Sepanjang perjalanan pulang menuju Ananta florist's dan kembali melanjutkan pekerjaan disana. Diantha terdiam seperti memikirkan sesuatu . Hanya terdengar celotehan dari Suara Disen yang sednag berceloteh ria bersama Kang Adi.
"Tha .. diam diam Bae". Tanya Disen, sedari tadi Diantha tak mengeluarkan sepatah kata pun. Mungkin dia kelelahan.
"Lagi menikmati pemandangan .. udara hari ini cerah yah". Menatap kelangit yang memang sangat cerah hari itu , langitnya yang biru ,serta pantulan sinar cahaya matahari terlihat dari celah celah awan putih . Dusta Diantha , padahal sebenarnya dia sedang memikirkan kejadian tadi . Hanya saja tidak ingin mengatakannya pada Disen.
Darren .. 1 nama yang spontan dia ucapkan lewat bibir mungilnya ,tanpa mengeluarkan suara. Untungnya tidak terdengar oleh 2 orang di sampingnya itu .
"Haahhh.." helaan nafas yang keluar dari mulutnya itu ,lantas membuat Disen berbalik padanya .
"Napa Bu .. kedengaran banget tuh hembusan nafas".
"Capek ,aku ngantuk banget .. aku pejamin mata bentar dulu, bangunin yah kalau udah sampe". Kemudian perlahan memejamkan matanya.
"Iye .. tidur gih ,entar aku bangunin".
* * * Flashback beberapa saat yang lalu, saat masih di Lembang Rainbow Garden.
"Cie Napa dilepas tha , gandengan aja gak pa pa , tuh masnya kayaknya betah banget gandeng tangannya.. hahahahaha ". Tawa Disen pecah ,puas menggoda Diantha .
"Jangan di goda ,kasian nih pipinya jadi merah kayak tomat , malah makin tambah manis" . Astaga Darren malah ikut meledeknya .
"Diantha dih emang yah ,punya pacar gak kenalin kenalin". Pertanyaan Disen lantas cepat disenggah Diantha.
"Gak .. bukan .. kamu salah paham , tadi mas nya nolongin aku pas jatuh dari tangga, terus mas nya ngikut kesini mau bantuin kita nyusun bunga ,tapi aku bilang udah mau kelar ,jadi gak usah ,tapi masnya pengen ngeliat ,jadinya narik aku kesini". Cepat kilat menjawab secara rinci sebelum Disen makin bertanya tanya. Dan bagaimana dengan Darren ? Yah tentu saja pria itu makin senyum senyum gak jelas mendengar perkataan Diantha ,dan membuatnya makin terpesona pada gadis itu. Menatapnya tanpa henti.
"Udah Ayok balik ke toko ,dah kelar semua kan". Mengajak Disen balik dan ketika akan berjalan Darren menahan tangannya.
"Boleh aku ngomong bentar aja". Pinta Darren.
Lalu melihat ke arah Disen meminta persetujuan untuk bicara berdua dengan Diantha.
"Boleh kan ?". Tanya Darren pada Disen dan diangguki lelaki itu .
"Iya silahkan.. aku tunggu di mobil yah tha". Ucap Disen melihat kearah Diantha. Sedangkan Diantha tak mengerti dengan situasi ini. Malah bengong tak tahu harus berkata apa . Dan hanya mengangguk kepala menjawab ucapan Disen. Kemudian lelaki itu berlaku meninggalkan 2 insan itu. Yang mana yang satunya terlihat bengong yang satunya lagi hentinya tersenyum .
"Kita duduk dulu yuk , gak enak berdiri sambil ngobrol". Tanpa menunggu jawaban dari gadis itu , Darren langsung menarik tangan Diantha dan di ajaknya gadis itu menuju sebuah bangku yang terletak di samping venue acara . Yang di tarik pun hanya menurut dan tentunya heran . Kenapa lelaki ini senang sekali menarik tangan Diantha tanpa mendengar jawaban darinya . Dan kenapa juga Diantha tidak memprotesnya . Dua insan yang aneh ckckck.
