Share

Seribu Tahun

"Lagi ngapain?" Tanpa suara, aku mengejutkan Aya yang tampaknya sibuk dengan piring-piring kotor di bak cuci dapur.

Jemariku menyelip di antara lengannya dan kusandarkan dagu di pundak Aya.

"Enggak ngabarin bakal pulang?" Intonasi suara Aya terdengar datar dan dingin. Apa mungkin masih marah?

"Kangen." Kuelus perut Aya yang membuncit maju. Padat, terasa ganjalan yang bergerak di permukaan kulitnya. Sepertinya aku sedang disambut.

Aya menyingkirkan peganganku di depan tubuhnya. "Apaan datang-datang bilang kangen?"

Akan tetapi reaksi menghindarnya tidak berlaku padaku jika kami sedang berdua seperti ini. Semakin dia menghalau gangguan dariku, semakin menarik lancarkan tiap sentuhan sengaja ke bagian sensitif di depan tubuhnya.

"Rasanya seperti seribu tahun tau," keluhku sambil menggusel, menciumi bertubi-tubi sepanjang garis bahu Aya. Bisa kudengar setiap desisan yang keluar dari bibir Aya, menahan suara keluar dari mulutnya.

Aya juga menikmati meski hanya sesaat. Dia berusaha melepaskan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
GNa_Juli
Semangat Bang Al.. ditunggu sangat, kelanjutan karya2 mu Bang.. makasih ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status