Share

Si Kembar

"Kamu enggak kerja?" Pertanyaan Aya ke sekian kali hari ini karena aku masih juga menemaninya di kamar.

"Masih masa cuti abis karantina." Lumayan, mengambil jatah satu minggu menemani Aya sekaligus berkenalan dengan dua bayi dalam gendongannya.

Kuambil si gadis kecil yang besarnya sebatas lengan bawahku, menggendongnya di samping Aya yang masih menyusui bayi satunya.. Kulitnya tampak kemerahan. Bulu matanya tampak memanjang ketika terpejam.

"Sudah punya nama yang pas?" tanyaku, terpesona dengan pahatan alami dari Tuhan.

"Maureen, wanita yang anggun." Aya seolah melihat bayangan lain menembus dinding di seberangnya sambil tersenyum lebar. Mungkin harapan akan masa depan. "Aku meminta nama baptis dari Romo beberapa minggu lalu."

"Kalau si jagoan?" Kusentuh jari-jari mungil yang mendarat di dada terbuka Aya.

Mata si bayi yang terbuka lebar tampak tajam. Kerut yang terbentuk dari ketegangan alisnya terlihat menegangkan.

"Ini Matthew, hadiah dari Tuhan. Seperti nama depanmu, kan?"

Iya, had
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status