Hening beberapa saat diantara mereka. Belum ada yang memulai pembicaraan . Kenapa hatinya dag dig dug gini , grogi berhadapan dengan gadis yang baru saja dia jumpai kemarin. Aishhh baru kali ini Darren merasakan grogi dan rasanya dia ingin melompat kedalam kolam.
"Aku suka kamu". Jedarrrrrr 3 kata yang diucapkan Darren seketika membuat sekujur tubuh Diantha membeku. Apa dia tidak salah dengar . Barusan lelaki yang disampingnya menyatakan dia suka sama Diantha?. Astaga Darren sangat tidak sabaran ,apa dia ingin membuat jantung gadis di sampingnya itu copot.
"Hehehe... Kecepatan yah". Ucap Darren cengengesan sambil menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal sama sekali.
Diantha masih diam membisu ,tak tahu harus berkata apa , mulutnya bagaikan terkunci tak bisa mengeluarkan suara, karena saking terkejutnya.
"Aku suka kamu sejak pertama kali bertemu kemarin". Lanjut Darren berkata.
"Maaf Mas Darren, aku harus balik ,teman ku udah nunggu" setelah berpamitan lantas Diantha langsung berdiri dan bergegas menyusul Disen dan kang Adi yang sudah menunggunya. Dia berjalan seperti berlari agar cepat sampe ke mobil . Lebih tepatnya menghindari perkataan Darren barusan. Apa lelaki itu sedang bergurau . Dengan cepat menepis pikirannya yang aneh aneh .
Tersenyum pahit ? Mungkin .
"Argghhhhhh... Apa aku terlalu cepat mengatakannya, sepertinya aku membuatnya takut". Mengacak rambutnya hingga berantakan tapi justru kelihatan makin tampan.
"Darren Darren .. ada apa denganmu". Berbicara pada dirinya sendiri.
"Aku akan datang lagi menemuimu, Diantha." Berucap menatap punggung Diantha yang sudah memasuki mobil box itu.
"Ayuk jalan, udah hampir siang". Setelah masuk dan duduk di samping Disen, dan menyuruh kang Adi untuk segera menjalankan mobil dan bergegas menuju toko.
"Ada apa , apa ada masalah". Tanya Disen melihat raut wajah Diantha seperti kebingungan.
"Gak ada apa apa".
"Lelaki itu nanyain kamu apa? Bentar deh mukanya kayak gak asing". Pikir Disen.
"Dia yang kemarin ngambil pesanan bunga di toko". Jawab Diantha.
"Ahhh iya .. lalu ?" . Tanya nya lagi.
"Tak ada apa apa , hanya menanyakan soal bunga". Berbohong pada Disen ,tak mungkin Diantha menceritakan apa yang barusan lelaki itu utarakan.
"Hmmm.. oke".
Flashback end* * *
Tanpa terasa mereka telah sampai di toko Ananta Florist's . Bergegas segera turun dan membuka toko bunga itu.
"Kamu mau makan apa tha .. biar aku beliin.. kita belum sarapan loh dari tadi". Baru tersadar sedari pagi tadi mereka belum mengisi perut ,hanya sekedar minum sebotol air mineral.
"Samain aja kayak kamu". Sembari menyelesaikan kegiatan nya membersihkan toko .
Tak lama kemudian Disen pun datang membawa 2 bungkus nasi pecel dan juga 2 botol air mineral dingin. Keduanya pun duduk dan makan untuk mengisi perut yang sedari tadi terasa lapar.
* * *
Pukul 13.00 WIB taman bunga yang cantik sekaligus diadakan nya sebuah acara privat bagi orang orang penting itu ,terlihat para tamu undangan telah berdatangan.
"Kerasukan nih anak". Ucap seorang pria dan menyodorkan segelas minuman anggur pada Darren .
"Nih minum (menyodorkan gelas minuman) , terus kenape tuh mulut dari tadi senyam senyum gak jelas". Ucap pria itu lagi .
"Habis ketemu bidadari" . Ucap Darren , dan seketika gelak tawa terdengar dari mulut Sean . Iya pria yang tertawa itu Sean, sahabat Darren dari jaman kuliah dulu.
"Terus mana bidadari nya". Masih dengan gelak tawanya.
"Dah pulang". Raut wajah Darren berubah sedih.
