"Di luar banyak nyamuk, nanti mas habis digigit, baby," Seloroh Arion. "Kalau nggak mau digigit nyamuk, ya gigit balik nyamuknya. Mas Jono jangan macam-macam ya, ingat aku dokter." Gadis itu tersenyum licik. Mendengar ucapan si gadis, pria itu menjadi lemas. Bagaimana bila dokter muda itu membuatnya tidur setiap waktu. Itu artinya, ia tidak akan memiliki banyak waktu untuk mengenal si gadis. Yang ada dibenak pikirannya saat ini, hanya ingin mengenal super Hero nya lebih jauh. Arion tertawa kering mendengar ancaman si gadis."Terima kasih kamu sudah mau membantuku dan menyelamatkan aku seperti ini." Pria itu berkata dengan penuh ketulusan."Aku sudah katakan, ini tugasku jadi jangan merasa tidak enak." Zahira tidak ingin jika Arion merasa berhutang budi kepadanya. Apa yang dilakukannya, murni karena profesinya sebagai dokter.Tanpa berkata apa-apa, Zahira membawa pria itu untuk kembali ke kamar tamu. Arion hanya bisa pasrah dan mengikuti perintah. Kini ia sudah berbaring di atas tem
"Makanya jadi orang jangan mesum, kondisi sudah seperti ini masih mikir yang aneh-aneh." Zahira tertawa mengejek Arion. Arion berusaha menahan ketawanya, Agar perutnya tidak terasa semakin sakit. "Aku akan membalas mu jika aku sudah sehat nanti. Lagi pula ini pertanda kalau aku ini normal Baby."Zahira hanya diam tanpa menjawab."Tapi aku serius, aku tidak suka jika kamu melihat banyak milik pria." Arion kembali mengulang ucapannya."Aku ini seorang dokter, mulai dari anak bayi sampai kakek-kakek aku melihatnya dan bahkan aku sering memotongnya." Zahira tertawa kecil seperti psikopat.Tangan Arion reflek menyentuh pistol airnya. Tiba-tiba saja nyalinya menciut setelah mendengar perkataan Zahira. . Zahira semakin tidak habis pikir dengan ucapan si pria. Hubungan mereka hanya sebatas pasien dan dokter. Saat ini lelaki itu juga bisa menjadi pasiennya, karena masuk ke dalam rumahnya. "Tidur." Zahira tersenyum dan menarik hidung Arion. Sejak tadi dia sudah sangat geram melihat tingkah s
"Ini kunci mobil mu, aku akan kembali ke Indonesia." Bastian memberikan kunci mobil McLaren MP4/4 kepada rekannya. Pria berusia 40 tahun itu, masih menikmati hidup bebas tanpa istri dan menekuni hobi balapnya hingga ke manca Nagara. Mungkin sudah saatnya ia harus kembali ke perusahaan dan membantu sang keponakan. "Kenapa, jam 10 ini kita akan melawan Me lee?" Alex terkejut saat mendengar apa yang dikatakan rekannya."Ada masalah, aku sudah memesan tiket pesawat. Jam 9 ini, pesawat ku akan berangkat," jelas Bastian."Mengapa harus terburu-buru seperti ini Bass. Ayolah Bass, apa kau akan melewati kesempatan mengemudikan mobil balap terbaik di dunia. McLaren MP4/4, bahkan terdaftar di urutan pertama pada daftar mobil balap terkeren di dunia," bujuk Alex. Pria bermata kecil itu, mencoba membujuk sahabatnya. "Aku tertarik, namun tidak sekarang. Saat ini urusanku lebih penting." Bastian berkata sambil mengikat penuh rambutnya yang panjang sebahu. Alex sudah tidak bisa berkata apa-apa lag
"Aku tidak bisa tidur sama sekali." Arion kembali mengulang ucapannya. "Apa karena kondisi kamarmu begitu sangat panas?" tanya Zahira.Arion menganggukkan kepalanya. "Bukan itu saja." "Apa luka mu terasa sangat sakit?" Zahira kembali menanyakan kondisi pasiennya. Padahal semalam dia sudah menambahkan obat tidur agar Arion bisa beristirahat dengan baik. "Aku tidak bisa tidur karena selalu memikirkanmu." Arion tersenyum dan mengedipkan matanya. "Aku akan membuatkan sarapan untukmu." Zahira malas untuk berkomentar. Melihat sikap Arion yang seperti ini membuatnya tidak ingin memupuk rasa di hatinya. Baginya apa yang terjadi murni sebatas hubungan dokter dan juga pasien. "Baby, apa aku boleh ikut ke dapur bersama denganmu?" Entah perasaan apa yang dirasakannya saat ini. Arion hanya ingin selalu dekat dengan Zahira. Bahkan semalaman pria itu tidak bisa tidur dengan nyenyak karena selalu saja terbayang wajah cantik sang dokter. "Bila mampu berjalan silakan," jawab Zahira. "Aku mampu,
