Lantas kenapa kamu mau menerima perjodohan ini Darren. Bahkan kalian sudah bertunangan
Di pagi hari ,memulai lagi awal yang baru dari rutinitas. Gadis dengan mata hitam pekat yang indah, bibir tipis nan mungil, rambut panjang sepunggung yang halus, badan kecil yang ramping, tubuhnya indah, bahkan perfect pas di mata Darren. Bangun dari singgasana kasur nya , menuju kamar mandi untuk membasuh muka dan kemudian bergegas kedapur membuat sarapan yang akan dia bawa ke tempat kerja, Diantha lebih suka membawa bekal ketimbang membelinya, akan sesekali dia membeli jika tak sempat membuatnya atau sekedar ingin makan makanan warung. Setelah membuat bekal,dia segera bergegas untuk bersiap siap memulai pekerjaannya di Ananta Florist's. Saat membuka pintu rumah dan hendak melangkah pergi , betapa terkejut nya Diantha melihat seseorang sedang berdiri di depan, bersandar di sebuah mobil hitam, menggunakan setelan jas, rapi dan juga terlihat TAMPAN. "Hai". Sapa Darren dengan senyuman yang dia tunjukan. "Mas Darren, ngapain pagi pagi disini ?". "Jemput
Kini keduanya telah duduk dan siap untuk menyantap makan siang. Tepatnya Darren dan Diantha saling berhadapan. Jadi Darren bisa dengan puas menatap wajah Diantha. Sedangkan si gadis hanya menunduk sembari membuka bekal makanan yang dia bawah. Lalu makanan yang di bawah sama Darren tadi ada dimana ? Jawabannya adalah Disen membawa makanan itu untuk makan bersama dengan beberapa karyawan lainnya. Mereka tidak ikut makan bersama sepasang sejoli itu, karena tak ingin mengganggu. Darren memberikan semua makanan itu pada mereka. Dia lebih tertarik untuk makan makanan yang di bawa gadis di depannya itu. Sebelumnya Darren sudah menawarkan makanan yang dia bawah ,tapi gadis ini menolaknya. "Hummm.. keliatannya enak". Saat Diantha membuka bekal makanan itu , terlihat jelas isi di dalam kotak bekal berbentuk persegi panjang ,yang di dalamnya terdapat nasi putih di taburi bawang goreng di atasnya, beberapa potong tahu dan tempe yang di oseng pedes, dan juga tumis sayur kol
"jadi sudah resmi?" goda Dimas, dan itu berhasil membuat pipi Diantha makin bersemu merah. "Tha, ayok kita pasang?" ucap Disen tiba-tiba muncul. "Hmm, ayok." "Mau dipasang di mana aja?" Dimas bertanya dan keduanya berbalik menatapnya. "Di tempat yang sudah di tandai sama EOnya mas." jawab Diantha. Dimas mengambil beberapa bunga dan berjalan mencari tempat yang sudah di tandai, Diantha berjalan cepat ke arah Dimas. "Mas gak usah, biar aku yang pasang aja, ini kerjaan aku." "Aku bantuin, biar cepat selesai juga kerjaan kamu." ucap Dimas dan langsung berjalan memasang rangkain bunga-bunga itu di tempatnya. "Baik yah masnya?"tanya Disen di samping Diantha. "Sahabat mas Darren". ucap Diantha, Disen pun terkejut. Disen mengangguk paham,"Ganteng juga, tapi gantengan mas Darren, iya gak tha?" goda Disen pada Diantha. Gadis itu tersenyum malu-malu,"kamu ini,". Mereka kembali fokus pada kerjaan, se