"Siapa sih?" Tanya Sean sambil meneguk kembali minumannya.
"Diantha". Tatapan Darren menerawang kedepan seakan gadis itu tepat berdiri di hadapannya.
"Bawa Diantha ke hadapan Om Jaya dan Tante Ambar , maka perjodohan dengan Sandra akan dibatalkan". Ucap Sean tiba tiba secara serius, karena Sean tahu, sangat tahu persis Darren tidak menyukai pertunangannya bersama Sandra.
Darren menatap Sean dengan kening mengkerut.
"Gimana caranya". Pertanyaan yang sangat polos membuat Sean ingin memukul kepala sahabatnya itu.
"Yah tinggal bawa kehadapan om dan tante, terus kenalin dia sebagai pacar atau tunangan loe, dengan begitu pertunangan loe sama Sandra batal. Simpel kan !". Jawab Sean enteng.
"Gue aja baru kenal dia, gimana caranya gue ajak dia ke hadapan mama papah. Gak punya nomornya pula ,mana tadi gue spontan bilang kalau gue suka sama dia". Curhat Darren dengan muka memelas.
"Truss....". Tanya Sean lagi.
"Dia pergi tanpa menjawab, keknya gue yang terlalu kecepatan, baru juga kenal kemarin. Pasti dia ngiranya gue orang aneh yang tiba tiba ngatain suka". Makin memelas aja muka si tampan. Wkwkkwkwk.
"Ah elah gitu doang, baru juga kenal sehari dah melas gitu mukanya. Loe juga sih ,ya jelas pasti tuh cewek kaget dan shock ,tiba tiba ada orang asing yang baru di kenal sehari ngatain suka, mana muka loe mendukung pula". Kalimat terakhir Sean membuat kepala Darren terangkat menatapnya tajam.
"Maksud loe ...". Yang di tanya malah cengengesan .
"Muka loe muka mesum ,kek om om pedofil, wkwkwkwkwkwkk". Makin pecah tawa si Sean. Darren siap untuk meninjunya.
"Gak gak elah becanda doang". Lanjut Sean,sebelum Darren bener bener meninjunya.
"Pertama kali melihatnya aku merasakan dia beda dari gadis gadis yang selama ini aku temui. Sorot matanya indah, ada sesuatu yang menarik gue untuk mendekatinya, sudut hati ku berkata aku harus menjaganya". Ucap Darren sambil menatap kedepan. Sean mengangguk mendengar ucapan Darren ,sepertinya gadis itu memang berbeda. Buktinya bisa ngebuat seorang Darren yang dingin bisa terpanah sejak pertama bertemu. Sean
"Loe harus berjuang buat dapetin dia, gue dukung loe". Sambil menepuk nepuk pundak Darren memberikan dukungan.
Darren tersenyum pada Sean, Sahabatnya ini memang selalu ada buat nya , walaupin kelakuan Sean sangat absurd.
Seorang gadis tinggi sedang berjalan anggun menuju 2 Lelaki yang sedang bercengkrama. "Sayang..." Sapa Sandra dan duduk sambil merangkul tangan Darren manja. "Papa mau ketemu kamu". Ucapnya lagi. "Iya bentar , aku masih ngobrol sama Sean". Sebenernya Darren sangat tak ingin berkumpul dengan para orang tua itu. Karena yang di bahas pasti soal rencana pernikahannya bersama Sandra. Apa orang tuanya tidak pedulikan perasaannya . Pertunangannya saja tidak dia sukai, apalagi pernikahan. "Kesana dulu, gue gak apa apa". Titah Sean. "Oke .. gue kesana dulu". Pamitnya dan di angguki Sean. Darren berdiri dan berjalan menuju para orang tua ,dan meninggalkan Sandra di belakangnya yang memanggil manggilnya.. gadis itu pasti sangat jengkel. "Nah itu Darren".ucap Papah Darren, Adrian Atmajaya. "Hai om". Sapa Darren setelah tiba di hadapan para orang tua , dengan mengulus senyuman. Tak lama pun Sandra juga telah berg
