Share

Menagih Janji

Lelah rasanya terbayarkan melihat dirinya berada di sisi secara sadar tepat ketika aku membuka mata. Senyuman di wajah pucatnya, perjuangan yang telah Aya lalui ....

"Hai ...." Suara Aya yang lemah dan serak menyapa.

Aku menyaksikan kelopak mata Aya mengerjap. Tangannya dalam genggamanku bergerak mengisi tiap sela jemari.

"Terima kasih sudah kuat." Kukecup punggung tangan Aya, lembut, membiarkan detik terlewat sampai terdengar tawanya yang ringan.

"Berapa lama aku tidur?" tanya Aya sambil memiringkan tubuhnya ke arahku.

Sekali dia mengaduh, aku refleks menegakkan punggung pada kursi yang kududuki, tidak lagi menyandarkan kepala pada sisi kosong ranjang di samping Aya.

"Aku enggak apa-apa, Bra. Duduk aja." Aya menguatkan genggamannya padaku. "Katakan, berapa lama?"

Kulirik tampilan arloji di pergelangan tangan dalam kuasa Aya. Mungkin, "Sekitar ... dua puluh delapan jam?" semenjak memastikan Aya tidak sadarkan diri.

"Di mana anak-anak?"

"Banyak sekali pertanyaanmu hari ini ...." Aku me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status