To : My Love Sayang, kamu sudah berangkat? Darren mengirimi kekasihnya pesan singkat. Ting...( Bunyi nada chat masuk di hp Diantha). "Hmm aa' ngirim chat." Senyumannya mengembang. Kemudian dengan cepat mengetik sebuah balasan. To : Calon Suami Diantha (nama kontak Darren masih tetap sama saat pertama kali lelaki itu menyimpannya). Baru mau jalan a'. Kenapa a'? Send (pesan itu terkirim). Pesan balasan dari kekasihnya telah masuk. Entah mengapa hati Darren merasa gelisah. Khawatir akan terjadi sesuatu pada gadisnya itu. To : My Love Kamu hati hati di jalan yah. Kalau ada apa apa cepat hubungi aku. Tak butuh waktu lama, balasan pesan dari Diantha masuk kembali. From : My Love Iya a'. Aku juga kan gak sendiri perginya. Aa' gak usah khawtir yah. Oh iya, bekal nya jangan lupa di makan. To : My Love Iya sayang, pasti ^_^
Pagi pagi sekali Diantha sudah bangun dan sedang berkutat di dapur. Membuat beberapa masakan untuk lelaki yang semalam telah resmi menjadi kekasihnya.Mengingat peristiwa semalam, wajah nya berubah menjadi merah. Dia sekarang telah memiliki kekasih. Sudah tak jomblo lagi. Memikirkannya makin membuatnya menjadi tersipu malu.Darren, lelaki itu telah membuat nya terjatuh kedalam pesonanya. Jatuh kedalam pelukannya. Darren lelaki pertama yang Diantha cintai, dan juga menjadi cinta pertama nya. Apakah Darren bisa berada disisinya selamanya. Tiba tiba rasa takut melandanya, takut Darren suatu saat pergi meninggalkannya.Menggeleng kepala dengan cepat menepis pikiran yang memenuhi otaknya.Kembali berkutat menyelesaikan urusannya di dapur. Beberapa saat kemudian, masakan itu telah siap. Dengan telatan Diantha memindahkan kesebuah box makan yang telah dia siapkan."Dah beres. Sekarang aku harus mandi." Melihat kearah jam dinding ternyata waktu
"aku pulang dulu yah sayang, besok pagi aku jemput." Setelah selesai dengan acara melow melownya, kini Darren pamitan untuk pulang. "aa' gak apa apa emangnya, jemput terus tiap hari. Aku bisa pergi sendiri a', gak mau ngerepotin." "Bagi ku sekarang, besok dan selamanya. Diantha gak pernah ngerepotin aa'. Itu sudah tugasku menjaga dan melindungi gadis yang kucintai."Haduhhh, manis sekali pak. "Makasih a." "Jangan bilang makasih terus tha, lagian ini sudah tugas aku. Gih sana masuk, pintunya jangan lupa di kunci." "Iya." "Iya apa ?." "Hahh..?." "Bilang dulu iya sayang." Rupa rupanya Darren memang senang menggodanya. "Udah sana aa' jalan, hati hati di jalan." Mendorong badan lelaki itu untuk segera pulang. Jika Darren masih berlama lama disini,bisa bisa Diantha kehabisan oksigen. Bukannya berjalan menuju mobilnya. Darren malah menarik Diantha hingga membuat gadis itu be
"Chat terakhir ku tadi kok gak di balas". Tanya Darren saat keduanya sudah berada dalam di perjalanan. "Gak tau mau balas apa mas". Diantha yg di tanya hanya membalikkan wajah ke arah luar jendela. Dia malu bertatapan dengan Darren. Mana di tanyain pula soal chatan tadi. Tak bertanya lagi, Darren tahu gadis di sampingnya ini pasti sedang malu. "Mau singgah dulu gak, mungkin mau beli sesuatu, atau sekalian aja nyari makan buat makan malam". "Gak usah mas, aku masih punya stok persediaan bahan makanan di rumah". "Ummm... Boleh mas coba makanan kamu lagi gak". Pepet terus Ren. Sampai luluh hatinya. "Boleh aja mas, nanti aku masakin". "Asyikkkk... Makasih sayang". Lagi lagi spontan Darren mengeluarkan kata itu. Dan herannya Diantha hanya diam dan menerima kata itu. Namun hati dan jantung nya tak bagus, selalu berirama kencang. Keduanya telah tiba di rumah mungil Diantha. San