"2 bulan lagi pernikahan kamu dan Sandra akan di laksanakan". Ucap Adrian pada anaknya itu. "Pa .. apa gak kecepatan?". Tanya Ambar pada suaminya. Ambar tahu anaknya sangat tidak menyetujui , tapi apa boleh buat Darren hanya bisa menuruti. "Darren tidak ingin menikah dengan Sandra". Ucapan Darren membuat kedua orang tua itu terkaget dengan apa yang di ucapkan anaknya. "Apa maksud kamu Darren? Bukannya tadi kamu menyerahkan semuanya sama kita. Dan kenapa tiba tiba mengatakan tidak ingin menikah". Adrian menatap anaknya itu penuh kebingungan, tapi Darren hanya menatap dengan dingin. Sepertinya ini sudah saatnya dia harus bicara, sebelum pernikahan ini terjadi. "Darren tidak mencintai Sandra. Selama ini Darren hanya berpura pura di depan kalian. Dari awal Darren tidak menyetujui perjodohan ini". Ucapannya makin membuat kedua orang tua itu semakin kaget. "Lantas kenapa kamu mau menerima perjodohan ini Darren. Bahkan kalian sudah bertunangan
Di pagi hari ,memulai lagi awal yang baru dari rutinitas. Gadis dengan mata hitam pekat yang indah, bibir tipis nan mungil, rambut panjang sepunggung yang halus, badan kecil yang ramping, tubuhnya indah, bahkan perfect pas di mata Darren. Bangun dari singgasana kasur nya , menuju kamar mandi untuk membasuh muka dan kemudian bergegas kedapur membuat sarapan yang akan dia bawa ke tempat kerja, Diantha lebih suka membawa bekal ketimbang membelinya, akan sesekali dia membeli jika tak sempat membuatnya atau sekedar ingin makan makanan warung. Setelah membuat bekal,dia segera bergegas untuk bersiap siap memulai pekerjaannya di Ananta Florist's. Saat membuka pintu rumah dan hendak melangkah pergi , betapa terkejut nya Diantha melihat seseorang sedang berdiri di depan, bersandar di sebuah mobil hitam, menggunakan setelan jas, rapi dan juga terlihat TAMPAN. "Hai". Sapa Darren dengan senyuman yang dia tunjukan. "Mas Darren, ngapain pagi pagi disini ?". "Jemput
Kini keduanya telah duduk dan siap untuk menyantap makan siang. Tepatnya Darren dan Diantha saling berhadapan. Jadi Darren bisa dengan puas menatap wajah Diantha. Sedangkan si gadis hanya menunduk sembari membuka bekal makanan yang dia bawah. Lalu makanan yang di bawah sama Darren tadi ada dimana ? Jawabannya adalah Disen membawa makanan itu untuk makan bersama dengan beberapa karyawan lainnya. Mereka tidak ikut makan bersama sepasang sejoli itu, karena tak ingin mengganggu. Darren memberikan semua makanan itu pada mereka. Dia lebih tertarik untuk makan makanan yang di bawa gadis di depannya itu. Sebelumnya Darren sudah menawarkan makanan yang dia bawah ,tapi gadis ini menolaknya. "Hummm.. keliatannya enak". Saat Diantha membuka bekal makanan itu , terlihat jelas isi di dalam kotak bekal berbentuk persegi panjang ,yang di dalamnya terdapat nasi putih di taburi bawang goreng di atasnya, beberapa potong tahu dan tempe yang di oseng pedes, dan juga tumis sayur kol
"Ngapain tuh bibir senyum gaje gitu, lagi kesambet Yee loe Ren?". "Kapan loe datang?". Darren balik bertanya pada Sean. "Dari loe pergi sampai saat ini, loe dari mana sih? Gue panggil tadi kagak denger". Oceh Sean, niat hati ke kantor sahabatnya itu ingin mengajak makan siang, tapi malah pergi dan membuatnya menunggu di ruangan itu. "Makan siang". Singkat Darren. "Di
