Share

Bertemu Lagi

Satu minggu, dua minggu, daftar suspek penyebaran virus yang harus di-tracking semakin meluas. Gejalanya beragam. Aku? Belum berani pulang meski tes yang kujalani awalnya menunjukkan hasil negatif.

Dokter IGD yang standby sekarang cuma bisa tidur di ruang kerja atau mengambil kamar di asrama. Penuh, sih. Ada juga tawaran menginap di salah satu hotel yang bekerja sama dengan pihak rumah sakit.

Mau pulang, takut nularin. Siapa tahu virus masih melekat di pakaian atau benda yang aku bawa meski pihak dinas kesehatan bilang penularan hanya melalui media droplet alias liur. Mana Aya lagi hamil besar, bisa berbahaya buat calon anak kami.

Prang!

"Mas! Ada pasien ngamuk di ruang isolasi!" Dokter baru yang tidak sempat kulihat penanda namanya menunjuk arah gedung rawat inap untuk penyakit berat di belakang. Harusnya bukan aku yang dipanggil, melainkan dokter jaga untuk kawasan di sana meski enggak sendiri.

"Apa lagi sekarang?" Mbak Dara sampai mendesis. Mungkin enggak habis pikir dengan penolak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status