"Ngapain tuh bibir senyum gaje gitu, lagi kesambet Yee loe Ren?". "Kapan loe datang?". Darren balik bertanya pada Sean. "Dari loe pergi sampai saat ini, loe dari mana sih? Gue panggil tadi kagak denger". Oceh Sean, niat hati ke kantor sahabatnya itu ingin mengajak makan siang, tapi malah pergi dan membuatnya menunggu di ruangan itu. "Makan siang". Singkat Darren. "Di
Kini keduanya telah duduk dan siap untuk menyantap makan siang. Tepatnya Darren dan Diantha saling berhadapan. Jadi Darren bisa dengan puas menatap wajah Diantha. Sedangkan si gadis hanya menunduk sembari membuka bekal makanan yang dia bawah. Lalu makanan yang di bawah sama Darren tadi ada dimana ? Jawabannya adalah Disen membawa makanan itu untuk makan bersama dengan beberapa karyawan lainnya. Mereka tidak ikut makan bersama sepasang sejoli itu, karena tak ingin mengganggu. Darren memberikan semua makanan itu pada mereka. Dia lebih tertarik untuk makan makanan yang di bawa gadis di depannya itu. Sebelumnya Darren sudah menawarkan makanan yang dia bawah ,tapi gadis ini menolaknya. "Hummm.. keliatannya enak". Saat Diantha membuka bekal makanan itu , terlihat jelas isi di dalam kotak bekal berbentuk persegi panjang ,yang di dalamnya terdapat nasi putih di taburi bawang goreng di atasnya, beberapa potong tahu dan tempe yang di oseng pedes, dan juga tumis sayur kol
Di pagi hari ,memulai lagi awal yang baru dari rutinitas. Gadis dengan mata hitam pekat yang indah, bibir tipis nan mungil, rambut panjang sepunggung yang halus, badan kecil yang ramping, tubuhnya indah, bahkan perfect pas di mata Darren. Bangun dari singgasana kasur nya , menuju kamar mandi untuk membasuh muka dan kemudian bergegas kedapur membuat sarapan yang akan dia bawa ke tempat kerja, Diantha lebih suka membawa bekal ketimbang membelinya, akan sesekali dia membeli jika tak sempat membuatnya atau sekedar ingin makan makanan warung. Setelah membuat bekal,dia segera bergegas untuk bersiap siap memulai pekerjaannya di Ananta Florist's. Saat membuka pintu rumah dan hendak melangkah pergi , betapa terkejut nya Diantha melihat seseorang sedang berdiri di depan, bersandar di sebuah mobil hitam, menggunakan setelan jas, rapi dan juga terlihat TAMPAN. "Hai". Sapa Darren dengan senyuman yang dia tunjukan. "Mas Darren, ngapain pagi pagi disini ?". "Jemput
"2 bulan lagi pernikahan kamu dan Sandra akan di laksanakan". Ucap Adrian pada anaknya itu. "Pa .. apa gak kecepatan?". Tanya Ambar pada suaminya. Ambar tahu anaknya sangat tidak menyetujui , tapi apa boleh buat Darren hanya bisa menuruti. "Darren tidak ingin menikah dengan Sandra". Ucapan Darren membuat kedua orang tua itu terkaget dengan apa yang di ucapkan anaknya. "Apa maksud kamu Darren? Bukannya tadi kamu menyerahkan semuanya sama kita. Dan kenapa tiba tiba mengatakan tidak ingin menikah". Adrian menatap anaknya itu penuh kebingungan, tapi Darren hanya menatap dengan dingin. Sepertinya ini sudah saatnya dia harus bicara, sebelum pernikahan ini terjadi. "Darren tidak mencintai Sandra. Selama ini Darren hanya berpura pura di depan kalian. Dari awal Darren tidak menyetujui perjodohan ini". Ucapannya makin membuat kedua orang tua itu semakin kaget. "Lantas kenapa kamu mau menerima perjodohan ini Darren. Bahkan kalian sudah bertunangan