"Chat terakhir ku tadi kok gak di balas". Tanya Darren saat keduanya sudah berada dalam di perjalanan. "Gak tau mau balas apa mas". Diantha yg di tanya hanya membalikkan wajah ke arah luar jendela. Dia malu bertatapan dengan Darren. Mana di tanyain pula soal chatan tadi. Tak bertanya lagi, Darren tahu gadis di sampingnya ini pasti sedang malu. "Mau singgah dulu gak, mungkin mau beli sesuatu, atau sekalian aja nyari makan buat makan malam". "Gak usah mas, aku masih punya stok persediaan bahan makanan di rumah". "Ummm... Boleh mas coba makanan kamu lagi gak". Pepet terus Ren. Sampai luluh hatinya. "Boleh aja mas, nanti aku masakin". "Asyikkkk... Makasih sayang". Lagi lagi spontan Darren mengeluarkan kata itu. Dan herannya Diantha hanya diam dan menerima kata itu. Namun hati dan jantung nya tak bagus, selalu berirama kencang. Keduanya telah tiba di rumah mungil Diantha. San
"aku pulang dulu yah sayang, besok pagi aku jemput." Setelah selesai dengan acara melow melownya, kini Darren pamitan untuk pulang. "aa' gak apa apa emangnya, jemput terus tiap hari. Aku bisa pergi sendiri a', gak mau ngerepotin." "Bagi ku sekarang, besok dan selamanya. Diantha gak pernah ngerepotin aa'. Itu sudah tugasku menjaga dan melindungi gadis yang kucintai."Haduhhh, manis sekali pak. "Makasih a." "Jangan bilang makasih terus tha, lagian ini sudah tugas aku. Gih sana masuk, pintunya jangan lupa di kunci." "Iya." "Iya apa ?." "Hahh..?." "Bilang dulu iya sayang." Rupa rupanya Darren memang senang menggodanya. "Udah sana aa' jalan, hati hati di jalan." Mendorong badan lelaki itu untuk segera pulang. Jika Darren masih berlama lama disini,bisa bisa Diantha kehabisan oksigen. Bukannya berjalan menuju mobilnya. Darren malah menarik Diantha hingga membuat gadis itu be
Pagi pagi sekali Diantha sudah bangun dan sedang berkutat di dapur. Membuat beberapa masakan untuk lelaki yang semalam telah resmi menjadi kekasihnya.Mengingat peristiwa semalam, wajah nya berubah menjadi merah. Dia sekarang telah memiliki kekasih. Sudah tak jomblo lagi. Memikirkannya makin membuatnya menjadi tersipu malu.Darren, lelaki itu telah membuat nya terjatuh kedalam pesonanya. Jatuh kedalam pelukannya. Darren lelaki pertama yang Diantha cintai, dan juga menjadi cinta pertama nya. Apakah Darren bisa berada disisinya selamanya. Tiba tiba rasa takut melandanya, takut Darren suatu saat pergi meninggalkannya.Menggeleng kepala dengan cepat menepis pikiran yang memenuhi otaknya.Kembali berkutat menyelesaikan urusannya di dapur. Beberapa saat kemudian, masakan itu telah siap. Dengan telatan Diantha memindahkan kesebuah box makan yang telah dia siapkan."Dah beres. Sekarang aku harus mandi." Melihat kearah jam dinding ternyata waktu
"jadi sudah resmi?" goda Dimas, dan itu berhasil membuat pipi Diantha makin bersemu merah. "Tha, ayok kita pasang?" ucap Disen tiba-tiba muncul. "Hmm, ayok." "Mau dipasang di mana aja?" Dimas bertanya dan keduanya berbalik menatapnya. "Di tempat yang sudah di tandai sama EOnya mas." jawab Diantha. Dimas mengambil beberapa bunga dan berjalan mencari tempat yang sudah di tandai, Diantha berjalan cepat ke arah Dimas. "Mas gak usah, biar aku yang pasang aja, ini kerjaan aku." "Aku bantuin, biar cepat selesai juga kerjaan kamu." ucap Dimas dan langsung berjalan memasang rangkain bunga-bunga itu di tempatnya. "Baik yah masnya?"tanya Disen di samping Diantha. "Sahabat mas Darren". ucap Diantha, Disen pun terkejut. Disen mengangguk paham,"Ganteng juga, tapi gantengan mas Darren, iya gak tha?" goda Disen pada Diantha. Gadis itu tersenyum malu-malu,"kamu ini,". Mereka kembali fokus pada kerjaan, se
