Share

Romantis

"Enggak jadi ngambil libur lama, Mas?" Lelaki yang kukenal sebagai rekan selama bekerja di rumah sakit memasuki ruangan. Dia mengambil bangku di meja lain yang ditandai papan namanya. Agus Mulyono.

"Sayang sama kerjaan di sini." Aku berbalik, memutar bangku menghadap keberadaannya sambil menggeser-geser layar ponsel yang gelap. Enggak dinyalakan.

"Kerjaan kok disayangin? Cewek yang sering ke datengin ke mana, Mas? Putus lagi?"

Praduga yang bisa dipertimbangkan. Mas Anan juga nanya hal yang sama sebelumnya dan terang-terangan nanyain nomor kontak Aya. Kan rese.

"Gimana, ya?" Aku menggaruk tengkuk yang sebenarnya enggak gatal sama sekali. "Belum, sih. Cuma belum ada dihubungin lagi."

"Berantem?"

"Iya, sih."

"Didatengin atuh, Mas."

Aku bersandar pada bangku kebesaran yang tebalnya sudah enggak sesuai dengan postur punggung. Penyangganya berderit setiap digunakan berputar. “Mas Agus tahu gimana biar dimaafin doi?” tanyaku tanpa melihat lawan bicara yang mulai senyap.

Kayaknya Mas Agus sibu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status