David berjalan dengan penuh rasa percaya diri. Sudah bisa di pastikan, penampilannya pagi ini sangat tampan dan gagah. Semua karyawan yang bertemu dengannya selalu menyapa dan memberikan hormat. Mereka tahu bahwa David orang kedua di perusahaan mereka. Seperti apa kekuatan pria tersebut, semua orang mengetahuinya. Kekuasaan yang dimilikinya sangat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Ia akan memberhentikan setiap karyawan yang tidak tunduk kepadanya dengan alasan pekerjaan mereka yang tidak becus."Selamat pagi pak David?" Sapa seorang pria yang merupakan petinggi di perusahaan yang dipimpin Arion. Mata pria itu memandang ke arah pintu masuk dan berpikir kalau Arion akan datang lebih lambat. "Iya pagi." David sedikit menganggukkan kepalanya dan menyapa pemilik saham lainnya. "Apa pak Arion tidak datang?" tanya salah seorang pemilik saham. Pria berusia 40 tahun itu mengurutkan keningnya ketika melihat David yang akan duduk di kursi kepemimpinan Arion."Tidak sampai saat ini saya belu
Melihat sosok pria yang berdiri di depan pintu, membuat dadanya terasa sesak menahan amarah. Kehadiran pria itu sungguh tidak diharapkan David. "Bagaimana mungkin dia bisa datang ke sini?" batin David. Pria itu berjalan dengan gagahnya dan penuh wibawa. Meskipun rambutnya panjang sebahu namun terikat dengan rapi. Pria itu adalah Sebastian Alio. Sosok yang begitu di segani di perusahaan ini. Keputusan yang diberikannya sama halnya dengan keputusan yang diberikan Arion. Karena Sebastian yang biasa disapa Bastian itu salah seorang pemilik saham terbesar. "Pak Sebastian, kami tidak menyangka Anda bisa datang di rapat ini," sapa sumarno yang merupakan Karyawan terlama di perusahaan ini. Pria itu sudah mengabdi selama 40 tahun. Namun beberapa bulan yang lalu, jabatannya di geser. Yang biasanya memegang keuangan perusahaan, namun kini berpindah ke bagian laporan barang masuk dan barang keluar saja. Diusianya yang sudah tua, pria itu harus keluar masuk gudang untuk memeriksa barang-barang
"Mas tunggu sebentar, aku mau ambil air dan sabun dulu, untuk bersihin badan mas." Zahira beranjak dari duduknya. Apakah karena Arion pasiennya sehingga ia selalu menuruti kemauan pria itu? Atau ada alasan lain. Selalu saja, ada rasa kasihan dan tidak tega setiap kali melihat wajah si pria. Dengan cepat Arion menganggukkan kepalanya. Hatinya sangat senang, akhirnya gadis itu tidak menolak keinginannya. Lagi-lagi dia selalu berpikir bagaimana untuk mendapatkan perhatian full dari dokter cantik yang sudah menyelamatkan nyawanya. Ia juga ingin memanfaatkan waktunya selama di sini, untuk bisa mendapatkan hati sang dokter. "Beby, jangan lupa sikat gigi dan juga odol aku tidak bisa bila tidak menyikat gigiku."Zahira hanya diam dan kemudian pergi meninggalkan kamar. Gadis itu kembali dengan membawa perlengkapan untuk membersihkan tubuh Arion dan juga sikap serta odol gigi. Arion tersenyum ketika Zahira mulai membersihkan tubuhnya yang terasa gerah. Dokter cantik itu hanya fokus membersi
"Dimana kamu, aku sudah mengambil ahli kekuasaan dari tangan David." Sebastian berkata sambil memandang layar komputer. Ditipu seperti ini sungguh membuat pria berusia 40 tahun itu murka. "Kondisiku masih belum stabil Paman, tolong handle perusahaan." Arion berkata dengan santainya. Keberadaan Sebastian di Indonesia dan mau membantu menghandle perusahaan, sungguh membuat Ario merasa lega. Begitu sangat sulit membujuk pamannya untuk mau kembali ke perusahaan. Ternyata kali ini pamannya menyerah dan mau membantunya. "Kirimkan alamatmu, aku akan datang ke sana." Mendengar perkataan keponakannya, membuat pria itu kesal."Tidak perlu paman, paman selesaikan saja masalah di kantor, paman tidak perlu mencemaskan aku." Arion tersenyum tipis. Berada di dekat Zahira, membuat suasana hatinya selalu senang. Pria itu bahkan tidak ingin terganggu oleh masalah apapun.Sebastian mengerutkan keningnya, apa alasan Arion tidak ingin memberi tahu keberadaannya. Pria itu tersenyum dengan memiringkan b