To : My Love Sayang, kamu sudah berangkat? Darren mengirimi kekasihnya pesan singkat. Ting...( Bunyi nada chat masuk di hp Diantha). "Hmm aa' ngirim chat." Senyumannya mengembang. Kemudian dengan cepat mengetik sebuah balasan. To : Calon Suami Diantha (nama kontak Darren masih tetap sama saat pertama kali lelaki itu menyimpannya). Baru mau jalan a'. Kenapa a'? Send (pesan itu terkirim). Pesan balasan dari kekasihnya telah masuk. Entah mengapa hati Darren merasa gelisah. Khawatir akan terjadi sesuatu pada gadisnya itu. To : My Love Kamu hati hati di jalan yah. Kalau ada apa apa cepat hubungi aku. Tak butuh waktu lama, balasan pesan dari Diantha masuk kembali. From : My Love Iya a'. Aku juga kan gak sendiri perginya. Aa' gak usah khawtir yah. Oh iya, bekal nya jangan lupa di makan. To : My Love Iya sayang, pasti ^_^
Pagi pagi sekali Diantha sudah bangun dan sedang berkutat di dapur. Membuat beberapa masakan untuk lelaki yang semalam telah resmi menjadi kekasihnya.Mengingat peristiwa semalam, wajah nya berubah menjadi merah. Dia sekarang telah memiliki kekasih. Sudah tak jomblo lagi. Memikirkannya makin membuatnya menjadi tersipu malu.Darren, lelaki itu telah membuat nya terjatuh kedalam pesonanya. Jatuh kedalam pelukannya. Darren lelaki pertama yang Diantha cintai, dan juga menjadi cinta pertama nya. Apakah Darren bisa berada disisinya selamanya. Tiba tiba rasa takut melandanya, takut Darren suatu saat pergi meninggalkannya.Menggeleng kepala dengan cepat menepis pikiran yang memenuhi otaknya.Kembali berkutat menyelesaikan urusannya di dapur. Beberapa saat kemudian, masakan itu telah siap. Dengan telatan Diantha memindahkan kesebuah box makan yang telah dia siapkan."Dah beres. Sekarang aku harus mandi." Melihat kearah jam dinding ternyata waktu
"aku pulang dulu yah sayang, besok pagi aku jemput." Setelah selesai dengan acara melow melownya, kini Darren pamitan untuk pulang. "aa' gak apa apa emangnya, jemput terus tiap hari. Aku bisa pergi sendiri a', gak mau ngerepotin." "Bagi ku sekarang, besok dan selamanya. Diantha gak pernah ngerepotin aa'. Itu sudah tugasku menjaga dan melindungi gadis yang kucintai."Haduhhh, manis sekali pak. "Makasih a." "Jangan bilang makasih terus tha, lagian ini sudah tugas aku. Gih sana masuk, pintunya jangan lupa di kunci." "Iya." "Iya apa ?." "Hahh..?." "Bilang dulu iya sayang." Rupa rupanya Darren memang senang menggodanya. "Udah sana aa' jalan, hati hati di jalan." Mendorong badan lelaki itu untuk segera pulang. Jika Darren masih berlama lama disini,bisa bisa Diantha kehabisan oksigen. Bukannya berjalan menuju mobilnya. Darren malah menarik Diantha hingga membuat gadis itu be
"Chat terakhir ku tadi kok gak di balas". Tanya Darren saat keduanya sudah berada dalam di perjalanan. "Gak tau mau balas apa mas". Diantha yg di tanya hanya membalikkan wajah ke arah luar jendela. Dia malu bertatapan dengan Darren. Mana di tanyain pula soal chatan tadi. Tak bertanya lagi, Darren tahu gadis di sampingnya ini pasti sedang malu. "Mau singgah dulu gak, mungkin mau beli sesuatu, atau sekalian aja nyari makan buat makan malam". "Gak usah mas, aku masih punya stok persediaan bahan makanan di rumah". "Ummm... Boleh mas coba makanan kamu lagi gak". Pepet terus Ren. Sampai luluh hatinya. "Boleh aja mas, nanti aku masakin". "Asyikkkk... Makasih sayang". Lagi lagi spontan Darren mengeluarkan kata itu. Dan herannya Diantha hanya diam dan menerima kata itu. Namun hati dan jantung nya tak bagus, selalu berirama kencang. Keduanya telah tiba di rumah mungil Diantha. San
"Ngapain tuh bibir senyum gaje gitu, lagi kesambet Yee loe Ren?". "Kapan loe datang?". Darren balik bertanya pada Sean. "Dari loe pergi sampai saat ini, loe dari mana sih? Gue panggil tadi kagak denger". Oceh Sean, niat hati ke kantor sahabatnya itu ingin mengajak makan siang, tapi malah pergi dan membuatnya menunggu di ruangan itu. "Makan siang". Singkat Darren. "Di
Kini keduanya telah duduk dan siap untuk menyantap makan siang. Tepatnya Darren dan Diantha saling berhadapan. Jadi Darren bisa dengan puas menatap wajah Diantha. Sedangkan si gadis hanya menunduk sembari membuka bekal makanan yang dia bawah. Lalu makanan yang di bawah sama Darren tadi ada dimana ? Jawabannya adalah Disen membawa makanan itu untuk makan bersama dengan beberapa karyawan lainnya. Mereka tidak ikut makan bersama sepasang sejoli itu, karena tak ingin mengganggu. Darren memberikan semua makanan itu pada mereka. Dia lebih tertarik untuk makan makanan yang di bawa gadis di depannya itu. Sebelumnya Darren sudah menawarkan makanan yang dia bawah ,tapi gadis ini menolaknya. "Hummm.. keliatannya enak". Saat Diantha membuka bekal makanan itu , terlihat jelas isi di dalam kotak bekal berbentuk persegi panjang ,yang di dalamnya terdapat nasi putih di taburi bawang goreng di atasnya, beberapa potong tahu dan tempe yang di oseng pedes, dan juga tumis sayur kol
Di pagi hari ,memulai lagi awal yang baru dari rutinitas. Gadis dengan mata hitam pekat yang indah, bibir tipis nan mungil, rambut panjang sepunggung yang halus, badan kecil yang ramping, tubuhnya indah, bahkan perfect pas di mata Darren. Bangun dari singgasana kasur nya , menuju kamar mandi untuk membasuh muka dan kemudian bergegas kedapur membuat sarapan yang akan dia bawa ke tempat kerja, Diantha lebih suka membawa bekal ketimbang membelinya, akan sesekali dia membeli jika tak sempat membuatnya atau sekedar ingin makan makanan warung. Setelah membuat bekal,dia segera bergegas untuk bersiap siap memulai pekerjaannya di Ananta Florist's. Saat membuka pintu rumah dan hendak melangkah pergi , betapa terkejut nya Diantha melihat seseorang sedang berdiri di depan, bersandar di sebuah mobil hitam, menggunakan setelan jas, rapi dan juga terlihat TAMPAN. "Hai". Sapa Darren dengan senyuman yang dia tunjukan. "Mas Darren, ngapain pagi pagi disini ?". "Jemput
"2 bulan lagi pernikahan kamu dan Sandra akan di laksanakan". Ucap Adrian pada anaknya itu. "Pa .. apa gak kecepatan?". Tanya Ambar pada suaminya. Ambar tahu anaknya sangat tidak menyetujui , tapi apa boleh buat Darren hanya bisa menuruti. "Darren tidak ingin menikah dengan Sandra". Ucapan Darren membuat kedua orang tua itu terkaget dengan apa yang di ucapkan anaknya. "Apa maksud kamu Darren? Bukannya tadi kamu menyerahkan semuanya sama kita. Dan kenapa tiba tiba mengatakan tidak ingin menikah". Adrian menatap anaknya itu penuh kebingungan, tapi Darren hanya menatap dengan dingin. Sepertinya ini sudah saatnya dia harus bicara, sebelum pernikahan ini terjadi. "Darren tidak mencintai Sandra. Selama ini Darren hanya berpura pura di depan kalian. Dari awal Darren tidak menyetujui perjodohan ini". Ucapannya makin membuat kedua orang tua itu semakin kaget. "Lantas kenapa kamu mau menerima perjodohan ini Darren. Bahkan kalian sudah bertunangan